Bab 17 Meloloskan Diri

Belum hilang rasa keterkejutan dan kekesalan karena Omran memintanya untuk mengakhiri hubungan. Kini ia pun kembali dibuat geleng-geleng kepala sebab ternyata pria yang dipilihkan sang ayah, terpaut usia tiga puluh tujuh tahun dengannya.

Ingin rasa hati menangis. Namun, mulut terbahak-bahak. Terlalu sulit untuk diungkapkan bagaimana sakitnya perasaan gadis itu saat ini. Rahasia besar yang ditutup-tutupi Omran, mengikis akal sehatnya.

"Pa... laki-laki bangkotan ini berbohong, 'kan, Pa?" Amanda masih mencecar Omran dengan pertanyaan, meski pria itu mengatup mulut rapat-rapat. "Ayolah, Pa... jawab aku. Jangan diam saja..." rengek Amanda. Dia duduk bersimpuh di depan Omran sembari menggenggam erat kedua tangan, mencari wajah sang ayah yang sedari tadi bersembunyi di balik rasa bersalah.

"Hei gadis cantik, jangan menilaiku dari tampilan luarnya saja. Tapi coba perhatikan diriku dengan saksama!" timpal Lucas. "Umurku memang tak lagi muda, tapi tubuhku tidak kalah bugar. Perut kotak-kotak, lengan-lengan berotot dan yang pasti alat vitalku berurat besar," selorohnya tanpa rasa malu sedikit pun.

"Cih!" decih Amanda.

"Jangan begitu cantik, nanti kamu menyesal kalau sudah kubuat melayang!" cicit Lucas tak kalah menggelikan.

Amanda pura-pura muntah lantaran omong kosong yang terdengar sangat menjijikkan. Gadis itu berdiri kemudian berbalik badan dan menghampiri Lucas. Jari telunjuknya mengarah pada sesuatu yang menyembul dari balik celana panjang. "Jadi, ini yang katanya berurat besar?"

"Iya sayang... mau pegang?" desah Lucas, mengemut-emutt bibirnya sendiri.

"Mau!" jawab Amanda mantap.

"Pegang saja. Jangan malu-malu, gadis binal!" seru Lucas merasa senang karena Amanda tidak sepolos yang dia kira.

"Oke Tuan." Amanda menyunggingkan senyuman. Tangannya meraba-raba benda keras tersebut. Mata Lucas merem melek lantaran otak kotornya telah berkelana tak tentu arah.

"Masuk saja!" suruh Lucas tidak sabar. Mata yang semula terpejam, terbelalak seketika. Sebab Amanda meremas kuat-kuat milik pria tersebut yang saat ini tengah ereksi. Lucas mengerang kesakitan sebab gadis itu menyakiti aset berharganya tiada ampun.

"Itu masa depanku, lepaskan...!!" pekik Lucas. Akan tetapi, Amanda tidak melepas cengkeramannya meski Lucas mengaduh kesakitan. "Lepas kataku, sialan!!" pekiknya lagi. Dia tidak bisa berbuat apa pun karena tubuhnya terasa lumpuh seketika.

"Kenapa? Tadi Anda menyuruhku untuk memegangnya, bukan?" kilah Amanda menyembunyikan rasa takut dengan memperlihatkan keberanian. "Apa jeratanku, kurang kuat?" Amanda semakin merekatkan genggamannya, tidak peduli dengan erangan dan rintihan yang keluar dari mulut Lucas.

"Ah... wanita iblis, jauhkan tanganmu dari milikku...!!" erang Lucas dengan suara parau. Tubuhnya terasa melemah karena menahan rasa sakit yang teramat sangat.

"Aku pikir, Anda akan menyukainya." Amanda mengolok-olok Lucas dengan tatapan nakalnya.

"Kenapa kalian diam saja, dongok? Tarik perempuan ini dari hadapanku!" teriak Lucas sebab anak buahnya itu hanya berdiam diri menontonnya saja, meski dia sudah mengerang sedemikian rupa.

"I-iya, Bos!" sahut sang anak buah menghampiri Amanda.

"Mau apa kalian, mau aku buat tersiksa juga? Mau aku penyet-penyet milik kalian itu?" ancam Amanda membulatkan mata.

