Butuh Waktu

''Bagaimana sayang?? Apakah kau menerima lamaran Fatih sebagai calon suami mu?? Tentukan pilihan mu, semua itu terserah padamu. Apapun keputusan mu Bude akan mengikutinya. Pikirkan baik-baik. Jangan sampai kamu terluka karena lamaran ini. Pernikahan ini akan berlangsung lama, Nak. Bukan sehari atau dua hari kamu menjalaninya, tapi seumur hidupmu! Jika kau mampu, maka silahkan! Tapi jika tidak, maka putuskan lah secara bijak, agar sepupu mu itu tidak tersinggung dengan penolakan mu itu.'' Nasehat Bude Risma saat ia ingin pulang tadi, setelah tamunya pamit untuk pulang.

Rani tercenung lama memikirkan hal ini. Ia memberi waktu satu Minggu kepada kakak sepupunya itu, untuk ia menjawab menerima lamaran nya ataukah menolak.

Rani tidak ingin karena pilihannya itu akan menghancurkan banyak pihak. Yang pertama adalah ibunya. Baru sehari Rani mendengar ibunya berbicara dengan lancar, tapi malah kembali kambuh lagi seperti dulu-dulu nya.

Saat ibunya itu tau, jika keluarga pemuda yang akan menjadi suami Rani ternyata keluarga ipar ibunya. Keponakan dari ayah kandung Rani.

Dan yang kedua, ibunya Fatih. Beliau tidak menerima Rani sebagian calon menantunya. Karena Rani adalah seorang anak dari wanita gangguan jiwa.

Terlepas dari itu, Rani juga tidak mengetahui mengapa ibunya Fatih itu sangat tidak menyetujui jika Rani menjadi istri anaknya Fatih. Putra semata wayangnya.

Rani menghela nafasnya berat. Seakan Rani tidak sanggup menanggung beban yang begitu berat di dadanya.

Sebelum kakak sepupunya pulang, Rani memberikan jawaban dengan meminta waktu sedikit untuk ia berfikir secara bijak.

Fatih menerima keputusan Rani. Dan ia akan datang seminggu lagi untuk mendengar jawaban dari gadis pujaannya itu.

Disinilah sekarang Rani berada. Ia duduk sambil menyelonjorkan kakinya dengan kepala bersandar kepala ranjang.

Ia melamunkan masa depan. Apa yang akan terjadi jika nanti ia menerima Fatih sebagai suaminya. Dan juga apa yang akan terjadi, jika ia menolak lamaran pemuda itu.

Rani benar-benar dilema saat ini. Ia sangat bingung. Keputusan apa yang diambilnya untuk masalah ini.

Rani menghela nafas panjang.

''Ya Allah.. apa yang harus lakukan sekarang? Jawaban apa yang akan aku berikan kepadanya? Jika memilih salah satu maka akan berakibat fatal pada yang satunya? Ya Allah.. beri aku jalan keluarnya.. hah..'' desah Rani.

''Kayaknya aku harus sholat istikharah deh! Agar masalah ku ada jalan keluarnya. Aku yakin Allah pasti memberikan jalan keluarnya untukku! Seminggu ini, aku memang harus benar-benar sholat istikharah tanpa putus.'' ujar Rani, seraya bangkit menuju ke kamar mandi dan berwudhu, untuk menunaikan sholat istikharah.

Setelah Rani berwudhu, ia menggelar sajadahnya dan memakai mukena kemudian mengangkat tangan untuk takbir.

''Allahu Akbar!'' takbir pertama Rani.

Ia sangat khusyuk dalam sholatnya. Ia benar-benar meminta pertolongan Allah untuk masalah ini.

Bukankah Rasulullah Saw. mengajarkan kita untuk selalu meminta dan berserah diri kepada Allah, agar semua masalah kita terasa ringan? Salah satunya adalah dengan cara berwudhu ( ada dalam Q.s Al-Baqarah : 222)

Kemudian sholat. Dengan kita sholat maka hati kita akan tenang (ada dalam Q.s. Al-Baqarah : 45).

