Bab 9~

~PERSELINGKUHAN VANILA.

###

Kasih mengerutkan keningnya. "Ini siapa, Bu?" tanyanya sambil menatap bergantian Galang dan Amara.

Senyum Galang memudar saat dia berhadapan langsung dengan Kasih. Bola matanya memindai wajah putri Amara itu. Dari bawah sampai atas. Lalu pandangan Galang terhenti, berpusat pada mata Kasih.

'Mata itu? Tatapan mata itu? Ke-kenapa bisa sangat mirip?' Batin Galang menyeru sambil terus menatap mata Kasih yang juga menatapnya.

"Halo, Om. Kenalin, aku Kasih." Kasih mengulurkan tangan dan itu sukses membuat Galang sedikit tersentak.

"Ah, i-iya." Galang membalas uluran tangan Kasih dengan gugup. "Nama yang cantik. Secantik orangnya," pujinya kemudian.

Kasih tersenyum, lalu melepas tangan Galang dari genggamannya. Akan tetapi, lelaki itu merasa tidak rela melepas tangan Kasih.

Memindai wajah Galang dan penampilannya. Kasih bertanya lagi, "Nama Om, siapa?"

"Nama om, Galang." Galang menjawab sembari mengusap pipi tirus Kasih. Wajahnya yang pucat mengundang pertanyaan Galang. "Kasih lagi sakit, ya? Mukanya pucet." Entah dorongan dari mana, Galang ingin sekali menyentuh kening Kasih.

Mendongak guna menatap Amara yang nampak cemas, Galang lalu bertanya lagi, "Anak kamu sakit, Ra?"

Pertanyaan Galang membuat Amara hampir menahan napas lantaran takut apabila atasannya itu tahu penyakit Kasih.

"Em ... itu ... Ka—"

"Kasih sakit kanker darah, Om. Kata Dokter, sakitnya Kasih itu sangat ganas," sela Kasih tiba-tiba dan dengan wajah polosnya mampu membuat hati Galang terasa nyeri saat mendengarnya.

Sementara Amara langsung merangkul pundak Kasih dan menggelengkan kepala. Seperti memberi isyarat kepada putrinya ini untuk tidak melanjutkan ucapannya. Kasih hanya mengangguk pelan dan menundukkan wajah.

Karena terlalu kaget mendengar penuturan Kasih, Galang sontak berdiri dan menatap dalam wajah Amara yang serba salah.

"B-benarkah? Anak kamu sakit kanker darah?" Galang seolah ingin menatap Kasih lebih lama. Sedangkan yang ditatap hanya menunduk. Gadis kecil itu mendadak bungkam.

Cukup lama Amara berpikir. Sebenarnya dia merasa tidak enak bila orang yang baru pertama kali datang ke rumahnya itu sampai tahu masalahnya. Namun, apa boleh buat, Kasih juga sudah terlanjur mengatakannya.

Tak mampu berkata-kata, Amara cuma menganggukkan kepala dan buru-buru memalingkan wajahnya. Dia tidak mau Galang sampai melihat kesedihan dan kemalangannya.

Galang terhenyak sesaat, otaknya tengah mencerna arti anggukan kepala Amara kepadanya. Kemudian dengan cepat Galang menekuk kaki agar posisinya sejajar dengan Kasih.

Tatapannya tertuju pada wajah Kasih yang mengingatkannya kepada seseorang. Bentuk hidung, mata, alis, bibir, semuanya sama persis dan mirip dengan orang terkasihnya.

Aneh.

Seharusnya, Kasih ini mirip dengan Amara. Akan tetapi, wajah Amara sama sekali tidak menurun ke Kasih.

'Apa mungkin cuma perasaan aku aja? Mungkin wajah Kasih ini mirip ayahnya.' Galang menampik dugaannya tentang Kasih. Namun, ada semacam ikatan batin antara dia dan gadis kecil ini.

"Kasih." Galang memanggil Kasih dengan suara lembut dan membuat Kasih juga Amara langsung menoleh ke arahnya.

'A-apa yang dilakukan Pak Galang? Kenapa dia berjongkok di depan Kasih?' Amara tak percaya dengan apa yang dia lihat saat ini. Atasannya tengah berjongkok di depan putrinya.

Mata Kasih dan mata Galang seketika bertemu. Sorot mata Kasih begitu berbinar, meski nampak sedikit sayu. Galang tersenyum memandangi wajah polos Kasih.

"Apa kamu sudah membawanya untuk berobat?" Galang bertanya kepada Amara, namun tatapannya tertuju pada Kasih.

Amara menelan ludah, kemudian menjawab. "Su-sudah, Pak. Saya sudah membawa Kasih berobat."

"Lalu?" Masih menatap wajah Kasih.

"Karena Kanker darah yang diderita Kasih masih stadium dua, jadi Dokter menyarankan agar Kasih menjalani operasi transplantasi sumsum tulang belakang. Dan untuk saat ini saya sedang berusaha mengumpulkan uang untuk itu," jelas Amara apa adanya.

Membicarakan tentang penyakit Kasih, membuat Amara selalu merasa sedih. Tanpa disuruh air matanya menetes ke pipi, dengan cepat punggung tangan Amira mengusap cairan bening itu.