Anak buah Lucas tiba-tiba berubah menjadi seekor domba ketika berhadapan dengan singa betina. "Ti-tidak, a-ampun. Cu-cukup Bos Lucas saja, kami tidak ingin ikut-ikutan."

"Tolol kalian!!" berang Lucas karena orang suruhannya tidak ada yang becus menghadapi satu wanita. "Kalau kalian masih diam saja, akan aku potong kemaluann kalian dan kujadikan makanan anjing hutan!" geram Lucas tak tahan dengan rasa sakit yang mendera. Tubuhnya mulai melemah dengan kaki gemetaran.

Anak buah Lucas bergerak cepat, menekan pertahanan Amanda dengan menjadikan Omran sebagai umpan. "Lepaskan Bos kami! Atau kalau tidak, nyawa ayahmu ini akan berakhir di tangan kami!"

Amanda mengerlingkan mata ke arah samping dan merespon dengan nada datar. "Oh, begitu?"

Gadis berambut pirang, tidak mengindahkan gertakan yang dilayangkan anak buah Lucas. Sebab nasib bos mereka, sekarang berada di tangannya. "Lakukan apa pun sesuka hati kalian. Tapi, pria bau tanah ini akan mati juga di tanganku!"

Pria-pria bertubuh tambun tersebut melepaskan Omran lantaran ketakutan akan ancaman Amanda. Mereka berjalan menjauh lalu berjejer di samping Lucas seraya menutupi area selangkangann.

"Ini yang Anda banggakan, Tuan? Nyatanya kebanggaan Anda adalah titik lemah Anda!" Amanda akhirnya melepaskan cekalannya dan menyuruh anak buah Lucas untuk mengeret pria tua itu dari rumahnya. "Sekarang, pergi kalian dari rumahku dan jangan pernah kembali!!"

Meski kondisinya mengkhawatirkan, tetapi Lucas masih bisa terkekeh dan menyahuti ucapan Amanda. "Tentu saja aku akan kembali ke rumah ini karena kamu adalah calon istriku. Omran sudah menjualmu padaku, Nona manis nan pemberani!"

Lucas beringsut dari dalam rumah dipapah oleh keempat pesuruhnya. Meninggalkan tanda tanya besar yang mengusik ke dalam benak Amanda.

...***...

"Ah, shitt!!" murka Matthew sebab di depannya kini berdiri dua pria asing menodongkan senapan ke arahnya. "Mereka benar-benar ingin membunuhku! Tapi jangan senang dulu cecunguk-cecunguk keparat karena mobilku ini dilapisi anti peluru!" Matthew menggerung-gerung mobil mewahnya memijak pedal gas dengan kuat. Dia menggeserkan tuas gigi dan melajukan kendaraannya dengan kecepatan tinggi.

Para penjahat membredeli kendaraan milik Matthew dengan beberapa peluru. Namun, di atas badan mobil itu sama sekali tidak terdapat bekas tembakan. Matthew menarik bibir ke salah sudut dan bersiap untuk menghancurkan kedua tubuh kekar di depannya. "Rasakan ini...!!"

Dua orang suruhan Lucas tersebut terhimpit badan mobil, hingga tulang-belulangnya retak dan darah segar menyembur dari dalam mulut. Mengotori kaca mobil berwarna putih. Matthew tidak mengurangi kecepatan mobilnya. Dia terus mendorong pintu gerbang agar terbuka lebar.

Dua pria lain baru saja tiba dan sekarang giliran mereka yang menghujani kaca mobil belakang dengan letusan senjata api. Akan tetapi, semua peluru tidak ada yang berhasil menembus kaca atau pun badan mobil. Matthew berhasil meloloskan diri dengan cepat dan mudah.

"Huh...!! Ada manfaatnya juga aku menerima tawaran Daddy buat dibelikan mobil anti peluru!" ujar Matthew melajukan mobilnya. Dia memutar knop wiper untuk menyemprotkan washer ke atas kaca yang terdapat noda darah.

"Tapi siapa mereka? Kenapa mereka mengincar gadis itu?" Matthew bertanya-tanya sendiri. "Ah, gara-gara itu perempuan, aku jadi terseret ke dalam masalah yang aku sendiri pun tidak tahu. Sialnya, gadis itu masih belum bisa aku interogasi!" Matthew memutar kemudi dan memajukan kendarannya dengan kecepatan 200km/jam. Dia berniat untuk mengasingkan diri dan membawa gadis itu ke tempat yang lebih aman.