Lalu membaca Alqur'an. Salah satu ibadah yang akan membuat hati menjadi tenang setelah membaca setiap ayat yang ada dalam Al-Qur'an. Ayat Alqur'an merupakan salah satu obat penenang untuk hati yang sedang gundah (ada dalam Q.s. Al-A'raaf : 204).

Kemudian Doa. Ini yang lebih dari segalanya. Doa mampu meruntuhkan dinding yang kokoh, pagar yang tinggi saking kuatnya kekuatan doa. Jangan berputus asa dari Rahmat Allah, karena Allah selalu mendengar setiap doa hambanya yang benar-benar tulus meminta padanya. Tidak ada yang mampu menolak takdir kecuali doa.

Tawakal dan berserah diri kepada Allah SWT. Ini juga perlu kita lakukan. Saat tertimpa masa lah, kita harus tetap sabar dan bertawakal padanya. Yakinkan pada hati kita, jika Allah akan menolong hambanya yang dengan setia selalu meminta padanya. Serahkan saja semuanya kepada Allah (ada dalam Q.s. ath-Thalaaq : 3).

Dan yang terakhir adalah sedekah. Perbanyak lah sedekah, walaupun kita sedang tertimpa masalah. Karena semakin banyak kita memberi maka akan semakin banyak yang kita dapat. Dan lagi doa dari penerima sedekah sangatlah mustajab (ada dalam Q.s. Al-Baqarah : 254).

Semua masalah itu ada jalan keluarnya. Tinggal kita saja yang harus meminta petunjuk nya kepada Allah.

''Assalamualaikum warahmatullahi..'' Rani menoleh kekanan kemudian kekiri. Kemudian ia menengadahkan tangannya keatas dengan wajah tertunduk.

''Ya Allah, ya Rohman, ya Rohim, ya zaljalali wal ikram, Engkau tempat hamba mengadu dan berserah diri ya Allah.. hamba sedang ditimpa dengan masalah yang rumit. Mana yang harus hamba pilih diantara dua pilihan ini. Begitu sulit untuk memilih, apakah harus ibunda hamba.. ataukah harus menerima lamaran dari sepupu hamba sendiri? mana yang harus hamba pilih ya Robb.. hamba benar-benar bingung sekarang. Berikan hamba jalan keluar dari Maslah hamba ini ya Allah.. hamba hanya ingin, jika pilihan yang akan hamba pilih tidak akan menyakiti siapapun. Hamba mohon ya Allah.. berikan jalan keluar dari masalah ini agar hamba tidak salah jalan nantinya. Hanya kepada Mu hamba memohon ampun, hanya kepada Mu hamba berserah diri.. semoga ada jalan keluarnya untuk hamba. Hamba sangat berharap pada Mu ya Allah.. Aamiiinnn.'' Rani meraup wajahnya dengan kedua tangannya.

Hatinya begitu tenang dan merasa lega, setelah ia mengadukan hal nya kepada Allah. Hanya kepada-Nya lah tempat bermunajad.

Yakinlah, bahwa setiap doa yang kita panjatkan akan dikabulkan boleh Allah.

Selesai sholat, Rani menghampiri ibunya yang sedang terlelap dikamar sebelah. Ia membuka pintu dengan perlahan, takut akan mengganggu tidur ibunya.

Rani mendekati tempat tidur ibunya dan duduk disebelah ranjang, disana ada sebuah kursi yang sudah usang. Kursi yang selalu digunakan oleh ibunya ketika ia duduk disana didekat jendela.

Rani menatap ibunya, matanya mengembun. Bulir bening sudah mengumpul disana. Pertanda sebentar lagi akan tumpah. Pandangannya mengabur karena bulir bening yang sudah tidak bisa di tahan untuk tumpah.

Sesak rasa hatinya, melihat sang ibunda tercinta terkapar dengan buliran keringat mengalir di pipi keriputnya.

Rani terisak. ''Ya Allah.. andai ibu bisa sehat seperti tadi, pastilah aku sangat bahagia.. andai ibu bisa memberikan jawaban dari setiap pertanyaan yang aku ajukan.. andai ibu tidak dalam keadaan seperti ini.. andai.. hiks.. andai... hiks..'' Rani terisak. Ia berandai-andai jika ibunya akan pulih seperti manusia normal lainnya.

