Sebuah drone jenis mata-mata mirip seperti pesawat itu melesat cepat bagaikan misil. Tubuh King D yang terhantam masih mampu bertahan meski ia menjadi seperti manusia terbang di udara.
Pria tampan itu berusaha agar tetap bertahan di benda terbang yang membawanya terbang entah menuju ke mana.
Namun sepertinya, kamera pada drone dan mata King D saling bertatapan, seolah pengendali benda tersebut berada di depannya.
Mereka bicara dalam bahasa Inggris. Terjemahan. Non-baku bahasa Indonesia campuran.
"Hem, matanya merah dan biru seperti si kembar. Menarik, ternyata tak hanya ada dua jenis manusia yang memiliki kemampuan unik itu. Lelaki ini juga. Baiklah, kau kutandai," ucap seseorang dari tempat mengendalikan benda berwarna hitam tersebut lalu merekam sosok King D.
Kening King D berkerut saat ia melihat kamera pada drone besar tersebut seperti bergerak layaknya orang berkedip.
Hingga King D menyadari jika CD yang dikendalikan oleh Obama dan Hakim berhasil mengejarnya.
"D! Denger gak? D!" panggil Obama dari sambungan komunikasi di earphone-nya.
"Ya! Aku mendengarmu!" teriaknya seraya berpegangan kuat pada drone tersebut.
"Kita akan menjatuhkannya! Sial, kita gak bisa retas drone itu jadi gak tau dari mana asalnya. Siap-siap!" seru Obama yang membuat mata King D melebar.
Lelaki itu tampak panik saat melihat di bawahnya terdapat banyak gedung. Hanya saja, King D tak yakin jika ia akan selamat bila melompat dari ketinggian hampir 50 meter itu.
King D tampak pucat, tapi ia juga tak mau dibawa pergi dengan benda yang tak dikenalnya.
Seketika, DODODODOOR!!
"Argh! Hati-hati!" teriak King D lantang yang masih berpegangan pada benda terbang itu.
BLUARR!!
Suara ledakan dari drone tersebut terdengar. King D bisa melihat kobaran dari bagian tengah hingga belakang benda itu.
"AAAAA!" teriak King D panik saat drone yang membawanya terbang, jatuh dengan cepat dari ketinggian.
Praktis, mata Obama dan Hakim melebar karena King D masih berpegangan kuat pada drone itu. Malah, ia seperti terdorong oleh moncongnya sehingga tak bisa mengelak.
"King D!" teriak Obama dengan mata membulat penuh saat melihat kawannya berusaha menyingkirkan drone yang mendorong kuat perutnya sehingga ia kesulitan bergerak.
Hingga tiba-tiba, SHOOT! JLEB! BLUARR!!
"Apa tuh?!" pekik Obama saat drone yang mendorong King D terkena beberapa benda berkilau layaknya tombak tipis dan menghantam samping, hingga benda itu terlepas dari kawannya.
King D bisa melihat jika benda panjang tersebut seperti milik seseorang yang ia kenal. Benar saja, saat King D menoleh, ia melihat Fara dalam mode evolusinya sedang melompat di atas atap bangunan dengan rambut seperti landak yang memiliki jarum-jarum runcing berwarna emas.
"Hah! Hah!" engah King D panik karena ia masih jatuh dari ketinggian dan ia seperti kehilangan kemampuannya.
"King D!" panggil semua orang yang akhirnya bisa menggunakan sepatu magnet karena keadaan memaksa.
Mata King D melebar saat tubuhnya berhasil menghadap ke permukaan. Namun, ia jatuh begitu cepat dan siap menghantam sebuah bangunan.
Mata King D terpejam seketika karena tak sanggup menahan rasa sakit jika jatuh dengan sangat keras di beton tersebut.
Namun ....
"Hap! Hempf ... di mana-mana, kakak yang nyelametin adiknya. Kok kebalik sih?" ucap seseorang dengan santai.
King D langsung membuka mata dan menoleh ke asal suara tersebut.
"Fara?" panggil King D saat melihat sang adik ternyata berhasil menangkap tubuhnya.
Napas King D tersengal dan ia masih bisa melihat jarak hampir 1 meter dari tempatnya melayang berada.
Fara memegangi dada dan pinggulnya dengan dua tangan. Posisi King D seperti orang yang berpura-pura menjadi pesawat dengan kedua tangan terbuka lebar layaknya sayap.
"Hah, terima kasih, Fara," ucap King D yang tak menyangka jika sang adik cukup kuat untuk membopongnya.
Fara tersenyum lebar dengan posisi masih berdiri. Perlahan, rambut landak dan mata peraknya memudar.
Namun, kening gadis cantik itu berkerut. King D ikut mengerutkan kening saat keduanya seperti menyadari sesuatu.
"Yang di tanganku ini apa?" tanya Fara seraya menggerakkan jari-jarinya di tangan kiri.
"WAA!" teriak King D langsung memberontak dan malah jatuh dengan keras karena melepaskan diri dari dekapan sang adik.
King D dengan sigap berjongkok dan memunggungi sang adik yang masih terlihat bingung akan sesuatu. Fara diam saja melihat King D dengan wajah lugunya.
"Jangan katakan apa pun pada Irina. Oke!" pintanya tegas menunjuk terlihat gugup akan sesuatu.
"Memangnya ... apa yang harus kukatakan pada kak Irina?" tanya Fara bingung dan melihat tangan kirinya lagi dengan kening berkerut.
"Fara tak boleh mengatakan apa padaku, D?" sahut Irina yang berhasil menyusul dan kini mendarat di atap bersama tim Marco-Polo.
Praktis, mata King D melebar. Ia terlihat gugup dan langsung berdiri dengan memunggungi kawan-kawannya. CD Hakim dan Obama berhasil mengejar ke tempat King D berada.
