*Penakluk Hutan Timur (PHT)*
Sudah sepuluh tahun lamanya Kerajaan Sanggana Kecil yang dirajai oleh Prabu Dira Pratakarsa Diwana berdampingan dengan Hutan Timur.
Hutan Timur adalah sebuah alas yang sangat lebat dan masih perawan. Hutn itu nyaris tidak tersentuh dan tidak pernah dimasuki oleh manusia. Posisi Hutan Timur ada di sisi timur dari Istana.
Prabu Dira yang juga ternama dengan nama pendekar Joko Tenang, sengaja membiarkan Hutan Timur lestari dengan keasliannya tanpa dikutak-katik oleh rakyat atau Kerajaan Sanggana Kecil.
Menurut istri tersaktinya, yaitu Permaisuri Nara atau Permaisuri Mata Hati, di dalam Hutan Timur ada penghuni yang memiliki kekuatan sangat besar. Namun, tidak jelas makhluk apa yang ada di dalam rimba belantara itu. Apakah manusia, binatang, atau makhluk yang lain?
Prabu Dira memutuskan untuk tidak berkonflik dengan makhluk tersebut dengan dalih dia adalah penghuni awal di kawasan itu, juga tidak pernah mengusik wilayah Kerajaan Sanggana Kecil dan rakyatnya.
Selama sepuluh tahun setelah menaklukkan Kerajaan Siluman pimpinan Ratu Dua Matahari alias Ratu Aninda Serunai, rakyat Kerajaan Sanggana Kecil hidup damai. Jikapun ada gangguan di bidang keamaanan, itu masih tergolong gangguan-gangguan yang kemudian bisa diatasi oleh pasukan keamanan.
Hutan Timur telah menjadi hutan larangan bagi semua pejabat, prajurit, pendekar, dan warga Kerajaan Sanggana Kecil.
Namun untuk hari ini, ada tiga pendekar yang melanggar hutan larangan itu. Mereka masuk ke Hutan Timur hingga cukup dalam. Mereka masuk pagi-pagi agar sore hari sudah bisa kembali ke dalam pasukan.
Ketiga orang pendekar itu adalah tiga orang lelaki.
Pendekar pertama bernama Segar Rempak, seorang pemuda yang bertubuh besar, bersenjata golok besar. Pendekar kedua bernama Jumawa, seorang lelaki kurus berusia empat puluhan bersenjata dua golok kembar. Dan pendekar ketiga bernama Linggo Aji, seorang pemuda berambut keriting bersenjata cambuk.
Ketiga pendekar itu termasuk anggota Pasukan Hantu Sanggana, pasukan yang semua personelnya adalah pendekar.
Latar belakang ketiga pendekar ini nekat memasuki Hutan Timur adalah sekedar perjudian yang mereka lakukan pada hari kemarin.
“Hutan Timur tidak pernah dimasuki oleh seorang pun pendekar, bahkan para Gusti Permaisuri Delapan Dewi Bunga tidak pernah masuk ke sana, seolah-olah siapa pun yang masuk ke sana pasti akan mati,” kata Segar Rempak kepada lebih dari lima belas pendekar anggota Pasukan Hantu Sanggana. Saat itu mereka sedang kongkow sambil minum kopi dan bajigur di barak pangkalan.
“Lalu apa maksudmu berkata seperti itu kepada kami?” tanya Jumawa lalu meneguk bajigurnya.
“Berarti, kita belum bisa disebut sebagai seorang pendekar sejati jika belum pernah masuk ke dalam Hutan Timur, sampai kita bertemu dengan penghuninya, dan keluar dengan membawa nyawa,” tandas Segar Rempak.
“Mana bisa seperti itu!” seru Dengkul Baga, pendekar bertubuh pendek tapi berbadan kekar. Dia bersenjatakan bambu-bambu kecil seperti sumpit yang terselip rapi di pinggangnya. “Jelas-jelas, pendekar dalam pasukan ini lebih rendah tingkatannya dibandingkan pendekar Pasukan Pengawal Bunga.”
“Justru itu. Karena tingkatan kita yang lebih rendah, kita harus punya kebanggaan. Dan menurutku, bisa menaklukkan Hutan Timur adalah satu kebanggaan yang tidak akan di miliki oleh pendekar manapun di Sanggana Kecil ini,” kata Segar Rempak.
“Masuk akal juga,” celetuk Linggo Aji membenarkan alasan Segar Rempak.
“Ayo, aku tantang kalian untuk masuk ke Hutan Timur besok pagi!” seru Segar Rempak kepada semua rekan pendekarnya.
“Aku ikut!” sahut Linggo Aji.
“Kau jangan mencari masalah, Segar!” sahut Dengkul Baga mengingatkan.
“Diam saja kau jika tidak punya nyali!” sergah Segar Rempak.
“Aku ingin lihat, seberuntung apa kalian besok memasuki Hutan Timur, heh!” kata Dengkul Baga dengan senyum mendengus meremehkan.
“Aku ikut masuk ke Hutan Timur!” seru Jumawa pula.
“Aku peringatkan kalian, jangan ada yang melapor kepada Ketua tentang rencana kami besok!” seru Segar Rempak.
Maka, keesokannya Segar Rempak, Jumawa dan Linggo Aji memasuki Hutan Timur. Mereka sepakat untuk masuk cukup jauh agar bisa bertemu dengan penghuni Hutan Timur.
