"Rasanya kaki ku mau patah gara-gara mengepel aula tadi." Aliya kembali menyadarkan kepalanya di sandaran kursi mobil yang di kemudikan Noah.
"Haha, kamu sih malah berteriak kepadanya tadi, sebenarnya Kak Vino itu sangat baik kok. Oh iya, kamu jadikan bertemu dengan ipar Vina hari ini?"
"Ya jadilah, lusa kita sudah mulai magang. Aku juga mau meminta agar lesnya malam saja karena aku tidak bisa membagi waktu kalau terlalu mendesak."
"Baiklah, aku antar kamu sekarang ke sana." Noah memperdalam gas mobilnya menuju sebuah perumahan elit di jalan Y.
~
Sementara itu di perusahaan, Alvino tidak bisa menahan tawanya ketika melihat rekaman CCTV aula, rekaman itu berisi video saat Aliya membersihkan aula seraya tidak henti-hentinya mengumpat kesal.
Abian yang duduk di hadapan alvino mengerutkan dahinya heran, ketika melihat atasan sekaligus sahabatnya itu tidak henti-hentinya tertawa sejak tadi.
Rasanya baru kali ini ia melihat sahabatnya itu bisa tertawa lepas lagi, setelah sekian lama terbelenggu dalam pernikahan toxic yang tidak ia inginkan.
"Apakah kamu sesenang itu melihat dia menderita, tapi aku merasa lega akhirnya kamu bisa tertawa lagi seperti ini sepertinya gadis itu lumayan juga."
"Kamu tidak lihat video ini sangat lucu, dia bahkan mengepel lantai dengan sangat emosi, hahaha. Dia seperti hiburan bagiku jika Shela bisa bersenang-senang dengan pria lain kenapa aku tidak."
Alvino kembali melanjutkan menonton video itu sementara Abian menatap sang sahabat dengan lekat, ia bahagia sahabatnya bisa tertawa lagi tetapi disisi lain, ia memikirkan bagaimana nasib pernikahan sang sahabat nanti dan bagaimana nasib hubungannya dengan Aliya nanti, karena Alvino hanya menjadikan Aliyah sebagai pelampiasan sementara Shela berselingkuh karena benar-benar mencintai pria itu.
"Alvino, jika kamu memang hanya bermain-main, aku harap kamu bisa tahu batasannya karena jika kamu mulai melibatkan hati kamu tidak akan pernah bisa melepaskan gadis itu sementara kamu tahu sendiri gadis itu hanya terpaksa menerima tawaran kamu."
Mendengar ucapan sang sahabat, Alvino mendadak terkekeh sendiri. Ia merasa ucapan Abian begitu berlebihan dan mengada-ngada, karena standarnya benar-benar jauh dari Aliya meski dalam urusan seksual gadis itu mampu memuaskan hasrat dan batinnya.
"Hei kau serius gadis itu bukan standarmu? Jika secara fisik tubuhnya begitu menggoda dan kamu juga tergila-gila kan, sudah jangan membohongiku, aku harap kamu tidak melibatkan hati dan ini hanya benar-benar untuk urusan seksual sampai kamu dan Sheila resmi bercerai."
"Kamu jangan khawatir bagiku cinta itu sudah mati bersama dengan hatiku yang sudah mati rasa aku pernah berharap Shela akan menjadi cinta terakhirku dan aku benar-benar belajar mencintainya dari awal pernikahan kami. Jika sekarang aku menyerah itu karena perjuanganku sudah selesai, apa yang bisa aku harapkan dari Shela, dia mencintai laki-laki lain dan tidak ingin bersamaku lagi, jika aku memaksakan diri bukankah aku akan menyakiti dia. Sekarang aku bertahan hanya demi Naya dan semua akan berakhir sebentar lagi."
