Nasehat Ibu untuk Rani

Rani tersadar saat ada tangan yang mengelus pipinya dengan lembut. Tangan itu terasa hangat, seperti..

''Ibu??'' kaget Rani. Ia membuka paksa matanya yang tertutup rapat.

Ia kaget melihat ibunya yang sudah terduduk dan bersandar di kepala ranjang. Ia tersenyum hangat kepada Rani. Entah berapa lama Rani tertidur, sampai ibunya bangun pun ia tak tahu.

Mata Rani mengembun. Lagi dan lagi Rani menangis ketika melihat ibunya sehat seperti itu.

''Ibu...'' tangis Rani pecah ketika ia memeluk ibunya.

Ibunya Rani mengelus kepala Rani dengan sayang. Rani sesegukan. Ibunya tersenyum melihat Rani yang menangis seperti anak kecil.

Ibunya Rani terkekeh. Rani yang mendengar ibunya terkekeh mendongak.

''Ibu...'' lirih Rani.

''Iya sayang, ini ibu Nak! kamu kenapa menangis sesenggukan seperti ini, hem? Apakah kamu terluka? atau kah kamu sakit perut??'' cecar ibunya.

Rani semakin menangis.

''Loh loh loh kok, malah nangis sih?? kamu kenapa??'' tanya nya panik. Rani menggeleng dalam pelukan ibunya. Ia semakin mengeratkan pelukannya pada ibunya.

Sampai-sampai ibunya Rani susah bernafas. ''Lepas sayang! ibu sesak kamu peluk kuat seperti ini!'' serunya pada Rani.

Rani yang tersadar, mengendurkan pelukannya. Kemudian ia mendongak. Terlihat disana, wanita paruh baya yang kulitnya sudah mengeriput. Pertanda dirinya sudah mulai menua.

Rani tersenyum dalam tangisnya. ''Ibu.. tadi kenapa ibu mengamuk seperti itu? ada apa dengan keluarganya bang Fatih? apa benar yang ibu katakan tadi? kalau merekalah yang telah membunuh ayah??'' tanya Rani dengan hati-hati.

Takut ibunya kambuh lagi seperti tadi, sampai mereka harus memaksa nya minum obat penenang yang diberikan oleh dokter jikalau dirinya kambuh seperti tadi.

Ibunya Rani menghela nafasnya. Terasa berat sekali untuk menjelaskan hal ini kepada Rani. Pasti nantinya Rani tidak akan percaya.

'Ya Tuhan.. apa yang harus aku lakukan sekarang? Apakah aku harus mengungkap kan semua ini sekarang? Apakah ini waktunya??' gumam ibunya Rani didalam hati.

''Ibu? Ada apa? Jika sangatlah sulit untuk diceritakan, lebih baik tidak perlu diceritakan! Rani paham kok. Sebaiknya ibu seperti ini saja! Rani nggak mau ibu seperti tadi lagi..''lirih Rani seraya menunduk.

Begitu sakit ia melihat ibunya histeris dengan menjambak rambutnya sendiri. Sungguh jika boleh memilih, biarlah ia saja yang merasakan sakit yang ibunya rasakan.

''Sayang.. bukannya ibu tidak ingin memberi tahu tentang masa kelam itu, hanya saja ibu tidak sanggup, Nak! melihat ayahmu menderita di saat-saat terakhirnya. Itu begitu menyiksa batin ibu, Nak.. beri waktu buat ibu! agar ibu bisa menenangkan diri lebih banyak lagi! agar semua masa lalu yang ibu coba pendam sendiri, bisa ibu lewati jika sudah sehat! kamu mau kan Nak, memberikan waktu untuk ibu lagi?? jika memang sudah waktunya, ibu sendiri yang akan menceritakan nya padamu! disaat ibu sudah siap nanti.. untuk sekarang biarlah seperti ini saja! satu pesan ibu! kamu jangan pernah dengarkan cerita masa lalu ibu dari orang lain! karena semua itu belum tentu benar, Nak! kamu paham??'' jelasnya panjang lebar, membuat Rani tercenung sesaat.

