Keluarga Fatih

Setelah selesai dari rumah Rani, Fatih langsung membawa ibunya yang sudah acak-acak an. Dengan rambut yang sudah terurai, baju miring sebelah, serta wajahnya yang merah padam akibat menahan amarah sedari di rumah Rani.

''Dasar perempuan gila! bisa-bisanya ia menjambak rambutku! belum lagi pipiku yang mulus ini jadi memar karena ulahnya! aku kalah cepat dengan wanita itu! sungguh kesal aku dengannya! Awas saja nanti, aku akan membalasnya! mana lagi ni tangan nyeri amat yak? Aduhh.. Reza..!! Reza...!! mana sih ni anak! dari tadi kagak nongol juga! nggak tau apa Mak nya acak-acakan begini? Huh!'' umpatnya kesal, mengingat kelakuan calon besan yang ternyata saudara ipar sepupu suaminya.

Dari dalam keluar lah seorang bapak-bapak dengan postur tubuh tinggi, sorot mata yang tajam, serta jambang tipis yang sengaja dipelihara nya. Perawakannya seperti seorang preman. Ia berjalan menuju dimana sang istri sedang mengamuk tidak jelas.

''Waduh! kamu kenapa sayang? kok rambut mu jadi acak-acakan begini??'' tanya nya seraya mendekati istrinya yang sedang duduk dengan bersungut-sungut.

Ia mendelik kepada suaminya, ''Ini gara-gara perempuan gila! calon besan kita! gadis rendahan yang disukai Fatih! masa' dia bilang, kalau Mama ini yang telah membunuh suaminya! dituduh sebagai pembunuh, Papa pikir Mama senang? Yang ada tuh ya, pingin banget nampol balik perempuan gila itu!'' sungutnya dengan sesekali meremas tangan nya sebagai tanda ia sangat kesal sekali.

''Iyakah? Siapa nama perempuan gila itu sayang, yang telah berani menampar Nyonya Rustamsyah ini, hem??'' tanya nya dengan jumawa.

''Saras! Sarasvati Alamsyah! itu namanya!'' jawabnya ketus.

Deg!

Deg!

Saras? Sarasvati Alamsyah? Alam??

Deg!

Ia membulatkan matanya setelah tau siapa nama dari perempuan yang dikata gila oleh istrinya.

''Sarasvati Alamsyah? Maksudmu Alamsyah putra Paman Irwansyah?? Yang sudah meninggal itu?!'' tanya nya dengan raut wajah terkejut.

''Ya! wanita gila yang dengan brutal menampar pipiku hingga memar! belum lagi, kepalaku yang terasa sakit karena dijambak olehnya! tangan ku pun ngilu karena ulahnya!'' ibunya Fatih bersungut-sungut, karena kesal dengan calon besan nya itu.

''Be-berarti...''

''Ya, dia adalah istri dari paman Alam! Muhammad Alamsyah! Papa masih ingat kan dengan adik sepupu Papa yang dikatakan jikalau mereka telah meninggal dunia??'' jelas Fatih.

Membat lelaki tua yang bernama Rustam Syah itu menahan nafasnya sejenak. Ingin berbicara, tapi bibirnya terasa Kelu walau hanya untuk sekedar mengucapkan sepatah kata.

Fatih yang melihat reaksi Papa nya, merasa heran. Ada apa sebenarnya dengan Papa nya ini? Fatih melihat jika raut wajah Papanya mendadak pias.

''Kenapa Pa? Apakah Papa tau sesuatu tentang pembunuhan itu? Banyak yang aku nggak tau tentang kejadian naas dua puluh tahun silam! Jangan bilang, kalau Papa ada kaitannya dengan kecelakaan itu??'' tebak Fatih.

Membuat lelaki tua itu bertambah terkejut. Ia jadi salah tingkah. Fatih menatapnya tajam. Apakah benar, jika kedua orang tuanya terlibat.

