Alvino beranjak keluar dari dalam mobil setelah sampai di depan gedung WB grup bersamaan dengan sang seketaris yang baru saja datang.
"Apa malam tadi kamu tidur dengan wanita itu lagi?" tanya Abian saat menghampiri Alvino yang terus melangkah memasuki pintu lobby.
"Hm aku tidak bisa tidur dengan istri ku lagi ,dia sudah di jamahi orang lain. Sore ini Papa dan Mama ku meminta kita semua berkumpul di Mansion, kamu juga datanglah." Langkah Alvino berhenti di depan lift khusus untuk CEO.
Abian segera menekan tombol agar ia dan Alvino bisa masuk kedalam. "Kumpul keluarga bulanan ya? Ahk apakah Viona sudah kembali?"
Alvino menoleh menatap Abian dengan tajam. "Sudah aku bilang, jangan bermain-main dengan adik ku. Dia belum menikah sampai sekarang karena mengejar cita-citanya, jangan mengusiknya."
"Huh, kamu kembarannya, tapi kamu bersikap seolah kamu jauh lebih tua darinya. Aku tidak akan menggangu karirnya, aku hanya sudah lama tidak bertemu dengannya." Ekspresi wajah Abian nampak datar saat lagi dan lagi mendengar ucapan itu keluar dari mulut Alvino.
Sudah sejak lama Abian memendam perasaan kepada Viola tetapi ia sadar diri, ia hanyalah seorang brensek yang suka bergonta-ganti wanita. Sementara Viola adalah wanita karir yang sangat sukses dalam bidang fashion.
Ting!
Pintu lift terbuka, Alvino segera keluar di ikuti oleh Abian di belakangnya. Sesampainya di ruangan, Alvino langsung duduk di kursi kebesarannya, seraya mengusap wajahnya dengan kasar.
"Apa yang harus aku lakukan sekarang, aku tidak bisa memberitahu Papa dan Mama jika hubungan ku dan dan Shella sudah tidak bisa di pertahankan ... sial, aku tidak bisa membuat Naya bersedih. Aku harus bertahan lebih lama lagi."
Klek.
Abian muncul dari balik pintu seraya terus melangkah sampai kehadapan Alvino. "Ini adalah biodata pria selingkuhan Shella, apa yang akan kamu lakukan dengannya?"
Alvino meraih map itu dan langsung membukanya. Cukup lama ia terlihat serius membaca isi Map itu hingga Abian yang merasa lelah berdiri, duduk di kursi yang berhadapan langsung dengan Alvino.
Setelah selesai Alvino melemparkan map itu ke atas meja seraya berdecak kesal. "Ck, haha. Bagaimana bisa Shella selingkuh dengan seorang model pria seperti itu. Aku bahkan lebih baik dari pria sialan itu."
"Bro, ada satu hal yang tidak kalian miliki dalam pernikahan kalian yaitu hati yang saling mengikat. Apa gunanya terikat pernikahan jika tidak di sertai dengan hati." Abian meyondongkan tubuhnya menatap Alvino. "Jujur saja, kamu dan dia memang tidak saling mencintai sejak awal, jika sekarang dia menemukan pria yang dia cintai bukanya itu bagus?"
Alvino terlihat kesal mendengar ucapan Abian. "Hey, kau mau balas dendam karena aku melarang mu medekati Viola ya! Kenapa kau malah membelanya."
"Vin, aku bicara ini sebagai teman kalian. Jika Shella bisa bertemu dengan pria yang dia cintai, kenapa kamu tidak? Temukanlah wanita yang bisa membuka hatimu yang sekaras batu itu. Mungkin saja kamu akan jatuh cinta kepada wanita muda yang kamu beli dari madam G itu."
"Haha, wanita itu? Kamu jangan mengada-ada, jika wanita seperti Shella saja tidak bisa membuat aku jatuh cinta, apa lagi dia." Alvino menggelengkan kepalanya seraya tekekeh sendiri.
Tok.. tok.
"Masuklah," ucap Alvino saat mendengar suara ketukan pintu dari luar.
Klek.
pintu ruangan itu terbuka, seorang karyawan wanita melangkah medekati meja kerja Alvino. "Maaf mengganggu, Tuan saya hanya ingin memberikan berkas para calon pegawai magang dari universitas X."
Alvino meraih map yang wanita itu letakkan di atas mejanya. "Aku akan memeriksanya, kamu boleh pergi."
