Hari sudah larut mereka kembali kerumah, sebelumnya di Rumah Sakit
"Daniel, Kaka pulang dulu ya, sepertinya Kaka tidak bisa menemani Ibu lagi malam ini"
"Aku mengerti Ka, lagi pula jangan khawatir , Kakak Ipar sudah mengirim orang untuk menemaniku, tuh (menunjuk)" , Renata menoleh , "Ternyata Bob mengirim sekretarisnya, untuk menggantikan aku"
Ibu terlelap tidur setelah minum obat, Renata menciumi nya sebelum pergi.
DiRumah,
"Suamiku sayang" Renata memanggilnya dengan canggung,
Bob meliriknya "Ada apa istriku?"
Renata sedikit kesal "Aku .. baiklah langsung pada intinya, boleh aku lihat kontrak kita kembali?"
Bob "Untuk apa?"
"Aku merasa kurang menyukai panggilan untukmu, yaitu.. suamiku sayang !!"
"Lalu, apa maumu?"
"Menurutku cukup panggil suamiku saja ,lagian kita hanya pasangan kontrak "(bagian pasangan kontrak, Renata mengatakannya dengan sangat pelan)
"Baiklah"
"Satu lagi, besok aku harus mulai masuk sekolah, tapi bagaimana dengan!!"
"Dengan apa?" tanya Bob,
"Kamu boleh pergi kuliah, akan ada supir yang mengantar jemputmu" lanjut Bob,
"Suamiku , aku tidak perlu supir, serius !! aku bisa sendiri"
Bob sedikit tersenyum mendengar Renata mengatakan kata Suamiku dengan cukup keras, Bob menyembunyikan wajah nya yang tersipu.
"Lalu kamu akan semaumu, dan kamu akan pergi bekerja seperti biasa setelah selesai kuliah?"
"Bukan ,bukan itu maksudku? bagaimana dengan Ibuku ,aku merasa berat untuk meninggalkannya"
"Pulanglah tepat waktu, setelah itu temui Ibumu"
"Baik , terimakasih, selamat malam"
Bob menatapnya, Renata masuk ke dalam kamarnya.
Didalam kamar, Renata terbaring memikirkan Ibu dan Daniel.
"Seharusnya aku bertanya sampai kapan aku pura-pura jadi istrinya?! , saat aku menjadi istrinya apakah aku harus terus tinggal bersamanya dan mengikutinya, kenapa dalam kontrak aku tidak membaca sampai kapan aku menjadi istrinya ! sepertinya memang janggal, aku harus menanyakannya sekarang" Renata beranjak dari tempat tidur , lagi-lagi pukul 9, dia mengingat jam segitu Bob belum tidur .
"Aku harus menanyakannya dengan hati-hati" , melangkah dan perlahan membuka pintu kamarnya, Renata berjalan hingga depan kamar Bob, Renata nampak canggung dia hanya berdiri depan pintu kebingungan.
"Istriku" lengan bob, memegang bahu Renata dari belakang, Renata berteriak "Aghrr.." (deg ...deg jantungnya berdetak cepat)
"Sial dia mengejutkanku lagi(bicara dalam hati)"
"Apa yang kamu lakukan?" tanya Bob
"Suamiku , ada yang ingin aku tanyakan padamu"
"Penting?"
"Tentu saja"
"Hmm.. bukan ingin tidur denganku?" Bob menggodanya,
"Heh , maaf anda salah"
Renata duduk dikursi, dengan memasang wajah jutek. Bob mengikutinya duduk. Renata nampak marah
"Apa kamu hendak menipuku?"
"Apa??"
"Aku mau berpura-pura menjadi istrimu, karena aku memiliki hutang, namun menurutku aku tidak harus jadi istri pura-puramu selamanya kan ?! , hutangku pun tidak sebanyak itu, aku akan menentukan sampai kapan aku jadi istri pura-puramu"
Bob tersenyum melihat Renata yang bicara nyerocos,
"Kenapa ? kamu meremehkanku?" Renata dengan sikap julidnya, seolah menantang Bob.
"Dan kenapa dirumah ini hanya kita berdua, dimana para pelayanmu, bukankah kamu seorang konglomerat?"
"Sudah bicaranya?" Bob memotong omongan Renata
"Baik, Jawab pertanyaanku!!"
"Wajahmu sangat menggoda, kamu terlihat imut saat marah (Bob dalam pikirannya)"
"Aku pikir kamu akan selamanya jadi istriku, (Bob memasang wajah serius menatap Renata) , karena selamanya kamu akan terus berhutang padaku"
Renata menggebu-gebu mendengar hal itu, masih banyak pertanyaan dalam dirinya, merasa tidak puas.
