Berbulan-bulan sudah berlalu, tapi Sandra belum sekalipun mengutarakan niatnya untuk menjadi ibu sambung Aileen kepada Daven. Jujur saja, Sandra masih belum yakin. Sandra takut kalau keinginan itu muncul hanya karena Aileen adalah anak Daven, anak dari laki-laki yang masih menjadi cinta Sandra sejak dulu sampai sekarang.
Di weekend ini Sandra tidak tau apa yang harus dia lakukan. Setelah selama 5 hari kemarin Sandra habiskan dengan bekerja dan beberapa kali lembur yang membuatnya pulang malam, sepertinya sekarang ini Sandra hanya ingin menghabiskan waktu liburnya untuk seharian tidur dikamar.
Sampai akhirnya Sandra dibuat terbangun karena seseorang mengetuk pintu kamarnya.
Tok... Tok... Tok...
"Dek, buka pintunya, ini ada Aileen dateng."
Mendengar suara Bunda Sya, dengan segera Sandra beranjak dari ranjang dan membuka pintunya. Dan benar saja, ada Aileen yang saat ini sedang tersenyum cerah di gendongan Bunda Sya.
"Edon... " Ucap Aileen sembari mengulurkan tangannya kepada Sandra meminta untuk digendong.
Dengan sigap Sandra langsung mengambil alih Aileen dari gendongan Bunda Sya. Meski sebenarnya Sandra masih bingung kenapa Aileen bisa ada disini disaat jam masih menunjukkan pukul setengah 10 pagi.
"Aileen dateng sama siapa Bun?" Tanya Sandra kepada Bunda Sya.
"Sama Tante Laras, itu Tante Laras ada dibawah. Kita mau bikin kue bareng." Jawab Bunda Sya.
Sandra menganggukkan kepalanya paham.
Setelah Bunda Sya turun, Sandra membawa Aileen untuk bermain diatas ranjangnya yang masih berantakan. Seprei dan selimut belum Sandra rapikan. Begitu juga dengan beberapa boneka yang masih berantakan berhamburan diatas ranjang.
"Mowww..." Aileen tersenyum bahagia saat mendapati boneka sapi berukuran sama seperti tubuh Aileen.
Seringnya Sandra bermain bersama Aidan dan Ariel membuat Sandra juga tidak mengalami kesulitan untuk mengajak Aileen bermain bersama. Sandra seolah paham dengan apa yang anak seusia Aileen ini inginkan. Ditambah, Sandra sangat menyayangi Aileen.
Kini Sandra dan Aileen ada di ruang makan menikmati kue brownies hasil buatan Bunda Sya dan Tante Laras. Enak, tentu saja, yang Sandra tau dari cerita Tante Laras, dulu Tante Laras pernah jualan berbagai macam kue-kuean yang dia buat sendiri. Dan sekarang Bunda Sya ingin belajar membuat kue dari Tante Laras. Meskipun sebenarnya Bunda Sya juga bisa membuat beberapa kue, tapi tidak ada salahnya kan kalau belajar lagi dengan yang lebih ahli?
Mendadak Tante Laras berpamitan untuk pulang karena dia ada arisan bersama teman-temannya. Dan karena Aileen menolak untuk diajak pulang karena ingin tetap bersama dengan Sandra, jadi Sandra menawarkan diri untuk biar dia saja yang mengantarkan Aileen pulang nanti. Daripada Aileen pulang sembari menangis, Sandra tentu saja tidak akan tega.
"Enak kan dek, lebih enak dari buatan Bunda. Ini pakai resep Tante Laras yang udah puluhan tahun loh." Ujar Bunda Sya.
Sandra menganggukkan kepalanya. Memang benar, rasa brownies nya berbeda dengan buatan Bunda Sya. Meskipun menurut Sandra sama-sama enaknya.
"Iya enak Bun." Jawab Sandra.
"Enda... Edon..." Tiba-tiba Aileen yang duduk di kursi makan milik Ariel mengeluarkan suaranya sembari mengangkat kedua tangannya kearah Sandra.
Sandra mengerutkan dahinya mendengar panggilan Aileen kepadanya. Sandra paham kalau Aileen memintanya untuk menggendong balita itu. Tapi... Enda? Maksudnya Bunda atau apa?
"Ini Enda itu maksudnya Bunda ya? Kenapa minta gendongnya ke aku?" Tanya Sandra kepada Bunda Sya.
"Haha... Kayanya Aileen panggil kamu Bunda karena kamu sering sebut kata Bunda, dek." Jawab Bunda Sya.