''Ibu.. Rani sekarang harus apa..? Rani bingung Bu.. Rani harus memilih siapa..? Ibu atau bang Fatih?? jika Rani memilih bang Fatih, pastinya Bude Nia tidak merestui pernikahan kami, ia akan sangat terpaksa menerima Rani sebagai calon menantunya! Sedangkan jika Rani memilih ibu.. Rani akan di cap sebagai perawan tua.. Rani harus apa Bu..'' lirih Rani.

Ia begitu bingung saat ini. Ia dihadapkan pada dua pilihan yang begitu sulit menurut nya. Seandainya ibunya itu sehat, pastilah ia bisa memberikan saran untuk Rani.

Rani sangat membutuhkan nasehat dari ibunya saat ini.

💕

TBC

Terpopuler

Comments

WaTea Sp

WaTea Sp

bener banget neh....cerita yg bagus ada nilai2 yg baik

2023-06-10

1

lihat semua
Episodes
1 Talak
2 Aisyahrani
3 Aisyahrani 2
4 Trauma nya kambuh lagi
5 Sarasvati Alamsyah.
6 Sepupu??
7 Menolak
8 Butuh Waktu
9 Nasehat Ibu untuk Rani
10 Masa lalu yang begitu kelam
11 Keluarga Fatih
12 Reza
13 Airin Rustamsyah
14 Dirumah Rani
15 Jawaban Rani
16 Mama dan Papa
17 Cerita Reza
18 Di jodohkan sejak kecil?
19 Shock
20 Dirumah Rani
21 Menikah dengan sepupu
22 Mertua
23 Mengamuk
24 Kebenaran dianggap kebohongan
25 Kenapa?
26 Ditikung Abang sendiri
27 Maafkan Abang, Dek..
28 Gagal
29 Tak sempurna
30 Makan malam
31 Bude alias Mama mertua
32 Liontin Berharga Untukmu dan Untukku.
33 Kepergian Reza
34 Foto profil
35 Ke pasar
36 Kemarahan Fatih
37 Rani Pergi
38 Diceraikan??
39 Sabar dan Tegar
40 Rahasia tersembunyi
41 Makam asli Ayah Alam
42 Cibiran tetangga
43 Kembali nya Reza
44 Mengabaikan
45 Marah
46 Menikah??
47 Mengamuk lagi??
48 Rani di kota Medan
49 Komplek Griya M
50 Tetangga baru
51 Makam ayah Alam
52 Rapuh
53 Liontin lagi
54 Penjelasan Reza
55 Bukti
56 Surat wasiat
57 Surat untuk Rani dan Reza.
58 Keputusan
59 Kabur
60 Istri Gilang
61 Pesan Rindu
62 Marah dan kecewa
63 Terpaksa
64 Karinita Bramantyo
65 Berbagi cerita dengan Gilang
66 Paket
67 Terpuruk
68 Kedatangan Paman Ali
69 Nasihat Alisa.
70 Ke rumah sakit
71 Sadar dari koma
72 Kedatangan Fatih
73 Memaafkan
74 Sah secara hukum tapi tidak sah secara agama
75 Mengalah untuk mendapatkan
76 Pelipur lara
77 Hidup Mandiri tanpa nya
78 Pertemuan pertama setelah sekian lama
79 Sesak
80 Pergi Dari hidupku!
81 Tidak mau!
82 Menyusul nya
83 Kembali ke Bogor
84 Meledak
85 Di bohongi
86 Bukan Pembawa Sial
87 Tuduhan tak berdasar
88 Teror
89 Teror 2
90 Dalang teror
91 Kembalinya Rani
92 Balas Dendam
93 Tak ada siapapun disini!
94 Diculik
95 Di sekap
96 Di sekap 2
97 Tertawa diatas penderitaan orang lain
98 Di pancing
99 Rekaman
100 Dapat!
101 Kesalahan dimasa lalu
102 Di buru sampai mati.
103 Jatuh ke dasar tebing
104 Tertembak
105 Keluar dari hutan
106 Masuk penjara
107 Pulang ke Medan
108 Undangan pernikahan
109 Pernikahan Rani dan Reza
110 Resepsi pernikahan Rani dan Reza.
111 Duda vs Janda
112 Bidadari surgaku
113 Janda kembang
114 Extrapart 1
115 Extrapart 2
116 Extrapart 3
117 Extrapart 6
118 Extrapart 7
119 Extrapart End
120 Pengumuman Novel baru udah rilis
Episodes

