RUMAH PENGGERGAJIAN
Cerita kali ini tentang kejadian demi kejadian yang terjadi di sebuah rumah yang gabung dengan tempat penggergajian kayu yang letaknya ada di tengah hutan.
Penulis kebetulan mendapat cerita ini dari seorang saudara jauh bernama Agus, dia adalah paman dari saudara penulis yang mengalami kejadian demi kejadian disana.
Kejadian ini mungkin terjadi sekitar tahun 1997 di sebuah usaha penggergajian kayu yang terletak di tengah hutan dari sebuah daerah yang agak terpelosok, kira kira sekitar 60 km dari kota Mjkt.
Pada zaman itu sudah ada telepon selular, tetapi belum ada menara BTS singkatan dari base Transceiver Station di sekitar tempat usaha dia. Karena pada zaman itu kan operator telekomunikasi belum sampai ke daerah terpencil, sehingga kalau ingin melakukan telepon ya harus ke Wartel (warung telekomunikasi) dulu.
*****
Namaku adalah Agus, aku adalah karyawan baru yang akan menggantikan pak Wandi sebagai karyawan lama yang mengundurkan diri sebagai pengurus di perusahaan jasa penggergajian kayu atau yang biasa disebut dengan sawmill di daerah sekitar 60 kilometer dari Mjkt.
Letak penggergajian itu sendiri ada di tengah hutan melalui kota kecil yang tidak bisa saya sebutkan namanya itu, kemudian masuk ke sebuah desa, dan masuk sekitar beberapa kilometer dari desa itu melewati hutan yang rimbun.
Di desa yang lumayan ramai itu ada bank pemerintah, juga selain ada wartel tempat aku biasanya menelpon atasanku untuk meminta anggaran dana, disana juga ada depot makanan yang lumayan lah.
PAK WANDI POV
“Dia akan datang hari ini pak, dan dia yang akan menggantikan saya di sana pak” kataku kepada atasan yang bermata sipit
“Kamu kenapa pak Wandi, kenapa kamu mengundurkan diri, apa gajimu tidak sesuai dengan pekerjaanmu?” tanya sang boss penuh selidik
“Tidak pak, tidak kok. Saya sudah waktunya untuk istirahat pak, anak-anak saya selalu menyuruh saya agar tidak usah kerja lagi dan tinggal di rumah saja” aku berusaha setenang ini menjawab pertanyaan bosku
“Lalu anak yang bernama Agus ini, apakah dia bisa kerja secara maksimal seperti kamu?” tanya sang Boss yang bermata sipit itu lagi
“Tentu saja bisa pak, dia sudah saya kasih gambaran tentang apa saja yang harus dilakukan di sana pak. Apalagi tentang kebiasaan para penebang pohon yang datang pada malam hari pak”
PAK WANDI POV END
Perusahaan penggergajian ini lumayan jauh dari pemukiman penduduk. Ada beberapa alasan yang kudapat dari pak Wandi kenapa jauh dengan pemukiman.
Yang pertama agar debu hasil gergajian ini tidak mengotori rumah-rumah yang ada disekitarnya, kedua agar suara bising dari mesin penggergajian tidak mengganggu sekitarnya juga. Dan yang terakhir agar tidak ada yang iri, iseng, atau jail.
Aku tidak akan menjelaskan tentang alat potong yang biasanya disebut bandsaw atau apapun tentang teknis yang berhubungan dengan penggergajian kayu. Karena tugasku bukan itu, aku tidak paham tentang teknis kerja disana.
“Jadi gini mas Agus, karena disana tidak ada sinyal handphone, maka mas Agus tiap dua hari sekali, tiap malam atau waktu makan malam, mampir lah ke wartel yang ada di desa”
“Pada waktu itu, mas Agus harus melaporkan berapa kubik kayu sengon yang sudah jadi dan siap kirim”
“Laporkan juga sisa kayu gelondongan, ada berapa kubik yang masih tersedia dan jangan lupa untuk meminta anggaran uang solar, uang pembelian kayu gelondongan dan uang kas”
“Untuk dana yang harus mas Agus anggarkan nanti bisa minta informasi dari Darsamad mas, nanti mas sampeyan kalkulasi semua dan segera mintakan anggaran dananya mas”
“Nanti mas Agus akan saya titipin kartu Atm yang banknya ada di daerah sana, isi dari kartu Atm itu adalah dana yang mas Agus anggarkan tiap dua hari sekali, juga mas Agus akan saya kasih nomor telepon yang harus mas Agus hubungi” kata pak Wandi
“Oh iya, jangan lupa tiap sabtu para pekerja harus bayaran mas, jadi untuk permintaan anggaran dana pada akhir minggu tolong ditambahkan dengan gaji para pekerja mas” jelas pak Wandi
Pak Wandi berusaha untuk menjelaskan apa saja yang harus aku lakukan di tempat itu, karena tempat itu terpencil sehingga semua harus segera dilaporkan agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan.
