Keadaan hutan yang gelap gulita ini sempat membuat pikiran melayang dan membayangkan yang janggal dan yang mengerikan, hingga kemudian tiba-tiba aku dikejutkan oleh bayangan yang ada di depan.
Tidak ada angin semilir, tidak ada suara binatang malam, tidak ada suara apapun kecuali bayangan sebuah gapura tepat sekitar lima meter di depanku.
Bayangan sebuah gapura yang mungkin berwarna hitam, gapura yang tingginya mungkin sekitar dua meteran, gapura model bertingkat yang mirip dengan gapura yang biasanya ada di daerah pelosok.
“Apa aku iki tersesat, kenapa yang ada di depanku ini tidak seperti waktu berangkat tadi?”
“Gak mungkin tersesat, wong jalannya cuma itu itu saja kok, tapi kenapa di depan itu ada gapura, tadi waktu berangkat gak ada gapura disini, apa sebaiknya balik ke desa saja?” gumamku
“Jelas gak mungkin balik ke desa, ini kan sudah setengah perjalanan, bisa jadi kalau aku balik ke desa malah gak karu-karuan kesasar”
Perlahan lahan bau wangi itu muncul lagi, tapi saat ini bau wangi itu lebih tajam, bau wangi khas sekali, wangi ini berasal dari bunga kamboja….
Bau wangi ini semakin tajam menusuk indera penciuman…
Jangan-jangan yang ada di depan itu adalah kuburan yang tidak terlihat seperti yang dikatakan oleh Samsol, karena bau kamboja kan identik dengan bau kuburan kalau di daerah pulau jawa.
Ketika harus memutuskan untuk terus atau kembali ke desa, tiba-tiba aku mendengar suara langkah kaki, tidak hanya satu atau dua orang, tetapi banyak langkah kaki yang menuju ke sini.
Suara langkah kaki itu dari arah belakang, reflek aku menoleh ke belakang untuk melihat siapa yang sedang jalan ke arah sini.
Ada nyala obor dari kejauhan, dan kemungkinan besar itu adalah penduduk sini yang sedang berjalan ke arah sini, tapi anehnya yang terlihat hanya nyala api obor saja, sedangkan manusianya tidak terlihat sama sekali.
Lambat laun aku dengar suara seperti orang yang sedang bergumam, banyak orang yang sedang bergumam atau sedang bersenandung lagu atau melafalkan sebuah mantra, suara itu banyak sekali .
“Ya Allah siapa mereka, kenapa yang tampak dari kejauhan hanya nyala api obor saja, sedangkan di bawahnya tidak terdapat apa-apa sama sekali, siapakah mereka!”
Aku berusaha mendorong motor tua ini menuju ke arah semak belukar yang ada di sebelah gapura aneh.
Aku ndak bisa bergerak, aku hanya diam di semak belukar yang ada disini, suara langkah kaki itu semakin dekat dengan posisiku, semakin dekat dan…. kemudian semuanya menjadi hening.
“Tidak ada suara langkah kaki, tidak ada nyala obor, tidak ada suara manusia yang semacam bergumam atau melafalkan sesuatu”
Langkah kaki dan nyala obor itu hilang, aku sekarang ada di sekitar pohon mahoni yang tumbuh tinggi. Gapura yang tadi ada di depanku pun sekarang sudah tidak terlihat lagi.
“Ya allah apa yang tadi sempat kulihat”
Kucoba sekali lagi untuk menyalakan mesin motor yang mogok. Setelah beberapa kali kucoba kick starter motor tua ini, tiba-tiba mesin motor nyala kembali.
Mesin motor lawas ini meraung seakan-akan dia telah mengalami tidur yang panjang, lampu motor yang tidak terlalu terang ini akhirnya nyala hingga di depanku yang hanya ada pohon dan semak belukar itu terkena cahaya lampu motor.
“Seumur hidup baru kali ini aku lihat dengan mata kepalaku sendiri sesuatu yang tidak masuk akal, sesuatu yang sangat menakutkan tetapi untungnya aku gak pingsan”
Jalan setapak yang mengarah ke rumah penggergajian kayu ada di sebelah kiriku, berarti aku sempat melenceng beberapa meter dari posisi seharusnya untuk pulang.
