Dirumah Rani

''Tapi tunggu dulu! jangan bilang jika Kakak adalah calon istri Bang Fatih??'' tanya Airin.

Rani mengangguk. ''Ya, Kakak adalah calon istrinya Bang Fatih! yang ternyata kita adalah saudara sepupu!'' jawab Rani dengan tersenyum.

''Yeeeee.... Iyakah??'' tanya Airin memastikan. Ia memandang Fatih dan juga memandang Rani bergantian.

''Iya.. adek Abang yang cantiiiiikk! kita bertiga saudara sepupu! Aisyah ini putri nya dari almarhum Paman Alam! yang dulunya pernah dikabarkan meninggal dunia karena kecelakaan! kamu masih ingat cerita Abang dulu ketika kamu masih kecil??'' ujar Fatih, sambil tangannya mengusap kepala Airin dengan sayang.

Airin mengangguk. ''Jadi... Kak Ai adalah Kakak sepupu ku? Yang juga saudara sepupu dengan Abang?? Bagaimana mungkin?!'' tanya nya tak percaya.

''Mungkin dong sayang.. ini buktinya, Kakak ada dihadapan mu!'' imbuh Rani.

Airin menggeleng. ''Tapi bagaimana mungkin, kalian berdua bisa menikah? Secara kalian berdua kan saudara sepupu??'' tanya nya lagi.

Rani tersenyum.''Tanyakan pada Abang mu! dia yang lebih tau jawabannya! Kakak mau kebelakang dulu, nyiapin minum kalian! di jelaskan Bang! biar Airin tahu!'' tukas Rani.

Setelah nya ia berlalu kebelakang, untuk menyiapkan minuman serta cemilan untuk sepupu sekaligus calon suaminya.

Saat akan melangkah kedapur, ia berpapasan dengan ibu Saras yang juga ingin ke dapur.

''Ada tamu ya? Siapa sayang??'' tanya Bu Saras.

Rani tersenyum, ''ibu.. ada bang Fatih dan juga adiknya datang kesini!'' imbuh Rani, seraya mengandeng tangan nya Bu Saras untuk menuju kedapur.

Rani mendudukkan ibunya di kursi makan di dekat dapur. ''Ada perlu apa dia kesini?! Apakah kamu tidak mendengar kan, apa yang ibu katakan kemarin?? Masih kurang kah, perbuatan mereka terhadap ibu! hingga kau ingin masuk kedalam keluarga mereka?! Ingat, Nak! Darah keturunan pembunuh, tetap selamanya akan jadi pembunuh! Demikian juga dengan anak-anak nya!'' tukas ibu Saras.

Kecuali...

''Tapi, kan belum tentu anak Paman Rustam berbuat seperti itu Bu! Rani lihat, jika Bang Fatih, berbeda dari Ibunya! Dan adiknya juga demikian! Bahkan Rani sudah mengenal nya sejak lama!'' sarkasnya .

Membuat ibu Saras mendelik tajam. ''Dari mana kamu tau? Jika keluarga mereka tidak seperti Ayah dan Ibunya?! Kamu lupa, Nak?? Mengapa dan kenapa ibu masih menutup kesembuhan Ibu dari mereka semua??''

Rani mematung. Ibu Saras menatap Rani dengan tajam.

''Jika sampai mereka semua tau, jika Ibu sudah sembuh, maka kita hanya akan tinggal nama!'' tukas ibu Saras.

Membuat Rani terkejut. ''A-apa?! Nggak! Nggak mungkin Ibu! Aku nggak percaya jika Bang Fatih akan berlaku demikian! dari wajahnya saja, aku bisa menilai jika Bang Fatih tidak seperti Ibu nya yang judes itu!'' kilah Rani.

Ia masih saja tetap keras kepala.

''Terserah padamu, Rani! jika itu yang memang menjadi keputusan mu, Ibu bisa apa? Toh, selama ini nggak ada yang mau mendengar kan apa yang ibu katakan! semuanya menganggap Ibu gila! omongan Ibu hanya bualan semata! sayang.. aku dan Ayah mu tidak memiliki bukti ketika kami dulu di coba bunuh oleh mereka! Seandainya ada, tidak akan sesulit ini menjelaskan semuanya kepada mu!'' ucap Ibu Saras sarkas. Ia merasa jika Rani tidak mempercayai semua ucapan nya.

