Setelah menempuh perjalanan yang cukup lama, ketiganya kini tiba di tempat kerja masing masing diantar oleh salah satu karyawan tempat kursus mobil mereka.
Jamal tertegun saat kakinya menuruni mobil bersama orang yang mengantarnya. Setelah sang pengantar bertemu dan menjelaskan kedatangannya kepada penjaga rumah dan pembantu, Jamal pun di tinggal sendirian karena si pengantar harus segera mengantar Iqbal dan Rizal juga. Menurut pembantu di rumah tersebut, tuannya memang berpesan kalau hari ini akan ada supir baru yang datang, maka itu, begitu mobil yang membawa Jamal pergi, Jamal langsung diajak masuk oleh pembantu rumah tersebut.
"Kamu tunggu disini ya, Nak. Sebentar lagi Tuan akan turun." ucap seorang pembantu perempuan yang usianya hampir sama dengan usianya Ibunya Jamal.
"Baik, Bu. Makasih." jawab Jamal canggung. Dia pun duduk di kursi yang sangat mewah. Mata Jamal menyapu bersih berbagai sudut di ruangan tersebut. Jelas sekali apa yang Jamal lihat adalah barang barang mahal yang ada di ruang tersebut.
Saat Jamal sedang asyik melihat lihat keadaan sekitar, dia dikejutkan dengan suara deheman seorang pria hingga dia sedikit terkejut.
"Kamu yang akan bekerja disini?" tanya pria paruh baya yang terlihat sangat berwibawa dengan kumis dan jambang tipis serta badan tegap meski usianya sudah tak muda lagi, apa lagi pria itu seperti bukan asli orang negara ini. Lebih mirip bule daripada warga lokal.
"Iya, Tuan," balas Jamal sembari berdiri dan berucap sesopan mungkin.
"Duduk saja nggak perlu berdiri," balas pria itu sembari duduk di kursi seberang. Jamal pun mengangguk dan mengikutinya.
"Apa kamu sudah tahu pekerjaanmu disini apa saja? Siapa nama kamu?" tanya sang Tuan lembut namun sangat berwibawa.
"Nama saya Jamal, Tuan. Saya baru dengar sedikit tentang pekerjaan saya disini." jawab Jamal jujur.
Sang tuan pun manggut manggut. "Baiklah, biar saya jelaskan pekerjaan kamu. Selain membantu pekerjaan rumah, tugas kamu juga menjaga putri saya satu satunya. Kamu bisa nyetir kan?" tanya Tuan lagi.
"Bisa, Tuan. Saya juga sudah memiliki SIM." jawab Jamal.
"Bagus. Ya sudah kalau gitu kamu lebih baik istirahat dulu. Biar nanti si Mbok tunjukkan kamarmu." Balas Sang Tuan.
Saat dia hendak berteriak memanggil pembantunya, dari arah pintu utama Jamal dikejutkan dengan hadirnya seorang wanita muda. Mata Jamal seketika terpukau begitu melihat wajah perempuan tersebut.
"Cantik," gumam Jamal lirih.
Sedangkan sang perempuan memandang Jamal dengan tatapan yang tidak bersahabat.
"Baru pulang, Nak?" tanya Tuan kepada perempuan yang baru saja datang dan perempuan itu adalah anak satu satunya.
"Dia siapa, Pah?" tanya perempuan itu tanpa mengalihkan pandangannya ke arah Jamal dengan tatapan tajam dan penuh selidik.
"Oh, dia Jamal. Orang yang akan mengantar dan menjaga kamu kemana pun kamu pergi." balas sang tuan.
Sang anak langsung menunjukan wajah tak suka kepada papahnya. "Pah. Selin itu udah gede. Masa masih pake dijagain segala. Selin bisa kok jaga diri. Papah nggak percaya banget sama anak sendiri sih?"
Sang papah hanya menghela nafasnya sejenak. Dia tahu sang anak pasti akan menolaknya. "Kalau kamu bisa jaga diri, kamu pasti nggak akan pulang dalam keadaan mabuk terus."
Sang anak yang bernama Selin langsung mengerutkan keningnya. Seketika Amarah terlihat di raut wajah perempuan itu. "Papah tahu alasan Selin kayak gitu karena apa kan? Selin kayak gini juga karena mamah. Jadi jangan salahkan Selin jika sekarang Selin jadi anak pembangkang. Semua itu karena mamah yang hanya memikirkan diri sendiri tanpa memikirkan perasaan anaknya," ucap Selin sembari pergi meninggalkan papahnya yang terbungkam. Jamal yang berada di sana pun menjadi tak enak hati melihat pertengkaran Ayah dan anak tersebut.
Sang tuan hanya menatap kepergian anaknya dengan pandangan nanar kemudian arah matanya beralih memandang ke arah Jamal.
"Mbok! Mbok Sum!" teriak Tuan beberapa saat kemudian.
"Iya tuan." sahut perempuan yang tadi membawa Jamal masuk. "Ada apa, tuan?" tanyanya setelah mendekat.
"Tunjukan kamar Jamal. Biarkan dia istirahat dulu dan buatkan dia makan. Kasih tahu juga tugas tugasnya disini, Mbok," titah sang tuan.
"Baik, Tuan." jawab Si mbok." Ayo Nak Jamal ikutan si mbok.
"Baik, Mbok." balas Jamal sembari menenteng ranselnya. "Kalau begitu saya permisi dulu tuan."
"Ya silahkan. Semoga kamu betah kerja disini." balas Sang tuan sembari berlalu pergi menuju kamarnya.
Jamal pun mengikuti si mbok hingga dia sampai di sebuah kamar yang akan menjadi tempat tidurnya.
Sambil menunggu makanan yang sedang disiapkan si Mbok, Jamal pun memilih berbaring di atas kasur yang tergeletak dilantai. Entah kenapa pikirannya malah menerawang dan membayangkan anak majiakannya yang baru saja dia lihat.
"Non Selin." gumamnya sambil senyum senyum.
...@@@@@...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 276 Episodes
Comments
Asngadah Baruharjo
semangat Jamal
2023-06-23
1
Khuriatul Ikrimah
Jamal lucu 🤣
2023-06-08
0
Fajar Ayu Kurniawati
,
2023-02-03
2