----- back to Story :
Tim Marco-Polo bicara dalam bahasa Inggris. Terjemahan. Non-baku bahasa Indonesia campuran.
Irina yang terlihat cemas, berulang kali menanyakan waktu kepada Ritz. Hingga akhirnya, Obama Otong yang merasa risih menghubungi tiga tim tersebut.
"Red, Blue, Black, over," panggil Obama dari panggilan komunikasi dalam helikopter.
Sekejap, Irina muncul dan hal itu membuat kaget pria gundul tersebut.
"Negatif, Gundul," jawab tiga ketua tim serempak.
"Hem, udah dengar 'kan? Negatif, Jeng Irina. Sabar. Orang sabar itu—"
KRING! KRING!
"Hei! Hei!" panggil Ritz lantang dari luar benda terbang itu. Seketika, Obama dan Irina keluar dengan tergesa.
"King D? D!" panggil Irina yang tak percaya jika kekasihnya selamat dari kejaran monster dan masih mengendarai sepeda dengan Jamal membonceng di belakangnya.
"Hah, hah, hei," jawab King D usai meletakkan sepedanya begitu saja di landasan dan berlari mendatangi Irina.
"Oh, God! Aku sangat mencemaskanmu," ucap Irina panik dan langsung menyambut pelukan sang kekasih erat.
King D membalas dengan mencium bibir kekasihnya dengan keringat membasahi tubuh.
"Mbah Jamal!" panggil Obama Otong karena pria tua itu seperti mengalami sakit pinggang.
"Wow! Apa ... aku tak salah lihat?" sahut Jamal ketika melihat sosok Obama dan malah menjauh darinya dengan tergesa.
"He?"
Ritz ikut mendekat dengan langkah pincang di samping pria Jawa itu.
"Kau ... kau bukan Eko, tapi ... mirip. Kau siapa?" tanya Jamal bingung.
"Obama Otong, Mbah. Anaknya Eko. Lupa 'kah?" tanya Obama heran.
"Oh! Otong! Asisten King D! Ya, ya, aku ingat! Ke mana rambutmu? Aku nyaris terkena serangan jantung karena kukira kaubangkit dari kubur. Kupikir kau Eko karena botak di kepalamu itu. Wah, senang bertemu denganmu, hahaha!" ucapnya gembira lalu berjalan mendekat dan memeluk pria bertato itu.
Obama balas memeluk dan terlihat senang karena Jamal mengenalinya. Namun, kening pria India itu berkerut saat menatap pria asing di samping Obama.
"Oh, dia Ritz. Timnya si Marco-Polo. Inget? Anak kembarnya bude Lopez dan Brian. Mereka udah bangkit dari kubur, eh tabung. Hanya saja, bude dan pakde meninggal. Begitulah menurut info yang Otong dapet dari si kembar itu," ucap Obama yang membuat Jamal terdiam seketika.
"Ah, aku mengerti. Hal ini, masih mengejutkanku. Sungguh, aku tak menyangka jika bertemu kalian di sini. Aku sempat tak percaya jika pria yang menolongku tadi King D," ucap Jamal masih berusaha menenangkan diri karena terlihat begitu letih.
"Salam kenal, Tuan Jamal. Aku Ritz," ucap pria tampan itu seraya mengajak berjabat tangan.
Jamal menyambutnya meski masih terlihat ragu. Ritz diam saja seperti berusaha memaklumi hal itu.
"Di mana yang lain? Kulihat kalian datang beramai-ramai tadi?" tanya Jamal heran memindai sekitar.
"Aku juga ingin menanyakan hal itu," sahut King D seraya berjalan mendekat ke tiga pria tersebut.
"Mereka mencari kalian berdua karena hilang dari radar," jawab Irina yang membuat mata King D dan Jamal melotot.
"Kalian gila?! Kalian mengirim mereka keluar sana hidup-hidup untuk dimangsa manusia-manusia sakit itu?" tanya Jamal memekik.
"Lalu kita harus bagaimana? Itu helikopter kita mencolok, Mbah!" sahut Otong karena disalahkan.
