Renata berjalan sendiri , celengak celinguk , hanya dia yang berjalan kaki, beberapa mobil ada yang lewat, namun tidak ada angkutan umum satupun yang lewat , tentu saja ini bukan jalanan umum .Renata sangat lemas terus berjalan.
"Bob sengaja minta supir menjalankan mobil dengan santai" Tak lama Bob pun melihat Renata yang masih berjalan dari tadi.
"Berhenti"
Supirpun menurutinya.Bob keluar dari mobil, menghampiri Renata,
"Masuklah, Bob memegang lengan Renata dari samping.
"Tidak perlu, terima kasih"
"Jangan keras kepala, masuklah"
Renata mengalah, untuk menghindari keributan di jalan.
"Renata kamu begitu acuh, membuat hatiku sakit, aku ingin sekali memelukmu , membelaimu" dalam tatapan Bob tersirat kata-kata itu dalam hatinya.
Bob meminta supir untuk mengantarkan Renata lebih dulu, Renata pun tiba dikampus.
"Jika sudah selesai telpon aku, atau Aldi"
Renata tidak menjawabnya, merasa hari ini dia sudah lelah, untuk berdebat dengan Bob .
Dikelas pelajaran pertama telah usai, Renata seperti orang yang mendadak stres, dia mencoret-coret dikertas , menulis kata makian.
"Baru saja beberapa hari menikah, aku sudah gila dibuatnya" Renata merengek,
"Nat kamu harus bisa mengatasi si bajingan itu, ya baiklah kita lihat siapa yang jago berakting disini, suamiku!!" bicara dalam hati, dengan raut muka kesal.
Sepulang kuliah , Renata mampir ke kedai,
"Susy" Renata memanggil Susy.
"Hai, kamu sudah kembali,bagaimana kabar Ibumu?"
"Baik, Ibu sudah pulang dari Rumah Sakit"
"Syukurlah"
"Apakah aku masih bisa bekerja disini?"
"Tentu saja, anggap beberapa hari ini kamu sedang liburan"
"Bagaimana dengan bos?"
"Tenang ,aku sudah mengatasinya" Susy menepuk nepuk pundaknya.
"Terima Kasih, jika begitu aku akan langsung bekerja hari ini"
"Ok" Susy mengangguk.
Langit mulai terlihat gelap, Renata tidak berhenti memikirkan Bob, dan merindukan Ibu .Renata mengambil Handphone nya, menelpon Daniel,
"Hallo" jawab Daniel
"Kakak kamu dimana?"
"Aku, aku sedang bekerja"
"Bekerja? tapi disini.. " Bob mengambil Handphone nya.
"Pulanglah, saat ini aku sedang bersama Ibu"
Renata terdiam ,setelah mendengar suara Bob yang bicara ditelpon,
"Sebentar lagi aku akan pulang"
"Baiklah"
Renata menutup telponnya, keduanya berbicara dengan sangat tenang, seolah sudah melupakan yang terjadi sebelumnya.
Waktu untuk pulang, Renata pamit pada Susy juga yang lainnya.
Tadinya Renata hendak, menengok kamar kosan nya, namun itu tidak mungkin. Renatapun segera pergi mencari Bis untuk pulang ke rumah Ibu .
Di perjalanan, Renata masih mengingat alamat rumahnya, karena rumah nya searah dengan Ibu Bob. Dia menumpangi Bis yang melewati jalan itu, setelah sampai Renata menghentikan bisnya ,turun dari bis , mencari taxi. Perjalanan ke dalam area perumahan, harus ditempuh dengan taxi.
Renata pun menelpon Aldi, hendak menanyakan nomor rumah dan nama jalannya karena takut keliru.
"Hallo, Al tolong kirimkan alamat Ibu"
"Baik"
Renata menutup telponnya, Al segera mengirim pesan pada Renata.
Bob memperhatikan,
"Dia menelponmu?"
"Ya, tadi nyonya yang menelpon"
"Aku sebagai suaminya, tidak pernah ditelponnya", Bob bicara dalam hatinya ,lagi-lagi merasa kecewa dan kesal.
Tak lama Renatapun tiba, keluar dari taxi, merubah raut wajahnya, dia melebarkan senyumnya, karena akan bertemu Ibu.
