Trauma nya kambuh lagi

Rani tersentak, ketika Ibunya menarik paksa tangannya untuk masuk kedalam kamar. Langkahnya terseok-seok mengikuti langkah nya yang begitu cepat.

''Ibu!'' pekik Rani.

Ibunya itu berbalik dan menatap nya tajam. Rani terkejut, bagaimana mungkin Ibunya bisa berubah seperti ini. Bukankah selama ini jika Ibunya itu sudah terlihat biasa saja?

Lalu mengapa sekarang kambuh lagi? Apakah ada hal yang tidak diketahui nya?? Tapi apa?? Rani melamun sambil menatap nanar ibunya.

Melihat Rani yang berdiri mematung disana, dengan wajah berlinang air mata, hatinya terenyuh.

Wanita paruh baya itu mendekati Rani dan memeluknya erat. Seolah tak ingin melepas nya.

''Sayang.. dengarkan Ibu, Nak!'' pintanya dengan lirih

Rani mematung. Apa tadi? Apakah ibunya ini memanggilnya dengan sayang?? Apakah wanita ini benar ibunya??

'' I-ibu..??'' lirih Rani.

''Iya sayang, ini Ibu! Ibumu!'' tegasnya, tapi lembut ditelinga Rani.

Rani melepaskan pelukannya, dan menatap wanita paruh baya yang baru saja memanggilnya dengan sayang.

'' Benarkah ini Ibu??'' tanya nya dengan wajah berlinang air mata.

''Iya sayangku.. buah hatiku.. jantungku.. cintaku.. putriku.. putriku dengan almarhum Muhammad Alamsyah! benar! ini adalah Ibumu! Ibu mu yang dikira gila! tapi sudah sembuh semenjak setahun yang lalu! Apakah kau belum percaya padaku, Nak??'' ujarnya lembut, seraya menatap manik hitam Rani yang mengembun.

''Ibu! Ibu! Ibu ku sudah kembali! ibuku sudah sehat! terimakasih ya Allah! Engkau telah mengabulkan doa ku! terimakasih ya Allah! Ibu! Ibu!'' racau nya sambil terisak.

Rani memeluk erat Ibunya, ia tak percaya jika Ibunya yang dianggap gila dan divonis tidak akan sembuh, malah sekarang telah sembuh.

Rani menangis bahagia. Ia terharu melihat Ibunya. Selama ini ia begitu merindukan sosok seorang Ibu. Ibu yang telah melahirkan nya. Namun sayang, ia tidak pernah mendapatkan kasih sayangnya. Karena ia divonis tidak akan pernah sembuh lagi.

Kecil kemungkinannya untuk sembuh, hanya 5% saja. Ibunya itu tak akan sembuh, jika bukan dirinya sendiri yang menginginkan untuk sembuh.

Selama ini Rani tidak pernah putus untuk mendoakan Ibu nya. Sejak ia kecil hingga dewasa, Bude nya lah yang mengurusnya, hingga saat ini.

Sedari kecil melihat ibunya gila, membuat tekadnya ingin sekolah tinggi agar menjadi seorang dokter. Agar ia bisa mengobati Ibunya. Tapi sayang, itu tidak terkabul.

Ketika SMP ia dimasukkan kedalam pesantren oleh Budenya. Menurut Bude nya, itu adalah wasiat ayahnya sebelum meninggal.

Rani harus masuk pesantren sampai ia masuk SMA. Tapi Rani menolak. Waktu itu, Rani ingin mengurusi Ibunya. Karena ia ingin menyembuhkan Ibunya, dengan caranya sendiri.

Dan sekarang terbukti. Bertahun tahun ia mengurusi Ibunya. Tak kenal lelah, tak pantang menyerah dan juga tak membuatnya bosan.

Ia tetap berdoa dalam hati, dan tekadnya bulat. Bahwa ia ingin menyembuhkan Ibunya dengan tangannya sendiri.

Sekarang ia melihat hasilnya, wanita yang dianggap gila itu sekarang telah sembuh. Tapi ada yang aneh. Jika Ibunya itu sudah sembuh, kenapa tidak bersikap seperti orang yang sudah sembuh? Ada apa sebenarnya??