“Jika hanya seekor ular sebesar batang pohon kelapa, itu tidak ada apa-apanya menghadapi Golok Iblis-ku ini,” koar Segar Rempak sambil membabati semak belukar untuk membuka jalan baru.
Memang, mereka sulit menemukan rute jalan yang sudah jadi, karena tidak ada orang yang pernah masuk ke hutan itu. Jadi murni tidak ada trek manusia. Jikapun ada trek jalur yang samar-samar, itu adalah trek jalur yang pernah dilewati binatang hutan berkaki empat.
Segar Rempak dan Jumawa bekerja membuka jalan dengan goloknya. Mereka terus masuk menembus hutan.
Dalam perjalanannya, mereka menemukan sejumlah binatang, tapi tidak begitu berbahaya. Binatang paling berbahaya yang mereka temui baru setingkat ular berbisa.
“Tidak mungkin manusia yang tinggal di dalam hutan ini. Mana ada manusia yang tidak membutuhkan dunia luar?” kata Jumawa.
“Jikapun nanti tidak ada yang kita temui, setidaknya kita bisa keluar dengan dagu yang terangkat. Hahaha!” kata Segar Rempak lalu tertawa.
“Tidak lebih hanya sebuah hutan yang bermedan sulit. Sudah cukup jauh kita masuk, tapi tidak ada hal yang menarik atau menakutkan,” kata Linggo Aji sambil pandangannya memandang ke seantero dalam hutan.
Suara burung hutan terdengar nyaring dari berbagai tempat di atas pepohonan.
“Hanya monyet,” ucap Linggo Aji ketika pandangannya melihat pergerakan dua ekor monyet kecil di atas pepohonan.
“Di dahan sebelah kiri ada ular berbisa!” kata Segar Rempak mengingatkan dua rekannya yang berjalan di belakangnya.
Jumawa dan Linggo Aji pun memerhatikan di sebelah kiri. Di sebatang dahan, ada seekor ular sebesar pergelangan tangan berwarna hitam keperakan, sedang melingkar. Kepalanya yang cenderung berbentuk pola segitiga menunjukkan bahwa dia berbisa.
Ctas!
Terkejut Segar Rempak dan Jumawa mendengar suara lecutan cambuk Linggo Aji. Si ular yang terkena cambukan langsung terjuntai mati di dahan, kemudian jatuh sebagai bangkai.
“Hahaha!” tawa Linggo Aji melihat keterkejutan kedua rekannya.
“Segar, kita mau masuk sampai di mana?” tanya Jumawa.
“Beberapa ratus tombak lagi. Jika memang kita tidak menemukan apa-apa, kita kembali dengan kemenangan,” jawab Segar Rempak.
“Lihat di kanan atas!” seru Linggo Aji tiba-tiba.
Sontak kedua rekannya melemparkan pandangan ke arah kanan atas, berarti ke area atas pepohonan.
Sejenak Segar Rempak dan Jumawa terdiam fokus mencari sesuatu yang dimaksud Linggo Aji.
“Apa yang kau lihat, Linggo? Kami tidak melihat hal yang aneh,” tanya Segar Rempak.
“Aku melihat pergerakan seperti ular, tapi sangat cepat,” jawab Linggo Aji.
“Ah, berarti kau hanya melihat seekor ular!” kata Jumawa kesal.
“Aku bisa membedakan kecepatan rayapan ular,” tandas Linggo Aji.
Segar Rempak dan Jumawa melanjutkan langkahnya, terus maju menerobos semak belukar yang setinggi lutut.
Blet! Bsruk!
Alangkah terkejutnya Linggo Aji, ketika kakinya yang tenggelam di dalam semak belukar ada yang membelit dengan kuat sekali. Kejap berikutnya dia terbanting ke depan karena benda yang melilit kakinya menarik dengan kuat.
“Aaak! Segaaar!” teriak Linggo Aji saat tubuhnya ditarik kencang di dalam semak belukar menjauhi titik tempat dia berdiri semula.
Segar Rempak dan Jumawa yang terkejut mendengar suara jatuh dan teriakan Linggo Aji, cepat menengok ke belakang. Mereka melihat tubuh Linggo Aji yang nyaris tenggelam di dalam semak belukar, bergerak cepat menjauh seperti ditarik oleh sesuatu yang sangat kuat.
“Linggo Aji!” teriak Segar Rempak dan Jumawa bersamaaan.
Keduanya kompak melompat dan berkelebat mengejar kepergian Linggo Aji yang hanya bisa menggapai-gapai kebingungan. (RH)
\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=
Catatan: up novel ini berjalan lambat untuk beberapa bulan pertama.
Dianjurkan membaca tiga novel Sanggana sebelumnya: Perampok Raja Gagah, Pendekar Sanggana, dan 8 Dewi Bunga Sanggana.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 308 Episodes
Comments
♽⃟⑅⃝Ⓡ𝓪ⷦ𝓻ͥ𝓪ⷽ𝓫𝓮𝓵𝓵𝓪hiatus
makhluk macam apa yg menyeret linggo aji itu. apa ukar yg di bunuh itu bukan sembarang ular..
2023-08-21
1
ʝ⃟⃝5ℓ 𝐋α 𝐒єησяιтα 🇵🇸🇮🇩
jaman joko udah ada bajigur om?
2023-07-24
0
ʝ⃟⃝5ℓ 𝐋α 𝐒єησяιтα 🇵🇸🇮🇩
yaah brarti aku salah jalur nih omm
hbs perampok raja gagah kmna dulu ommm?
2023-07-18
1