Dengan penuh hati-hati kuarahkan motor tua ini menuju ke jalur yang sebenarnya, motor berjalan dengan sangat pelan seperti bayi yang baru belajar merangkak.
lampu motor yang tidak terlalu terang menyinari setiap sudut yang ada di depanku, tetapi mungkin hanya kisaran lima sampai enam meter saja, tetapi hal itu tidak menyurutkan aku untuk tetap melanjutkan perjalanan pulang ke rumah di tengah hutan.
Baru beberapa meter berjalan tiba-tiba aku mendengar seperti suara teriakan dari kejauhan, tetapi suara itu tersamarkan dengan suara motor yang lumayan keras karena knalpot motor yang tidak dalam keadaan layak.
“Juangkreeek!...masio suara motor dalam keadaan ndak karuan tetapi aku masih bisa bedakan suara teriakan manusia atau hewan!"
Suara teriakan itu jauh tapi keras, tapi aku ndak tau itu suara laki-laki atau perempuan.
“Jangkreeeek!, apakah godaan perjalanan ini belum selesai ya Allah, apa aku harus dilihatkan atau didengarkan sesuatu yang tidak semestinya kah?”
Aku berusaha menyeimbangkan kemudi motor yang bergoyang karena harus melewati lubang dan batu yang tajam, saat ini harus fokus pada jalan yang banyak lubang dan batu tajam.
"Ah….. mungkin itu hanya halusinasi saja, karena mungkin aku sedang dalam keadaan ketakutan, sehingga pikiranku semakin ngaco saja"
Atau mungkin itu suara motor ini saja yang menjadi aneh karena otak yang sudah dikuasai ketakutan?
“Tidak… itu bukan suara motor c*k!….aku gak goblok!., aku bisa bedakan antara suara teriakan, suara binatang, dan suara motor. Jelas suara teriakan yang tadi itu tidak mungkin sama dengan suara motor burik ini”
Rasa takut itu semakin menjadi jadi setelah ku olah suara teriakan aneh itu dalam pikiranku.
Motor yang dikemudikan ini untungnya tidak menimbulkan masalah lagi hingga akhirnya aku sampai di rumah penggergajian kayu. Rumah ini nampak gelap apabila tidak terkena sinar lampu motor.
Kubuka pagar rumah, dan kemudian kutuntun motor masuk ke dalam, ternyata di dalam rumah itu gelap sekali karena tidak ada cahaya lampu petromak yang terlihat dari kaca jendela.
kulihat jam tanganku, ternyata sekarang sudah jam 22.30, pantes saja lampu petromak sudah mati, apakah lampu petromak itu hanya bisa bertahan hanya sekitar lima jam saja?
Tepat setelah aku parkirkan motor di dekat bangku panjang, perlahan-lahan aku mendengar suara desyahan pelan, dan suara desyahan itu berasal dari bagian samping rumah.
“Ya Allah, apalagi yang sedang aku hadapi ini, kenapa dari tadi kok ya belum selesai juga ya Allah.....”
Aku berkata kata dengan suara yang keras agar terdengar bagi siapapun yang mendengarnya, juga bagi yang sedang bersuara seperti suara ******* itu!
Secara tiba-tiba suara itu hilang, suara desyahan itu mendadak hilang, yang ada hanya suara jangkrik dan binatang malam lainnya yang betah melek sampai pagi.
Keadaanku sudah sangat lelah, aku capek sekali hingga aku tidak akan memperdulikan lagi apa yang akan menggodaku setelah ini, jadi lebih baik aku masuk kedalam rumah saja.
Kutekan tuas pembuka pintu yang ternyata tidak terkunci, pikirku sih kalau memang terkunci kan aku bisa ke samping rumah untuk menggedor jendela Mamad, ternyata tuas pintu itu tidak terkunci.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 318 Episodes
Comments
FIrnanda Hany putri
anj desahan🗿
2023-07-19
1
akbr
jangkreekkk
2023-05-18
0
Arizawahyu Qomaruzaman
aku wedi gaess
2023-04-13
0