Pagi-pagi Renata sudah duduk ,menunggu diruang makan. Bob berjalan menghampirinya, para assisten rumah yang sudah digurui sebelumnya, pergi meningalkan mereka berdua disana .
Bob tersenyum kecil, akan ada hal apa yang akan dibuatnya (ditunjukkan pada Renata).
Dalam sunyinya, tiba-tiba
"Aku tahu jika kamu memiliki tunangan, aku sadar wanita itu yang bersamamu datang ke tempatku bekerja, jika kamu memilikinya , mengapa kamu menikahiku?" Renata bicara dengan tidak menunjukkan wajahnya pada Bob . Bob menyimpan sendok dan garpunya.
"Beberapa hari kemarin, ada Ibu mertua datang berkunjung, dia mengatakannya juga, jika kamu sudah memiliki tunangan"
Bob hanya diam mendengarkan,
"Aku rasa mungkin aku akan mendapatkan jawaban dari pernikahan kita ini"
Bob acuh , melanjutkan makannya, Renata melihat , menatap Bob yang mengacuhkannya, Renata nampak kesal, karena Bob tidak bereaksi sama sekali . Renata menaruh alat makannya .
"Aku sudah kenyang , aku pamit pergi lebih dulu , permisi" Renata beranjak dari kursinya , bergegas pergi . Dan Bob tetap mengacuhkannya.
Mata Renata sangat berkaca-kaca, dia memukul-mukul dadanya ,"Rasanya sangat sakit" , dalam hatinya begitu yang dirasakan ,
"Apakah dia sedang mempermainkanku?"
Supirpun dengan cepat melajukan mobilnya , tidak terasa kampus sudah didepannya. Renata turun ditempat yang biasa yang tidak begitu dekat dengan kampus , dia tidak ingin mencolok didepan teman-temannya, karena selama ini dia selalu pergi dan pulang sendiri dengan berjalan kaki , apalah kata omongan teman saat ini , jika melihatnya turun naik mobil bagus setiap hari.
Renata duduk dalam kelas , Roy datang,duduk disampingnya, "Kamu pilek?"
"Ya, aku kena pilek" namun Roy melihat mata Renata begitu sendu.
"Ini" Roy memberikan tisu
Dikantor, Bob melamun , Al masuk kedalam ruangannya tanpa ia sadari, dan tidak dengar apa yang Al katakan padanya .
"Tuan .." Al memanggilnya
"Ya, apa?"
Al menyadari , Bob yang tidak menyimaknya dari tadi.
Al pun mengatakannya lagi, hari ini Bob nampak tidak fokus dalam bekerja , yang ada dipikirannya hanya Renata .
Bob pulang lebih awal menghampiri Ibu Renata, untuk melihat keadaannya, Beberapa hari ini Bob merasa bersalah ,karena tidak bisa sering mengunjungi Ibu, namun Ibu sangat mengerti , bahkan dalam pikiran Ibu, Ibu malah sangat menginginkan jika Bob dan Renata segera memikirkan untuk memiliki keturunan .
"Bob, apakah Renata baik padamu?"
Bob tersenyum , mengiyakan,
"Dia melayanimu dengan baik?" Bob juga tersenyum .
"Ibu sangat ingin sekali segera menimbang cucu" Bob sontak terkejut mendengarnya,
"Apakah kamu bisa segera mewujudkannya?"
Bob tersenyum , "Saya bersedia saja bu untuk segera memberikan cucu, namun Renata masih belajar, dan takutnya Renata belum menginginkannya"
Ibu tersenyum "Melayani suami lebih utama, jadi dia tidak bisa menolak kodrat dan takdirnya, maka daripada itu mintalah padanya"
Bob tertawa mendengar Ibu .Renata terkejut mendengar pembicaraan ibu, dibalik pintu berpikir "Bagaimana jika Ibu tahu yang sebenarnya" Renata masuk mengejutkan orang seisi rumah.
"Nat, jika masuk berilah salam"
"Selamat malam Ibu" Renata berjalan menghampiri Ibu dan memeluknya .
Bob yang merasa heran , mengapa Renata pulang lebih awal ,dan datang kerumah Ibu , tanpa mengatakan apapun padanya . Renata yang masih kesal kepada Bob mengacuhkannya .
Renata mengupas buah untuk Ibu, sedangkan Ibu tertawa dengan Bob, mereka bicara dengan sangat akrab.
