Mengejar Cinta Duda Baru
“Adekk…. Bangun, hari ini hari pertama kamu kerja di kantor Om Dani kan? Ini udah jam setengah 7 loh dek. Nanti kamu terlambat.” Bunda Sya menggoyangkan tubuh Sandra yang masih bergelung di dalam selimutnya. Seperti biasa putri bungsunya itu memang selalu sulit untuk di bangunkan. Padahal tadi subuh sudah bangun untuk sholat, tapi Sandra malah melanjutkan tidur lagi setelahnya.
“5 menit lagi Bunda…” Jawab Sandra dengan suara parau. Bahkan Sandra sama sekali tidak membuka matanya. Benar-benar membuat Bunda Sya merasa gemas ingin sekali rasanya menarik Sandra untuk membawanya ke kamar mandi langsung.
“Nggak ada 5 menit 5 menit lagi dek, pokoknya sekarang bangun. Kamu sendiri yang bilang mau kerja di kantor Om Dani aja, jadi jangan sampai terlambat. Om Dani udah berbaik hati ngizinin adek buat kerja disana loh. Jadi adek harus bertanggung jawab. Kalau enggak, Bunda minta sama Ayah biar kamu kerja di kantor Ayah aja.” Ujar Bunda Sya mengomel.
Begitu selesai kuliah, Sandra memutuskan untuk kerja di luar dari perusahaan Santoso dengan alasan agar tidak ada yang memperlakukan dirinya spesial. Hingga akhirnya Ayah Radit menghubungi Om Dani yang merupakan sahabatnya. Meminta izin agar Sandra bisa bekerja disana. Jujur saja sebenarnya Sandra tidak suka Ayah Radit melakukan itu, karena Sandra merasa dia ingin mencarinya sendiri. Sandra ingin bisa di terima kerja di sebuah kantor dengan usahanya sendiri, mengandalkan nilai dan keterampilannya selama ini. Tapi Ayah Radit tidak mengizinkannya. Bahkan Ayah Radit memberikan Sandra pilihan, sementara magang di perusahaan Persada atau lebih baik Sandra langsung bekerja di perusahaan Santoso. Dan akhirnya membuat Sandra mau tidak mau memilih untuk magang di perusahaan Persada.
Toh Ayah Radit juga sudah berpesan kepada Om Dani untuk tidak memperlakukan Sandra dengan spesial disana. Tentu itu semua atas permintaan Sandra, karena kalau tidak Sandra yakin Om Dani pasti akan memperlakukan Sandra dengan khusus dibandingkan dengan karyawan lain. Secara Sandra merupakan anak sahabatnya yang menjadi kesayangan Om Dani dan Tante Laras.
“Iya Bunda, iya ini adek bangun.” Mau tidak mau Sandra membuka matanya. Membuat Bunda Sya tersenyum. “Ya udah, cepetan mandi. Bunda tunggu di bawah.” Ujar Bunda Sya sebelum keluar dari kamar Sandra.
Sandra menatap langit-langit kamarnya. Akhirnya sekarang statusnya sudah bukan lagi seorang mahasiswi. Sandra sekarang sudah masuk ke dunia yang sebenarnya, dimana dia harus bekerja keras agar bisa menghasilkan uang sendiri. Selama ini hidupnya terus bertopang kepada Ayah, Bunda, Abang Kendra, dan Mas Rendra. Sekarang Sandra benar-benar ingin mandiri.
Bahkan sebenarnya Sandra ingin tinggal di apartemen seperti yang Rendra lakukan, tapi Ayah Radit dan Bunda Sya melarangnya keras.
Abang Kendra yang sudah berkeluarga dengan Aleera yang merupakan sahabat Sandra, tentu saja sudah berpisah rumah dengan orang tuanya. Dan itu membuat rumah akan menjadi semakin sepi kalau Sandra juga ikut tinggal di apartemen . Membuat Sandra lagi-lagi hanya bisa pasrah, dari pada nanti izin bekerja di perusahaan Persada di cabut kan? Sandra tidak ingin mengambil resiko itu. Susah payah Sandra meyakinkan Ayah Radit agar memberikan izin kepadanya untuk bisa bekerja di perusahaan lain, dan Sandra akan memanfaatkan kesempatan itu sebaik mungkin.
Selesai melamun sebentar, Sandra langsung beranjak dari ranjang menuju kamar mandi. Tentunya untuk mandi karena Sandra harus bersiap.
Sandra turun dari kamarnya setelah dia selesai bersiap. Pakaiannya saat ini rapi ala-ala karyawan kantor dengan kemeja biru muda pas body di padukan dengan celana bahan coklat. Rambutnya juga di ikat menjadi satu agar terlihat semakin rapi. Dan penampilannya itu membuat Sandra terlihat seperti wanita dewasa.
