"Sayang, Daddy sama Aunty Sandra harus berangkat sekarang loh. Aileen sama Oma dulu ya. Aileen kan anak pinter." Daven mencoba untuk membujuk putrinya agar mau pindah ke gendongan Mama Laras. Tapi ternyata bujukan Daven sama sekali tidak berhasil. Aileen justru semakin mengeratkan pelukannya pada leher Sandra.
"No... no... " Aileen berteriak mengucapkan kata no yang memang sudah fasih dia ucapkan.
Sementara Sandra hanya bisa tersenyum dengan tingkah Aileen ini. Sudah biasa kalau setiap anak kecil yang dekat dengan Sandra akan langsung menempel kepadanya. Seperti contoh yaitu Aidan dan Ariel. Kedua keponakannya itu sangat menempel kepada Sandra.
"Ma..." Daven menatap Mama Laras meminta bantuan.
"Apa? Mama nggak mau paksa Aileen, nanti dia nangis. Mama nggak tega ah. Kamu bujuk pelan-pelan coba." Ujar Mama Laras.
Daven menghela nafas.
"Sayang, sama Oma dulu yuk. Besok lagi main sama Aunty Sandra nya. Ya anak baik, Daddy ada rapat sekarang."
"Aileen sama Oma ya, Onty Sandra harus kerja soalnya. Daddy Aileen ada rapat, kasihan nanti kalau telat terus dimarahin sama kliennya." Entah mengerti atau tidak, yang pasti Sandra sudah berusaha membujuk Aileen agar melepaskan pelukan di lehernya.
Daven yang sudah tidak sabar akhirnya mengambil alih Aileen dengan paksa dari Sandra. Dan itu langsung membuat Aileen menangis histeris.
"Huaaa...."
Sandra dan Mama Laras menatap Aileen tidak tega. Bahkan Mama Laras masih belum fokus meski Aileen saat ini sudah berpindah ke gendongannya.
"Kasih aja ke suster Ati, nanti Aileen juga bakalan diem Ma." Ujar Daven.
Sandra dan Mama Laras tidak percaya dengan apa yang Daven ucapkan. Bisa-bisanya Daven berbicara seperti itu. Memang benar Daven memiliki rapat yang cukup penting, tapi tidak seharusnya Daven berbicara seperti itu.
"Aku tunggu di mobil." Ujar Daven kepada Sandra yang saat ini masih terdiam menatap Aileen. Daven kemudian berlalu begitu saja meninggalkan Aileen yang masih menangis di gendongan Mama Laras.
Melihat Aileen menangis justru membuat Sandra merasa sangat sedih dan juga merasa bersalah. Rasanya benar-benar tidak tega melihat Aileen menangis seperti itu. Bahkan Sandra sendiri tidak pernah melihat Aidan ataupun Ariel menangis sampai sebegininya. Setiap Aidan atau Ariel menangis, Kendra dan Aleera segera menenangkannya, tidak pernah membuat mereka menangis sampai histeris. Sedangkan Aileen? Bayi cantik ini justru dibuat menangis oleh ayahnya sendiri.
Sandra menghampiri Aileen.
"Maafin Onty San ya sayang. Besok Onty kesini lagi buat main sama Aileen. Aileen jangan nangis lagi ya, Onty jadi ikut sedih kalau liat kamu nangis begini." Ujar Sandra seraya mengusap puncak kepala Aileen.
"Cup... cup... Udah ya sayang, cucu Oma yang cantik. Udah nangisnya ya, besok Aunty San main kesini lagi kok, tuh tadi Aunty udah janji kan sama Aileen." Mama Laras langsung berusaha untuk menenangkan Aileen.
Tin... tin... tin..
Terdengar suara klakson mobil yang dibunyikan dengan nyaring.
"Sandra pamit dulu ya Tan." Setelah berpamitan kepada Mama Laras dan memberikan satu ciuman di dahi Aileen, Sandra segera berlari keluar menuju Daven yang sudah menunggunya.
Sepanjang perjalanan menuju restoran tempat meeting, tidak ada pembicaraan yang terjadi diantara Daven dan Sandra.
Sandra masih terlalu syok dengan apa yang terjadi antara Daven dan Aileen. Sandra merasa perlakuan Daven kepada Aileen sedikit kasar. Meskipun Sandra tau kalau Daven melakukan itu dengan terpaksa, tapi tetap apa yang Daven lakukan itu tidak bisa dibenarkan. Sedari kecil Sandra merasakan dan melihat semua keluarganya selalu memperlakukan seorang anak kecil dengan sangat lembut. Tidak pernah ada yang berlaku kasar seperti yang Daven lakukan tadi.