Akhirnya Rani pasrah. Ia akan menuruti kemauan ibunya, untuk tidak mempertanyakan masa lalu yang begitu kelam menurut ibunya.

''Ibu.. apa yang harus Rani lakukan sekarang?? Apakah Rani harus menerima lamaran pemuda itu yang ternyata adalah sepupuku dari sebelah ayah??'' tanya Rani.

Ibunya terdiam sesaat. Namun setelah nya ia menjawab.

''Sayang.. bukannya ibu melarang mu untuk menerima lamaran pemuda itu! hanya saja.. firasat ibu mengatakan, jika kamu akan terluka jika menikahi pemuda itu. Walaupun kalian bersaudara, tak menutup kemungkinan bagi pemuda itu untuk tidak melukaimu! Ibu sangat kenal dengan keluarga mereka, Nak! Jika bukan karena keserakahan Bude dan Pakde mu, pastilah saat ini ayahmu ada bersama kita disini! dan kamu, tidak perlu menerima lamaran pemuda itu!'' sungutnya begitu kesal dengan keluarga suaminya tersebut.

''Tapi Bu.. kan bisa saja, jika bang Fatih tidak seperti yang ibu tuduhkan? bisa jadi bang Fatih adalah orang baik??'' tanya Rani balik menatap ibunya yang sedang menatapnya tajam.

''Ma-maaf Bu..'' cicit Rani. Ia tak berani memandang wajah ibunya yang seperti singa marah.

Melihat Rani meminta maaf, ibunya Rani menghela nafasnya. ''Kamu barusaja sehari mengenal mereka , Nak! kamu belum tau seperti apa calon ibu mertuamu itu! dia akan berbuat apa saja demi memuluskan jalan usaha liciknya agar tercapai, walau harus mengorbankan orang lain! kamu baru sebentar, Nak.. mengetahui tentang mereka! sedang ibu dan ayah mu sudah puluhan tahun!'' ucapnya menggebu-gebu.

Entah kenapa, jika mengingat keluarga iparnya itu, membuat darahnya serasa mendidih. Rani yang melihatnya pun merasa bersalah.

''Mereka semua sama, Nak! baik itu Bude mu juga pakde mu! mereka sama saja! apalagi Fatih! tidak menutup kemungkinan kan jika suatu saat nanti ia akan sama seperti mereka? ibu saksi mata dari perlakuan jahat mereka, Nak. Dan lagi, di dalam darahnya Fatih, mengalir darah pembunuh itu! Ibu nggak mau keturunan ibu nantinya, mengalir darah pembunuh itu. Yang akan berakibat jika kelak cucu ibu akan sama seperti kelakuan mereka.'' ujarnya lagi.

Rani tertegun. Apa benar seperti itu? Mengapa rasanya, keluarga Fatih ini terkesan begitu buruk dimata ibunya? Sebenarnya apa yang terjadi? Rani masih saja bertanya-tanya dalam benaknya.

Ingin sekali memaksa ibunya, tapi ia takut, ibunya itu akan histeris seperti tadi lagi. Malu dong sama orang-orang, jika mereka tahu ibunya itu kambuh sebab karena dipaksa olehnya untuk bercerita.

Rani memilih diam. Dalam diamnya itu...

''Sayang.. jika ibu boleh memberi mu nasehat, carilah pemuda lain selain dari keluarga ayahmu. Jika suatu saat terjadi kejadian yang tidak mengenakkan, kamu bisa pergi tanpa mendengar gunjingan dari mereka, karena mereka adalah orang lain. Tapi berbeda jika kamu memilih Fatih sebagi suamimu, jika suatu saat terjadi kejadian yang tidak mengenakkan, kamu pastinya akan lebih terluka lagi nantinya, karena harus mendengar gunjingan dari saudara mu sendiri. Lebih baik dengan orang lain, jika sudah putus maka putus lah semua hubunganmu dengan mereka. Tapi jika dengan keluarga, sejauh apapun kamu pergi maka keluarga itu akan selalu mengikuti mu. Apakah nanti jika kamu sudah menikah dengan orang lain, kamu tidak akan datang kesini lagi untuk bertamu pada keluarga ayahmu?? Apakah kamu tidak berfikir, jika suatu saat nanti kamu akan dinikahkan oleh pakde mu sendiri sebagai wali mu??''