Rani melepas pelukannya. Ia menatap Ibunya, bibirnya berkedut ingin bertanya. Banyak pertanyaan ingin di ajukan olehnya.

Tapi belum sempat ia membuka suara, Ibunya sudah terlebih dahulu berbicara.

''Sayang! dengarkan Ibu, Nak! Kau tidak boleh menerima lamaran pemuda itu! mereka itu pembunuh! mereka itu yang telah membunuh Ayahmu! mereka itu jahat! jangan terima lamaran pemuda itu! Ibu tidak akan menyetujuinya! kau dengar, Nak??'' ujarnya sambil menatap Rani dalam.

Rani hanya diam saja. Bibirnya terasa Kelu untuk berbicara.

''Pemuda itu bukan pemuda yang baik, kamu tidak boleh menikah dengannya! Ibu tau seperti apa keluarga mereka! mereka akan menghalalkan segala cara untuk mendapatkan harta! mereka pembunuh, Nak! kamu pahamkan? apa yang Ibu katakan??'' tanyanya pada Rani.

Rani mendongak. Ia menatap Ibunya heran. Ada apakah gerangan? kenapa Ibunya ini menolak pemuda itu? Dan kenapa Ibunya itu menyebut jika keluarga itu pembunuh Ayahnya? Ada apa sebenarnya??

Dengan sedikit keberanian Rani mencoba bertanya, ada apa dengan keluarga pemuda itu.

''Tunggu dulu Ibu! memangnya kenapa jika pemuda itu melamar Rani? Ada yang salahkah?? Dan tadi, mengapa Ibu bilang jika mereka itu keluarga pembunuh ayah? Ada apa sebenarnya Bu?? Apakah ada sesuatu yang Ibu rahasiakan selama ini? Hingga Ibu menahan sakit hati sampai kian tahun?? Dan mengapa Ibu baru cerita sekarang? Apakah kegilaan yang Ibu alami hanya sandiwara saja??'' ujarnya, membuat Ibunya menghela nafas panjang.

''Sebenarnya banyak rahasia yang belum Ibu ceritakan kepada siapa pun! termasuk Bude dan Pakde mu! Ibu sengaja menutupinya, agar kau selamat dari bayang-bayang para pembunuh itu! Dan mengapa Ibu rahasiakan Ibu sudah kembali? Itu semua Ibu lakukan untuk mu, Nak! Ada seseorang yang akan membunuhmu! Jika orang itu tau jika Ibu sudah sembuh! oleh karena nya, Ibu dan juga Ayahmu sepakat untuk membuat rahasia ini sebelum Ayahmu meninggal dunia! Dan untuk kegilaan yang Ibu alami, itu bukankah sandiwara, Nak! penyakit itu beneran! Ibu baru setahun belakangan ini sembuh! Itu dikarenakan doamu! Kau selalu berdoa untuk Ibu disetiap tengah malam, agar Ibu sembuh! Dan lihatlah! Ibu sekarang sembuh, Nak!''

''Tapi mengapa Bu?? Kenapa kalian merahasiakan ini dariku dan juga Bude?? Apakah seburuk itu orang diluar sana? Sebenarnya apa yang terjadi pada Ayah dan Ibu? Hingga Ibu dan Ayah mengalami pembunuhan itu??'' desak Rani.

Bukannya tak percaya, hanya saja menurutnya ini aneh. Jika memang Ayahnya dibunuh mengapa tidak dilaporkan saja ke polisi? Kenapa harus merahasiakan pembunuhan itu? Masih jadi tanda tanya.

Lama Ibunya terdiam. Saat ingin mengenang masa lalu, tiba tiba tubuh Ibunya bergetar hebat! ibunya memejamkan matanya rapat.

Kilasan-kilasan memori tentang pembunuhan itu terlihat nyata dimatanya yang tertutup rapat.

Luka yang telah lama ia simpan dan ia kubur, kini terbuka kembali. Ini sangat menyakitkan untuknya.

Keringat dingin keluar dari porinya yang tertutup hijab instan. Tubuhnya bergetar hebat. Rani mematung.

