"Bagaimana kalau kamu ciuman sama aku?" tanya Miranda begitu suara tawanya mulai mereda.
"Hah!" Tentu saja Rizal kaget. Namun ekspresi terkejutnya seketika sirna, berubah menjadi senyum yang merekah indah. "Non Miranda ada ada aja."
"Eh mumpung ada yang mau loh, kapan lagi?" ledek Miranda menggoda.
Rizal hanya senyum senyum menanggapinya. Jika boleh jujur. Siapa sih yang tidak mau diajak ciuman? Apa lagi ciuman bareng wanita secantik Miranda. Bagitu juga dengan Rizal. Bagaiamanapun dia laki laki. Jika ditantang seperti itu sudah pasti ingin menerjangnya.
Namun Rizal tahu diri. Dia hanya supir, mana berani menerima tawaran dari majikannya. Dan Rizal juga berpikir kalau Miranda hanya bercanda. Makanya dia menanggapinya biasa saja.
Berbeda dengan Miranda. Justru di balik ucapannya yang terdengar iseng, ada sedikit bayangan kalau dia sedang mencium supirnya itu. Bibir Rizal sungguh terlihat menawan dimatanya.
"Kita mau disini sampai jam berapa, Non?" tanya Rizal mencioba mengalihkan pembicaraan.
"Sampai kita ciuman," Rizal terperangah mendengar jawaban enteng majikannya. Dia pun mendengus karena sang majikan masih saja bercanda.
"Ya udah yuk pulang," lanjut Miranda sembari berdiri duluan kemudian melangkah menuju mobilnya dan dibelakangnya Rizal langsung mengikuti.
Singkat cerita, mobil pun kini telah sampai di kediaman Miranda. Kedua orang tersebut segera beranjak ke kamarnya masing masing. Rizal yang memilih mengambil jalan lewat samping melihat pembantu rumah tangga lagi duduk santai di kursi teras belakang rumah. Rizal pun memilih bergabung bersama Mbak Sari yang sedang makan cemilan berupa kulit pangsit kering.
"Baru pulang, Zal?" tanya Sari begitu Rizal duduk di sampingnya.
"Iya nih, Mbak." balas Rizal. Mbak Sari menatap Rizal yang sepertinya sangat lelah.
"Udah makan?" tanya Sari lagi.
"Udah tadi, di ajak Non Miran makan direstoran." jawab Rizal pelan.
Sari pun hanya manggut manggut. Dia tidak kaget mendengar hal tersebut. Toh Sari juga sering di ajak makan oleh majikannya.
"Oh iya, Mbak. Tadi kan kita di jalan ketemu sama Tuan, tapi kok aku merasa aneh ya melihat gelagat Tuan Tomi?" ucap Rizal dengan menunjukkan raut wajah heran.
"Aneh gimana?" tanya Sari penasaran. Rizal pun menceritakan apa yang dia dan Miranda lihat. Sedangkan Sari sangat serius mendengar dan mencerna ucapan anak muda di sebelahnya.
Rizal heran melihat ekspresi Mbak Sari. Bukannya terkejut atau bagaimana, Mbak Sari hanya manggut manggut dengan ekpresi wajah biasanya saja.
"Kamu akan lebih kaget, kalau kamu tahu yang sebenernya, Zal." balas Sari. Namun kin suaranya justru pelan dan terdengar lirih seperti orang berbisik.
Sudah pasti kini Rizal yang terkejut. Dia tidak menyangka, ada rahasia di rumah ini.
"Maksud Mbak Sari?" tanya Rizal tak kalah pelan dengan rasa penasaran.
"Aku nggak berani cerita, Zal. Yang pasti kamu hati hati, kalau malam jangan lupa kunci kamar kamu." Dengan raut wajah bingung, Rizal pun mengagngguk saat Mbak Sari memberi saran yang sama seperti semalam.
Perbincangan mereka pun beralih ke hal lainnya, hingga tak terasa waktu cepat berlalu. Rizal memilih beranjak dan pamit mau mandi karena badan sudah gerah dan lengket.
Saat Rizal melangkah menuju kamarnya, dia mendengar ada suara yang memanggil. Rizal pun mengarahkan kakinya ke langkah menuju sumber suara. Ternyata itu suara Tuan Tomi dari arah pintu utama.
"Ada apa, Tuan?" tanya Rizal begitu sampai di dekat tuannya.
Seperti kejadian sebelumnya, saat ini pun Rizal merasa pandangan Tuan Tomi masih terasa aneh. Rizal sungguh tak mengerti apa arti tatapan tuannya itu hingga menimbulkan rasa yang tidak nyaman.
"Tuan?" panggil Rizal lagi.
"Eh ehm iya," ucap Tomi tergagap. Dirinya terlalu fokus memandang supir barunya. "Itu tolong, bawain belanjaan dibagasi, serahkan ke Sari ya?"
"Baik, Tuan." balas Rizal. Dia pun segera berlalu karena merasa risih dengan tatapan Tomi yang begitu tajam.
Sementara setelah Rizal pergi, Senyum Tomi tersungging kemudian dia berbalik badan terus melangkah menuju kamar pribadinya.
Dibukanya bagasi mobil, ada dua kantong cukup besar di dalamnya. Rizal segera saja mengambilnya. Namun saat kedua kantong plastik itu terangkat, Mata Rizal melihat sebuah majalah di tergeletak. Karena sampulnya yang cukup unik, Rizal pun mengambil majalah tersebut dan melihatnya sebentar.
Namun saat majalah itu terangkat, dari dalam foto tersebut berjatuhan beberapa foto. Mata Rizal memicing. Dipungutnya foto foto foto tersebut. Mata Rizal semakin membelalak ketika dengan jelas mata itu melihat siapa yang ada difoto dengan gaya foto yang tidak biasa. Rizal terkejut bukan main. Bm
"Ini kan Tuan Tomi?" gumam Rizal antara percaya dan tidak percaya
...@@@@@...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 276 Episodes
Comments
seingatku aturannya adalah tidak boleh mengunci pintu kamar kalau malam. 🤔
2023-11-23
0
juendidi
nah nahhh... jangan lg latto latto ketemu latto wkwkwk
2023-11-18
2
Kiagus Reno5 5G
cocokkan kayanya si oom naksir yg punya pedang juga,,,hahahaha
2023-05-02
0