''Ehem, ng-nggak kok! Papa dan Mama nggak ada kaitannya dengan kecelakaan paman mu itu! Kenapa pula kami harus tetlibat! Iya kan, Ma??'' tanya pada sang istri.

Sang istri pun mengangguk cepat. Membuat Fatih bertambah curiga dengan kedua orang tuanya.

''Fatih nggak pernah tau, jika istri serta anak Paman Alam masih hidup. Selama ini yang Fatih tau dari kalian, jika keluarga Paman sudah tidak ada lagi didunia ini, termasuk istri dan anaknya. Kita hidup senang disini, menikmati kekayaan dari mendiang kakek ayahnya paman Alam! sedangkan disana, mereka berdua hidup serba kekurangan! Jika saja hari ini Fatih tidak melihat Bi Saras mengamuk, maka sampai kapan pun kalian akan tetap diam! Sebenarnya, ada apa dengan Kalian? Mengapa kalian tega menyembunyikan fakta ini dari ku?!'' ucap Fatih dengan nafas memburu.

Ia tak tau selama ini, jika Bibi serta sepupunya itu masih hidup. Karena kedua orangtuanya selalu mengatakan, jika Paman dan Bibi nya sudah meninggal dua puluh tahun yang lalu.

''Kami tidak menyembunyikan apapun dari mu, Fatih! Kejadian dua puluh tahun silam itu memang terjadi karena kecelakaan. Bukan kami pelakunya! Kenapa pula kau menuduh kami pelakunya!'' sungut ibu Fatih.

Fatih terkekeh. ''Aku tak mengatakannya, jika kalianlah pelakunya? Tapi kalian sendiri yang mengatakan nya!'' ujar Fatih. Ia menatap tajam kedua orang tuanya.

''Bu-bukan begitu! kamu salah sangka, Nak! maksud Mama, bukan kami pelakunya, Nak.. kami hanya lewat ketika kejadian tragis itu terjadi..'' ujarnya gelisah. Ia tak menatap Fatih yang juga tengah menatapnya.

Fatih tersenyum miring. ''Jika sampai aku mendapatkan bukti, jika kalian lah pelakunya! aku tak segan-segan untuk melaporkan kalian pada pihak berwajib! Selama ini aku tetap diam, karena aku mengira jika kalian hanya sekedar tau! Ingat! jika terbukti kalian terlibat, aku tidak segan-segan menyeret kalian berdua kejalur hukum! sekalipun kalian adalah kedua orang tua ku.'' tegas Fatih.

Ibunya Fatih, dan juga Ayah ya tersentak mendengar ucapan putra sulungnya itu. Mereka tak menyangka, jika Fatih bisa berbicara seperti itu. Kedua orangtuanya menelan Saliva nya sulit.

Setelah berbicara seperti itu kepada orangtuanya, Fatih beranjak meninggalkan ruang tamu untuk masuk ke kamar nya.

Sampai di kamar, ia meraup wajahnya kasar. Bukan maksud Fatih, berbicara demikian kepada kedua orangtuanya. Hanya saja selama ini ia sudah curiga, saat mendapati kedua orangtuanya itu menerima warisan begitu banyak.

Fatih tau, jika harta itu bukanlah warisan dari kakeknya. Melainkan harta rampasan dari Paman nya, Alamsyah. Oleh karenanya, Fatih sengaja mengungkit sedikit tentang masa lalu Paman nya itu. Berharap kedua orang tua nya sadar, siapa sesungguhnya pemilik harta itu.

Fatih menerawang kemasa lalu, dimana ia masih kecil pada saat Paman nya itu berkata dan sukses dengan perkebunan kopi, yang dikelola dengan tangannya sendiri.

Entah apa dan bagaimana, tiba-tiba saja Paman nya itu meninggal karena kecelakaan. Bukan hanya dia yang meninggal, tapi istrinya juga ikut menyusul. Begitulah yang ia tau.

