Bab 19~

~AMARA PINGSAN.

###

Di saat keduanya tengah asyik mengobrol, terdengar suara pintu diketuk dari luar.

"Masuk," seru mami Sarah sedikit berteriak. Beliau lantas menatap pintu yang didorong dari luar, pun dengan Galang yang turut memandang ke arah pintu.

Begitu pintu terbuka, muncullah sosok Bi Ratna dengan raut muka cemasnya.

Mami dan Galang mengernyit bersamaan. Lantas mami Sarah berdiri dan mendekat.

Menyentuh pundak bi Ratna, kemudian bertanya, "Ada apa, Bi? Kenapa mukanya kayak orang cemas gitu?" Mami memindai dari atas sampai bawah, bi Ratna terlihat seperti ingin mengatakan sesuatu.

Mengangguk sungkan seraya sesekali menengok ke belakang, bi Ratna menyahut gugup.

"Anu Nyonya, em ... Mbak Amara pingsan, Nyonya."

"Apa?" pekik Galang yang sontak berdiri dan keluar dari ruang kerja papa Hendra dengan panik. Berlarian menuju ruang tamu—tempat di mana tadi dia meninggalkan Amara. Rasa cemas dan khawatir kini tengah menyelimuti hati Galang, terselip doa di benak lelaki itu, semoga Amara baik-baik saja.

Mami Sarah pun gegas menyusul putranya dengan perasaan yang sama—cemas dan tak kalah panik. Beliau tergopoh-gopoh menuju di mana Amara berada. Sementara bi Ratna mengikuti dari belakang dan langsung pergi ke dapur untuk mengambil minyak kayu putih.

Setibanya di ruang tamu, Galang tercengang lantaran Amara sudah berbaring di sofa dalam keadaan tidak sadarkan diri. Secepat kilat lelaki berbadan tinggi itu mendekat dan berjongkok di samping badan sofa.

Sembari memanggil, Galang menepuk pelan pipi perempuan mungil itu. "Amara. Amara." Kening Galang mengernyit kaget. "Astaga! Badannya panas sekali," serunya begitu punggung tangannya menempel di kening Amara.

Mami datang lalu mendekat. "Gimana? Amara kenapa?" paniknya dengan tatapan iba. Mami Sarah ikut-ikutan menyentuh kening Amara. "Dia demam, Galang. Lebih baik secepatnya kamu hubungi Dokter," titah Mami.

Galang mengangguk lantas berdiri, mengambil ponsel dari saku kemeja lalu menghubungi dokter keluarga Pratama.

Bi Ratna muncul dan mendekati mami Sarah. "Nyonya, ini minyak kayu putihnya," ucapnya sambil menyodorkan sebotol kecil minyak kayu putih ke mami.

Mami mengambilnya. "Makasih, Bi. Tolong Bibi siapkan air hangat di baskom sama handuk kecil, ya. Amara demam, Bi. Saya mau kompres dia," perintah mami kemudian.

Bi Ratna mengangguk dan segera menjalankan perintah sang majikan. Sedangkan mami mulai menggosok telapak kaki Amara dengan minyak kayu putih. Beliau tidak segan melakukan hal itu. Kepada menantunya saja mami Sarah sama sekali tidak pernah melakukannya.

Galang yang selesai menghubungi dokter mendekati mami, lalu berkata, "Dokter sebentar lagi ke sini, Mom. Lima belas menit kemungkinan." Alisnya sontak menaut, memandang pemandangan di depan matanya. Sang mami dengan suka rela menggosok kaki Amara.

Seketika tanda tanya besar pun muncul di benak Galang.

'Mami perhatian banget sama Amara? Padahal mereka belum sehari kenal.' Membatin dengan senyum samar di bibir.

"Ya udah. Sambil nunggu Dokter dateng, mendingan kamu bawa dia ke kamar tamu. Kasihan kalo dia kelamaan berbaring di sini," ujar mami lega sekaligus memberi perintah kepada Galang. Beliau benar-benar mencemaskan Amara.

"Baik, Mom."

Mami Sarah mundur supaya memudahkan Galang yang akan menggendong Amara.

"Pelan-pelan, Galang." Mami membantu putranya itu.

"Tenang, Mom. Badan Amara ini kecil jadi Galang pasti kuat," guraunya sedikit menghibur sang mami yang nampak takut bila dirinya tidak hati-hati.

Mami tersenyum tipis dengan candaan Galang. Lantas, beliau berinisiatif membukakan pintu kamar tamu yang berada tidak jauh dari kamarnya.

*

*

Beberapa saat kemudian.

"Dia cuma syok," ucap dokter bernama Aldo, usai memeriksa kondisi Amara. "Sepertinya dia mengalami stress berat," tambahnya kemudian.

Mami dan Galang sontak saling pandang.

"Maksudnya apa, Al?" tanya mami meminta penjelasan kepada dokter yang usianya seumuran dengan putranya itu.

"Iya, Al. Maksudnya apa?" Galang menimpali. Raut kecemasan begitu kentara di wajahnya yang tampan.