“Selamat pagi…” Sandra dengan riang menyapa Ayah Radit dan Bunda Sya yang saat ini sudah duduk di meja makan menunggu Sandra untuk sarapan bersama.
Cup…
Cup…
Sandra mencium pipi Bunda Sya dan juga Ayah Radit.
Bunda Sya dan Ayah Radit yang melihat penampilan Sandra langsung tersenyum. Tidak menyangka kalau putri bungsu mereka saat ini sudah dewasa. Meskipun Sandra masih manja seperti anak bungsu pada umumnya, tapi jiwa pekerja keras Sandra juga tidak jauh beda dengan Kendra dan juga Rendra. Terbukti dengan Sandra yang ingin bekerja secara mandiri tanpa embel-embel nama besar keluarga Santoso.
“Anak Bunda cantik banget sih..” Ujar Bunda Sya memuji penampilan putrinya.
“Oo pasti dong, Bunda nya siapa dulu?” Jawab Sandra dengan bangganya.
Ayah Radit dan Bunda Sya hanya tertawa mendengar jawaban sang putri.
Sandra duduk di samping Ayah Radit berhadapan dengan Bunda Sya. Mengambil 2 lembar roti tawar dan mengolesinya dengan nuttela. Sandra malas sarapan sarapan nasi, jadi dia lebih memilih mengambil roti.
“Adek serius kerja di kantor Om Dani aja? Nggak mau di kantor Ayah sama Bang Kendra?” Pertanyaan sama yang selalu Ayah Radit tanyakan kepada Sandra sejak seminggu yang lalu.
“Bukan serius lagi Ayah, udah 2 rius malah.” Jawab Sandra seraya tersenyum. “ Ayah tenang aja, toh adek kerjanya juga di perusahaannya Om Dani. Adek yakin Ayah pasti juga akan awasin adek lewat Om Dani kan?” Sandra sudah bisa menebak apa yang akan Ayah Radit lakukan selama Sandra bekerja di perusahaan Persada.
“Kan Ayah cuma pengen mastiin adek bakalan baik-baik aja.” Jawab Ayah Radit tidak mengelak tuduhan Sandra.
“Ayah percaya nggak sama adek?” Tanya Sandra kepada Ayah Radit.
“Percaya dong, Ayah selalu percaya sama adek.” Jawab Ayah Radit.
“Bagus, jadi Ayah harus percaya kalau adek pasti bisa.”
Ya seperti inilah Ayah Radit. Mungkin karena Sandra adalah putri satu-satunya di antara 2 putra terlebih Sandra merupakan anak bungsu membuat Ayah Radit benar-benar menjaga dan juga memanjakan Sandra. Untung saja Bunda Sya tidak seperti itu, dari dulu Bunda Sya cenderung membiarkan Sandra melakukan apa yang gadis itu ingin lakukan. Selama itu baik Bunda Sya akan membiarkan Sandra melakukannya.
Ingatkan kalau dulu Bunda Sya juga kuliah jauh dari orang tua? (Baca Baby… I Love You) Meskipun Bunda Sya tidak sampai membiarkan Sandra kuliah di luar kota, tapi setidaknya Bunda Sya membiarkan Sandra untuk mandiri. Bunda Sya ingin Sandra juga belajar mengenai kehidupan dunia yang mana seseorang harus bekerja keras untuk bisa mendapatkan keinginannya.
“Ya udah kalau gitu adek berangkat sekarang ya Bun, Yah…” Ujar Sandra berpamitan.
Sandra melihat jam di pergelangan tangannya yang sudah menunjukkan pukul setengah 8.
Sandra keluar rumah dimana mobil yang akan dia pakai sudah di panaskan. Sandra menyetir mobil sendiri? Ya benar, setelah rayuan-rayuan yang Sandra lakukan kepada Ayah, Kendra dan Rendra, akhirnya Sandra mendapatkan izin untuk belajar menyetir mobil 3 bulan yang lalu. Dan sekarang tentu saja Sandra sudah mahir membawa dan juga memiliki SIM untuk mengemudi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 187 Episodes
Comments
Rindi yesna wati
😚😉💌🥰💘🥳🤩😘😘😽⚘😊🎉💝💝🌷😻😻💓😗💗💗😢💖💟💟🎁😋😋❣🌹😍😻😘😚🤗☺️
2023-07-20
0
Ana
hallo kaka ana datang lagi di karya kaka 😁meskipun baru sempat mampir sekarang 🤭 semangat terus buat kaka💪
2023-06-05
0
Rina
hi
2023-05-16
0