Updated 120 Episodes

1
Talak
2
Aisyahrani
3
Aisyahrani 2
4
Trauma nya kambuh lagi
5
Sarasvati Alamsyah.
6
Sepupu??
7
Menolak
8
Butuh Waktu
9
Nasehat Ibu untuk Rani
10
Masa lalu yang begitu kelam
11
Keluarga Fatih
12
Reza
13
Airin Rustamsyah
14
Dirumah Rani
15
Jawaban Rani
16
Mama dan Papa
17
Cerita Reza
18
Di jodohkan sejak kecil?
19
Shock
20
Dirumah Rani
21
Menikah dengan sepupu
22
Mertua
23
Mengamuk
24
Kebenaran dianggap kebohongan
25
Kenapa?
26
Ditikung Abang sendiri
27
Maafkan Abang, Dek..
28
Gagal
29
Tak sempurna
30
Makan malam
31
Bude alias Mama mertua
32
Liontin Berharga Untukmu dan Untukku.
33
Kepergian Reza
34
Foto profil
35
Ke pasar
36
Kemarahan Fatih
37
Rani Pergi
38
Diceraikan??
39
Sabar dan Tegar
40
Rahasia tersembunyi
41
Makam asli Ayah Alam
42
Cibiran tetangga
43
Kembali nya Reza
44
Mengabaikan
45
Marah
46
Menikah??
47
Mengamuk lagi??
48
Rani di kota Medan
49
Komplek Griya M
50
Tetangga baru
51
Makam ayah Alam
52
Rapuh
53
Liontin lagi
54
Penjelasan Reza
55
Bukti
56
Surat wasiat
57
Surat untuk Rani dan Reza.
58
Keputusan
59
Kabur
60
Istri Gilang
61
Pesan Rindu
62
Marah dan kecewa
63
Terpaksa
64
Karinita Bramantyo
65
Berbagi cerita dengan Gilang
66
Paket
67
Terpuruk
68
Kedatangan Paman Ali
69
Nasihat Alisa.
70
Ke rumah sakit
71
Sadar dari koma
72
Kedatangan Fatih
73
Memaafkan
74
Sah secara hukum tapi tidak sah secara agama
75
Mengalah untuk mendapatkan
76
Pelipur lara
77
Hidup Mandiri tanpa nya
78
Pertemuan pertama setelah sekian lama
79
Sesak
80
Pergi Dari hidupku!
81
Tidak mau!
82
Menyusul nya
83
Kembali ke Bogor
84
Meledak
85
Di bohongi
86
Bukan Pembawa Sial
87
Tuduhan tak berdasar
88
Teror
89
Teror 2
90
Dalang teror
91
Kembalinya Rani
92
Balas Dendam
93
Tak ada siapapun disini!
94
Diculik
95
Di sekap
96
Di sekap 2
97
Tertawa diatas penderitaan orang lain
98
Di pancing
99
Rekaman
100
Dapat!
101
Kesalahan dimasa lalu
102
Di buru sampai mati.
103
Jatuh ke dasar tebing
104
Tertembak
105
Keluar dari hutan
106
Masuk penjara
107
Pulang ke Medan
108
Undangan pernikahan
109
Pernikahan Rani dan Reza
110
Resepsi pernikahan Rani dan Reza.
111
Duda vs Janda
112
Bidadari surgaku
113
Janda kembang
114
Extrapart 1
115
Extrapart 2
116
Extrapart 3
117
Extrapart 6
118
Extrapart 7
119
Extrapart End
120
Pengumuman Novel baru udah rilis

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!