"Selamat malam, aku pulang" Renata masuk kedalam rumah, dengan wajah sumringah.
Ibu sangat senang, Renata segera menghampiri Ibu ,memeluk dan menciumnya . Bob merasa bangga dengan sikap Renata terhadap Ibunya.
"Cepat makanlah, suamimu sudah menunggu dari tadi"
"Tapi aku belum ingin makan"
"Kenapa? , ayo cepat setidaknya temani suamimu" , Ibu terus mendorong Renata.
"Al , sana kamu juga ikut makan"
"Iya terima kasih bu, nanti saya akan menyusul"
Bob dan Renata duduk di meja makan, duduk berjauhan, Bob menatap nya sesekali yang melayani nya. Renata terlihat masih marah .
"Terima kasih"
Renata tidak menjawabnya, hanya tersenyum sedikit, agar tidak terlihat kaku, didepan Ibu.
Bob telah menghabiskan makanannya, malam ini Bob makan tidak banyak. Bob ingin berkata-kata namun, melihat suasana hati mereka yang nampak canggung, Bob pun mengurung kan niatnya.
Renata merapikan mejanya . Bob menghampiri Ibu lagi,
Ibu "Al cepat makanlah"
"Makanlah" perintah Bob
Aldi pun pergi keruang makan. Renata terlihat sedang murung.
"Ibu hari ini, biarlah Renata menginap disini"
"Kenapa?bagaimana dengan nak Bob?"
"Tidak apa"
"Jangan, kalian pengantin baru, tidak boleh tidur secara terpisah, selama Ibu di Rumah Sakit sudah banyak mengambil waktu kalian, tidak ! Ibu tidak mengizinkan".
Renata yang berjalan menghampiri Ibu mendengarnya .Merasa sudah pasrah dengan apapun.
"Renata, suamimu pasti sudah lelah, cepat kalian pulanglah, ini sudah cukup malam"
Al pun, keluar dari ruang makan, sudah menyelesaikan makannya.
Ibu "Al, kebetulan kamu sudah selesai, antar mereka pulang "
Renata bicara dalam hatinya "Ibu seandainya Ibu tahu, aku ini sedang berperan apa !?"
"Sayang , ayo" Bob mengajak Renata,
Renata mengangguk , dan mereka berpamitan pada Ibu.
Bob menggenggam erat tangan Renata dihadapan Ibu, Ibu sangat senang melihatnya, mereka berjalan dengan bergandengan tangan , hingga masuk kedalam mobil.
Renata terdiam kaku, tangannya masih terpegang erat, renata diam-diam melepas genggaman Bob. Bob tidak beraksi dengannya.
Tiba dirumah , Al pamit pulang meninggalkan mereka. Bob berjalan lebih dulu ke dalam, masuk ke kamar lain . Renata merasa heran , mengapa Bob masuk kamar disampingnya , Renata pun tidak menghiraukannya, masuk ke dalam kamar yang ia tempati semalam. Renata membuka lemari, pakaian Bob sudah tidak ada yang tinggal disana .
Renata terdiam sejenak dan mengacuhkannya, pergi ke kamar mandi , lalu tidur.
Begitu juga Bob, melakukan hal yang sama, dan terbaring diranjangnya , rasanya sangat nyaman meluruskan punggungnya diatas kasur. Bob masih memikirkan apa yang terjadi tadi malam.
Bob berpikir bagaimana untuk mengakhiri kesalah pahaman nya dengan Renata. Bob memikirkan banyak hal.
Bob mengambil surat kontrak dalam lacinya , berjalan keluar kamar , mengetuk pintu kamar Renata.
Renata belum tidur, dia menyadari Bob telah mengetuk pintunya,namun Renata pura-pura tidur , mengabaikan Bob.
Bob terus mengetuknya, "Jika kamu belum tidur, keluarlah sebentar, bukankan kamu ingin merevisi surat kontraknya?"
Renata masih mengacuhkan , takut jika itu hanyalah akal-akalan Bob saja .Tak lama Bob pun mulai kesal, pergi kembali kedalam kamarnya . Renata memejamkan matanya, tidur membalikkan badan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 111 Episodes
Comments