''Satu pesan ibu, lebih baik kamu menikah dengan orang lain daripada dengan keluarga sendiri. Tidak menutup kemungkinan, kejadian dua puluh tahun lagi akan terulang kembali dimasa sekarang! Ibu hanya takut, Nak.. kamu akan terluka nantinya. Cukuplah ibu saja yang merasakan nya, tapi tidak dengan mu! Karena kaulah permata hati kami, yang kami jaga sampai sekarang dari orang-orang yang berbuat jahat kepada mu,'' imbuhnya lagi.

Lagi, Rani tercenung mendengar nasehat dari ibunya.

💕

TBC

Episodes
1 Talak
2 Aisyahrani
3 Aisyahrani 2
4 Trauma nya kambuh lagi
5 Sarasvati Alamsyah.
6 Sepupu??
7 Menolak
8 Butuh Waktu
9 Nasehat Ibu untuk Rani
10 Masa lalu yang begitu kelam
11 Keluarga Fatih
12 Reza
13 Airin Rustamsyah
14 Dirumah Rani
15 Jawaban Rani
16 Mama dan Papa
17 Cerita Reza
18 Di jodohkan sejak kecil?
19 Shock
20 Dirumah Rani
21 Menikah dengan sepupu
22 Mertua
23 Mengamuk
24 Kebenaran dianggap kebohongan
25 Kenapa?
26 Ditikung Abang sendiri
27 Maafkan Abang, Dek..
28 Gagal
29 Tak sempurna
30 Makan malam
31 Bude alias Mama mertua
32 Liontin Berharga Untukmu dan Untukku.
33 Kepergian Reza
34 Foto profil
35 Ke pasar
36 Kemarahan Fatih
37 Rani Pergi
38 Diceraikan??
39 Sabar dan Tegar
40 Rahasia tersembunyi
41 Makam asli Ayah Alam
42 Cibiran tetangga
43 Kembali nya Reza
44 Mengabaikan
45 Marah
46 Menikah??
47 Mengamuk lagi??
48 Rani di kota Medan
49 Komplek Griya M
50 Tetangga baru
51 Makam ayah Alam
52 Rapuh
53 Liontin lagi
54 Penjelasan Reza
55 Bukti
56 Surat wasiat
57 Surat untuk Rani dan Reza.
58 Keputusan
59 Kabur
60 Istri Gilang
61 Pesan Rindu
62 Marah dan kecewa
63 Terpaksa
64 Karinita Bramantyo
65 Berbagi cerita dengan Gilang
66 Paket
67 Terpuruk
68 Kedatangan Paman Ali
69 Nasihat Alisa.
70 Ke rumah sakit
71 Sadar dari koma
72 Kedatangan Fatih
73 Memaafkan
74 Sah secara hukum tapi tidak sah secara agama
75 Mengalah untuk mendapatkan
76 Pelipur lara
77 Hidup Mandiri tanpa nya
78 Pertemuan pertama setelah sekian lama
79 Sesak
80 Pergi Dari hidupku!
81 Tidak mau!
82 Menyusul nya
83 Kembali ke Bogor
84 Meledak
85 Di bohongi
86 Bukan Pembawa Sial
87 Tuduhan tak berdasar
88 Teror
89 Teror 2
90 Dalang teror
91 Kembalinya Rani
92 Balas Dendam
93 Tak ada siapapun disini!
94 Diculik
95 Di sekap
96 Di sekap 2
97 Tertawa diatas penderitaan orang lain
98 Di pancing
99 Rekaman
100 Dapat!
101 Kesalahan dimasa lalu
102 Di buru sampai mati.
103 Jatuh ke dasar tebing
104 Tertembak
105 Keluar dari hutan
106 Masuk penjara
107 Pulang ke Medan
108 Undangan pernikahan
109 Pernikahan Rani dan Reza
110 Resepsi pernikahan Rani dan Reza.
111 Duda vs Janda
112 Bidadari surgaku
113 Janda kembang
114 Extrapart 1
115 Extrapart 2
116 Extrapart 3
117 Extrapart 6
118 Extrapart 7
119 Extrapart End
120 Pengumuman Novel baru udah rilis
Episodes