Sebenarnya tidak sulit untuk sebuah pekerjaan seperti ini, tapi semua kan belum aku jalani, tapi paling tidak tugasku tidak berhubungan dengan masalah teknis perkayuan.
“Jangan lupa persediaan solar mas. Mas Agus bisa telpon ke pak Sapari tangan kanan bos untuk dikirimkan Solarnya mas. Soal itu nanti pembayarannya cash-cash an mas, begitu juga untuk kayu gelondongan mas, mereka selalu minta dibayar cash”
“Untuk Solar, mas Agus bisa estimasikan kapan pengirimannya, setelah bos kirim uang ke rekening yang nanti Atm nya akan saya berikan kepada Sampeyan"
“Kemudian yang paling penting di sana adalah soal keamanan, jangan sampai terlalu lama meninggalkan lokasi, karena tempat itu kan ada di tengah hutan mas, dan banyak penduduk sini yang berminat dengan mesin seperti itu”
“Apakah saya disana nanti sendirian pak?” tanyaku
“Tentu saja tidak mas, kamu nanti ditemani oleh orang saya yang bernama Darsamad. Dia yang akan menemai mas Agus selama disana”
“Jadi ada baiknya kalau memang ada keperluan ke desa harus gentian mas, jangan sampai meninggalkan area penggergajian tanpa ada yang disana, khususnya malam hari mas” kata pak Wandi
“Oh iya, karena disana belum ada listrik, maka mas Agus harus memakai lampu petromaks dan jangan lupa untuk persediaan minyak tanah harus selalu cukup untuk tiga lampu petromaks dan satu kompor untuk masak” kata pak Wandi lagi.
“Jadi mas Agus dan Darsamad yang sehari hari ada disana untuk mengurusi penggergajian kayu itu. Tugas mas Agus untuk urusan uang dan segala persediaan disana, sedangkan tugas Darsamad untuk urusan teknis lapangan termasuk dengan buruh nya”
“Kapan mas Agus mau ke sana? Nanti saya akan kabari Darsamad yang besok ada di rumah temannya yang ada di kota kecil dekat hutan sana mas, karena apabila dia ada di rumah, sudah tidak bisa dihubungi kecuali dia yang hubungi kita mas”
“Eh mungkin besok lusa pak, karena saya harus packing pakaian dan semua yang akan saya bawa disana pak” kataku dengan penuh semangat
“Oh iya nak, disana sudah saya sediakan aki mobil besar untuk menyalakan radio agar tidak terlalu sepi mas heheheh, agar ada hiburan nya disana mas” kata pak Wandi lagi
*****
Hari pindahan pun tiba, aku mau menerima pekerjaan yang ada di tengah hutan, kalau tidak karena kepepet uang pasti akan aku tolak mentah-mentahlah, saking karena aku butuh uang untuk biaya nikah, dan karena calon istriku yang sudah memaksaku untuk dinikahi…
Setelah semua beres, aku secepatnya menuju ke rumah pak Wandi yang merupakan tetangga di kampungku, karena sebelum menuju ke tempat penggergajian kayu kami sepakat untuk ngobrol sebentar di rumah pak Wandi.
“Ayo pak, kita langsung berangkat, saya sudah tidak sabar untuk kerja di sana pak”
“Ngopi–ngopi disik to mas, kan masih siang ini mas hehehehe. Oh iya, disana ada motor yang bisa kamu gunakan untuk wira-wiri mas, tapi ya gitu itu mas, motor itu kan motor tua, jadi ya kadang mogok juga mas. Kalau mas Agus bisa perbaiki agar tidak rusak, biayanya bisa dianggarkan juga mas”
“Pak WAndi , apakah kita naik motor kesananya pak?” tanyaku setelah selesai dengan kopi yang disediakan oleh istri dia
“Hahaha ya ndak mas, jarak 100 km lebih masak kita naik motor mas, kamu saya antar sampai terminal saja, nanti kamu naik bus yang jurusan ke sana, di terminal tujuan nanti kamu akan dijemput oleh Darsamad, dia sudah saya kasih tau ciri-cirinya mas Agus kok”
“Nanti dari terminal menuju ke desa tidak begitu jauh kok mas, jadi lebih enak lah kalau mas Agus sewaktu waktu ingin kembali ke kampung, tapi harus seijin pak bos dulu mas hehehe” kata pak Wandi
“Kalau umpama nanti di terminal Darsamad belum ketemu mas Agus, sampeyan langsung menuju ke tempat pengumuman saja, dia ada disana menunggu kamu mas”
Pak Wandi hanya mengantar aku hingga di terminal saja, dia juga kasih uang secukupnya untuk aku hidup disana sebelum aku menerima gaji pertama pada akhir bulan nanti.
Saat ini pukul 14.00 bus yang ditumpangi mulai jalan menuju ke kota yang terdekat dengan desa tempat hutan aku akan bekerja, bus ini adalah bus paling cepat dan paling nggilani di antara bus-bus ekonomi lainya.
