Belum hilang rasa keterkejutan dan kekesalan karena Omran memintanya untuk mengakhiri hubungan. Kini ia pun kembali dibuat geleng-geleng kepala sebab ternyata pria yang dipilihkan sang ayah, terpaut usia tiga puluh tujuh tahun dengannya.
Ingin rasa hati menangis. Namun, mulut terbahak-bahak. Terlalu sulit untuk diungkapkan bagaimana sakitnya perasaan gadis itu saat ini. Rahasia besar yang ditutup-tutupi Omran, mengikis akal sehatnya.
"Pa... laki-laki bangkotan ini berbohong, 'kan, Pa?" Amanda masih mencecar Omran dengan pertanyaan, meski pria itu mengatup mulut rapat-rapat. "Ayolah, Pa... jawab aku. Jangan diam saja..." rengek Amanda. Dia duduk bersimpuh di depan Omran sembari menggenggam erat kedua tangan, mencari wajah sang ayah yang sedari tadi bersembunyi di balik rasa bersalah.
"Hei gadis cantik, jangan menilaiku dari tampilan luarnya saja. Tapi coba perhatikan diriku dengan saksama!" timpal Lucas. "Umurku memang tak lagi muda, tapi tubuhku tidak kalah bugar. Perut kotak-kotak, lengan-lengan berotot dan yang pasti alat vitalku berurat besar," selorohnya tanpa rasa malu sedikit pun.
"Cih!" decih Amanda.
"Jangan begitu cantik, nanti kamu menyesal kalau sudah kubuat melayang!" cicit Lucas tak kalah menggelikan.
Amanda pura-pura muntah lantaran omong kosong yang terdengar sangat menjijikkan. Gadis itu berdiri kemudian berbalik badan dan menghampiri Lucas. Jari telunjuknya mengarah pada sesuatu yang menyembul dari balik celana panjang. "Jadi, ini yang katanya berurat besar?"
"Iya sayang... mau pegang?" desah Lucas, mengemut-emutt bibirnya sendiri.
"Mau!" jawab Amanda mantap.
"Pegang saja. Jangan malu-malu, gadis binal!" seru Lucas merasa senang karena Amanda tidak sepolos yang dia kira.
"Oke Tuan." Amanda menyunggingkan senyuman. Tangannya meraba-raba benda keras tersebut. Mata Lucas merem melek lantaran otak kotornya telah berkelana tak tentu arah.
"Masuk saja!" suruh Lucas tidak sabar. Mata yang semula terpejam, terbelalak seketika. Sebab Amanda meremas kuat-kuat milik pria tersebut yang saat ini tengah ereksi. Lucas mengerang kesakitan sebab gadis itu menyakiti aset berharganya tiada ampun.
"Itu masa depanku, lepaskan...!!" pekik Lucas. Akan tetapi, Amanda tidak melepas cengkeramannya meski Lucas mengaduh kesakitan. "Lepas kataku, sialan!!" pekiknya lagi. Dia tidak bisa berbuat apa pun karena tubuhnya terasa lumpuh seketika.
"Kenapa? Tadi Anda menyuruhku untuk memegangnya, bukan?" kilah Amanda menyembunyikan rasa takut dengan memperlihatkan keberanian. "Apa jeratanku, kurang kuat?" Amanda semakin merekatkan genggamannya, tidak peduli dengan erangan dan rintihan yang keluar dari mulut Lucas.
"Ah... wanita iblis, jauhkan tanganmu dari milikku...!!" erang Lucas dengan suara parau. Tubuhnya terasa melemah karena menahan rasa sakit yang teramat sangat.
"Aku pikir, Anda akan menyukainya." Amanda mengolok-olok Lucas dengan tatapan nakalnya.
"Kenapa kalian diam saja, dongok? Tarik perempuan ini dari hadapanku!" teriak Lucas sebab anak buahnya itu hanya berdiam diri menontonnya saja, meski dia sudah mengerang sedemikian rupa.
"I-iya, Bos!" sahut sang anak buah menghampiri Amanda.
"Mau apa kalian, mau aku buat tersiksa juga? Mau aku penyet-penyet milik kalian itu?" ancam Amanda membulatkan mata.
Anak buah Lucas tiba-tiba berubah menjadi seekor domba ketika berhadapan dengan singa betina. "Ti-tidak, a-ampun. Cu-cukup Bos Lucas saja, kami tidak ingin ikut-ikutan."
"Tolol kalian!!" berang Lucas karena orang suruhannya tidak ada yang becus menghadapi satu wanita. "Kalau kalian masih diam saja, akan aku potong kemaluann kalian dan kujadikan makanan anjing hutan!" geram Lucas tak tahan dengan rasa sakit yang mendera. Tubuhnya mulai melemah dengan kaki gemetaran.
