Suara ketukan pintu membuat David menghentikan pekerjaannya. Dia yakin orang yang ada di balik pintu adalah Liontin. Lelaki itu awalnya heran, karena biasanya Jia susah ditidurkan, tetapi kenapa pagi ini Liontin cepat sekali menyusulnya.
"Pagi, Pak!"
Sosok seorang perempuan dalam balutan blazer merah muda dan rok berwarna senada masuk ke ruang kerja David. Perempuan itu tersenyum lebar dan terus melangkah mendekat. David berdecap kesal karena kehadirannya. Dia membuang muka lalu melipat kedua lengannya di depan dada.
"Untuk apa kemari?" Kini David menatap tajam ke arah Barbie.
"Aku membawa berkas yang harus Anda tanda tangani, Tuan. Sementara waktu belum ada CEO pengganti, jadi Tuan Besar Li meminta Anda mengambil alih tugasnya untuk sementara waktu.
"Letakkan saja dan pergilah!"
Barbie meletakkan berkas yang dia bawa kemudian duduk di atas kursi. Dia menyeringai dan menaikkan satu alis seakan menantang David. Melihat tingkah sang sekretaris yang melampaui batas, tentu saja membuat lelaki itu meradang.
"Aku harus segera membawanya kembali ke kantor, Dave."
"Jangan pernah panggil namaku dengan mulutmu yang berbisa itu!" Suara David terasa dingin dan menusuk. Namun, tidak berpengaruh terhadap Barbie. Perempuan cantik berambut pirang itu, justru semakin mendekati David.
"Dave, jangan seperti itu. Apa kamu tidak ingat? Papamu sudah menentukan tanggal pertunangan kita?" Jemari nakal Barbie mulai bergerilya menyentuh dada bidang David.
"Berhenti sekarang, atau kulempar kamu keluar jendela!"
"Aihhh ... seram sekali. Baiklah, aku akan menunggumu sampai selesai." Barbie menjauh dari David, kemudian duduk di kursi yang berseberangan dengan lelaki itu.
Ketika David sedang sibuk menandatangani berkas, diam-diam Barbie memasukkan obat perangsang ke dalam kopinya. Perempuan itu terus tersenyum licik sambil mencuri pandang ke arah calon tunangannya itu. Tak lama kemudian, David menyesap kopinya disela kesibukannya menandatangin tumpukan berkas. Sebuah senyum lebar langsung terulas di bibir Barbie.
Setengah jam setelah meminum kopinya, David tiba-tiba merasa ada yang salah dengan tubuhnya. Juniornya terasa menegang dan sesak. Aroma parfum Barbie yang biasanya menyengat, justru membuatnya tergoda. Menyadari ada hal aneh dengan dirinya, lelaki itu menatap tajam ke arah sang sekretaris.
"Apa yang sudah kamu lakukan kepadaku!" teriak David.
"Dave, ayolah! Aku tidak melakukan apapun!" Barbie menyeringai dan melipat kedua lengannya di depan dada.
"Brengsek! Apa ini!" David memungut sebuah kantong plastik kecil yang tergeletak di atas lantai. Di dalamnya, masih terdapat sisa bubuk obat.
Barbie tersenyum penuh kemenangan. Perempuan itu beranjak dari kursi, kemudian mendekati David yang terus menatapnya tajam. Dia memberikan sentuhan lembut di permukaan tangan David, tetapi lelaki itu menepisnya kasar.
"Ayolah, Dave. Kita bersenang-senang hari ini. Papamu juga sudah merestui hubungan kita. Biarkan Belle tenang di nirwana. Sentuh aku, Sayang." Barbie berbisik di telinga David, menggenggam jemarinya, kemudian melingkarkan lengan pada pinggang lelaki itu.
Melihat sikap Barbie membuat amarah David semakin memuncak. Dia mendorong tubuh ramping perempuan itu hingga tersungkur di atas lantai. David menyapu seluruh isi mejanya hingga berhamburan dan berserakan memenuhi ruang kerja.
Barbie bangkit dan merapikan pakaiannya yang berantakan. Dia kembali melangkah maju. Namun, David segera melemparkan cangkir kopi yang masih berisi separuh bagian ke dinding. Barbie yang sudah ketakutan langsung lari kalang kabut meninggalkan kediaman David.
...***...
Setelah selesai membersihkan diri, Liontin kembali merenung di sudut kamar Jia. Perempuan itu sedang menguatkan hatinya sendiri. Dia tidak tahu lagi ke mana harus mengadu. Dia hanya memiliki Cincin di dunia ini. Jika bercerita kepada sang kakak, dia takut akan membuat sang kakak merasa terbebani.
"Ma-ma-ma ...." rengek Jia. Bayi mungil itu duduk di dalam boks bayinya sambil mengucek mata. Liontin berjalan mendekati Jia, kemudian merengkuh tubuh mungilnya.
"Siang, Jia. Mau susu?"
Bayi mungil itu menatap Liontin dan mengangkat tangannya menunjuk arah pintu. Akhirnya dia mengikuti kemauan Jia yang ingin keluar dari kamar. Tepat ketika keduanya sampai dapur, David juga sedang menapaki anak tangga menuju ruangan yang sama. Lelaki itu mendekati Liontin, sedangkan pengasuh Jia itu memasang mode waspada.
"Bisa kita bicara sebentar?"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 155 Episodes
Comments
blecky
wahhh David mnta di tabok
2022-06-05
0