''Ya Allah.. jika sampai terbukti bahwa, mereka lah pelaku dibalik kecelakaan tragis yang menimpa Paman beserta keluarganya, aku tak segan-segan menyeret mereka ke ranah hukum! sekalipun mereka kedua orang tua ku! aku tak peduli! selama ini, aku sudah mengamati semua kelakuan mereka. Dan benar seperti dugaan ku, jika harta yang selama ini kita makan adalah milik Paman! Ya Allah.. seandainya aku tak bertemu dengan Rani hari ini dan mengetahui jika ia adalah sepupuku, anak kandung dari Paman Alam, aku pasti merasa bersalah dengan harta yang selama ini ku pakai untuk biaya kuliah serta makan ku sehari-hari. Sungguh aku tak menyangka, jika mereka begitu tega membuat semua harta Paman Alam, menjadi milik Papa! Dengan teganya mereka mengelabui ku, dengan mengatakan jika harta yang mereka dapatkan adalah harta warisan dari kakek!''

💕

TBC

Episodes
1 Talak
2 Aisyahrani
3 Aisyahrani 2
4 Trauma nya kambuh lagi
5 Sarasvati Alamsyah.
6 Sepupu??
7 Menolak
8 Butuh Waktu
9 Nasehat Ibu untuk Rani
10 Masa lalu yang begitu kelam
11 Keluarga Fatih
12 Reza
13 Airin Rustamsyah
14 Dirumah Rani
15 Jawaban Rani
16 Mama dan Papa
17 Cerita Reza
18 Di jodohkan sejak kecil?
19 Shock
20 Dirumah Rani
21 Menikah dengan sepupu
22 Mertua
23 Mengamuk
24 Kebenaran dianggap kebohongan
25 Kenapa?
26 Ditikung Abang sendiri
27 Maafkan Abang, Dek..
28 Gagal
29 Tak sempurna
30 Makan malam
31 Bude alias Mama mertua
32 Liontin Berharga Untukmu dan Untukku.
33 Kepergian Reza
34 Foto profil
35 Ke pasar
36 Kemarahan Fatih
37 Rani Pergi
38 Diceraikan??
39 Sabar dan Tegar
40 Rahasia tersembunyi
41 Makam asli Ayah Alam
42 Cibiran tetangga
43 Kembali nya Reza
44 Mengabaikan
45 Marah
46 Menikah??
47 Mengamuk lagi??
48 Rani di kota Medan
49 Komplek Griya M
50 Tetangga baru
51 Makam ayah Alam
52 Rapuh
53 Liontin lagi
54 Penjelasan Reza
55 Bukti
56 Surat wasiat
57 Surat untuk Rani dan Reza.
58 Keputusan
59 Kabur
60 Istri Gilang
61 Pesan Rindu
62 Marah dan kecewa
63 Terpaksa
64 Karinita Bramantyo
65 Berbagi cerita dengan Gilang
66 Paket
67 Terpuruk
68 Kedatangan Paman Ali
69 Nasihat Alisa.
70 Ke rumah sakit
71 Sadar dari koma
72 Kedatangan Fatih
73 Memaafkan
74 Sah secara hukum tapi tidak sah secara agama
75 Mengalah untuk mendapatkan
76 Pelipur lara
77 Hidup Mandiri tanpa nya
78 Pertemuan pertama setelah sekian lama
79 Sesak
80 Pergi Dari hidupku!
81 Tidak mau!
82 Menyusul nya
83 Kembali ke Bogor
84 Meledak
85 Di bohongi
86 Bukan Pembawa Sial
87 Tuduhan tak berdasar
88 Teror
89 Teror 2
90 Dalang teror
91 Kembalinya Rani
92 Balas Dendam
93 Tak ada siapapun disini!
94 Diculik
95 Di sekap
96 Di sekap 2
97 Tertawa diatas penderitaan orang lain
98 Di pancing
99 Rekaman
100 Dapat!
101 Kesalahan dimasa lalu
102 Di buru sampai mati.
103 Jatuh ke dasar tebing
104 Tertembak
105 Keluar dari hutan
106 Masuk penjara
107 Pulang ke Medan
108 Undangan pernikahan
109 Pernikahan Rani dan Reza
110 Resepsi pernikahan Rani dan Reza.
111 Duda vs Janda
112 Bidadari surgaku
113 Janda kembang
114 Extrapart 1
115 Extrapart 2
116 Extrapart 3
117 Extrapart 6
118 Extrapart 7
119 Extrapart End
120 Pengumuman Novel baru udah rilis
Episodes

