Karena Sandra sudah mendapatkan ultimatum dari Daven untuk tidak membawa pulang Aileen terlalu siang, jadilah saat jam menunjukkan pukul setengah 1 dan setelah selesai makan siang, mereka memutuskan untuk pulang. Tentu saja Sandra akan mengantarkan Aleera dan dua keponakannya itu untuk pulang terlebih dahulu. Barulah Sandra akan mengantarkan Aileen pulang.
Sesampainya di rumah kediaman keluarga Persada, Sandra masuk ke rumah dengan Aileen yang ada di gendongannya. Jika sedang bersama Sandra maka Aileen hanya mau ikut dengannya saja meskipun ada Suster Ati ataupun yang lainnya. Sandra sih tidak masalah, karena Sandra benar-benar sudah menyayangi Aileen.
"Assalamu'alaikum..." Sandra mengucapkan salam, begitu juga dengan Suster Ati.
"iitumm..." Dengan gemasnya Aileen menirukan salam yang Sandra dan Suster Ati ucapkan.
Tidak berselang lama seseorang keluar dari salah satu ruangan.
"Wa'alaikumsalam... Eehh ponakan Uncle Dav udah pulang." Davian yang keluar menyambut kedatangan Sandra.
"Tumben libur cuma di rumah aja Kak?" Tanya Sandra kepada Davian.
"Iya ini, lagi nggak ada yg bisa diajak jalan. Tadinya mau ajak kamu, tapi ternyata kamu udah jalan duluan ajak Aileen." Jawab Davian santai.
Sandra tertawa mendengar ucapan Davian.
"Harusnya kalau mau ajak aku jalan, Kak Dav WA dari semalem."
"Oke deh, lain kali aku WA ya."
"Ekhemm..." Seseorang datang seraya berdehem.
"Udah pulang?" Tanya Daven basa-basi.
"Udah." Jawab Sandra singkat.
"Pakai tanya lagi, udah jelas-jelas Sandra sama Aileen disini. Basa-basi lo tuh basiii..." Ujar Davian.
Daven sendiri tidak menanggapi, dia hanya merespon ucapan Davian dengan wajah datarnya saja.
"Eddii..." Aileen yang masih berada dalam gendongan Sandra memanggil Daven dengan suara kecilnya.
Daven berjalan menghampiri dan berniat untuk mengambil alih Aileen dari gendongan Sandra. Tapi ternyata Aileen menolak untuk Daven gendongan. Tadi memanggil, tapi saat akan digendong Daven justru tidak mau. Aileen justru memalingkan wajahnya dan mengeratkan tangannya pada leher Sandra.
"Haha... Jelas nggak mau lah Aileen sama lo, makanya muka benerin dulu, jangan datar aja kaya papan triplek." Lagi-lagi Davian berceletuk.
Kini Sandra ada di kamar Aileen, menidurkan balita mungil itu. Tadi saat Sandra akan pulang, Aileen merengek tidak ingin ditinggalkan. Dan karena tidak tega, akhirnya Sandra memutuskan untuk menidurkan Aileen tidur dulu. Meskipun pada awalnya Daven melarang karena merasa tidak enak kepada Sandra. Tapi Sandra tetap kekeh, selagi dia bisa, Sandra tidak akan membuat Aileen sampai menangis. Sandra tidak akan melakukan seperti apa yang Daven lakukan kemarin.
"Padahal baru kenal kemarin kan ya? Tapi Aileen bisa langsung lengket begitu ke Sandra. Emang Sandra itu perempuan baik, karena nggak mungkin anak kecil mau deket sama seseorang kalau orang itu nggak baik. Contohnya aja sama lo, Aileen nggak mau sama lo karena lo nggak baik." Ujar Davian sakras.
Davian sangat mengetahui bahwa hubungan antara Daven dan Aileen tidak bisa dikatakan baik-baik saja seperti halnya hubungan dirinya dengan Daddy Dani. Davian tau kalau Daven memang menyayangi Aileen, tapi entah kenapa sepertinya Daven kesulitan menunjukkannya. Untuk ukuran seorang ayah, Daven bisa dikatakan sangat cuek kepada putrinya. Tidak seperti Davian yang memperlihatkan dengan jelas kalau laki-laki itu menyayangi Aileen.
Daven hanya diam sembari menatap Davian dengan tatapan tajamnya. Karena Daven dan Davian sendiri sudah biasa saling berkata sakras satu sama lain.