Aldo menghela napas sejenak, menatap bergantian dua orang di depannya lantas berkata,

"Begini. Dari yang saya lihat kalo perempuan itu pingsan karena banyak pikiran. Dia demam karena dehidrasi. Saya sarankan setelah dia sadar berikan dia jus lemon dengan madu. Lalu tanyakan pelan-pelan padanya, apa masalah yang sedang membebaninya. Bisa jadi itu faktor penyebab dia stres dan syok." Dokter Aldo memaparkan sekaligus memberikan solusi untuk menangani Amara.

"Kasihan." Mami Sarah mendekati Amara ke tempat tidur, beliau mengusap puncak kepala perempuan itu dengan sayang. "Pasti dia memikirkan kondisi putrinya yang sedang sakit," ujar mami menduga.

"Pipi perempuan itu agak bengkak dan saya lihat ada bekas telapak tangan. Apa dia baru saja mengalami kekerasan?" Dokter Aldo bertanya dengan sangat hati-hati. Dia tidak mau apabila Galang merasa sedang dituduh. Meski mereka berdua berteman.

Galang terhenyak sesaat, sebelum kemudian kepalanya mengangguk pelan.

"Itu ulah Vanila." Buru-buru dia memberikan penjelasan kepada dokter Aldo yang kini menatapnya curiga.

Galang dan Aldo adalah teman kuliah. Mereka cukup dekat dan saling mengenal satu sama lain. Maka dari itu Aldo agak terkejut dengan ungkapan Galang barusan.

"Vanila? Kok bisa?" Aldo menanyakan alasannya kepada Galang, lantaran tak habis pikir dengan kelakuan istri temannya itu.

"Ceritanya panjang," sahut Galang singkat.

"Ada yang mau saya tanyain ke kamu. Sini." Aldo menuntun Galang keluar dari kamar.

"Ada apa?" Kening Galang mengernyit.

"Berita itu beneran? Kalo si Vanila selingkuh sama managernya?" tanya Aldo yang merasa penasaran. Mumpung ketemu orangnya langsung. Dia bisa bertanya sendiri kepada yang bersangkutan.

Wajah Galang memancarkan raut masam. "Bener. Dia selingkuh sama si Erik," jawabnya dengan malas.

Mata Aldo sontak melebar. "Hah? Serius? Ck! Vanila kebangetan emang. Dari dulu dia enggak pernah ngehargain kamu," sungutnya merasa tak terima.

"Udahlah. Enggak usah dibahas. Udah basi."

"Terus perempuan yang di dalem itu siapa? Kenapa dia bisa ditampar sama Vanila?"

"Biasalah. Vanila 'kan orangnya begitu dari dulu. Arogan dan suka seenaknya. Dia pikir aku sama Amara selingkuh. Padahal dia sendiri yang kotor." Galang dengan sinis mengucapkan kalimat itu.

"Iya. Dia siapa? Beneran selingkuhan kamu?" Aldo mendesak Galang disertai tatapan memicing tajam. Seolah dia mencurigai temannya itu.

Galang mengibaskan tangannya ke depan muka Aldo. "Ngaco! Dia itu sekretaris baru aku. Gantinya si Anggi," sergahnya yang tak mau Aldo berpikiran negatif tentang Amara.

"Emang si Anggi kenapa?" Perasaan Aldo mendadak tidak enak sebab dirinya sempat ada rasa kepada gadis itu.

"Si Anggi hari ini nikah. Dia udah enggak boleh kerja sama suaminya."

Aldo seketika melemas. "Ya ampun ... udah keduluan orang," gerutunya seraya meraup wajahnya kasar. Pupus sudah harapannya berpacaran dengan Anggi.

Galang berdecak. "Salah sendiri lambat kayak siput! Giliran udah keduluan orang aja nyesel," ucapnya mengejek Aldo yang memang agak lambat soal urusan percintaan.

"Ya 'kan saya minder sama Anggi. Dia anaknya tertutup banget. Jadi sungkan saya," ucapnya beralasan.

"Alesan! Bilang aja malu!" sela Galang, tersenyum mengejek.

Kedua lelaki itu bila sudah keasyikan mengobrol suka lupa dengan topik pembahasan yang sebenarnya. Galang dan Aldo berteman, kendati status mereka kini sudah berbeda. Aldo seorang jomblo sejati. Diusianya yang menginjak 33 tahun, dia sama sekali belum pernah memiliki kekasih.

###

Note; *Doain gaisss... novel ini mau aku ajuin kontrak, semoga lulus ya.... biar bisa namatin cerita ini dengan semangat. Kasih dukungan sebanyak-banyaknya untuk cerita recehku ini. Pliss.... meski kesempatan menang sangat² tipis, hihiii 🤭🤣

Yang belum follow, cus follow me*! ^^

Terpopuler

Comments

Mmh Astri

Mmh Astri

bagus Thor cerita nya 👍💪💪💪🥰

2023-10-19

1

Rizma

Rizma

Tetap aja msih ada yg kurang
visual donk thor

2023-10-19

1

Katherina Ajawaila

Katherina Ajawaila

l bagus dan bahasanya ngk. nora

2023-09-21

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!