Rani tergugu. ''Bu-bukan seperti Ibu.. Rani nggak bermaksud untuk tidak mempercayai semua ucapan Ibu, Rani hanya...''

''Sudahlah Rani, semua ini memang sudah menjadi takdirnya Ibu! yang bisa Ibu lakukan sekarang hanyalah sabar dan berdoa, semoga apa yang Ibu katakan ini terbukti kebenarannya!'' ujar Ibu Saras. Ia terpaksa mengalah dengan keadaan ini.

''Ibu...''

''Kak Ai...'' panggil Airin.

Ia tiba-tiba saja ada didapur. Rani terkejut. Airin berjalan mendekati Rani.

''Kenapa kesini Dek?? Ayo balik kesana! Kakak mau buatin minum dulu untuk kalian! sebentar ya? Ayo kamu balik aja, temani Bang Fatih disana!'' ucap Rani sambil membalikkan tubuh adik sepupunya agar kembali dimana Fatih sedang menunggu.

''Ishhh.. apaan sih Kak?! Aku kemari karena dengar suara orang ngomong! karena penasaran, Kakak ngomong sama siapa, makanya aku kedapur! dan aku lihat Kakak sedang ngomong sama Ibu? Eh, maksudnya Bibi Saras! gitu loh.. kenapa pula aku di usir! Kakak nggak asik ah!'' gerutu Airin. Ia kesal karena Rani memaksanya kembali ke depan.

Ibu Saras menarik sedikit ujung bibir nya. Sangat tipis, bahkan Rani pun tidak bisa melihatnya.

''Bu-bukan begitu Dek! Kamu disini kan tamu, sebaiknya kamu di depan saja! Ngapain ke dapur segala, biar Kakak yang buatkan minum! Tak ada bantahan!'' jelas Rani dengan mengacungkan jari telunjuknya di depan Airin. Karena Airin akan menjawab ucapannya akhirnya tak jadi.

Bibir Airin mengerucut sebal. ''Ishh.. Kakak nggak asik! orang cuma mau bantuin malah ditolak! Bibi! bilangin tuh Kak Ai.. jangan larang-larang aku buat ke dapur! mulai sekarang, rumah ini juga jadi rumah ku! titik!'' tegas Airin dengan tatapan tajamnya.

Deg!

Ibu Saras yang mendengar ucapan Airin terkejut. Lalu ia memandangi Rani yang juga memandangi nya. Ibu Saras tersenyum sinis. Rani menggeleng.

Airin diam melihat Rani yang juga terdiam karena ucapannya. ''Kenapa pada diam? Ucapan adek salah ya Kak??'' tanya Airin sambil menatap Rani dan juga Bibi nya.

Airin melihat raut wajah ibu Saras terkesan datar dan dingin padanya. Ia jadi takut.

''Kak .. bu-bukan maksud ku ingin mengambil alih rumah ini! a-aku hanya ingin bilang, kalau, kalau Kak Rani menikah dengan Bang Fatih, otomatis kan aku juga sering kesini jengukin Bibi? Yang artinya rumah ini juga rumah ku kan??'' tanya nya takut-takut, karena melihat raut wajah Ibu Saras terkesan datar tanpa ekspresi.

Rani tersenyum, ''Enggak kok, Dek! Kakak nggak berfikir seperti itu! Kenapa kamu jadi ketakutan gitu sih? Takut sama Ibu nya Kakak??'' tanya Rani.

Airin mengangguk.''Hehe.. maaf Kak! habis Bibi dari tadi kagak ngomong sama sekali sama aku! Jadi aku takut, kalau ucapan ku tadi menyinggungnya..'' ujar nya lagi.

''Ya sudah, sebaiknya kamu balik kedepan, biar Kakak siapkan dulu minuman nya! Ayo..''

Airin mengangguk. Kemudian ia berlalu kembali ke depan.

Sesaat kemudian Rani muncul dengan membawa nampan minuman dan cemilan.