"Endaa... " Aileen memekikkan suaranya saat Sandra tidak kunjung menggendongnya.
"Coba Bunda aja yang gendong, siapa tau emang Aileen emang maunya digendong Bunda."
Bunda Sya beranjak dari duduknya.
"Yuk sama Oma Sya, sayang..."
Tapi seperti yang diduga, Aileen menolak. Karena memang bukan Bunda Sya yang dia maksud. Aileen ingin Sandra yang menggendongnya.
"Noo... Endaa... " Aileen memanggil lirih dan menatap Sandra dengan wajah yang mulai memerah dan mata yang berkaca-kaca bersiap untuk menangis karena Sandra tidak kunjung menggendongnya.
Dengan segera Sandra mengangkat Aileen dari kursi dan menggendongnya.
"Tuh kan, yang Aileen maksud itu kamu dek." Ujar Bunda Sya.
"Aileen, panggilnya jangan Bunda ya, tapi Onty San. Coba Aileen bilang Onty San, gitu." Saat ini Sandra tengah mengajari Aileen untuk memanggil dirinya Onty San.
Bukan Sandra tidak suka kalau Aileen memanggil dirinya Bunda. Kalau Sandra jelas dia sangat suka. Sandra hanya merasa tidak enak kepada Daven saja kalau nantinya laki-laki itu mengetahuinya. Nanti Daven pikir Sandra sendiri yang mengajarkan Aileen untuk memanggilnya dengan sebutan Bunda. Padahal yang sebenarnya kan tidak seperti itu. Sandra tidak pernah sama sekali mengajari Aileen untuk memanggilnya Bunda.
Aileen bergeming, balita cantik itu tidak mau mengikuti ucapan Sandra. Aileen lebih memilih untuk memainkan boneka sapi milik Sandra yang saat ini sepertinya akan menjadi boneka favoritnya.
Sandra menghela nafas pelan. Baiklah, akan dia coba lagi nanti.
Kini setelah Sandra mengantarkan Aileen pulang, dia langsung buru-buru pulang ke rumahnya. Hal ini agar Aileen tidak rewel saat Sandra tinggal. Sementara itu Sandra tidak bertemu dengan Daven ataupun Davian. Kalau kata Della, ke dua laki-laki itu saat ini tengah berada di Gym. Padahal Sandra tidak bertanya mengenai kedua laki-laki itu, tapi Della memberitahunya.
Sepanjang perjalanan pulang, Sandra tidak bisa berhenti memikirkan Aileen yang tiba-tiba saja memanggilnya dengan sebutan Bunda. Ya kalau Sandra tidak salah mengartikan sih. Karena bahasa balita seusia Aileen ini memang masih sulit untuk diartikan.
Tapi kalau memang benar Aileen memanggilnya Bunda, tidak dipungkiri kalau Sandra pun menyukainya. Hati Sandra terasa hangat saat Aileen memanggilnya dengan panggil Bunda yang pengucapannya masih belum jelas itu.
"Apa ini pertanda kalau memang aku harus menjadi ibu untuk Aileen?" Gumam Sandra dengan senyum lebar dibibirnya.
Menikah dengan seorang duda seperti yang Bunda Sya lakukan. Sepertinya itu bukan hal yang buruk. Terbukti Bunda Sya bahagia walaupun menikah dengan seorang duda beranak satu seperti Ayah Radit. Jadi tidak ada salahnya kan kalau Sandra mengikuti jejak Bunda Sya? Karena kalau Daven ternyata benar jodohnya, dia bisa apa kan? Dan pastinya tidak akan ada yang menghalanginya.
"Sepertinya aku harus segera kasih tau Bang Cio mengenai niat aku untuk menjadi ibu sambung Aileen." Ujar Sandra.
Pada dasarnya Sandra memang perempuan yang berani. Seperti halnya anak-anak keluarga Santoso yang lain. Keberanian Sandra tidak berbeda jauh dengan Abang dan Mas nya. Oleh karena itu, cepat atau lambat Sandra akan memberitahu Daven mengenai niatnya ini. Dan juga... Mengenai perasaan yang selama ini Sandra pendam kepada Daven.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 187 Episodes
Comments
susi 2020
🤩🤩🤩
2023-08-28
0
susi 2020
🥰🥰🥰
2023-08-28
0
Ana
semoga jalan mu mudah ya san meskipun rasanya tak mungkin mengingat bagaimana sosok daven yang dingin tak tersentuh
2023-06-14
0