Bob memasuki kantor perusahaannya, semua pegawai menghormatinya, Bob berjalan diikuti beberapa stafnya .
Setelah selesai rapat, Bob memasuki ruangannya, "Hai, sayang" , wanita tunangannya bernama Dila, sudah ada didalam ruangannya.
"Kebetulan kamu kemari"
"Benarkah ?!, aku sangat senang karena kamu ternyata mengharapkanku" Dila tertawa kecil
"Seperti nya pertunangan palsu kita harus berakhir sampai hari ini"
"Apa?? berakhir? kamu mencampakkan aku? kamu sudah lupa, bagaimana kita bertunangan,dengan disaksikan ayahmu!!"
"Ya aku tahu, semua nya karena perjodohan, menurutku Ayah akan menyukai tindakanku sekarang, jika dia masih ada dan mengetahui seperti apa dirimu"
"Apa maksudmu?"
"Lagian aku baru saja menikah"
"Apa ... menikah, kamu tidak sedang bercanda denganku Bob"
"Tidak" Bob menunjukkan cincin pernikahan pada Dila.
"Itu tidak mungkin, Bob kamu membohongiku! Bagaimana mungkin kamu melakukan ini padaku, selama ini apa kekuranganku, mengapa kamu lakukan ini padaku?"
"Maaf kan aku"
Dila sangat kecewa, "Aku tidak ingin putus denganmu" , Dila pergi meninggalkan Bob diruangannya.
Bob, termenung dengan apa yang baru saja dia katakan, namun Bob merasa sudah cukup dia menjalani perjodohan itu , Bob sudah merasa muak dengan sikap Dila selama ini. Bob menelpon rumah,
"Halo , Bi apakah Ibu ada dirumah?"
"Apa yang sedang Ibu lakukan?"
"Baiklah, jika terjadi sesuatu segera laporkan padaku"
"Oke" ,Bob menutup telponnya .Bob kembali melanjutkan pekerjaannya .
Di Rumah Sakit, keadaan Ibu Renata sudah semakin membaik, Ibu diajak berjalan-jalan oleh Daniel ke Taman, sesuai arahan Dokter, ditemani perawat dan sekretarisnya Bob (Aldi) .
"Daniel"
"Ya Bu"
"Bolehkah tinggalkan Ibu, Ibu ingin bicara dengan nak Aldi sebentar?"
"Baik" Daniel bicara pada Kak Aldi ,jika Ibu ingin bicara dengannya.
Daniel mencari tempat teduh, Aldi duduk dikursi kayu taman, dan Ibu pada kursi rodanya.
"Nak Aldi terimakasih, sudah banyak membantu Ibu dan Daniel disini , mungkin jika tidak ada kehadiran Nak Bob juga Nak Aldi, entah bagaimana dengan kami"
Aldi, terdiam dengan seksama mendengarkan Ibu,
"Sudah berapa lama Nak Aldi kenal dan bekerja untuk Nak Bob?"
"Sudah lama sekali Bu, sejak almarhum Ayah saya yang bekerja pada Tuan besar ,Ayahnya Bob"
"Jadi Ayahmu lebih dulu bekerja pada keluarga Nak Bob?"
"Iya, sejak kecil aku sudah mengenal Tuan Bob"
"Kalian besar bersama?"
"Boleh dikatakan begitu"
"Kamu tahu sejak kapan anakku berkenalan dengan Bob?"
Aldi sedikit terkejut, Ibu menanyakan itu padanya,
"Sedikit tahu"
"Aku mengerti, karena tidak semua urusannya kamu mengetahuinya , apakah Bob benar-benar pria yang baik?"
Aldi hanya terdiam ,
"Aku tidak ingin anak perempuan ku satu-satunya tersakiti hatinya, namun itu bukan berarti aku berpikiran yang tidak baik mengenai hubungan mereka, dan menilai buruk mengenai Bob, wajar bagi seorang orangtua mengkhawatirkan anaknya "
"Aku mengerti" jawab Aldi, duduk menunduk
"Ibu merasa ini semua terjadi secara tiba-tiba dan begitu cepat, mulai dari Renata mengenalkan suaminya, mengatakan dia sudah menikah , kemudian kamar inap Ibu dipindahkan, sebelumnya Renata tidak pernah menceritakan apapun pada kami ,termasuk mengenai hubungannya dengan nak Bob" Ibu tersenyum.