Sementara Daven, entah apa yang laki-laki itu pikirkan saat ini. Dari raut wajahnya, terlihat kalau Daven juga tidak baik-baik saja. Sepertinya Daven juga merasa menyesal dengan apa yang baru saja dia lakukan kepada sang putri.
"Bang Cio..." Sandra memanggil Daven dengan panggilan yang biasa dia gunakan dulu.
"Hhm..." Respon yang Daven berikan hanya berupa gumaman saja. Dan itu membuat Sandra merasa tidak enak untuk melanjutkan pembicaraan.
"Nggak jadi." Ujar Sandra.
Dan seperti yang sudah bisa ditebak, setelah Sandra mengucapkan itu memang tidak ada pembicaraan yang berlanjut. Daven sama sekali tidak menanyakan kira-kira apa yang ingin Sandra katakan atau tanyakan kepadanya. Itu sudah cukup untuk membuat Sandra sadar diri bahwa Daven memang tidak tertarik untuk berbicara dengannya.
Setelah 5 hari yang melelahkan, akhirnya Sandra kembali bertemu dengan yang namanya weekend. Tentu Sandra sangat bahagia dengan itu.
Weekend ini Sandra sudah menyusun rencana untuk pergi ke Mall bersama dengan Aleera dan dua ponakannya. Sandra akan menghabiskan waktunya di playground menemani Aidan dan Ariel bermain seharian. Ya, menemani Aidan dan Ariel bermain adalah obat lelah Sandra setelah 5 hari bekerja dengan keras.
Tapi mendadak Sandra teringat akan sesuatu. Sandra ingat kalau dia memiliki janji kepada seorang bayi cantik. Aileen, seperti yang kita tau kalau tadi siang Sandra sudah berjanji kalau besok dia akan menemui Aileen lagi. Mengingat Aileen membuat hati Sandra tiba-tiba terasa menghangat.
"Apa besok Aileen aku ajak ke playground aja ya? Kira-kira dibolehin nggak ya sama Bang Cio."
Sandra sanksi kalau Daven akan memberikan izin Aileen pergi dengannya. Secara Sandra kan termasuk orang asing.
"Aku telfon Tante Laras aja kali ya, kalau telfon Bang Cio takut. Dia orangnya nggak santai banget."
Akhirnya Sandra membuat keputusan bahwa dia akan menghubungi Tante Laras saja. Kebetulan Sandra memang sudah memiliki nomor Tante Laras sejak dulu.
Tutt... tutt...
Pada panggilan kedua telfon Sandra langsung diangkat.
"Assalamu'alaikum, halo Sandra."
"Wa'alaikumsalam Tante.. Eehh, maaf ini malem-malem Sandra ganggu waktu istirahat Tante." Sandra melirik jam di dinding yang sudah menunjukkan pukul setengah 9 malam. Mungkin ini termasuk jam istirahat beberapa orang.
"Nggak papa San, Tante belum tidur kok. Ada apa Sandra? Nggak biasanya kamu hubungin Tante."
"Ini... Tadi siang kan Sandra janji sama Aileen kalau besok mau main kesana lagi. Eehhmm, besok Aileen boleh Sandra ajak ke Mall nggak Tan? Soalnya besok ponakan-ponakan Sandra mau ke Playground. Sandra jadi keinget sama Aileen dan pengen ajak kesana. Sandra juga pengen ngenalin Aileen ke ponakan-ponakan Sandra, siapa tau mereka bisa jadi temen." Sandra langsung memberitahu maksud dan tujuannya.
"Boleh, boleh banget malah. Besok jam berapa? Jadi besok Aileen bisa siap-siap tepat waktu." Sepertinya Tante Laras senang dengan tujuan Sandra yang ingin mengajak Aileen pergi.
"Beneran boleh Tante? Sandra belum minta izin ke Bang Cio soalnya."
"Iya boleh, nanti Tante yang bilang ke Daven."
"Makasih ya Tan. Oo iya, besok ke Mall nya jam 9 Tan, biar besok Sandra jemput Aileen."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 187 Episodes
Comments
Ana
bang cio kamu kasar sama Aileen 🥺🥺🥺 kayaknya kamu masih menyalahkan bayi itu atas meninggalnya istrimu 😔😔
2023-06-14
0
💕Rose🌷Tine_N@💋
pengen nampol da sm si Daven...
dan jd es batu..mau jd beruang kutub jg rupanya...cool and galak..ih mitamit da..ntar ya skalinya bucin jg tuh pasti akut da😛
2022-09-22
5
Fatimah Alfian
❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤👍
2022-09-12
1