Anak buah Lucas bergerak cepat, menekan pertahanan Amanda dengan menjadikan Omran sebagai umpan. "Lepaskan Bos kami! Atau kalau tidak, nyawa ayahmu ini akan berakhir di tangan kami!"
Amanda mengerlingkan mata ke arah samping dan merespon dengan nada datar. "Oh, begitu?"
Gadis berambut pirang, tidak mengindahkan gertakan yang dilayangkan anak buah Lucas. Sebab nasib bos mereka, sekarang berada di tangannya. "Lakukan apa pun sesuka hati kalian. Tapi, pria bau tanah ini akan mati juga di tanganku!"
Pria-pria bertubuh tambun tersebut melepaskan Omran lantaran ketakutan akan ancaman Amanda. Mereka berjalan menjauh lalu berjejer di samping Lucas seraya menutupi area selangkangann.
"Ini yang Anda banggakan, Tuan? Nyatanya kebanggaan Anda adalah titik lemah Anda!" Amanda akhirnya melepaskan cekalannya dan menyuruh anak buah Lucas untuk mengeret pria tua itu dari rumahnya. "Sekarang, pergi kalian dari rumahku dan jangan pernah kembali!!"
Meski kondisinya mengkhawatirkan, tetapi Lucas masih bisa terkekeh dan menyahuti ucapan Amanda. "Tentu saja aku akan kembali ke rumah ini karena kamu adalah calon istriku. Omran sudah menjualmu padaku, Nona manis nan pemberani!"
Lucas beringsut dari dalam rumah dipapah oleh keempat pesuruhnya. Meninggalkan tanda tanya besar yang mengusik ke dalam benak Amanda.
...***...
"Ah, shitt!!" murka Matthew sebab di depannya kini berdiri dua pria asing menodongkan senapan ke arahnya. "Mereka benar-benar ingin membunuhku! Tapi jangan senang dulu cecunguk-cecunguk keparat karena mobilku ini dilapisi anti peluru!" Matthew menggerung-gerung mobil mewahnya memijak pedal gas dengan kuat. Dia menggeserkan tuas gigi dan melajukan kendaraannya dengan kecepatan tinggi.
Para penjahat membredeli kendaraan milik Matthew dengan beberapa peluru. Namun, di atas badan mobil itu sama sekali tidak terdapat bekas tembakan. Matthew menarik bibir ke salah sudut dan bersiap untuk menghancurkan kedua tubuh kekar di depannya. "Rasakan ini...!!"
Dua orang suruhan Lucas tersebut terhimpit badan mobil, hingga tulang-belulangnya retak dan darah segar menyembur dari dalam mulut. Mengotori kaca mobil berwarna putih. Matthew tidak mengurangi kecepatan mobilnya. Dia terus mendorong pintu gerbang agar terbuka lebar.
Dua pria lain baru saja tiba dan sekarang giliran mereka yang menghujani kaca mobil belakang dengan letusan senjata api. Akan tetapi, semua peluru tidak ada yang berhasil menembus kaca atau pun badan mobil. Matthew berhasil meloloskan diri dengan cepat dan mudah.
"Huh...!! Ada manfaatnya juga aku menerima tawaran Daddy buat dibelikan mobil anti peluru!" ujar Matthew melajukan mobilnya. Dia memutar knop wiper untuk menyemprotkan washer ke atas kaca yang terdapat noda darah.
"Tapi siapa mereka? Kenapa mereka mengincar gadis itu?" Matthew bertanya-tanya sendiri. "Ah, gara-gara itu perempuan, aku jadi terseret ke dalam masalah yang aku sendiri pun tidak tahu. Sialnya, gadis itu masih belum bisa aku interogasi!" Matthew memutar kemudi dan memajukan kendarannya dengan kecepatan 200km/jam. Dia berniat untuk mengasingkan diri dan membawa gadis itu ke tempat yang lebih aman.
"Ah... Amanda. Aku mendadak teringat kamu, baby. Sungguh, aku sangat bersyukur karena kamu kembali ke desa di saat genting seperti ini. Biarlah aku yang kesusahan, yang penting kamu di sana dalam kondisi baik-baik saja."
...*****...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 98 Episodes
Comments
lina
🤣🤣 gimana nasib burung mya lucas itu 🙈🙈🙈
2022-08-09
0
◌ᷟ⑅⃝ͩ●⍣క🎸BuNdAιиɑ͜͡✦●⑅⃝ᷟ◌ͩ
hihihi... amanda, maunya tadi agak diputer2 sampe bengkok
2022-07-17
0
Watik Yd
masih berani ngk ya lucas
2022-07-12
1