Setelah berjuang sekuat tenaga, akhirnya Liontin berhasil membawa David masuk ke kamarnya. Dia membaringkan lelaki tampan itu ke atas ranjang dan menyelimutinya. Tak lupa dia memiringkan tubuh David agar tidak tersedak jika memuntahkan isi perutnya sewaktu-waktu.
"Makanya ... jadi manusia jangan terlalu tertutup, Tuan! Segeralah menikah lagi agar memiliki tempat untuk berbagi cerita!"
Liontin terus menngoceh di depan sang majikan. Jika David tidak sedang mabuk, mana berani dia melakukan hal itu. Saat hendak menjauh dari ranjang sang majikan, tiba-tiba lengannya ditarik. Kini tubuh Liontin berada di atas David.
"Aku merindukanmu, Ellena!" gumam David.
"Tuan, aku bukan Nyonya Elle! Tolong lepaskan aku!" Liontin terus berontak agar David melepaskan pelukannya.
David berguling ke kiri, kini tubuhnya mengungkung Liontin. Sorot mata lelaki itu terlihat begitu tajam dan mengintimidasi, hingga membuat Liontin ketakutan. Terlebih lagi David semakin mendekatkan wajahnya kepada bibirnya.
"Tolong jangan seperti ini, Tuan!" Liontin berusaha mendorong dada bidang sang majikan agar menjauh. Namun, kekuatannya seakan menguap ke udara. Tubuh David seperti tebing batu yang tidak bisa digeser sedikit pun.
"Aku benar-benar hampir mati karena merindukanmu Ellena!" David mulai menempelkan bibir tipisnya di atas bibir Liontin.
"Hmph!"
Liontin berusaha berteriak, tetapi tidak bisa. Kini bibir seksinya sedang dinikmati oleh sang majikan. Ujung mata perempuan itu mulai basah. Jemarinya mengepal dan memukul dada David. Di saat ciuman sang majikan melemah, Liontin menggigit bibirnya.
"Ah!" pekik David.
Ketika lelaki itu mengusap darah yang mengalir di bibir, Liontin mendorong tubuhnya. Perempuan itu langsung turun dari ranjang dan berlari keluar kamar. Dia menuruni anak tangga secepat yang ia bisa. Dia khawatir sang majikan menyusul. Setelah sampai di dalam kamar, dia membanting pintu, dan menguncinya.
"Astaga! Apa ini! Tuan David, bisa-bisanya dia ...." Liontin mengusap air matanya yang terus mengalir membasahi pipi.
Keesokan harinya, David terbangun karena deringan ponsel. Lelaki itu memijat keningnya yang terasa berdenyut. Dia mengerjapkan mata berulang kali agar pandangannya fokus. Di layar ponsel yang berkedip, tertulis nama sang sekretaris. Dia menggeser tombol hijau ke atas kemudian menempelkan benda pipih itu ke telinga.
"Ada apa Barbie?" David menyandarkan tubuh pada kepala ranjang, sambil terus memijat pelipis.
"Tuan, Presdir Yang mengundurkan diri dari jabatannya. Sepertinya terkait dengan dana perusahaan yang digelapkan. Dia ...." Barbie Cow, sekretaris pribadinya itu terus melaporkan beberapa masalah terkait perusahan.
Mendengar laporan dari sang sekretaris, membuat kepala David semakin berdenyut. Setelah mendengar semua laporan Barbie, ia mematikan sambungan telepon, kemudian melempar ponselnya hingga terbentur pada dinding. Benda pipih itu kini hancur berkeping-keping.
"Sial!" umpat David.
Lelaki itu turun dari ranjang. Ketika hendak merapikan selimut yang ia pakai, David melihat kalung dengan inisial huruf L. Dia memicingkan mata, kemudian menjumput kalung itu.
"Kalung siapa ini?" Kedua alis David saling bertautan.
"Tadi malam aku mabuk untuk meringankan beban kehidupan, kemudian pulang ke rumah dan disambut oleh Elle, setelah itu aku menghujaninya dengan ci-u-man. Tapi 'kan dia sudah ...." David menutup bibirnya dan mata lelaki itu melebar, saat menyadari bahwa kalung itu adalah milik Liontin.
"Astaga, apa yang sudah aku perbuat kepadanya!" Kaki David seakan lemas, dia kembali mendaratkan bokongnya ke atas ranjang, dan mengacak-acak rambutnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 155 Episodes
Comments
Ati Sumariati
lanjut thor
2022-07-17
2
uups
siapa tau jadi jodoh
2022-06-11
1