"Ah... Amanda. Aku mendadak teringat kamu, baby. Sungguh, aku sangat bersyukur karena kamu kembali ke desa di saat genting seperti ini. Biarlah aku yang kesusahan, yang penting kamu di sana dalam kondisi baik-baik saja."

...*****...

Terpopuler

Comments

lina

lina

🤣🤣 gimana nasib burung mya lucas itu 🙈🙈🙈

2022-08-09

0

◌ᷟ⑅⃝ͩ●⍣క🎸BuNdAιиɑ͜͡✦●⑅⃝ᷟ◌ͩ

◌ᷟ⑅⃝ͩ●⍣క🎸BuNdAιиɑ͜͡✦●⑅⃝ᷟ◌ͩ

hihihi... amanda, maunya tadi agak diputer2 sampe bengkok

2022-07-17

0

Watik Yd

Watik Yd

masih berani ngk ya lucas

2022-07-12

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Lucas Denver
2 Bab 2 Matthew Alonzo
3 Bab 3 Kiss me
4 Bab 4 Sadis
5 Bab 5 Anggur Merah
6 Bab 6 Mata
7 Bab 7 Melepaskan Diri
8 Bab 8 Lenyap!!
9 Bab 9 Kejutan
10 Bab 10 Siuman
11 Bab 11 Pulang
12 Bab 12 Jambret...!!!
13 Bab 13 Menikah!!!
14 Bab 14 Rindu
15 Bab 15 Bertemu Kembali
16 Bab 16 Jawab, Pa...
17 Bab 17 Meloloskan Diri
18 Bab 18 Rahasia
19 Bab 19 Klub Malam
20 Bab 20 Kabur
21 Bab 21 No, Papa...
22 Bab 22 Istana Lucas Denver
23 Bab 23 Jangan Menikah!!!
24 Bab 24 Pernikahan
25 Bab 25 Gagal MP
26 Bab 26 Bebas
27 Bab 27 Ejakulasi Dini
28 Bab 28 Berpandangan Mata
29 Bab 29 Dilema Lucas
30 Bab 30 Godaan
31 Bab 31 Pintu Rahasia
32 Bab 32 Matthew Kembali
33 Bab 33 Mati
34 Bab 34 Allina
35 Bab 35 Kubur
36 Bab 36 Pergi
37 Bab 37 Memergoki
38 Bab 38 Kerja Sama
39 Bab 39 Pingsan
40 Bab 40 Meremang
41 Bab 41 Pasung
42 Bab 42 Kebakaran
43 Bab 43 Dokumen Penting
44 Bab 44 Roti Sobek
45 Bab 45 Ambulan
46 Bab 46 Televisi
47 Bab 47 Kabur
48 Bab 48 Ciuman Kedua
49 Bab 49 Ulet Bulu
50 Bab 50 Curiga
51 Bab 51 Melepasmu
52 Bab 52 Helikopter
53 Bab 53 Tertembak
54 Bab 54 Meledak
55 Bab 55 Hilang
56 Bab 56 Makan Malam
57 Bab 57 Bathtub
58 Bab 58 Mengintip
59 Bab 59 Kamu Jahat, Samuel
60 Bab 60 Saksi
61 Bab 61 Menyelinap
62 Bab 62 Senapan
63 Bab 63 Menggigil
64 Bab 64 Mayat
65 Bab 65 Kedatangan Polisi
66 Bab 66 Matthew Siuman
67 Bab 67 Ditangkap
68 Bab 68 Abigail
69 Bab 69 Allison Elizabeth
70 Bab 70 Bebas
71 Bab 71 Aku Kembali, Ivana!
72 Bab 72
73 Bab 73 Leo...
74 Bab 74 Kerinduan
75 Bab 75 Tulus
76 Bab 76 Batu
77 Bab 77 Obat
78 Bab 78 Sidang Pertama
79 Bab 79 Gagal Lagi
80 Bab 80 Donor Darah
81 Bab 81 Kritis
82 Bab 82 Janji
83 Bab 83 Tubruk
84 Bab 84 Monitor
85 Bab 85 Hidup dan Mati
86 Bab 86 Sidang Kedua
87 Bab 87 Tunggu!!!
88 Bab 88 Siapa ya?
89 Bab 89 Hakim Memutuskan...
90 Bab 90 Cemburu
91 Bab 91 Siuman
92 Bab 92 Buket Bunga
93 Bab 93 I Love You, Mom
94 Bab 94 Ivana?
95 Bab 95 Kau?
96 Bab 96 Desa
97 Bab 97 Pergi atau Kembali
98 Bab 98 Kecupp
Episodes