Ada apa lagi dengan ibunya? Saat ingin bertanya, tiba-tiba...

''Aaaakkkhh.. tidaaaaakkk... jangan bunuh suamiku!! pergi kaliaaaaannn!!! pergiiiiii!!! Haaaaa.. kalian pembunuh... tidaaaaakkk... mas Alaaaaaammmm..... tidaaaaakkk....'' teriaknya histeris.

Rani terkejut. Ibunya yang sudah sehat kembali lagi seperti dulu? Mengapa? Kenapa harus kambuh lagi??

''Aaaahhhkkk... pergiiiiii.. mas Alaaaaaammmm... jangan tinggalkan aku maaaasss... haaaaa... tidaaaaakkk....!!!!'' pekiknya lagi, membuat Rani kebingungan.

''Astagfirullah!! Ibu! sadar Bu!! Ini Rani Bu!! Ibu!!! Budeeee... tolooong...'' jerit Rani.

Ia kewalahan menangani Ibunya yang terus histeris. Bude Risma yang mendengar Rani meminta tolong, bergegas masuk kedalam kamar.

Ia menyentak pintu begitu kuat. Hingga...

'' Astagfirullahal 'adhim!!! Sarasvati!!''

Deg!

💕

TBC

Episodes
1 Talak
2 Aisyahrani
3 Aisyahrani 2
4 Trauma nya kambuh lagi
5 Sarasvati Alamsyah.
6 Sepupu??
7 Menolak
8 Butuh Waktu
9 Nasehat Ibu untuk Rani
10 Masa lalu yang begitu kelam
11 Keluarga Fatih
12 Reza
13 Airin Rustamsyah
14 Dirumah Rani
15 Jawaban Rani
16 Mama dan Papa
17 Cerita Reza
18 Di jodohkan sejak kecil?
19 Shock
20 Dirumah Rani
21 Menikah dengan sepupu
22 Mertua
23 Mengamuk
24 Kebenaran dianggap kebohongan
25 Kenapa?
26 Ditikung Abang sendiri
27 Maafkan Abang, Dek..
28 Gagal
29 Tak sempurna
30 Makan malam
31 Bude alias Mama mertua
32 Liontin Berharga Untukmu dan Untukku.
33 Kepergian Reza
34 Foto profil
35 Ke pasar
36 Kemarahan Fatih
37 Rani Pergi
38 Diceraikan??
39 Sabar dan Tegar
40 Rahasia tersembunyi
41 Makam asli Ayah Alam
42 Cibiran tetangga
43 Kembali nya Reza
44 Mengabaikan
45 Marah
46 Menikah??
47 Mengamuk lagi??
48 Rani di kota Medan
49 Komplek Griya M
50 Tetangga baru
51 Makam ayah Alam
52 Rapuh
53 Liontin lagi
54 Penjelasan Reza
55 Bukti
56 Surat wasiat
57 Surat untuk Rani dan Reza.
58 Keputusan
59 Kabur
60 Istri Gilang
61 Pesan Rindu
62 Marah dan kecewa
63 Terpaksa
64 Karinita Bramantyo
65 Berbagi cerita dengan Gilang
66 Paket
67 Terpuruk
68 Kedatangan Paman Ali
69 Nasihat Alisa.
70 Ke rumah sakit
71 Sadar dari koma
72 Kedatangan Fatih
73 Memaafkan
74 Sah secara hukum tapi tidak sah secara agama
75 Mengalah untuk mendapatkan
76 Pelipur lara
77 Hidup Mandiri tanpa nya
78 Pertemuan pertama setelah sekian lama
79 Sesak
80 Pergi Dari hidupku!
81 Tidak mau!
82 Menyusul nya
83 Kembali ke Bogor
84 Meledak
85 Di bohongi
86 Bukan Pembawa Sial
87 Tuduhan tak berdasar
88 Teror
89 Teror 2
90 Dalang teror
91 Kembalinya Rani
92 Balas Dendam
93 Tak ada siapapun disini!
94 Diculik
95 Di sekap
96 Di sekap 2
97 Tertawa diatas penderitaan orang lain
98 Di pancing
99 Rekaman
100 Dapat!
101 Kesalahan dimasa lalu
102 Di buru sampai mati.
103 Jatuh ke dasar tebing
104 Tertembak
105 Keluar dari hutan
106 Masuk penjara
107 Pulang ke Medan
108 Undangan pernikahan
109 Pernikahan Rani dan Reza
110 Resepsi pernikahan Rani dan Reza.
111 Duda vs Janda
112 Bidadari surgaku
113 Janda kembang
114 Extrapart 1
115 Extrapart 2
116 Extrapart 3
117 Extrapart 6
118 Extrapart 7
119 Extrapart End
120 Pengumuman Novel baru udah rilis
Episodes

