"Ini ??(Renata melihat seperangkat pakaian, sepatu dan perhiasan diatas tempat tidurnya)Suamiku ,kamu menyiapkan ini??"
Aldi menyerengeh menahan tawa, mendengar Renata yang menuruti Bob memanggilnya dengan sebutan suamiku.
"Ya, pakailah , aku akan menunggu mu diluar"
Bob menoleh ke arah Al yang menertawainya. Renata berdandan dibantu beberapa orang perias, yang sengaja dipanggil oleh Bob.
Renata keluar dengan sungguh cantik , Bob tidak dapat menyembunyikan perasaannya .
"Sudah selesai?" tanya Bob pada perias nya,
"Sudah"
"Bagus" memandangi Renata dari atas sampai bawah
"Terima kasih" para perias tersipu.
"Bagaimana reaksi Ibu mertua saat dia melihatku?Renata bicara lirih dalam mobil, merasa gugup .
Bob mendengar reaksi itu ,tersenyum menahan gelak tawanya, "Dia sudah pintar, memanggil Ibu ,dengan panggilan Ibu mertua" Bob bicara dalam hati.
Rumah besar keluarga Bob pun nampak didepan mata,
"Nyonya tuan muda datang bersama istrinya" seorang assisten rumah, menemui Ibunya Bob yang sedang merawat bunga di Taman, mendengar itu Ibu sangat ingin bergegas melihatnya, nampak seperti apa menantunya.
Bob dan Renata berdiri, menyapa Ibu .
"Bu, ini istriku"
"Selamat sore Ibu"
"Selamat sore" Ibunya Bob, berpikir dan berusaha mengingat, wajah yang tidak asing, namun ia sedikit melupakannya.
"Dia ..." Ibu bicara pada Bob
"Nyonya, saya Renata, gadis yang tempo hari anda selamatkan"
"Ah ... iya ,Ibu baru mengingatnya, karena aku tidak pernah membawa gadis lain kerumah ini selain kamu, namun bagaimana kalian dapat, dan bagaimana mulanya?" tanya Ibu sangat penasaran.
"Ibu bagaimana jika Ibu menawari putra Ibu makan , aku sangat kelaparan" Bob tiba-tiba bersikap manja.
"Baiklah" Ibu segera berjalan dengan di rangkul Bob.
Ibu "Sudah lepaskan, kamu sudah dewasa namun sikapmu masih juga manja"
Bob tersenyum , dengan menatap wajah Renata .
Suasana di meja makan terasa canggung Ibu sama sekali belum mengatakan apapun pada Renata.
"Ibu, langit sudah sangat gelap, kami izin pamit pulang"
"Tunggu" Ibu memotong pembicaraan Bob,
"Dimana sekarang kalian tinggal?"
"Ibu kami tinggal tidak jauh dari rumah Ibu , hanya beda blok saja" lanjut Renata
"Benarkah, itu artinya kita bisa sering berkunjung satu sama lain"
"Baiklah, berhati-hatilah " lanjut Ibu
"Baik bu, kami permisi, selamat malam" Renata yang menjawabnya.
"Ya , selamat malam" sahut Ibu.
Dalam perjalanan , Renata mengingat Ibunya Bob, yang meminta bertemu nya lagi besok,
"Kira-kira, ada hal apa yang Ibu mertua ingin bicarakan denganku?!" Renata merasa takut jika Ibunya Bob, ternyata adalah Ibu mertua yang kejam pada kebanyakan di film . Dia akan menyiram menantunya, lalu memberi uang yang banyak, untuk meninggalkan putranya .Bob memperhatikan Renata di kaca spion, nampak Renata lelap dengan pikirannya sendiri . Nampak jelas raut wajahnya yang aneh dan lucu.
Bob tersenyum melihat reaksi itu.
Tanpa diketahui Bob dan lainnya, jika Dila sudah ada menguntit disana.
Keesokan paginya, Bob pergi lebih awal, Renata berjalan keluar dari kamar, melihat diatas meja makanan sudah tertata.