"Ibu, maaf jika aku berbicara sedikit tidak sopan, Ibu pantas memikirkan hal itu, dan bertanya seperti ini padaku, namun Ibu harus meyakini dengan apa yang dilakukan putri Ibu adalah keputusannya yang terbaik, dan Ibu wajar mengkhawatirkan nya, mungkin sekarang yang terbaik adalah Ibu mendoakan dan merestui hubungan mereka berdua"
"Sekarang sudah terlalu lama diluar, bagaimana jika Ibu kembali ke kamar ?" lanjut Aldi,
Ibu menggenggam tangan Aldi "Tolong, jagalah Renataku, wanita tua ini memohon padamu" , Ibu berderai air mata .
Aldi mengangguk, dan berdiri mendorong kursi roda Ibu.
Selesai kuliah, Renata merasa rindu dengan kamar kosannya. Namun Nat lebih rindu kepada Ibu. Hari ini kuliah selesai lebih awal. Renata bergegas pergi, ingin menemui Ibu .Renata seharian itu tidak mengabari Bob, dan itu membuat Bob merasa heran. Bob melihat kearah jarum jam terus menerus dan Handphone nya , namun tidak ada panggilan atau pesan masuk dari Renata .Maka Bob pun mengacuhkannya.
Langit terlihat gelap, Bob baru meninggalkan kantornya, Bob meminta supir mengantarnya ke rumah dekat Rumah Sakit. Hari ini Renata ingin menginap di Rumah Sakit, Aldi pun tidak dapat mencegahnya . Bob sampai rumah, tidak mendapati Nat ada dirumah, kedua assistan rumah melaporkan jika nyonya tidak ada pulang. Tak lama dari itu Aldipun menelpon , mengabari jika Nat sedang berada di Rumah Sakit , dan mengatakan jika Nyonya ingin menemani Ibunya di Rumah Sakit.
Bob sedikit kesal, karena Renata tidak bicara langsung padanya, meminta izin darinya. Bob pun kembali ke rumah Ibunya.
Di Rumah Sakit,
"Kakak, jika kakak tidur disini , bagaimana dengan kakak ipar?"
"Kakak ipar? tentu saja dia akan tidur dirumahnya"
"Aku tahu itu, maksudnya adalah apakah tidak mengapa ,jika kaka tidak menemaninya tidur malam ini?"
"Daniel, apa yang kamu katakan, kamu tahu apa , bocah sok tahu, tidur kamu, sekali lagi kamu bicara hal itu aku akan menghajarmu seperti ini, dan lebih keras !!" Renata marah, memukul dan mencubiti Daniel.
"Sakit , Ibu , aduh ,kaka sakit" mereka pun akhirnya saling memukul dan mencubit.
Ibu yang sedang sakit , tidak mampu menengahi mereka berdua .
Aldi diluar sedang menerima telpon dari Bob.
"Besok kamu antar nyonya ke kampusnya, malam ini aku akan tidur dirumah Ibu"
"Tuan" seorang assisen rumah membuka pintu,
"Ibu sudah tidur?"
"Sudah, beliau ada dikamarnya"
Bob masuk ke kamar Ibu dengan perlahan, Ibu sudah nyenyak.
Bob pun masuk kedalam kamarnya, setelah membersihkan diri dan berganti pakaian ,Bob terbaring ditempat tidurnya, berharap ada Renata disampingnya .Bob sedang memikirkan bagaimana caranya , dia menyampaikan perasaan yang sesungguhnya pada Renata, dia takut Renata tidak menerima, dan malah tidak memahami perasaannya.
Renata pun larut dalam pikirannya , malam itu ia pun masih terjaga, berpikir cinta yang manis antara dia dan Bob, seandainya hubungan itu tidaklah palsu. Renata berpikir juga jika saat ini dia hanyalah bonekanya Bob, merasa jika Bob tidak memiliki perasaan apapun padanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 111 Episodes
Comments