Fatih tersenyum, ''Ini dia yang ditunggu dari tadi! ayo sini duduk! Abang udah nggak sabar mendengar jawaban mu!'' ujar Fatih sambil menarik lengan Rani agar duduk disampingnya nya.

Rani menurut. Fatih memandang Rani sarat akan cinta. Rani tau itu.

''Se-sebenarnya.. aku tidak bisa menikahi Abang...'' ucap Rani sambil menunduk.

Fatih terkejut. ''Kenapa??'' tanya dengan suara agak meninggi. Rani kaget, mendengar suara Fatih. Rani menatapnya instens.

''Maaf...'' cicit Fatih. Ia tau salah, karena meninggikan suaranya.

''Semua ini karena Ibu! jika nanti Rani menikah dengan Abang, otomatis aku harus ikut Abang kemana pun! lalu, bagaimana dengan Ibu?? Siapa yang akan menjaganya? Siapa yang akan merawatnya? Belum lagi ibu tiap bulan harus kontrol? Apa Abang mengijinkan ku, jika aku sudah menikah dengan Abang, tapi masih tinggal disini??'' tanya Rani.

Fatih tercenung. Benar, pikirnya. Siapa yang akan merawat Bibi nya yang akan menjadi Ibu mertua nya. Fatih benar-benar bingung sekarang.

💕

TBC

Episodes
1 Talak
2 Aisyahrani
3 Aisyahrani 2
4 Trauma nya kambuh lagi
5 Sarasvati Alamsyah.
6 Sepupu??
7 Menolak
8 Butuh Waktu
9 Nasehat Ibu untuk Rani
10 Masa lalu yang begitu kelam
11 Keluarga Fatih
12 Reza
13 Airin Rustamsyah
14 Dirumah Rani
15 Jawaban Rani
16 Mama dan Papa
17 Cerita Reza
18 Di jodohkan sejak kecil?
19 Shock
20 Dirumah Rani
21 Menikah dengan sepupu
22 Mertua
23 Mengamuk
24 Kebenaran dianggap kebohongan
25 Kenapa?
26 Ditikung Abang sendiri
27 Maafkan Abang, Dek..
28 Gagal
29 Tak sempurna
30 Makan malam
31 Bude alias Mama mertua
32 Liontin Berharga Untukmu dan Untukku.
33 Kepergian Reza
34 Foto profil
35 Ke pasar
36 Kemarahan Fatih
37 Rani Pergi
38 Diceraikan??
39 Sabar dan Tegar
40 Rahasia tersembunyi
41 Makam asli Ayah Alam
42 Cibiran tetangga
43 Kembali nya Reza
44 Mengabaikan
45 Marah
46 Menikah??
47 Mengamuk lagi??
48 Rani di kota Medan
49 Komplek Griya M
50 Tetangga baru
51 Makam ayah Alam
52 Rapuh
53 Liontin lagi
54 Penjelasan Reza
55 Bukti
56 Surat wasiat
57 Surat untuk Rani dan Reza.
58 Keputusan
59 Kabur
60 Istri Gilang
61 Pesan Rindu
62 Marah dan kecewa
63 Terpaksa
64 Karinita Bramantyo
65 Berbagi cerita dengan Gilang
66 Paket
67 Terpuruk
68 Kedatangan Paman Ali
69 Nasihat Alisa.
70 Ke rumah sakit
71 Sadar dari koma
72 Kedatangan Fatih
73 Memaafkan
74 Sah secara hukum tapi tidak sah secara agama
75 Mengalah untuk mendapatkan
76 Pelipur lara
77 Hidup Mandiri tanpa nya
78 Pertemuan pertama setelah sekian lama
79 Sesak
80 Pergi Dari hidupku!
81 Tidak mau!
82 Menyusul nya
83 Kembali ke Bogor
84 Meledak
85 Di bohongi
86 Bukan Pembawa Sial
87 Tuduhan tak berdasar
88 Teror
89 Teror 2
90 Dalang teror
91 Kembalinya Rani
92 Balas Dendam
93 Tak ada siapapun disini!
94 Diculik
95 Di sekap
96 Di sekap 2
97 Tertawa diatas penderitaan orang lain
98 Di pancing
99 Rekaman
100 Dapat!
101 Kesalahan dimasa lalu
102 Di buru sampai mati.
103 Jatuh ke dasar tebing
104 Tertembak
105 Keluar dari hutan
106 Masuk penjara
107 Pulang ke Medan
108 Undangan pernikahan
109 Pernikahan Rani dan Reza
110 Resepsi pernikahan Rani dan Reza.
111 Duda vs Janda
112 Bidadari surgaku
113 Janda kembang
114 Extrapart 1
115 Extrapart 2
116 Extrapart 3
117 Extrapart 6
118 Extrapart 7
119 Extrapart End
120 Pengumuman Novel baru udah rilis
Episodes