"Apakah tuan tidak sarapan?" melihat makanan nampak utuh
"Tidak Nyonya"
"Makanan begitu banyaknya, tapi mengapa dia tidak menyentuhnya, sungguh sayang sekali, baiklah aku yang akan memakan nya"
Renata pun duduk, memakan semua makanan yang ada diatas meja,
"Emm ... ini enak , wah ini juga sangat enak" Renata begitu bersemangat ,sangat lahap.
"Maaf anda tidak boleh masuk"
"Minggir" Terdengar suara keributan dari halaman rumah.
Dila mendorong seorang pelayan didepan pintu, memaksa menerobos masuk,
"Tunggu anda tidak bisa.." Pelayan keduapun didorong oleh Dila.
Renata berlari untuk melihat, Dila segera menghampiri Renata dan menjambak rambutnya,
"Tikus darimana asalnya, berani nya kamu, menggoda tunanganku" Dila berteriak , menggila.
"Ah..." Jerit Dila yang kesakitan.
Renata pun melawan menjambak rambut Dila,
"Hai curut, siapa kamu, lepaskan aku" ,mereka saling menjambak. para assisten rumah segera memisahkan keduanya .
Dila teriak "Kamu.. kamu pikir kamu siapa bisa melawanku"
Renata "Seharusnya aku yang bicara begitu padamu, dasar wanita gila, beraninya masuk rumah orang sembarangan, membuat keributan " Dila diseret keluar rumah.
Dila "Lihat saja aku akan memberimu pelajaran, aku tidak akan menyerah dan tinggal diam" Dila pergi, berjalan dengan sangat marah.
Seorang assiten rumah menelpon Aldi , sekretaris Bob dikantor .Memberitahu apa yang baru saja terjadi dirumah. Al sangat terkejut mendengarnya, dan segera masuk ruangan Bob untuk memberitahu nya.
"Apa , ada wania asing yang masuk kerumah, kamu yakin itu pasti Dila?"
"Ya , karena pelayan mengatakan,jika wania itu mengaku tunangan anda"
"Dila, apa yang dia inginkan"
Bob menggeram,marah pergi meninggalkan kantor seorang diri. Al tidak dapat mencegahnya.
Dila, duduk di sebuah ruangan rumahnya,masih begitu marah karena tadi tidak sepenuhnya terlampiaskan, "Rasanya aku ingin mencingcang perempuan itu"
"Nona , nona" seorang pembantu berteriak pada Dila, tidak dapat mencegah Bob masuk , Bob berjalan menerobos masuk seperti yang Dila lakukan, dan kini berdiri tepat dihadapannya,
"Benar kamu barusan datang kerumahku?"
"Kenapa? tikus itu mengadu?"
"Hentikan, jika kamu masih ingin ku hargai, jagalah sikapmu, jika kamu berani mengusik istriku lagi, itu sama dengan mengusikku, maka kamu tahu apa yang akan terjadi"
Dila sangat marah mendengarnya, dia beranjak dari duduknya.
"Aku tidak takut, aku akan menghancurkan kalian, akan ku cingcang perempuan itu, sampai kamu memohon padaku dan kembali padaku" Dila bicara dengan suara keras , terlihat amarah yang meluap-luap.
Bob , semakin marah "Kamu pikir aku tidak akan berani, hanya karena kamu perempuan ? aku ingatkan kembali, sebelum kamu menyentuhnya ,aku terlebih dulu akan melemparmu ,ketempat yang buruk, yang tidak akan pernah kamu bayangkan, Ayahmu , Ibumu siapapun dalam keluargamu tidak akan ada yang bisa menolongmu, bahkan mereka pun akan ku seret bersamamu, satu hal lagi aku tidak akan pernah memohon dan kembali"
Tersirat kemarahan yang begitu besar, dalam hati dan jiwa Dila , terbakar mendengar Bob yang menantangnya.
Mata Dila terbelalak melihatnya, Bob pun pergi keluar meninggalkan Dila.
"Ahhh" terdengar teriakan marah ,Dila yang tak dapat menahan diri, membuat kekacauan dirumahnya, dia menarik taplak meja dihadapannya, semua barang diatasnya berhamburan, melemparkan barang-barang yang ada didekatnya, para pelayan sangat ketakutan melihat sikap Dila saat itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 111 Episodes
Comments