Updated 120 Episodes

1
Talak
2
Aisyahrani
3
Aisyahrani 2
4
Trauma nya kambuh lagi
5
Sarasvati Alamsyah.
6
Sepupu??
7
Menolak
8
Butuh Waktu
9
Nasehat Ibu untuk Rani
10
Masa lalu yang begitu kelam
11
Keluarga Fatih
12
Reza
13
Airin Rustamsyah
14
Dirumah Rani
15
Jawaban Rani
16
Mama dan Papa
17
Cerita Reza
18
Di jodohkan sejak kecil?
19
Shock
20
Dirumah Rani
21
Menikah dengan sepupu
22
Mertua
23
Mengamuk
24
Kebenaran dianggap kebohongan
25
Kenapa?
26
Ditikung Abang sendiri
27
Maafkan Abang, Dek..
28
Gagal
29
Tak sempurna
30
Makan malam
31
Bude alias Mama mertua
32
Liontin Berharga Untukmu dan Untukku.
33
Kepergian Reza
34
Foto profil
35
Ke pasar
36
Kemarahan Fatih
37
Rani Pergi
38
Diceraikan??
39
Sabar dan Tegar
40
Rahasia tersembunyi
41
Makam asli Ayah Alam
42
Cibiran tetangga
43
Kembali nya Reza
44
Mengabaikan
45
Marah
46
Menikah??
47
Mengamuk lagi??
48
Rani di kota Medan
49
Komplek Griya M
50
Tetangga baru
51
Makam ayah Alam
52
Rapuh
53
Liontin lagi
54
Penjelasan Reza
55
Bukti
56
Surat wasiat
57
Surat untuk Rani dan Reza.
58
Keputusan
59
Kabur
60
Istri Gilang
61
Pesan Rindu
62
Marah dan kecewa
63
Terpaksa
64
Karinita Bramantyo
65
Berbagi cerita dengan Gilang
66
Paket
67
Terpuruk
68
Kedatangan Paman Ali
69
Nasihat Alisa.
70
Ke rumah sakit
71
Sadar dari koma
72
Kedatangan Fatih
73
Memaafkan
74
Sah secara hukum tapi tidak sah secara agama
75
Mengalah untuk mendapatkan
76
Pelipur lara
77
Hidup Mandiri tanpa nya
78
Pertemuan pertama setelah sekian lama
79
Sesak
80
Pergi Dari hidupku!
81
Tidak mau!
82
Menyusul nya
83
Kembali ke Bogor
84
Meledak
85
Di bohongi
86
Bukan Pembawa Sial
87
Tuduhan tak berdasar
88
Teror
89
Teror 2
90
Dalang teror
91
Kembalinya Rani
92
Balas Dendam
93
Tak ada siapapun disini!
94
Diculik
95
Di sekap
96
Di sekap 2
97
Tertawa diatas penderitaan orang lain
98
Di pancing
99
Rekaman
100
Dapat!
101
Kesalahan dimasa lalu
102
Di buru sampai mati.
103
Jatuh ke dasar tebing
104
Tertembak
105
Keluar dari hutan
106
Masuk penjara
107
Pulang ke Medan
108
Undangan pernikahan
109
Pernikahan Rani dan Reza
110
Resepsi pernikahan Rani dan Reza.
111
Duda vs Janda
112
Bidadari surgaku
113
Janda kembang
114
Extrapart 1
115
Extrapart 2
116
Extrapart 3
117
Extrapart 6
118
Extrapart 7
119
Extrapart End
120
Pengumuman Novel baru udah rilis

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!