Alvino baru saja terbangun dari tidurnya, dengan tubuh yang masih setengah polos, ia bangkit dari posisinya lalu duduk di tepi ranjang. ia meraih ponselnya di atas nakas, karena sejak tadi ponsel itu tidak henti-hentinya berdering.
Helaan napasnya terdengar bergetar saat melihat sebuah foto yang di kirimkan Abian. Di dalam foto itu, Shela nampak secara terang-terangan berdansa dan berciuman dengan pria selingkuhannya di sebuah pesta.
Sebuah pukulan seolah kembali menghantam hati dan logika Alvino. Ia tidak lagi cemburu dan perduli, tetapi ia merasa marah dan kesal karena Shela secara terang-terangan membuat sedikit demi sedikit orang tahu jika pernikahan mereka di ujung tanduk perpisahan.
"Hallo, Bian Segera kamu hapus semua berita tentang Shela di internet, secepatnya!" Ia mematikan panggilan telepon itu, bahkan sebelum Abian sempat mengucapkan apapun.
Alvino mencengkram erat ponsel itu di tangannya. Ia baru saja terbangun dan berharap hidupnya akan baik-baik saja hari ini tetapi sepertinya semesta kembali menjatuhkan pukulan agar ia semakin sadar jika meski ia berusaha menahan seseorang tetap di sisinya, tetapi orang itu tetap saja berusaha untuk keluar batas yang telah ia buat.
"Tuan, sarapan sudah siap." Aliya yang baru saja masuk kamar, cukup bingung melihat ekspresi wajah Alvino saat ini. "Apa Anda baik-baik saja."
Praankkk...
Alvino membanting ponsel itu hingga berhamburan. Ia bangkit dari posisinya dan meraih kunci mobil dan memakai baju. Meski malam tadi ia pulang ke apartemen dengan Aliya, tetapi ia sudah menaruh beberapa mobilnya yang lain di basement apartemen untuk berjaga-jaga.
"Tuan, Anda mau kemana?" tanya Aliya saat melihat ekspresi wajah Alvino nampak memerah dan matanya juga berkaca-kaca.
Alvino tidak menggubris pertanyaan Aliya dan terus melanjutkan langkahnya keluar dari kamar itu. Rasanya ia sudah sering memperingati istrinya untuk tidak membawa pria selingkuhannya ke hadapan umum, tetapi sepertinya ucapan saja tidak cukup.
Aliya nampak sangat khawatir karena Alvino pergi dengan kondisi marah. "Dia kenapa ya ... jangan-jangan dia mau bunuh diri atau mungkin ... ah lebih baik aku susul saja. " Aliya meraih kunci mobilnya lalu segera beranjak pergi menyusul Alvino.
~
Aliya pemperdalam gas mobilnya, saat melihat laju mobil Alvino yang semakin cepat. Ia sangat penasaran kemana pria itu akan pergi, karena Aliya baru kali ini melihat ekspresi wajah Alvino yang begitu berbeda. Ia bisa melihat ada rasa kecewa dan kesedihan yang sangat mendalam.
Setelah beberapa saat, Aliya memperlambat laju mobilnya ketika melihat Alvino memasuki sebuah gedung apartemen. "Kenapa dia ke tempat ini ... apa dia punya selingkuhan lain, dan selingkuhannya itu mengkhianatinya, wah kalau ular albino mah memang beda ya, jadi penasaran aku."
Setelah mobil Alvino memasuki gerbang. Aliya pun segera menyusul. Ia nampak sangat berhati-hati agar tidak ketahuan. Ia memarkirkan mobilnya agak jauh dari tempat Alvino.
Saat Aliya keluar dari mobil, ia bersembunyi di sebuah tembok besar basement. Saat Alvino sudah pergi, ia pun mengendap-endap menyusulnya.
Alvino melangkah dengan cepat masuk kedalam apartemen itu. Entah kemana ia akan pergi, langkahnya seolah mengiring ia untuk menyapa seseorang yang sudah lama tidak ia temui.
Tidak butuh waktu lama untuk Alvino sampai di lantai tujuan. Dari jarak beberapa meter, Aliya masih mengikutinya tanpa ia sadari karena pikirannya sudah di penuhi dengan hal lain.
Saat hampir sampai di tempat tujuan, Alvino menghentikan langkahnya. Saat ini di hadapannya, ia bisa melihat istrinya dan juga seorang pria tengah berpegangan tangan dengan mesra di depan pintu salah satu unit apartement.
Ketika amarah sudah membuncah, Alvino sudah kehilangan rasa sabarnya dan kembali menjelma menjadi sosok dirinya yang penuh luka. Ia melangkah dengan ringkih, mendekati sepasang kekasih yang sedang di mabuk asmara.
"Aku tidak menyangka, jika aku akan menemui kalian berdua di sini."
Shela dan pria itu menoleh. Mereka langsung melepaskan tautan tangan mereka saat melihat siapa yang tengah berdiri disana.
"Mas Alvino, ngapain kamu kesini?" tanya Shela yang nampak panik.
"Seharusnya aku yang tanya, apa yang telah kamu lakukan dengan dia di hadapan banyak orang malam tadi, hah!" seruan Alvino menggema ke sekeliling koridor, sorot matanya begitu tajam menusuk, seolah mengisyaratkan bahwa ia kecewa, sangat amat kecewa.
"Jangan pernah membentaknya,", seru pria selingkuhan Shela.
"Diam kau, bren*sek!"
Bug.
Satu pukulan yang di layangkan Alvino mampu membuat pria itu jatuh tersungkur, hingga tak sanggup lagi untuk berdiri. Alvino kembali menatap istrinya dengan tajam.
"Apa ucapan ku terdengar seperti lelucon untuk mu? Aku sudah bilang jangan membawa pria brengsek itu kehadapan umum! Tapi kau ...." Tanpa Alvino sadari ia meneteskan air mata karena tak bisa menahan sesak di dadanya, ia benar-benar tidak bisa lagi mengendalikan rasa hancur yang selama ini ia pendam.
Bersambung 💖
Jangan lupa berikan dukungan ya readers
Author mau merekomendasikan novel lagi nih 🥰
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 146 Episodes
Comments
Chayank Khamyuclamanya
kenapa si aliya malah mau ikut campur urusan majikan nya ya. kan dia hanya simpanan. dn udah ada perjanjian kenapa malah nguntit. harus nya kan masa bodo dong. . jadi agak gak suka sama aliya nya. kepoan .
2023-05-07
0
🌸⚘Sayõnarã_Que3nza ⚘🌸
Sampai sejauh ini, aq lihat sheila yg salah.... Bukan kah alvino sudah berusaha menjaga nama baik sheila, membuat sheila untuk bisa mencintai alvino, menjaga kesetiaan nya sebagai suami, jika memang da kurang nya dlam diri alvino, bicarakan dri hati ke hati apalagi ada Naya... Akibat keegoisan sheila pun, naya juga jdi terabaikan oleh ibu nya
2022-12-16
0
Arin
hemm lagian aneh si alvino,pernkhan udh ngga sehat mah udhin aja...
2022-09-24
0