"Kenapa tak gunakan CD?" tanya King D yang membuat Otong diam seketika.
"CD? Celana dalaam?" sahut Obama lugu mengedipkan mata tampak bingung.
PLAK!
"Wadoh!" teriaknya kaget karena King D memukul kepalanya kuat.
"Critical Drone! Kenapa tak menggunakan benda itu dan malah mengirim kawan-kawan kita? Untuk apa kau memasukkan peti-peti besar itu dalam helikopter jika hanya digunakan untuk menambah beban?!" teriak King D marah hingga matanya berubah menjadi kuning seperti hewan predator.
"Wow! Wow!" pekik Jamal terkejut saat melihat perubahan mata pria keturunan Arab itu. "Ma-matamu ...," ucap Jamal tergagap dan melangkah mundur.
"Akan kuceritakan nanti, Tuan Jamal," ucap King tenang dan matanya kembali berubah merah biru lagi.
"Ya ampun! Sumpah, Otong lupa!" jawab pria gundul itu menepuk jidat. "Ritz, segera hubungi semua tim dan minta kembali. Bilang, kalau King D dan mbah Jamal udah pulang. Cepet!" titah Obama tergesa dan Ritz, dengan sigap berlari untuk melakukan perintahnya meski tertatih.
"Ada banyak hal yang perlu kita bicarakan, Tuan Jamal. Namun, istirahatlah dulu. Sepertinya, Irina-ku sudah menyiapkan tempat," ajak King D dan Jamal mengangguk pelan.
Irina mempersilakan Jamal untuk duduk di dekat bangkai pesawat di mana ia sudah menyiapkan makanan untuk makan siang para awak.
Namun, Jamal seperti kelaparan. Ia makan dengan lahap dan menghabiskan makanan untuk porsi 5 orang. Irina tak enak hati menegur, dan hanya bisa meringis kaku.
"D," panggil Irina meninggalkan Jamal yang kini tidur mendengkur di atas matras usai menyantap makan siang.
King D berjalan mendekat usai mengganti pakaian tempurnya dengan kaos biasa karena basah akibat berkeringat.
"Hem, ada apa?" tanya King D seraya merangkul pinggang kekasihnya.
"Bagaimana bisa kalian lolos? Selain itu, pelacak di pakaian tempurmu tak terdeteksi. Apakah ... rusak?" tanya Irina menebak seraya melirik pakaian tempur King D yang digeletakkan di atas bangkai pesawat untuk dijemur.
"Oh! Itu sebuah taktik yang hebat dari tuan Jamal. Ayo, kita berkumpul, akan kuceritakan," jawab King D dan Irina mengangguk.
Saat Obama Otong, Irina, King D dan Ritz duduk di kabin helikopter, tiga tim kembali bersamaan. Praktis, suasana ramai seketika. Namun, Marco dan lima orang Rusia membawa ember entah berisi apa.
"Marco. Apa itu?" tanya Polo dengan kening berkerut.
Marco tak menjawab dan malah tersenyum tengil. Ia memberikan kode pada lima orang Rusia tersebut.
Dengan sigap, para pria itu menuangkan cairan warna hijau kehitaman di sekitar wilayah seperti menandai sesuatu.
"Dasar sinting! Itu darah monster!" pekik King D yang menyadari aroma itu.
"Aku menggunakan ide paman Maksim untuk mengamankan posisi kita," tegas Marco santai, tapi hal itu seperti membuat beberapa orang tegang.
"Tidak apa, D. Aku rasa, ucapan Marco ada benarnya. Aku merasa sedikit aman dengan hal itu. Setidaknya, kita tak akan terusik hingga esok hari asalkan tak menimbulkan keributan yang mengundang mereka," ucap Irina dan King D akhirnya mengangguk pasrah.
"Oh! Aku mencium aroma lezat. Aku lapar!" seru Marco langsung berlari ke arah makanan disajikan.
Orang-orang yang baru saja datang dan terlihat kelaparan, segera berkumpul dan menyantap. Irina terlihat cemas karena takut jika makanan itu tak cukup.