Galang turut prihatin dan masih tidak percaya. Kasih masih terlalu kecil menurutnya untuk penyakit yang cukup terkenal ganas tersebut. Nalurinya sebagai seorang ayah mendadak muncul, dan mendorong Galang untuk membantu Amara.

"Kasih mau sembuh?" tanya Galang lembut dan langsung diangguki Kasih.

"Mau Om."

Galang tersenyum, lalu mengusak puncak kepala Kasih seraya bertanya lagi, "Bagus. Om percaya Kasih pasti bisa sembuh. Kasih kuat 'kan?"

Kasih mengangguk.

"Kasih mau berobat?"

Kasih mengangguk lagi.

"Kalo gitu Om akan ajak Kasih berobat. Mau?" tawar Galang kepada Kasih yang tidak langsung menjawabnya, melainkan mendongak menatap Amara.

"A-apa maksud Bapak?" tanya Amara yang terkejut dengan tawaran Galang untuk Kasih.

Lelaki itu berdiri dan menyahut, "Saya yang akan membiayai semua pengobatan Kasih."

Kalimat itu terlontar begitu saja dari mulut Galang dan membuat Amara seketika melebarkan mata tak percaya.

"A-apa?"

***

Sementara di dalam kamar Hotel dua insan manusia tanpa status yang sah tengah asyik mereguk madu asmara dalam kubangan hasrat terlarang. Sang pria dengan lincahnya memacu di atas tubuh wanitanya.

"Oh, ****! Kamu benar-benar candu, Van!" Lelaki itu meracau dengan tubuh yang terus memompa inti tubuh lawan mainnya.

"Cepatlah, Erik! Aku udah enggak, eugh ...." Perempuan itu melenguh, dia hampir mencapai puncaknya.

Pria bernama Erik itu menyeringai dan langsung meraup bibir wanitanya dengan rakus.

"Sabar, Sayang. Kita keluar sama-sama, oke." Erik semakin mempercepat temponya sembari tangannya bergerilya ke seluruh tubuh lawan mainnya.

Permainan gila itu semakin memanas dan bergelora. Gairah keduanya semakin membumbung, menuntun bibir mereka meloloskan desahann-desahann erotis yang berisik. Ruang ber-AC itu tak ada gunanya karena kini tubuh polos mereka berpeluh.

"Erik ... eugh ...."

"Vanila ... eugh ...."

Gelombang kenikmatan itu akhirnya mereka raih secara bersamaan. Tubuh Erik ambruk di atas tubuh Vanila dan menaruh wajahnya di lekuk leher wanita itu. Napas keduanya terengah-engah dan memburu.

"Kamu benar-benar candu, Van. Gila!" ujar Erik yang tak sedikit pun merubah posisinya. Dia menggeleng di lekuk leher Vanila yang cuma terkekeh mendengar ucapannya.

Yah, perempuan itu adalah Vanila—istri dari Galang Aditya Pratama. Tanpa berdosa sama sekali dia menorehkan noda di pernikahannya yang suci. Menghianati cinta Galang dengan sadarnya. Mengotori tubuhnya dengan membiarkan lelaki lain menyentuh dan merasai dirinya.

"Kapan aku mengecewakanmu, Erik? Galang aja bertekuk lutut di bawah kakiku. Apalagi kamu." Vanila menyebut nama suaminya dengan pongah.

Erik menarik diri dan menggeser tubuhnya ke samping Vanila. "Ck! Bisa enggak kalo lagi sama aku enggak usah bawa-bawa nama suamimu," ucapnya kesal. Erik tak suka bila Vanila menyebut nama Galang di depannya.

Vanila terkekeh dan memiringkan tubuhnya menghadap Erik. "Oke-oke. Aku tadi keceplosan. Maaf." Dia mengelus dada Erik berniat menggoda lelaki berkulit sawo matang itu.

Erik berdecak. "Jangan gitu, Van. Kamu jangan pancing-pancing lagi," ujarnya sembari menghentikan tangan Vanila yang hendak menyentuh miliknya.

"Kenapa? Udah enggak sanggup? hem?" Vanila mengejek Erik yang langsung bangkit dan mengungkungnya lagi.

"Siapa bilang? Siapa bilang aku udah enggak sanggup? Mau sampai pagi pun aku layani." Erik menarik sudut bibirnya dengan sorot mata yang kembali sayu.

"Come on, Erik. Mari kita bercinta sepuasnya." Vanila mengecup bibir Erik, lalu menggigitnya.

"Nachal!" Erik mulai mencumbu Vanila lagi.

Dan, malam ini keduanya kembali mereguk kenikmatan surga dunia di kamar Hotel itu. Tanpa memikirkan status masing-masing. Vanila memilih menghabiskan malamnya dengan Erik yang tak lain adalah managernya sendiri. Sedangkan Erik juga berstatus sebagai suami orang.

###

tbc...

Terpopuler

Comments

aisyahara_ㅏㅣ샤 하라

aisyahara_ㅏㅣ샤 하라

gk heran sii..secara pergaulan vanilla begitu

2024-03-25

0

Dewa Dewi

Dewa Dewi

dasar pasangan biadab 🤬🤬

2023-11-15

0

Kusii Yaati

Kusii Yaati

eee...ladalah ternyata oh ternyata vanila murahan ternyata hipersex juga...hiiii ngeriiii😬

2023-10-19

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!