"Biarkan dia tinggal bersamaku!" Nyonya Oey melangkah masuk sambil menggandeng lengan seorang lelaki tampan.
Liontin mengusap air mata kemudian menatap Nyonya Oey dan lelaki itu. Perempuan berumur 50 tahunan itu menghampiri Liontin kemudian memberinya pelukan.
"Mau, 'kan, tinggal bersamaku?" Sebuah senyum lembut terukir di bibir Nyonya Oey.
Liontin mengangguk cepat. Nyonya Oey melepaskan pelukannya. Dia menatap ke arah David sambil melipat lengan.
"Mungkin bayi yang dikandung Liontin adalah buah dari sebuah kesalahan. Tapi kamu tidak bisa menyangkal bahwa dirimu ikut andil di dalamnya." Nyonya Oey menyipitkan mata kemudian menunjuk pintu keluar.
"Pergilah! Biar aku dan Reza yang mengurus Liontin!"
Rahang David mengeras. Jemarinya mengepal erat di balik celana. Lelaki itu melangkah keluar dari bangsal dan membanting pintu kasar. Setelah punggung David menghilang dari pandangan, Nyonya Oey duduk di samping Liontin. Dia menggenggam erat jemari Liontin.
"Kamu benar-benar ingin keluar dari kediaman David?"
"Iya. Aku tidak ingin melihat wajahnya dalam waktu dekat ini, Nyonya."
"Aku dan Reza sudah sepakat, agar kamu tinggal bersamaku sementara waktu. Mau?"
Tanpa berpikir panjang, Liontin langsung mengangguk. Reza tersenyum lebar.
...****************...
Hari sebelumnya ...
"Selamat tinggal semua ...."
Seorang lelaki bertubuh tegap menarik lengan Liontin. Perempuan itu kini berada dalam dekapannya. Dia terus memeluk erat Liontin yang terus meronta sambil menangis meraung-raung.
"Biarkan aku mati! Kenapa kamu menolongku!"
Dada Liontin bergemuruh hebat. Air mata kini bercucuran membasahi pipi. Dia terus meronta berharap orang yang mendekapnya melepaskan pelukan.
"Kamu tidak tahu bagaimana perasaanku saat ini! Aku hanya ingin pergi selamanya dari dunia ini!"
"Apa jika kamu mati, masalah yang menderamu saat ini akan selesai begitu saja?"
Liontin seketika bungkam. Suara lelaki itu begitu akrab di telinganya. Dia berhenti berontak dan perlahan mendongak untuk menatap siapa lelaki yang sedang memberinya pelukan.
"Kak Reza ...." Liontin terbelalak.
"Apa kabar?" Sebuah senyum hangat terukir di bibir lelaki berambut hitam itu.
Reza melepaskan pelukannya. Tubuh Liontin merosot, dia menyembunyikan wajah di balik telapak tangan.
"Kamu kenapa? Di luar dingin, ayo masuk!" Reza melepas jaket kemudian memakaikannya pada tubuh Liontin.
Liontin hanya membisu. Reza meraih lengan perempuan itu kemudian mengajaknya masuk lagi ke gedung Rumah Sakit. Sepanjang koridor rumah sakit, kesunyian menyelimuti keduanya. Reza yang terbiasa banyak bicara merasa tidak nyaman, hingga akhirnya membuka obrolan.
"Kamu sakit?" Reza menoleh ke arah Liontin, tetapi perempuan itu hanya membisu. Dia mengusap tengkuk karena rasa canggung.
Akhirnya Reza memilih untuk tetap diam. Langkah Liontin berhenti ketika melihat Nyonya Oey berdiri di depan bangsal. Perempuan tua itu berjalan cepat dan menghampiri Liontin.
"Kamu dari mana? Aku sangat khawatir ketika melihatmu tidak ada di kamar!" Raut wajah panik tampak jelas terlihat.
"A-aku ...." Liontin kembali menangis.
Nyonya Oey mengajak Liontin masuk lagi ke kamar. Dia juga memanggil perawat untuk memasang kembali selang infus pada tangannya. Setelah Liontin sedikit lebih tenang, Nyonya Oey mencoba untuk memulai pembicaraan.
"Aku terkejut tadi, ketika Jia diasuh oleh Imas. Dia bilang kamu sakit dan dirawat di sini."
"Nyonya ... a-aku hamil."
Entah mengapa dia ingin sekali membagi ceritanya kepada Nyonya Oey. Dia mulai menceritakan semua kemalangan yang menimpanya. Tanpa terasa Nyonya Oey meneteskan air mata. Perempuan itu langsung merengkuh tubuh Liontin dan memeluknya.
"Apa dia tidak menjengukmu? Apa dia tidak tahu kalau kamu sedang mengandung?"
Liontin hanya menggeleng sebagai jawaban atas pertanyaan Nyonya Oey.
"Keterlaluan! Seharusnya dia menjenguk walau hanya sebentar." Nyonya Oey mendengus kesal.
"Nyonya, aku bukanlah siapa-siapa baginya. Aku hanya seorang pengasuh yang terkena sial, hingga berakhir dengan mengandung anaknya." Liontin menangis histeris di sambil menenggelamkan wajah dalam telapak tangan.
"Liontin, kamu hamil?" Reza mengerutkan dahi sambil menatap tajam.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 155 Episodes
Comments
ratu adil
plng saja mslah jia kan ada imas
2022-06-05
2
Dasih Sunarti
itulah suka duka jadi TKI,,,
2022-06-05
1