"Masih ada bubur gandum kemasan? Aku bisa memakan itu," tanya King D mengalah dan Irina mengangguk.
Usai menikmati makan siang bersama, orang-orang itu berkumpul dengan Jamal ikut bersama mereka. Jamal terbangun karena suara orang-orang yang mengobrol saat menyantap makanan.
"Jadi ... Anda dibangunkan oleh isteri karena dia sekarat? Begitu maksud Anda, Tuan Jamal?" tanya King D sopan karena Jamal terlihat sedih.
"Ya, itu benar. Sepertinya ... ada yang salah dengan pengaturan waktu dalam tabungnya. Ia terlihat pucat. Tubuhnya kurus dan kering. Usai membangunkanku, selang 3 hari, dia meninggal," jawab Jamal berusaha tegar.
"Kami ikut berduka, Tuan Jamal," ucap Irina sedih, dan Jamal tersenyum tipis.
Suasana hening untuk sesaat hingga Jamal menarik napas dalam dan menepuk dua pahanya. Semua orang langsung menatapnya lekat.
"Jadi ... cacat organ dalam ya? Hem. Jeremy memang pernah mengatakan hal itu padaku. Dia bilang, proses membangunkan manusia hidup dalam tabung seperti menetaskan anak ayam. Tubuh mereka rapuh dan harus beradaptasi sebelum keluar dari tabung. Seingatku, dibutuhkan waktu sekitar 1 bulan untuk penyesuaian organ sebelum manusia itu dibangunkan secara sempurna," ucap Jamal, dan diangguki oleh Irina yang sepertinya mengetahui hal itu.
"Mungkin karena itulah, banyak manusia yang bangun dari tabung mendadak sakit akibat prosedur pembangkitan yang tidak tepat. Tubuh mereka harus dihangatkan agar semua fungsi kembali normal setelah lama tertidur sebelum beraktivitas," imbuh Irina dan diangguki Souta.
"Ya. Aku sempat merasakan mual, tapi katanya itu wajar. Bahkan, butuh waktu sekitar 1 minggu bagiku untuk kembali normal termasuk daya ingatku. Namun, mendengar kisah King D dan Irina, rasanya proses itu begitu cepat," timpal Souta menilai.
"Itu benar, Paman. Namun, aku sempat pingsan begitu bangun. Namun setelah itu, aku langsung sehat bahkan bisa berlari. Ibarat bayi baru lahir, aku sudah bisa bicara dan melakukan banyak hal layaknya orang dewasa. Aku juga heran dengan hal itu," tegas King D yang membuat orang-orang terdiam.
"Hem, kami juga demikian," sahut Marco dan diangguki Polo.
Tiba-tiba, Chen mengangkat tangan seperti ingin bertanya. King D mempersilakannya.
"Maaf. Jika dibutuhkan waktu selama 1 bulan untuk penyesuaian, saat kalian dibangunkan di luar jadwal, apakah ... harus menunggu sebulan kemudian untuk kebangkitan? Tak bisa bangun saat itu juga seperti King D?" tanya Chen serius.
"Itu hanya berlaku pada tabung generasi kedua ciptaan profesor Jeremy. Seingatku, tabung milik King D hasil modifikasi Sandara-Jordan, termasuk milik Irina," sahut Souta dan dua orang itu mengangguk membenarkan.
Marco dan Polo saling memandang seperti mulai mengerti prosedur serta jenis tabung yang dibuat oleh jajaran 13 Demon Heads.
"Em, Mbah Jamal. Kalau boleh tau, udah berapa lama bangunnya? Kita dateng kemari bertujuan bangunin simbah loh. Eh, tau-tau udah kluyuran naik sepeda pakai acara dikejar para monster. Bikin heboh seantero India aja," tanya Otong santai, tapi membuat Jamal terkekeh di mana pria India itu sudah memahami bahasa Indonesia non-baku.
"Hem, kalau tidak salah, aku bangun saat musim dingin. Ini ... musim semi 'kan?" tanyanya, tapi pengakuannya membuat semua orang terkejut.