Tidak beberapa lama kemudian Sandra turun setelah berhasil menidurkan Aileen. Didapatinya dua laki-laki berwajah kembar yang sedang duduk secara bersebrangan di sofa ruang tengah. Meskipun kembar, tapi aura Daven dan Davian benar-benar berbeda. Davian terlihat santai dan juga lucu meskipun saat ini laki-laki itu sedang diam sembari memainkan ponselnya, sementara Daven, ya tau lah ya, aura kegelapan seolah mengelilingi sosoknya. Eehh, bukan, rasanya tidak pas kalau disebut aura kegelapan. Yang ada nanti pada mengira kalau Daven penyihir. Jadi lebih tepatnya, eemm apa ya... Mungkin bisa dikatakan aura dingin yang tidak tersentuh. Nahh, sebutan itu sepertinya lebih pas.
Karena sedang sibuk masing-masing, Daven dan Davian tidak menyadari kedatangan Sandra.
"Eehmm, Pak Daven, Kak Davi, aku pamit pulang ya. Itu Aileen nya juga udah tidur." Ujar Sandra membuka suaranya.
Daven mengangkat kepalanya dan hanya menatap Sandra dengan pandangan datar. Sementara Davian tentu saja memiliki reaksi yang berbeda.
"Eehh, kenapa buru-buru pulang si San. Duduk aja dulu disini. Kamu pasti capek kan habis ajak jalan-jalan Aileen. Udah gitu dari tadi gendong Aileen buat nidurin dia." Ujar Davian kepada Sandra.
Sandra tersenyum tipis.
"Enggak papa kok Kak, lagian aku emang buru-buru mau pulang karena udah dicariin Bunda." Jawab Sandra.
"Oo gitu, ya udah ayo Kakak anterin ke depan." Davian beranjak dari sofa dan berjalan menuju Sandra.
"Saya pamit dulu Pak Daven." Sandra kembali memanggil Daven dengan panggilan formalnya.
Dan kini Sandra dan Davian berlalu meninggalkan Daven begitu saja.
"Kak, Bang Cio kenapa sih? Mukanya nyeremin gitu." Bisik Sandra begitu dia dan Davian sudah berada di luar rumah.
Mendapat pertanyaan itu Davian justru tertawa.
"Lagi dapet dia." Jawab Davian santai.
"Iiih serius, Bang Cio nggak suka ya kalau aku bawa Aileen keluar rumah?"
Tentu saja Sandra merasa begitu, karena sejak dia datang membawa Aileen pulang laki-laki itu tidak menegur Sandra sama sekali. Kan Sandra jadi serba salah. Tapi seorang Sandra bisa dengan pintar menyembunyikan perasaannya itu. Sandra memilih untuk bersikap santai dan cuek saja dihadapan Daven.
"Enggak Sandra, bukan karena kamu bawa Aileen keluar. Emang dasarnya muka Daven begitu, kamu kaya nggak tau Daven aja. Muka dia kan emang sedatar papan triplek." Jawab Davian.
"Iya juga sih, tapi tadi tuh kaya aneh gitu." Wajah Daven memang terlihat berbeda dari biasanya meskipun sama-sama datar. Dan Sandra belum tau pasti perbedaannya apa.
"Udahlah nggak usah dipikirin. Katanya udah dicariin Tante Sya, sana pulang." Ujar Davian saat melihat dahi Sandra yang berkerut seperti sedang memikirkan hal berat.
Sandra mendengus kesal.
"Ini Kak Davi ngusir aku ceritanya?" Tanya Sandra tidak terima.
Davian justru tertawa.
"Bukan ngusir Sandra, kan kamu sendiri yang bilang mau buru-buru pulang karena Tante Sya udah nyariin. Kalau kamu mau disini aja ya nggak papa, Kakak sih nggak masalah." Jawab Davian santai.
"Enggak ah, aku mau pulang aja." Ujar Sandra berjalan membuka pintu mobilnya dan masuk ke dalam. Kemudian membuka kaca mobilnya.
"Pulang dulu ya Kak." Ujar Sandra.
Davian menganggukkan kepalanya.
"Hati-hati dijalan, bawa mobilnya jangan ngebut-ngebut."
Interaksi antara Sandra dengan Davian memang lebih santai dibandingkan dengan Daven. Paham lah ya karena apa, karena Daven seperti membatasi dirinya dengan orang-orang disekitarnya.
Sementara itu, disebuah jendela kamar atas sejak tadi ada seseorang yang memperhatikan interaksi antara Davian dan Sandra. Ya, siapa lagi kalau bukan Daven. Entah apa yang sebenarnya Daven pikirkan saat ini. Karena seperti biasa wajah Daven tetap datar tanpa ekspresi apapun.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 187 Episodes
Comments
susi 2020
🙄🙄
2023-08-28
0
susi 2020
😍😍
2023-08-28
0
Ana
jeles ya bang cio😅😅😅
2023-06-14
0