Updated 98 Episodes

1
Bab 1 Lucas Denver
2
Bab 2 Matthew Alonzo
3
Bab 3 Kiss me
4
Bab 4 Sadis
5
Bab 5 Anggur Merah
6
Bab 6 Mata
7
Bab 7 Melepaskan Diri
8
Bab 8 Lenyap!!
9
Bab 9 Kejutan
10
Bab 10 Siuman
11
Bab 11 Pulang
12
Bab 12 Jambret...!!!
13
Bab 13 Menikah!!!
14
Bab 14 Rindu
15
Bab 15 Bertemu Kembali
16
Bab 16 Jawab, Pa...
17
Bab 17 Meloloskan Diri
18
Bab 18 Rahasia
19
Bab 19 Klub Malam
20
Bab 20 Kabur
21
Bab 21 No, Papa...
22
Bab 22 Istana Lucas Denver
23
Bab 23 Jangan Menikah!!!
24
Bab 24 Pernikahan
25
Bab 25 Gagal MP
26
Bab 26 Bebas
27
Bab 27 Ejakulasi Dini
28
Bab 28 Berpandangan Mata
29
Bab 29 Dilema Lucas
30
Bab 30 Godaan
31
Bab 31 Pintu Rahasia
32
Bab 32 Matthew Kembali
33
Bab 33 Mati
34
Bab 34 Allina
35
Bab 35 Kubur
36
Bab 36 Pergi
37
Bab 37 Memergoki
38
Bab 38 Kerja Sama
39
Bab 39 Pingsan
40
Bab 40 Meremang
41
Bab 41 Pasung
42
Bab 42 Kebakaran
43
Bab 43 Dokumen Penting
44
Bab 44 Roti Sobek
45
Bab 45 Ambulan
46
Bab 46 Televisi
47
Bab 47 Kabur
48
Bab 48 Ciuman Kedua
49
Bab 49 Ulet Bulu
50
Bab 50 Curiga
51
Bab 51 Melepasmu
52
Bab 52 Helikopter
53
Bab 53 Tertembak
54
Bab 54 Meledak
55
Bab 55 Hilang
56
Bab 56 Makan Malam
57
Bab 57 Bathtub
58
Bab 58 Mengintip
59
Bab 59 Kamu Jahat, Samuel
60
Bab 60 Saksi
61
Bab 61 Menyelinap
62
Bab 62 Senapan
63
Bab 63 Menggigil
64
Bab 64 Mayat
65
Bab 65 Kedatangan Polisi
66
Bab 66 Matthew Siuman
67
Bab 67 Ditangkap
68
Bab 68 Abigail
69
Bab 69 Allison Elizabeth
70
Bab 70 Bebas
71
Bab 71 Aku Kembali, Ivana!
72
Bab 72
73
Bab 73 Leo...
74
Bab 74 Kerinduan
75
Bab 75 Tulus
76
Bab 76 Batu
77
Bab 77 Obat
78
Bab 78 Sidang Pertama
79
Bab 79 Gagal Lagi
80
Bab 80 Donor Darah
81
Bab 81 Kritis
82
Bab 82 Janji
83
Bab 83 Tubruk
84
Bab 84 Monitor
85
Bab 85 Hidup dan Mati
86
Bab 86 Sidang Kedua
87
Bab 87 Tunggu!!!
88
Bab 88 Siapa ya?
89
Bab 89 Hakim Memutuskan...
90
Bab 90 Cemburu
91
Bab 91 Siuman
92
Bab 92 Buket Bunga
93
Bab 93 I Love You, Mom
94
Bab 94 Ivana?
95
Bab 95 Kau?
96
Bab 96 Desa
97
Bab 97 Pergi atau Kembali
98
Bab 98 Kecupp

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!