“Suara apa lagi itu, kenapa ada suara langkah kaki di depan jendela kamarku” kusandarkan punggungku ke tembok yang lembab
“Kenapa aku tiba- bisa mendengar suara aneh-aneh yang ada di sekitar luar rumah”
Aku termenung sambil duduk di pinggir tempat tidur dan memandang dinding kamar yang terkena bayangan lampu teplok
“Tapi aku ndak yakin itu suara orang yang sedang jalan, suara itu sangat pelan dan berjalannya pun sangat lambat, itu pasti binatang yang ada di dekat rumah ini”
Aku tidak bisa memejamkan mata, tapi untungnya suara aneh itu kemudian tidak terdengar lagi, yang ada hanya hening dan suara jangkrik yang sahut menyahut di sekitar rumah.
Aku duduk termenung di sekitar tempat tidur, kemudian kunyalakan sebatang rokok agar bisa melupakan suara-suara aneh yang terjadi disini.
Satu batang rokok sudah habis kuhisap dengan cepat, keheningan dan hanya cahaya lampu teplok saja yang masih kunikmati, rumah ini benar-benar membuatku takut, tapi mungkin kalau sudah terbiasa tidak akan terjadi lagi hal menakutkan.
Aku tetap duduk di pinggir tempat tidur sambil melihat celah daun pintu kamar yang terbuka dan menampakan ruang tamu yang gelap.
Kuberanikan diri untuk berjalan menuju ke pintu kamar untuk menutup pintu dari pada melihat suasana ruang tamu yang menyeramkan.
Aku kembali duduk di tepi tempat tidur, kemudian kunyalakan lagi sebatang rokok untuk mengusir ketakutanku.
Kuhisap rokok ini perlahan lahan sambil kurasakan enaknya merokok. Kutatap tembok kamar yang dindingnya berseberangan dengan kamar Mamad
“Hmmm kamar Mamad tadi tidak aku kasih lampu teplok, tapi ah biarkan saja, mungkin saja kamar itu dalam keadaan terkunci” batinku sambil duduk di sisi tempat tidur dan kusemburkan asap rokok
“Sebenarnya bagaimana cara pak Wandi bisa bertahan begitu lama di rumah ini dan bagaimana juga Mamad kerasan di rumah yang mencekam ini”
Aku hisap dalam-dalam rokok, dan kusemburkan asap putihnya ke atas kepalaku, aku tidak bisa berpikir jernih pada saat ini
Aku termenung di tempat tidur tanpa bisa berpikir apa-apa, pikiranku buntu dengan sunyinya keadaan disini, tidak ada suara apapun kecuali suaraku sendiri yang berbicara pada diriku sendiri.
Kamar ini harusnya berudara sejuk karena mendapat hembusan angin dari hutan yang masuk melalui ventilasi kamar, tetapi entah kenapa keringatku banyak menetes melalui dahiku.
Aku tetap duduk di pinggir tempat tidur dengan mata yang tidak ngantuk sama sekali, dan sebatang rokok tetap tertempel di mulutku.
Hingga rokok ketiga yang kuhisap tetap saja aku tidak merasa tenang,
“TOK..TOK..TOK, TOK..TOK..TOK….”
Tiba-tiba kudengar ada ketukan di kayu, keringat dingin mulai membasahi dahiku, kumatikan rokok di lantai kamar, aku hanya bisa terdiam di sisi tempat tidur tanpa berani bergerak sama sekali.
Suara ketukan itu membuat otaku mati untuk berpikir logis, yang ada sekarang malah pikiran yang ndak karuan tentang gaib atau apapun yang ada disini.
Kulawan pikiran itu dengan memejamkan mata dan berusaha berpikir jernih.
Ah mungkin suara burung yang sedang melubangi pohon dengan paruhnya aku berusaha meyakinkan diriku bahwa suara itu bukan berasal dari bagian ruman ini dan bukan pula ketukan dari mahluk gaib.
“TOK..TOK..TOK, TOK..TOK..TOK….”
“Aduuh suara ketukan itu lagi, kenapa suara ketukan itu muncul lagi”
aku terdiam dan berusaha mendengarkan apa yang akan terjadi dengan memiringkan kepalaku
“Tapi sebenarnya itu ketukan di mana sih, kok suaranya rasanya dekat sekali dengan posisi kamarku”
“TOK..TOK..TOK, TOK..TOK..TOK”
Untuk ketiga kalinya aku mendengar suara itu, dan untuk yang ketiga ini aku yakin kalau suara itu tidak berasal dari pohon manapun tapi suara itu berasal dari daun pintu depan rumah!
Aku terdiam setelah mengetahui ketukan itu berasal dari daun pintu rumah. tubuhku gemetar, keringat dingin pun membanjiri tubuhku.
Aku mematung di tempat tidurku, aku tidak mampu menggerakan tubuhku ketika kusadari suara itu berasal dari daun pintu depan.
“TOK..TOK..TOK, TOK..TOK..TOK”
ketukan di pintu itu tidak berhenti, dan bahkan semakin keras dan sekarang rasanya suara ketukan itu sudah menjadi semacam gedoran di depan rumah.
Kepalaku mendadak sakit, aku ndak bisa berpikir jernih, aku hanya bisa berpikir kalau yang mengetuk pintu itu adalah gaib yang berusaha mengganggu.
“Ayo Gus coba berpikir jernih, ingat kita ada di lingkungan hutan dan ada desa yang tidak jauh dari rumah ini, dan ingat bahwa kemungkinan ketukan pintu itu berasal dari penduduk desa yang mungkin akan mangabarkan sesuatu kepadamu”
Aku berusaha meyakinkan diriku sendiri bahwa itu bukan seperti yang aku pikirkan
“SIAPA DILUAAAR!!!”
Aku berteriak dengan kencang agar aku berani untuk turun dari tempat tidur
“Buka pintu mas, ini aku mas”
Sebuah suara serak dari luar, suara yang lemah namun serak seperti orang yang tenggorokanya penuh dengan sesuatu
Suara siapa itu, tapi kalau dengar ada pengulangan kata “mas” biasanya itu si Mamad, tapi kenapa suaranya serak dan bukanya dia sudah berangkat naik bus tadi pagi?
Ah mana mungkin Mamad, bahkan suara dia saja beda dengan suara Mamad yang keras dan tajam.
“SIAPA NAMANYA!!!” teriak ku lagi
“Mamad mas, bukakan pintu mas” kata suara yang serak dan cenderung lemah
Aku terdiam di pinggir tempat tidur, aku harus bisa berpikir bahwa Mamad sudah pulang , dan mungkin suara dia serak karena kecapekan di perjalanan.
Tapi kenapa dia balik secepat ini, harusnya besok dia baru kembali ke sini, tapi ini tengah malam, bagaimana dia datang dari terminal hingga sampai di depan rumah.
“TOK..TOK..TOK, TOK..TOK..TOK”
Suara itu muncul lagi, sesuatu yang ada di depan pintu ruang tamu itu tidak menyerah untuk bisa masuk ke dalam rumah.
Pikiran ku rasanya penuh!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 318 Episodes
Comments
Liani Purnapasary
jamin dah itu bukan mamad 😱😱itu kerjaan mereka yg jahil aja.
2023-06-19
0
Hanny
mumed tp pingin baca terus
2023-04-12
0
jangan2 mamad sdh meninggal dan yg datang hantu mamad hiiiiii...mana malam2 pula bacanya.makin merinding
2022-10-25
1