Updated 120 Episodes

1
Talak
2
Aisyahrani
3
Aisyahrani 2
4
Trauma nya kambuh lagi
5
Sarasvati Alamsyah.
6
Sepupu??
7
Menolak
8
Butuh Waktu
9
Nasehat Ibu untuk Rani
10
Masa lalu yang begitu kelam
11
Keluarga Fatih
12
Reza
13
Airin Rustamsyah
14
Dirumah Rani
15
Jawaban Rani
16
Mama dan Papa
17
Cerita Reza
18
Di jodohkan sejak kecil?
19
Shock
20
Dirumah Rani
21
Menikah dengan sepupu
22
Mertua
23
Mengamuk
24
Kebenaran dianggap kebohongan
25
Kenapa?
26
Ditikung Abang sendiri
27
Maafkan Abang, Dek..
28
Gagal
29
Tak sempurna
30
Makan malam
31
Bude alias Mama mertua
32
Liontin Berharga Untukmu dan Untukku.
33
Kepergian Reza
34
Foto profil
35
Ke pasar
36
Kemarahan Fatih
37
Rani Pergi
38
Diceraikan??
39
Sabar dan Tegar
40
Rahasia tersembunyi
41
Makam asli Ayah Alam
42
Cibiran tetangga
43
Kembali nya Reza
44
Mengabaikan
45
Marah
46
Menikah??
47
Mengamuk lagi??
48
Rani di kota Medan
49
Komplek Griya M
50
Tetangga baru
51
Makam ayah Alam
52
Rapuh
53
Liontin lagi
54
Penjelasan Reza
55
Bukti
56
Surat wasiat
57
Surat untuk Rani dan Reza.
58
Keputusan
59
Kabur
60
Istri Gilang
61
Pesan Rindu
62
Marah dan kecewa
63
Terpaksa
64
Karinita Bramantyo
65
Berbagi cerita dengan Gilang
66
Paket
67
Terpuruk
68
Kedatangan Paman Ali
69
Nasihat Alisa.
70
Ke rumah sakit
71
Sadar dari koma
72
Kedatangan Fatih
73
Memaafkan
74
Sah secara hukum tapi tidak sah secara agama
75
Mengalah untuk mendapatkan
76
Pelipur lara
77
Hidup Mandiri tanpa nya
78
Pertemuan pertama setelah sekian lama
79
Sesak
80
Pergi Dari hidupku!
81
Tidak mau!
82
Menyusul nya
83
Kembali ke Bogor
84
Meledak
85
Di bohongi
86
Bukan Pembawa Sial
87
Tuduhan tak berdasar
88
Teror
89
Teror 2
90
Dalang teror
91
Kembalinya Rani
92
Balas Dendam
93
Tak ada siapapun disini!
94
Diculik
95
Di sekap
96
Di sekap 2
97
Tertawa diatas penderitaan orang lain
98
Di pancing
99
Rekaman
100
Dapat!
101
Kesalahan dimasa lalu
102
Di buru sampai mati.
103
Jatuh ke dasar tebing
104
Tertembak
105
Keluar dari hutan
106
Masuk penjara
107
Pulang ke Medan
108
Undangan pernikahan
109
Pernikahan Rani dan Reza
110
Resepsi pernikahan Rani dan Reza.
111
Duda vs Janda
112
Bidadari surgaku
113
Janda kembang
114
Extrapart 1
115
Extrapart 2
116
Extrapart 3
117
Extrapart 6
118
Extrapart 7
119
Extrapart End
120
Pengumuman Novel baru udah rilis

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!