"Wah! Anda sudah bangun cukup lama!" seru Edward dan Jamal mengangguk membenarkan.
"Namun, aku menyadari dari tingkah laku para monster. Entah kalian mengetahui hal ini juga atau tidak," ucap Jamal serius, dan semua orang langsung menyipitkan mata.
"Apa itu, Tuan?" tanya Fabio penasaran.
"Saat musim dingin, para monster bersembunyi di dalam bangunan. Oleh karena itu, saat aku bangun, aku sedikit bingung. Sekitar 2 minggu, aku baru menyadari jika para monster masih hidup dan menguasai sekitar. Aku tak sengaja menemukan mereka saat mendapatkan sepeda itu di sebuah sekolah dan mendapati seorang monster sedang meringkuk di sebuah ruang kelas, tapi tak menyadari keberadaanku. Aku panik dan langsung pergi dengan sepeda itu. Namun, aku sadar jika monster itu tak mengejar. Aku lalu mencoba nekat berkeliling selama sehari penuh dan ... tak ada satu pun monster keluar saat salju turun," ucapnya yang membuat King D, Irina, Otong dan Souta serius.
"Aku rasa itu benar, Tuan. Kami mengetahui hal tersebut dari petualangan kami," sahut Robin, dan Jamal tampak kaget karenanya.
"Wah, pengamatanku benar? Haha, ini keren!" serunya senang dan bangga.
Semua orang tampak kagum akan analisis orang tua tersebut.
"Aku baru tahu hal itu," ucap King D. Irina dan Obama sepemikiran dengan pria keturunan Timur Tengah itu.
"Selama peralihan musim gugur ke dingin, atau dingin ke semi, kami mengumpulkan makanan. Masih banyak wilayah yang ditinggalkan seperti perkebunan dan pertanian. Kami mengambil hasil pengolahan itu sebagai persediaan makanan. Bahkan, beberapa orang yang kami temui, berhasil menetap selama beberapa waktu. Kami juga mengkonsumsi ikan dengan memancing di laut. Namun, saat kami di Miami, monster yang kelaparan bisa berenang. Hal itu, sedikit mengkhawatirkan," ucap Bruno menjelaskan pengalamannya.
"Ya, itu benar. Jangan membuang bangkai monster ke laut atau membiarkan mereka disantap karena racun darah monster memiliki sifat membunuh. Kasus itu terjadi saat di Kastil Borka ketika aku bermaksud membersihkan bangkai monster dengan mengumpankan pada piranha. Namun, kalian tahu yang terjadi? Ikan-ikan itu mati. Jadi, aku terpaksa membunuh jasa pembersih mayat kita," ucap Souta yang mata semua orang melebar.
"Jadi, bagaimana kita menyingkirkan bangkai mereka? Mengubur? Membakar?" tanya Lucas bingung.
"Dibakar hingga menjadi abu," tegas Souta.
Semua orang mengangguk pelan dan mulai paham dengan tingkah laku para monster yang sepertinya ikut berevolusi.
"D. Kau belum cerita bagaimana sinyal pelacak di pakaian tempurmu lenyap. Kau membuat kami semua khawatir," ucap Irina mengingatkan.
King D melirik pria India itu. Jamal tersenyum lebar.
***
ILUSTRASI
SOURCE : GOOGLE
Uhuy tengkiyuw tipsnya💋 Lele padamu😘 Selamat libur❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 228 Episodes
Comments
alena
lanjuuttt 👣
2022-06-12
1
Ĺęø ♌️
bErArti tAbUng2 itu pNy 3 gEnErAsi, Kai, jErrEmy & dAra-jOrdy,..tp kNp mAsih ada fAktOr errOr'nya yAk,..apA itu sEbAbnya mAtA kiNg D & irrina jg mArcOpoLo bisa mAcAm pELangi
2022-06-01
3
👑_𝕢𝕖𝕖𝕡𝕦𝕥_💣
w msih ngebayangin mbah jamal naik sepeda🤣
2022-05-30
2