"Nat, sini "
"Iya bu" Renata menghampiri
"Ini sudah malam, cepat kalian pulang" Ibu mengambil tangan Renata dan menyimpannya pada tangan Bob . Ibu tersenyum pada Bob , seperti memberi kode.
"Baik Bu, kami pamit dulu ya, lain hari akan kemari mengunjungi Ibu lagi" Bob bicara dengan wajah yang sangat manis, Renata memperhatikannya dengan kesal,
"Ya , sana pulanglah" Ibu mendorong mereka agar cepat pulang.
"Apa yang sudah mereka bicarakan , hingga tadi mereka tertawa dengan begitu senang" dalam mobil, Renata bicara didalam hatinya dan terus berpikir dengan kejadian tadi .
Bob mendapat cerita mengenai masa muda orangtua Renata, hingga Ibunya mengandung Renata . Bob tersenyum mengingatnya .
Renata keluar dari mobil , dengan buru-buru , para Assisten menunggunya , dan mereka sudah siap untuk pulang . Renata mengacuhkannya , langsung masuk kedalam kamar , hari ini Renata pulang lebih awal karena hari ini libur bekerja.
Renata sudah terbaring diranjangnya, memakai pakaian tidur .
"Aku sangat lelah" Renata pun lupa mengunci pintu kamarnya, dia tertidur begitu saja.
Bob sangat ingin ditemani Renata,malam ini dia memiliki banyak pekerjaan, Bob ingin Renata membuatnya secangkir kopi . Bob mengetuk pintu kamar Renata berulang kali dan memanggilnya, namun tidak ada respon dari Renata, Bob tidak sengaja memegang gagang pintu, dan pintu terbuka tidak dikunci . Bob pun masuk , melihat Renata yang sudah nyenyak tidur , hingga dia lupa tidak memakai selimut, Renata berpakaian sangat tipis, sungguh menggoda, cuaca yang panas beberapa bulan ini, membuatnya berpakaian seperti itu . Bob duduk mendekat dan menyelimutinya . Renata terbangun, dan menyadari itu .Renata menatap Bob yang duduk diranjangnya, Bob membalas menatapnya , Bob bergerak mendekat , hendak menciumnya , namun Renata baru menyadarinya ,jika itu tidak boleh terjadi . Dia menampar Bob . Renata takut apa yang dilakukannya, akan menyinggung Bob .
"Maaf" Renata berdiri turun dari ranjangnya.
Bob tidak merasa kesal sama sekali, Bob menyadari itu salah, dan mengejutkannya. Meskipun sah jika Bob ingin melakukan hubungan itu padanya , namun karena salah pada awalnya, Bob pun tidak bisa memaksanya .
"Tidurlah" Bob pun berjalan pergi meninggalkannya
"Tunggu"
Bob menghentikan langkahnya,
"Apa ada sesuatu yang kamu butuhkan" tanya Renata,
"Ingin kujawab dirimu" dalam hati Bob.
"Tadinya aku ingin kamu membuatkan ku kopi"
"Kopi??"
Bob melihat ke arah tubuh Renata yang tercetak jelas lekuk tubuhnya, menyadari itu Renata segera menutupinya dengan selimut,
"Aku , akan membuatkannya, tunggulah"
Bob pun berjalan pergi menuju ruang kerjanya.
"Aku tidak bisa berkonsentrasi" Otaknya merasa panas , tubuhnya pun, Bob menyalakan Ac, menambah suhunya.
Renata datang masuk ke ruangan kerja, menyimpan segelas kopinya dimeja.
"Jika tidak ada apapun lagi, aku akan kembali ke kamarku"
"Ada"
"Apa??"tanya Renata
"Duduklah, temani aku"
Renata pun menurut , duduk menemaninya . Bob memperhatikan sikap Renata yang tiba-tiba melunak padanya , dia sangat lembut beberapa hari ini , Bob menyukai sikap Renata yang sekarang menurutinya . Bob pun kembali bekerja setelah diam menatap Renata .
Renata merasa bosan diapun menaikkan kakinya pada sofa dan tak sengaja tertidur , Bob masih menyelesaikan pekerjaannya hingga larut.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 111 Episodes
Comments
Bundy Keysa
tidak ada sopan santun terhadap suami
2024-10-17
0