Dua tahun lalu ....
"Saya terima nikah dan kawinnya Liontin binti Joko Widodo dengan mas kawin tersebut dibayar TUNAI!"
Seorang laki-laki bertubuh tegap dalam balutan setelan jas dan peci hitam yang menutup kepala, baru saja mengucapkan ijab kabul. Dua orang saksi pengucapkan kata 'sah' dan diikuti sang penghulu yang memimpin doa setelahnya. Liontin menengadahkan tangan dan mengamini setiap doa yang diucap sang penghulu.
Setelah penghulu selesai membaca doa, Liontin, Rangga, dua saksi, dan Pakde Wiyono mengusap wajah mereka masing-masing. Rangga mengulurkan tangan lalu Liontin menyambutnya dan mencium punggung tangan sang suami.
"Akhirnya, kita sekarang sah menjadi suami istri, Dek." Rangga mengusap puncak kepala istrinya dengan lembut.
"Iya, Mas." Liontin tersenyum tipis sambil tersipu malu.
Bagaimana tidak bahagia? Keduanya menjalin kasih sejak lulus SMA, tetapi harus terpisah oleh jarak. Sejak lulus sekolah Liontin mengadu nasib di negeri orang. Begitu kontrak pertama selesai, dia meminta ijin untuk pulang. Sang majikan menyetujui, tetapi dengan satu syarat. Liontin harus segera kembali ke Taiwan saat ia membutuhkan tenaganya lagi.
Selesai acara keduanya langsung masuk ke kamar pengantin mereka. Jangan bayangkan mereka sedang ada di ruangan penuh rangkaian bunga mawar dan melati. Tentu saja tidak. Mereka hanya berada di sebuah bilik kamar sederhana berdinding triplek, ditemani temaram lampu bohlam kuning. Suara nyanyian katak akrab menyapa mereka karena kebetulan baru selesai hujan.
"Dek, boleh sekarang?" tanya Rangga.
Liontin hanya mengangguk. Pipinya memanas sehingga menimbulkan rona kemerahan. Rangga bersorak dalam hati. Setelah penantiannya selama tiga tahun berbuah manis. Dia mulai mendekatkan bibir tebalnya ke atas bibir tipis Liontin. Secara naluriah, perempuan itu membuka lebar mulutnya. Keduanya bertukar saliva dan saling melepas rindu.
Rangga memperlakukan sang istri selembut mungkin, layaknya porselen yang sangat berharga. Ciuman Rangga lama kelamaan terlepas dari bibir, kemudian turun ke leher Liontin, dan meninggalkan jejak kepemilikan di sana.
Puas bermain di leher putih sang istri, Rangga semakin turun meyusuri setiap jengkal tubuh perempuan itu. Setelah mendengar Liontin melenguh, dia memutuskan untuk menyantap hidangan utama.
"Dek, sekarang, ya?" bisik Rangga.
Liontin tersipu malu sambil mengangguk perlahan. Rangga kembali bersorak dalam hati. Lelaki itu menarik selimut untuk menutupi tubuhnya dan sang istri. Rangga mengungkung tubuh Liontin dan menuntun miliknya menuju inti dari perempuan di bawahnya. Saat sudah berada di depan pintu gua milik Liontin, tiba-tiba perempuan itu bangkit dari ranjang.
"Tunggu, Mas! Sepertinya adek datang bulan!"
"HA!"
Tanpa menunggu persetujuan Rangga, Liontin turun dari ranjang, membelitkan handuk ke dadanya, kemudian berlari menuju kamar mandi. Benar saja, darah segar mulai mengalir deras dari kepemiilikannya.
...***...
"Jadi ceritannya begitu, Tuan." Liontin tertunduk lesu hingga bahunya merosot.
"Telepon suamimu sekarang."
"Ya?" Liontin kembali mendongak menatap David keheranan.
"Apa kamu tuli? Telepon suamimu sekarang! Aku ingin meminta maaf karena sudah mendahuluinya."
"Ti-tidak perlu, Tuan. Lagi pula dia sudah menikahi perempuan lain."
"Astaga! Aku benar-benar tidak tahu dengan hubungan rumit antara kamu dan suamimu! Jika aku jadi dia, akan kutahan kamu agar tetap di sana setelah menikah! Untuk apa menikah jika akhirnya harus berpisah?" David tersenyum miring kemudian menyandarkan tubuhnya pada kursi.
"Sayangnya, Tuan bukan Mas Rangga! Keadaan Tuan dan kami yang hanya rakyat jelata sangat berbeda! Jika keadaan ekonomiku seperti Tuan David, aku tidak akan menjadi babu di negeri orang!" Dada Liontin naik turun karena menahan amarah akibat ucapan sang majikan.
"Aku hanya ingin mencapai impianku. Memiliki rumah sendiri, dan punya usaha di hari tua! Untuk itulah aku rela bekerja jauh sampai ke sini!" Liontin yang kesal langsung beranjak dari kursi dan masuk ke kamarnya.
David terbelalak seketika. Matanya terus mengikuti Liontin yang terus melangkah menuju kamar. Setelah tubuh ramping sang pengasuh hilang di balik pintu, David menggelengkan kepala.
"Aku salah bicara? Aku hanya mengungkapkan apa yang ada di otakku. Apa itu salah?"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 155 Episodes
Comments
Seiko_chan
Dasar David gak peka banget😁
2022-12-20
2
Erlyn Pusvita
⁷
2022-06-12
2
ratu adil
salh
2022-06-05
2