Bab 14~

~TES KECOCOKAN.

Pertanyaan Amara masih terus terngiang di telinga Galang hingga detik ini. Padahal dia sudah berada di rumah sejak beberapa saat yang lalu. Langkahnya gontai menapaki anak tangga satu persatu, dengan pikiran yang tak fokus dia pun masuk ke kamar.

Membuka jas yang dikenakan dan menaruhnya di pinggir ranjang, setelah itu membuka kancing kemeja di kedua pergelangan tangan dan menggulungnya sampai ke batas siku. Galang belum menyadari jika Vanila sedang berdiri di belakangnya dengan pakaian tidur seksi.

Perempuan berambut panjang dan bertubuh langsing itu berjalan perlahan mendekati sang suami yang entah kenapa terlihat begitu tampan malam ini. Vanila ingin menebus rasa bersalahnya lantaran dua hari kemarin sengaja mematikan ponsel.

Punggung lebar Galang seolah menarik perhatiannya, postur tubuh suaminya ini memang di atas rata-rata. Tampan, gagah, berkulit sawo matang dan terdapat beberapa tato di bagian tubuh kekarnya. Galang mentato sebagian tubuhnya saat masih kuliah, bukan untuk bermaksud apa-apa.

'Malam ini kamu pasti akan bertekuk lutut di bawah kendaliku, Mas.' Vanila membatin seraya menarik sudut bibirnya ke samping. Dengan kepercayaan diri penuh tentunya.

Tubuh Galang menegang saat jemari lentik Vanila menyentuh dan menelusuri punggung lebarnya.

'Vanila.' Dia memejamkan mata sejenak guna meredam gejolak yang hadir dengan tak tahu malu. Sentuhan Vanila selalu berhasil membangkitkan gairahnya.

Tangan kecil Vanila mulai menelusup di balik punggung Galang, dia melingkarkan lengannya di pinggang suaminya itu.

"Mas ... aku kangen kamu," ucap Vanila dengan suaranya yang mendayu dan erotis.

Dadanya yang berisi menempel erat di punggung Galang. Hangat dan nyaman. Vanila tersenyum penuh kemenangan lantaran Galang hanya diam seakan menikmati sentuhan-sentuhan jemarinya.

Napas Galang terdengar memburu, bukan karena dia sedang bernapsu, melainkan tengah meredam amarahnya yang siap meledak saat ini juga. Seandainya, Vanila tidak memberikan tubuhnya kepada pria lain, mungkin dia dengan senang hati melakukan kewajibannya. Bergelung dengan penuh gelora cinta yang sama.

Sayangnya, Galang sudah terlanjur jijik dengan perempuan ini. Dia berjanji tidak akan pernah menyentuh Vanila lagi. Ibarat kata, Vanila adalah barang bekas yang harus dijauhi.

'cuih!'

Sementara hasrat Vanila semakin membumbung, menuntut untuk dipuaskan.

"Mas, kenapa diem? Mas enggak kangen sama aku?" Dia masih memeluk erat pinggang Galang dari belakang sembari menghirup dalam aroma maskulin yang menguar dari balik kemeja tipis itu.

"Lepasin, Van. Aku mau mandi," ucap Galang masih menjaga intonasi suaranya agar tak meninggi. Dia tidak membalas sedikit pun pelukan Vanila.

"Mandinya nanti aja, Mas. Kita seneng-seneng dulu."

"Enggak bisa, Van. Aku gerah. Aku mau mandi."

"Gimana kalo kita mandi sama-sama? hem?"

Menghela napas berat, seraya melepas tangan Vanila yang melingkar di pinggangnya.

"Aku enggak bisa," sahutnya datar. Tanpa berbalik badan dan menatap wajah Vanila yang menurutnya menjijikkan.

Rahang Vanila mengeras mendapat penolakan dari Galang. "Kenapa enggak bisa, Mas? Bukannya kita sudah sering melakukan itu?" tanyanya dengan kesal. Vanila bukanlah sosok yang penyabar. Dia mudah sekali marah dan tersinggung.

Tak peduli dengan pertanyaan istri penghianatnya itu, Galang memilih pergi dari kamarnya. Selagi dia masih bisa menahan diri untuk tidak menyakiti Vanila, lebih baik dia pergi saja dan tidak menghiraukan Vanila yang memanggilnya.

"Mas! Mas Galang! Kamu mau ke mana, Mas!" Vanila yang hendak mengejar Galang tersentak kaget ketika pintu kamar di banting dengan sangat keras dari luar. "Mas!" Vanila geram dan kesal seraya mengepalkan kedua tangannya erat-erat. "Keterlaluan kamu, Mas!"

*

*

Keesokan harinya, dunia hiburan tengah dihebohkan berita yang beredar di sosial media. Foto-foto Vanila bersama pria yang diduga managernya sendiri telah tersebar di jagat maya. Ditambah dengan video keduanya yang terlihat sedang memboking kamar di sebuah Hotel ternama.

Nama Vanila Pearce seketika menjadi trending di laman media berita maupun di siaran televisi. Kabar perselingkuhan pun berembus dengan cepat. Banyak hujatan-hujatan yang masuk di akun sosial media Vanila. Komentar pedas pun tak bisa dihindari dari mulut para Lambe Turah.