"Ah, bukan apa-apa," jawab King D seraya menenangkan diri sembari membenarkan celananya dan mendamaikan keperkasaannya karena ulah sang adik yang tak disengaja.
Irina dan lainnya terlihat bingung, terlebih Fara. Irina mendekati adik King D dan seperti berbisik padanya. Fara terlihat menyampaikan sesuatu yang membuat Irina seperti terkejut.
"Oh!" serunya yang membuat King D langsung membalik tubuhnya setelah miliknya kembali tenang.
King D melihat mata sang kekasih mengarah ke bagian yang sedari tadi coba ia tutupi. King D memalingkan wajah, sedang Irina menahan senyum seperti tahu apa yang terjadi.
"Sudah, tak usah kaupikirkan, Fara. Mungkin D membawa sesuatu di saku celananya," ucap Irina lirih.
Fara akhirnya mengangguk dengan mulut terbuka.
"Woah! Kita berhasil sampai ke sini. Jadi ... kita masih berada di Oman?" tanya Marco dengan mata menyala merah karena tempat yang gelap.
"Kalian berada di perbatasan dengan Saudi Arabia. Kalian lihat pagar besi tajam di sepanjang gurun itu? Tampaknya, para monster berhasil menjebolnya. Seingatku, saat wabah terjadi, pagar itu dialiri listrik. Beberapa monster yang ingin menyeberang tersengat dan tewas. Namun, melihat wilayah itu sepi dan tak ada cahaya di permukaan, sepertinya Saudi telah jatuh," jawab Hakim menyimpulkan.
"Sungguh mengerikan," ucap Hugo terlihat pucat karena tak menyangka jika para monster berhasil menerobos pagar besi yang terlihat kuat dengan kawat berduri di atasnya.
Namun, terlihat jelas dari mata Marco dan King D, banyak orang-orang tergeletak sudah menjadi mayat di sekitar pagar tersebut.
"Oke. Kita sudah sampai di perbatasan. Sudah waktunya kembali," ucap Chen terlihat tak nyaman di tempat itu.
"Akan tetapi ... ada yang aneh. Tak ada bau monster di sekitar wilayah ini," ucap King D seraya mengendus dari tepi gedung tinggi tersebut.
"Ya, kau benar. Tempat ini ... bersih. Mungkin, mayat-mayat yang tergeletak itu adalah bangkai para monster yang mengering karena panasnya wilayah ini saat terik," ucap Marco berpendapat.
"Wah, kaya ikan asin dikeringin gitu kali ya. Kriuk," sahut Obama yang kembali berceloteh tak panik seperti tadi.
"Aku ingin menjelajah ke sana, D! Boleh ya, ya, ya," rengek Fara dengan wajah berbinar.
"Gurun itu sangat luas, Nona Fara. Sepatu magnetmu tak akan bisa menolong di atas pasir," ucap Hakim menasihati.
Entah kenapa, tiap kata yang diucapkan oleh Hakim membuat Fara tak bisa membantah. Semua orang diam melihat Fara yang cemberut.
"Aku belum pernah ke sana sebelumnya. Baba pernah berjanji mengajakku ke Al Hasa Oasis, tapi sampai sekarang belum terwujud," ucapnya terlihat sedih.
Suasana hening sejenak.
"Hem, baiklah. Kalian tunggu di sana. Aku akan mengemudikan helikopter untuk membawa kalian ke Oasis. Akan sangat berbahaya jika kalian harus menyusuri gurun. Selain itu, tempat tersebut sangat jauh. Sebaiknya, kita menghemat waktu," ucap Hakim yang membuat senyum Fara terkembang.
"Kau terlalu memanjakannya, Hakim," sahut King D tampak tak sependapat.
"Saya sudah berjanji pada sultan Javier untuk selalu melindungi dan membahagiakan hatinya, Tuan. Baiklah, jangan ke mana-mana, saya segera berangkat," jawab Hakim lalu memutus panggilan.
"Sultan sangat menyayangi Fara padahal dia bukan anak kandungnya," bisik Irina, dan King D mengangguk dengan senyuman seraya melihat sang adik yang asyik mengobrol dengan anggota tim Marco-Polo.
"Ya, seperti Tobias yang menyayangiku," sahutnya. Irina tersenyum tipis menatap kekasihnya lekat.
"Otong jaga markas aja sambil memastikan gak ada yang nyolong pisang-pisang unyu itu. Namun, sebagai gantinya karena menjaga penuh kewaspadaan dalam kesendirian, tiap satu jam, Otong minta asupan gizi dari si pisang. No protes, no debat!" tegasnya yang membuat Fara kembali kesal, tapi tak bisa melakukan apa pun.
"Ish! Kak Otong nyebelin!" gerutu Fara, tapi Obama tampak tak peduli dengan hal itu.
Semua orang masih terlihat waspada dengan sekitar di mana wilayah tersebut sangat sepi bahkan tak ada cahaya lampu terlihat di gedung sekitar perbatasan tersebut.
***
ILUSTRASI
SOURCE : GOOGLE
Eps bonus tips dari koin melimpah kemarin😘 Jangan lupa votenya keburu angus, dan yang belum ngetips koin segera ya biar lele cemangat gitu upnya😆 Target novel ini bisa selesai sebelum debay lahir perkiraan bulan Okt awal. Doain lancar dan lele selalu sehat ya. Amin. Lele padamu❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 228 Episodes
Comments
Maryani Ani
🤣🤣ya Allah lagi begitu ada ada aja D
2022-09-09
0
Sekar Arum
hahahhahaha🤣...asli ngakak
2022-06-06
1
Erna Wati
Fara masih lugu ya..🤭🤭🤭
2022-06-06
1