Updated 120 Episodes

1
Talak
2
Aisyahrani
3
Aisyahrani 2
4
Trauma nya kambuh lagi
5
Sarasvati Alamsyah.
6
Sepupu??
7
Menolak
8
Butuh Waktu
9
Nasehat Ibu untuk Rani
10
Masa lalu yang begitu kelam
11
Keluarga Fatih
12
Reza
13
Airin Rustamsyah
14
Dirumah Rani
15
Jawaban Rani
16
Mama dan Papa
17
Cerita Reza
18
Di jodohkan sejak kecil?
19
Shock
20
Dirumah Rani
21
Menikah dengan sepupu
22
Mertua
23
Mengamuk
24
Kebenaran dianggap kebohongan
25
Kenapa?
26
Ditikung Abang sendiri
27
Maafkan Abang, Dek..
28
Gagal
29
Tak sempurna
30
Makan malam
31
Bude alias Mama mertua
32
Liontin Berharga Untukmu dan Untukku.
33
Kepergian Reza
34
Foto profil
35
Ke pasar
36
Kemarahan Fatih
37
Rani Pergi
38
Diceraikan??
39
Sabar dan Tegar
40
Rahasia tersembunyi
41
Makam asli Ayah Alam
42
Cibiran tetangga
43
Kembali nya Reza
44
Mengabaikan
45
Marah
46
Menikah??
47
Mengamuk lagi??
48
Rani di kota Medan
49
Komplek Griya M
50
Tetangga baru
51
Makam ayah Alam
52
Rapuh
53
Liontin lagi
54
Penjelasan Reza
55
Bukti
56
Surat wasiat
57
Surat untuk Rani dan Reza.
58
Keputusan
59
Kabur
60
Istri Gilang
61
Pesan Rindu
62
Marah dan kecewa
63
Terpaksa
64
Karinita Bramantyo
65
Berbagi cerita dengan Gilang
66
Paket
67
Terpuruk
68
Kedatangan Paman Ali
69
Nasihat Alisa.
70
Ke rumah sakit
71
Sadar dari koma
72
Kedatangan Fatih
73
Memaafkan
74
Sah secara hukum tapi tidak sah secara agama
75
Mengalah untuk mendapatkan
76
Pelipur lara
77
Hidup Mandiri tanpa nya
78
Pertemuan pertama setelah sekian lama
79
Sesak
80
Pergi Dari hidupku!
81
Tidak mau!
82
Menyusul nya
83
Kembali ke Bogor
84
Meledak
85
Di bohongi
86
Bukan Pembawa Sial
87
Tuduhan tak berdasar
88
Teror
89
Teror 2
90
Dalang teror
91
Kembalinya Rani
92
Balas Dendam
93
Tak ada siapapun disini!
94
Diculik
95
Di sekap
96
Di sekap 2
97
Tertawa diatas penderitaan orang lain
98
Di pancing
99
Rekaman
100
Dapat!
101
Kesalahan dimasa lalu
102
Di buru sampai mati.
103
Jatuh ke dasar tebing
104
Tertembak
105
Keluar dari hutan
106
Masuk penjara
107
Pulang ke Medan
108
Undangan pernikahan
109
Pernikahan Rani dan Reza
110
Resepsi pernikahan Rani dan Reza.
111
Duda vs Janda
112
Bidadari surgaku
113
Janda kembang
114
Extrapart 1
115
Extrapart 2
116
Extrapart 3
117
Extrapart 6
118
Extrapart 7
119
Extrapart End
120
Pengumuman Novel baru udah rilis

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!