Hingga dua jam perjalanan bus yang kutumpangi akhirnya berhenti di sebuah terminal yang sepi, karena ini bukan kota yang besar, bus ini hanya sementara saja ada disini dan kemudian bus ini berangkat lagi menuju ke kota berikutnya
Terminal ini cukup sepi, hanya aku saja yang turun di terminal yang cukup sepi ini. dan hanya ada satu orang yang sedang menunggu seseorang yang datang menggunakan bus yang barusan saja berangkat.
“Pak Agus?” tanya orang yang berperawakan tinggi dan besar dengan rambut ikal dan berkulit gelap
“He’eh mas, apa sampeyan ini mas Darsamad?” tanya ku dengan malu-malu mungkin karena aku suka lihat Darsamad yang tinggi besar dan hitam itu, koyok butho sih heheheh
“Selamat datang pak Agus. Saya Darsamad yang akan mbantu njenengan di rumah penggergajian kayu nanti mas eh pak. Pak Agus bisa panggil saya Mamad saja mas eh pak” kata Darsamad yang akan kita panggil Mamad selanjutnya.
“Ayo pak, ini soalnya udah jam 16.15 udah sore pak, saya bawa motor untuk menuju ke desa, dan kemudian ke hutan pak, perjalanan dari sini mungkin sekitar satu jam lebih pak. Kita agak ngebut nanti ya mas, ndak masalah kan pakAgus?” tanya Mamad
“Dari terminal apa masih jauh kalau ke tempat kita Mad?”
“Sebenarnya ndak jauh pak, kita ke desa dulu mas, baru masuk hutan setelah itu, hanya saja jalan yang kita lalui itu ndak bagus dan lewat hutan pak, tapi tenang saja pak, pokoknya apapun yang mencoba memanggil pak Agus jangan ditoleh”
“Panggil saya mas Agus saja Mad, agar lebih akrab”
Tidak ada obrolan di antara kami setelah motor tua itu masuk ke dalam hutan yang lebat setelah tadi melewati desa, jalan yang kami lewati berupa jalan makadam yang lumayan tidak mulus heheheh.
“Hati –hati Mad, gak usah ngebut, bisa bahaya kalau ngebut”
“Kita harus cepat sampai rumah pak.. eh mas, karena eee….. karena rumah dalam keadaan kosong, saya takut kalau ada maling mas”
Kulihat jam tanganku, ternyata sekarang sudah pukul 17.30… tapi keadaan di hutan sudah gelap, kemudian Mamat memacu motor nya lebih kencang lagi hingga motornya mantul mantul ndak karuan
Dari terminal bus menuju ke desa setempat kemudian ke rumah penggergajian cukup jauh juga, mungkin ada sekitar 15 km jaraknya. Hanya trayeknya yang agak serem, karena setelah sepuluh kilometer, sisanya adalah hutan, jalan makadam yang berupa tanah dan batu di antara hutan pohon sengon.
“Mad, jangan terlalu kencang, bahaya Mad” ketika kurasa motor ini berjalan semakin kencang di jalan yang parah ini
Mamad tidak menjawab peringatanku, dia juga tidak mengurangi laju motornya, akibatnya yang ku takutkan pun terjadi….
…BRAAAK!...
Di depan ada sebuah batu yang runcing, dan batu itu memecahkan ban motor yang memang sudah waktunya diganti, karena sudah gundul mungkin. Motor oleng ke kiri dan akhirnya berhenti setelah menabrak semak semak.
“Ini yang aku takutkan Mad, makanya tadi kamu kan aku suruh pelan saja”
“Iya mas, maaf. Kita tuntun saja motor ini mas, di depan kira-kira satu kilometer lagi sampai kok”
Dengan tas ransel berisi pakaian yang ada di punggung aku berjalan dengan Mamad menuntun motor. Karena motor sudah dalam keadaan mati, akibatnya lampu motor yang memang tidak terlalu terang itu pun tidak nyala.
“Heeeuwww, untung aku bawa senter kecil Mad”
Kuambil senter dari dalam ranselku, kemudian menyalakan senter itu, cahaya senter itu lumayan terang juga hingga bisa menerangi pepohonan dalam jarak yang lumayan jauh
“Iya mas, kita sebentar lagi sampai kok mas” jawab Mamad sambil mendorong motor tua ini
Aku merasa aneh disekitar sini, aku mencium bau wangi yang tipis sekali, tapi mungkin saja bau wangi itu berasal dari bau bunga yang ada disini kan bisa saja.
“Mad, kamu cium bau wangi ndak tadi Mad?”
“Ndak pak eh mas, wong disini bau tanah basah dari tadi mas”
What… lalu bau wangi itu bau dari apa? Pikiranku kemudian berkelana kemana mas Am
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 318 Episodes
Comments
Ray
seruu seruu nanti lanjut baca lagii mbak e 😁
2023-10-14
1
Yach Yulianah
hai mbak ,aku mampir d cerita horror ini..
2023-09-17
1
Lisa
horror niih
2023-09-12
1