Galang yang mendengarnya pun merasa sangat puas. Akhirnya balas dendamnya terbalaskan secara impas. Dalam sekejap karir istrinya hancur. Kedua orang pezinah itu pasti akan menerima hukuman dan balasan.

"Kamu memang patut diandalkan, Vin. Saya puas melihat karir Vanila hancur. Dia pantas mendapatkannya." Galang memuji Kevin lantaran telah menyebar foto-foto perselingkuhan istrinya dengan cepat.

Kevin mengangguk sungkan. Perintah Galang adalah suatu kewajiban yang harus dia lakukan secara total. Namun, di lain sisi Kevin tak habis pikir dengan perubahan sikap Galang yang begitu cepat. Pasalnya, Galang sangat mencintai Vanila dan sangat memuja perempuan tersebut.

'Ternyata sebuah penghianatan bisa merubah seorang yang BuCIN jadi kejam dan menakutkan.' Kevin cuma bisa mengatakan semua itu di dalam hatinya.

Ponsel Galang sejak tadi berbunyi, dia mengabaikan telepon Vanila. Sengaja menghindar dan tak ada niatan sama sekali untuk membantu.

"Kehancuranmu sudah di depan mata, Sayang," ujar Galang dengan senyum penuh kemenangan. Dia lantas berkata lagi kepada Kevin. "Jadwal bertemu dengan dokter sudah kamu atur 'kan?"

"Sudah, Pak," sahut Kevin. "nanti sekitar jam sebelas, Pak," tambahnya lagi. Kevin penasaran untuk apa Galang menyuruhnya mencarikan dokter spesialis kanker.

Namun, dia menahan diri untuk tidak bertanya. Dia lebih memilih mengatakan sesuatu hal yang penting, "Maaf, kalau saya lancang, Pak. Pendonor yang diminta belum ada, karena dokter harus mencari pendonor yang cocok dengan pasien," pungkasnya menjelaskan.

Alis Galang sontak tertaut. "Jadi?" tanyanya.

"Jadi kita harus mengecek terlebih dahulu kondisi pasien, baru mencari pendonor yang cocok. Tapi, semisal pasien punya keluarga dekat, itu lebih baik. Kita tidak perlu susah payah mencari pendonor. Karena kemungkinan cocok akan jauh lebih besar," ungkap Kevin lagi, menjelaskan secara rinci apa saja yang dia ketahui dari hasil bertanya kepada dokter kemarin.

'Benar. Mungkin saja Amara cocok dengan Kasih. Jadi enggak perlu susah payah mencari pendonor lagi.' Pikir Galang seraya membatin dalam hati.

Lama berpikir, Galang pun memerintahkan Kevin untuk memanggil Amara. Tanpa membantah, Kevin melakukan apa yang disuruh, keluar dari ruangan lantas memanggil sekretaris baru atasannya itu.

*

*

"Bapak memanggil saya?" tanya Amara begitu berada di ruangan Galang.

Kevin berdiri di samping Amara dengan tanda tanya besar dan hanya menyimaknya saja.

Galang mengangguk kemudian bertanya,

"Apa kamu pernah melakukan tes kecocokan sumsum tulang belakang, Ra?"

"Apa? Tes?" Amara mengernyitkan kening.

"Iya, tes."

"Belum pernah, Pak," sahut Amara lagi sambil menggelengkan kepala.

Lantas, Amara melirik Kevin yang nampak biasa saja. Dia takut jika Kevin tahu dan berpikiran buruk tentangnya. Padahal tanpa Amara ketahui, jika Kevinlah yang mencari informasi tentang dokter spesialis.

Galang berdiri, lalu mendekat ke Amara dan Kevin. Dia bersandar di tepi meja kerjanya seraya menyilangkan tangan.

"Nanti kita ke Rumah Sakit, di sana kamu bisa melakukan tes lebih dulu. Ada kemungkinan jika sumsum tulang belakang kamu cocok dengan Kasih. Jadi kita enggak usah jauh-jauh cari pendonor lagi," papar Galang menguraikan kepada Amara.

Amara melebarkan mata. "Apa? Sa-saya nanti dites?" pekiknya. Dan rasa takut itu kembali muncul. Amara didera ketakutan dan cemas sekaligus.

Kepala Galang mengangguk. "Iya. Kamu harus dites. Dan berdoa saja semoga sumsum tulang belakang kamu cocok dengan Kasih. Secara, kamu ini 'kan ibunya."

'Jadi, ini semua untuk anaknya Mbak Amara? Pak Galang memang orang yang sangat baik. Pada orang yang baru dikenal saja dia sebaik ini.' Kevin membatin dengan penuh bangga, ketika tahu jika Galang ternyata ingin membantu Amara.

Sedangkan Amara kini nampak gelisah dan gusar.

'*Bagaimana ini? Aku dan Kasih enggak akan mungkin ada kecocokan. Ya Tuhan ... apakah harus terbongkar sekarang?'

###

tbc*...

Terpopuler

Comments

Kusii Yaati

Kusii Yaati

jujurlah untuk kebaikan kasih Amara...kasihan anak sekecil itu hrs bergelut dgn penyakit ganas!!!

2023-10-19

2

Mamah Kekey

Mamah Kekey

kasih ..

2023-10-17

0

Katherina Ajawaila

Katherina Ajawaila

akhirnya tabir kasih ketahuan deh😭😭

2023-09-21

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!