Mendengar penuturan Cincin membuat jantung Liontin seakan berhenti berdetak. Lidahnya kelu sampai tidak bisa berkata-kata lagi. Perlahan pandangan perempuan itu mulai kabur, karena air mata yang berdesakan ingin keluar. Cincin terus mengoceh tanpa jeda. Dia menceritakan seluruh rangkaian kejadian semalam.
Mulai dari Rangga yang digerebek dalam keadaan telanjang bulat, diarak keliling kampung, sampai dibawa ke rumah Pak RT untuk mendapatkan sanksi. Cincin tak habis pikir dengan kelakuan suaminya. Dia berpikir urat malu sang suami sudah putus. Setelah tertangkap basah tadi malam, hari ini Rangga langsung menikah dengan Intan bahkan mengadakan pesta besar-besaran.
Liontin terpaksa membentak Cincin karena sudah tidak sanggup mendengar ceritanya. Kekuatan yang biasanya seperti Power Ranger Pink seketika lenyap. Bulir air mata mulai turun membasahi pipi, dadanya terasa nyeri bagaikan diremas sekuat tenaga.
"CUKUP MBAK!" teriak Liontin.
Jia langsung menangis histeris karena mendengar teriakan Liontin. Dia langsung merengkuh tubuh mungil Jia, dan menimang bayi lucu itu supaya tangisnya berhenti.
"Gimana, sih, Tin! Kok kamu malah marah sama Mbak?"
"Liontin nggak marah, Mbak. Aku cuma nggak sanggup lagi mendengar semua berita ini. Aku mau tenangkan diri dulu, nanti Liontin telepon lagi."
Liontin mematikan sambungan telepon dan memasukkan benda pipih itu ke saku daster. Jia masih terus menangis dan mendekap erat tubuhnya.
"Maaf, Jia. Sudah membuatmu terkejut." Perempuan itu menciumi puncak kepala Jia sambil terus memeluknya supaya tenang.
Nyonya Oey menatap Liontin keheranan, kemudian beranjak dari bangku, dan menghampirinya. Dia memegang lengan atas Liontin dan mengusapnya perlahan.
"Kamu kenapa?" tanya Nyonya Oey.
"Su-suamiku di kampung menikah dengan wanita lain, Nyonya," ucap Liontin di tengah isak tangis.
Tiba-tiba Nyonya Oey merengkuh tubuh perempuan itu dan memeluknya. Mendapat perlakuan lembut dari Nyonya Oey, membuat tangis Liontin semakin pecah. Detik itu juga dia teringat dengan ibunya yang sudah lama meninggal. Pelukan Nyonya Oey membuat hatinya menghangat dan merasa tenang.
Tuhan, kemana kekuatan yang biasanya Engkau berikan kepadaku? Kenapa aku serapuh ini? Apa aku terlalu naif, ketika berpikir positif mengenai aduan Mbak Cincin?
Liontin terus mempertanyakan takdir yang Tuhan berikan kepadanya. Tubuh perempuan itu sampai bergetar hebat karena tangis. Jia juga ikut menangis histeris, seakan mengerti kesedihan yang menyelimutinya. Setelah tangis Liontin berhenti, dia kembali ke rumah sang majikan. Sepanjang perjalanan, Nyonya Oey terus memberikan semangat kepadanya.
"Ontin, aku tahu ini berat. Tapi, yakinlah Tuhan paling tahu yang terbaik untuk kita. Apa yang kita anggap baik, belum tentu baik di mata-Nya." Nyonya Oey tersenyum lembut sambil membelai pipi mulus Liontin.
"Terima kasih, Nyonya."
Mereka berpisah di pertigaan kompleks perumahan. Liontin berjalan gontai menapaki jalanan dengan tatapan kosong. Dia masih tidak percaya dengan masalah yang menimpa rumah tangganya. Sesampainya di kediaman sang majikan, Liontin menggendong Jia dan meletakkan tubuh mungilnya ke dalam boks bayi. Tubuh perempuan itu merosot karena kembali teringat masalah yang mendera rumah tangganya yang baru seumur jagung.
Liontin membekap mulut agar suara tangisnya tidak lolos. Air mata kembali bercucuran membasahi pipinya. Perempuan itu mengepalkan tangan dan memukul dadanya yang terasa sesak, berharap kepiluan yang bersemayam di sana sedikit berkurang.
Tuhan, aku harap ini hanya mimpi! Walau perkenalanku dengan Rangga terbilang singkat, tapi dialah yang berhasil membuatku jatuh cinta dalam sekejap.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 155 Episodes
Comments
Ersa
ini byk terjadi istri Mati2 jd TKI ,eh Suami foya2 ,selingkuh... hmmmm
2023-06-27
0
Seiko_chan
Kasiannya si liontin
2022-12-20
1
Imarin
Salam kenal dari novel cinta jarak jauh berujung miris kak
2022-07-04
0