"Aku tidak akan menyulitkanmu, kamu jangan khawatir, tidurlah jangan sampai besok bangun terlambat"
Renata, seolah tidak bisa bicara apa-apa lagi, Bob meninggalkannya sendirian,masuk kedalam kamar. Renata pun pergi masuk ke kamarnya dengan kesal.
Setelah tenang sejenak, dalam renungannya .
"Tunggu !!, kenapa saat dia mengatakan selamanya ,aku merasa tenang ya? tapi terbayang bagaimana aku jika terus jadi istri pura-puranya, meskipun aku belum melihat pria yang sebaik dia , itu tidak mungkin, aku harus bekerja untuk membayar hutangku padanya, apakah dia pria tidak normal (dengan mimik terkejut,menutup mulutnya dengan kedua tangannya), ya mungkin benar begitu, makanya dia pura-pura menikah" Renata sejenak menjadi gila ,larut dalam pikirannya, dia tidak tahan untuk menertawainya .
"Ha..ha..ha...ha..ha" tawanya mulai mengencang, nampak jelas terdengar ke dalam kamar Bob,
Bob yang masih terjaga, tersenyum dan terkekeh mendengarnya "Dia sangat menarik" ,Wajah Bob begitu berseri ,ungkapan hati yang merasa amat senang.
Keesokan paginya, Renata keluar dari kamar amat tergesa-gesa . Namun dia terbelalak melihat meja makan yang sudah tertata dengan banyak menu makanan, juga Bob yang sudah rapi dengan pakaiannya ,duduk di meja makan.
"Istriku duduklah kita makan bersama"
Renata melihat ada dua orang pelayan berdiri disamping Bob,
"Tidak terimakasih, sepertinya aku tidak cukup waktu, aku akan segera pergi, permisi"
"Ingat aturan kontrak nomor 1"
"Apa nomor 1, apa itu?"
"Harus patuh dan mendengarkan kata suami, dan"
"Baiklah jangan lanjutkan" Renata segera memotong pembicaraan Bob .
"Hanya makan apa susahnya (berbisik sendiri)"
Renata makan dengan cepat, hampir tersedak ,kedua pelayan wanita menahan tawanya, Bob sangat kesal dengan sikap Renata.
"Istriku, ini bukan warteg , bisakah kamu makan dengan tenang"
Renata terdiam, berusaha tenang dan mengalah .
"Suamiku , aku sudah makan, dan cukup kenyang ,terimakasih sarapannya, aku pamit pergi sekarang" Renata berdiri dari kursinya ,
"Tunggu ,kita akan pergi bersama"
Renata melihat waktu,
"Tapi aku akan pergi ke Rumah Sakit dulu untuk menemui Ibu"
"Aku ikut"
"Baik" Renata berjalan lebih dulu.
Diperjalanan hendak ke kampus, Bob sedang menelpon seseorang, Renata diam-diam memperhatikannya, dari ujung kaki hingga ujung rambut Bob .
"Waw, bos itu memang beda , dia sangat keren"
Bob melihatnya dari kaca spion dalam mobil, jika Renata terus memandanginya, Bob tersipu.
Renata diantar sampai depan kampus, beberapa siswa melihatnya , Renata keluar dengan sangat gugup, karena kedatangannya sangat mencolok.
Renata berjalan menuju kelas, beberapa pria menggodanya, Renata merasa heran ,dia berpikir apakah karena penampilannya . Renata menghentikan langkahnya, dia berdiri melihat dirinya dari ujung kaki hingga tubuhnya, dia pun memegang anting-anting dan perhiasan yang diberikan Bob .
"Mengapa aku harus memakai semua ini" Renata melepas perhiasannya.
Renata bertemu intan sedang bersama teman-temannya,
"Hai" Intan menyapa ,
"Kamu sungguh berbeda Nat" Intan sangat suka
"Benarkah?" Renata sedikit malu ,karena beberapa orang memperhatikannya lagi.
"Ya, lihat pakaian dan sepatumu (Intan tertawa kecil) ,mengapa kamu tidak seperti ini sejak dulu"
Renata cukup heran, "maksudmu?"
"Pasti akan banyak pria yang mengantri ingin kencan denganmu(berbisik ditelinga Renata)" Intan tertawa lagi.
"Huh, karena aku selalu jomblo forever, jadi dia mengatakan itu " Renata bicara dalam hatinya .
"Ok bye, aku mau masuk kelas"
"Ok , oke"
"Aku memang tidak pernah dandan, dan berpakaian bagus lagi, semenjak ayah meninggal, lagian dari mana aku memiliki uang untuk membelinya" Renata berjalan dengan agak sedih, menuju kelasnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 111 Episodes
Comments
Arie'shantie
up
2022-05-31
0