Updated 120 Episodes

1
Talak
2
Aisyahrani
3
Aisyahrani 2
4
Trauma nya kambuh lagi
5
Sarasvati Alamsyah.
6
Sepupu??
7
Menolak
8
Butuh Waktu
9
Nasehat Ibu untuk Rani
10
Masa lalu yang begitu kelam
11
Keluarga Fatih
12
Reza
13
Airin Rustamsyah
14
Dirumah Rani
15
Jawaban Rani
16
Mama dan Papa
17
Cerita Reza
18
Di jodohkan sejak kecil?
19
Shock
20
Dirumah Rani
21
Menikah dengan sepupu
22
Mertua
23
Mengamuk
24
Kebenaran dianggap kebohongan
25
Kenapa?
26
Ditikung Abang sendiri
27
Maafkan Abang, Dek..
28
Gagal
29
Tak sempurna
30
Makan malam
31
Bude alias Mama mertua
32
Liontin Berharga Untukmu dan Untukku.
33
Kepergian Reza
34
Foto profil
35
Ke pasar
36
Kemarahan Fatih
37
Rani Pergi
38
Diceraikan??
39
Sabar dan Tegar
40
Rahasia tersembunyi
41
Makam asli Ayah Alam
42
Cibiran tetangga
43
Kembali nya Reza
44
Mengabaikan
45
Marah
46
Menikah??
47
Mengamuk lagi??
48
Rani di kota Medan
49
Komplek Griya M
50
Tetangga baru
51
Makam ayah Alam
52
Rapuh
53
Liontin lagi
54
Penjelasan Reza
55
Bukti
56
Surat wasiat
57
Surat untuk Rani dan Reza.
58
Keputusan
59
Kabur
60
Istri Gilang
61
Pesan Rindu
62
Marah dan kecewa
63
Terpaksa
64
Karinita Bramantyo
65
Berbagi cerita dengan Gilang
66
Paket
67
Terpuruk
68
Kedatangan Paman Ali
69
Nasihat Alisa.
70
Ke rumah sakit
71
Sadar dari koma
72
Kedatangan Fatih
73
Memaafkan
74
Sah secara hukum tapi tidak sah secara agama
75
Mengalah untuk mendapatkan
76
Pelipur lara
77
Hidup Mandiri tanpa nya
78
Pertemuan pertama setelah sekian lama
79
Sesak
80
Pergi Dari hidupku!
81
Tidak mau!
82
Menyusul nya
83
Kembali ke Bogor
84
Meledak
85
Di bohongi
86
Bukan Pembawa Sial
87
Tuduhan tak berdasar
88
Teror
89
Teror 2
90
Dalang teror
91
Kembalinya Rani
92
Balas Dendam
93
Tak ada siapapun disini!
94
Diculik
95
Di sekap
96
Di sekap 2
97
Tertawa diatas penderitaan orang lain
98
Di pancing
99
Rekaman
100
Dapat!
101
Kesalahan dimasa lalu
102
Di buru sampai mati.
103
Jatuh ke dasar tebing
104
Tertembak
105
Keluar dari hutan
106
Masuk penjara
107
Pulang ke Medan
108
Undangan pernikahan
109
Pernikahan Rani dan Reza
110
Resepsi pernikahan Rani dan Reza.
111
Duda vs Janda
112
Bidadari surgaku
113
Janda kembang
114
Extrapart 1
115
Extrapart 2
116
Extrapart 3
117
Extrapart 6
118
Extrapart 7
119
Extrapart End
120
Pengumuman Novel baru udah rilis

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!