"Kalau begitu saya permisi." karyawan wanita itu melangkah pergi meninggalkan ruangan kerja Alvino.
Abian mengerutkan keningnya saat melihat Alvino terlihat sangat serius membaca isi map itu. "Hey apa yang kamu lihat sih? Apa kamu kaget karena nama Noah ada di situ, Om Aril sudah mengatakan kepada ku kalau anaknya akan magang di sini."
"Bukan itu, aku hanya tidak percaya saja kalau nama wanita itu juga ada di sini. Sepertinya akan menarik." Alvino memasang wajah menyerigai sambik melihat selembar kertas yang terpasang foto Aliya.
"Maksud mu apa sih?" tanya Abian yang terlihat bingung. Namun hanya di tanggapi senyuman oleh Alvino.
Hari menjelang sore. Setelah pulang dari kantor, Alvino menjemput anak dan istrinya untuk pergi bersama ke Mansion. mobil memasuki gerbang utama Mansion mewah itu.
Alvino menoleh kearah Shella yang sejak tadi sibuk dengan ponselnya. "Matikan ponsel mu dan bersikaplah seperti biasa, jangan sampai Mama dan Papa curiga."
"Iya, Mas." Shella segera mematikan ponselnya, sementara Naya yang duduk di kursi belakang, hanya menatap bingung kearah kedua orang tuanya, karena sejak di perjalanan suasana begitu hening tanpa ada suara canda tawa layaknya keluarga bahagia.
**
Alvino menggadeng Naya masuk kedalam, sementara Shella mengikuti dari belakang. Terlihat para pelayan menyambut kedatangan mereka seperti biasa.
"Di mana Papa dan Mama ku?" tanya Alvino kepada seorang pelayan.
"Ada di taman belakang, Tuan. Menikmati sunset seperti biasa," jawab seorang pelayan wanita.
Tanpa basa-basi Alvino menggedong putrinya melangkah menuju taman belakang. Sementara Shela memilih untuk duduk di kursi ruang tamu, kepalanya terasa begitu pusing dan juga ia lelah karena tadi kembali melepas rindu dengan selingkuhannya.
Alvino menghentikan langkahnya tepat di ambang pintu taman. Saat ia melihat kedua orang tuanya sedang duduk bersama sambil bergenggaman tangan. Keharmonisan yang selalu terbangun sejak dulu hingga sekarang.
Hal apa yang membuat Mama dan Papa saling mencintai dan harmonis hingga sekarang, kenapa aku tidak bisa seperti kalian, kenapa aku harus di khianati istri ku sendiri, aku ingin seperti kalian, batin Alvino.
"Oma..Opa!" seru Naya tiba-tiba, membuat Alvino tersadar dari lamunannya.
Wanita dan pria paruh baya itu langsung berbalik dan berdiri dari posisi mereka saat menyadari kedatangan anak dan cucunya.
"Cucu ku sayang, ayo sini sama Opa, haha." Naya langsung di ambil alih oleh sang Kakek, Alvaro Wilson."
"Vino, Shela mana?" tanya Mama kepada sang putra.
"Ada di sofa ruang tamu, Ma. Katanya mau kumpul makan malam, tapi dua gadis manja itu kemana?" tanya Alvino balik.
"Viona sudah di ada kerjaan katanya, kalau adik bungsu kamu sebentar lagi akan pulang bersama Noah, hari ini kita akan makan malam bersama, apa kamu sudah mengundang Abian?"
"Sudah, Ma. Sebentar lagi juga dia akan datang. Apa hanya Noah saja yang datang? Om Ariel dan Tante Dinda, tidak datang ya?"
"Mereka masih di luar kota," sahut Papa.
"Ayo kita masuk dulu, hari mulai gelap," ajak Mama.
Alvino masih terdiam di posisinya sementara anak dan kedua orangtuanya sudah melangkah masuk. Sungguh ia merasa bersalah tetapi inilah jalan yang harus hadapi meski ia tidak tahu ujungnya akan seperti apa.
Welcome back dengan judul baru, jangan lupa berikan dukungan ya teman-teman. Karena ceritanya akan semakin seru, jangan sampai ketinggalan yah!
author juga mau merekomendasikan novel nih.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 146 Episodes
Comments
Wasis Nanda Erna
penasaran q gimana nanti akhirnya ya?
2022-10-15
0
sherly
vino kisahmu senasib dgn papamu
2022-10-11
0
Arsyad Al Ghifari 🥰
alvino ga tau aja awal" pernikahan mama papamu 😀
2022-08-17
0