Abian tak lagi bisa berkata-kata saat mendengar ucapan sang sahabat yang terdengar begitu tegas. Ia mengerti bagaimana perasaan Alvino saat ini. Hancur, putus asa dan butuh sandaran dan jika sandaran yang Alvino perlukan adalah wanita lain bagaimana bisa ia melarang sahabatnya itu.
melihat Abian hanya terdiam, Alvino beranjak dari posisinya seraya mengambil jas yang ada di belakang kursi kebesarannya itu. "Aku akan pulang sekarang apa kamu masih mau tinggal di sini? Oh iya, besok kalau anak magang itu datang lagi suruh mereka untuk menghadapku dulu sebelum bekerja di departemen masing-masing."
"Ck, bahasamu seperti orang asing saja jelas-jelas kamu mengenal Noah dan Aliyah, dia bahkan adalah partner ranjangmu. Malam ini pun kamu pasti akan bertemu dengannya kenapa besok harus menemuinya lagi, berhentilah mengerjainya kasihan gadis itu."
"Aku tidak mengerjainya tanpa alasan, kamu tidak tahu saja bagaimana cara dia bicara kepadaku baru kali ini ada gadis yang berani menatap mataku seperti itu kalau begitu aku pergi duluan sampai jumpa besok."
Alvino meninggalkan Abian sendirian di ruangan itu. Sementara Aian sendiri hanya bisa tertegun seraya memandangi kepergian Alvino heulaan nafas panjang terdengar keluar dari mulut Abian entah apa yang ia pikirkan.
Meski semua yang terjadi bukanlah masalah kehidupannya tetapi baginya Alvino adalah bagian dari hidupnya karena sejak kecil. sudah mengenal pria itu, ia tahu saat Alvino benar-benar bahagia dan ia juga tahu saat Alvino berpura-pura bahagia.
~
"Jadi bagaimana nona apakah anak Anda mau saya mengajar kelas malam hari saja?" tanya Aliya kepada seorang wanita yang duduk di hadapannya.
"Emm ... sebenarnya tidak masalah karena anak saya itu memang tidak bisa tidur terlalu cepat dia kadang tidur lalu larut malam. Tetapi masalahnya anak saya itu sangat susah bersosialisasi dengan orang lain, saya sudah hampir menyerah mencarikan dia guru les selalu saja gagal."
Mendengar ucapan wanita itu Aliya sedikit demi sedikit mengerti bahwa anak kliennya itu adalah sosok yang cukup introvert, tetapi ia tidak ingin menyerah sebelum mencoba.
"Saya akan coba dulu selama satu minggu ini, nona jika memang Putri anda kurang nyaman dengan cara mengejar saya maka saya akan berhenti."
Wanita itu nampak tersenyum sumringah saat mendengar ucapan Aliyah, karena selama ini para guru les yang ia datangi menolak untuk mengajar sang Putri karena alasan sosok Putri kecilnya yang begitu susah didekati.
"Terima kasih kalau begitu, kalau boleh tahu apa kamu bisa memulai besok? Karena saat malam hari saya kadang tidak ada di rumah jadi saya ingin tahu sekarang kapan kamu bisa datang untuk mengajar anak saya."
"Oh tentu saja bisa, Nona. Saya pulang magang sekitar pukul setengah enam sore dan saya akan langsung kemari ... apa saya boleh menumpang mandi di sini karena jika pulang ke rumah dulu akan memakan waktu."
Aliya terlihat ragu saat mengutarakan keinginannya, tetapi memang begitulah kondisi yang harus ia katakan kepada kliennya itu, agar nanti tidak ada masalah karena waktu yang terlalu mepet.
"boleh kok kamu juga tidak perlu khawatir tentang makan malam,karena para pelayan saya akan membuatkan makan malam kamu dan anak saya nanti, pokoknya di malam hari saya dan suami saya itu jarang di rumah dan kalau memang anak saya menyukai kamu saya minta tolong juga kamu untuk menidurkannya, apa bisa?"
"Saya akan coba dulu, Nona."
"Permisi, Nyonya. Tuan sudah pulang," ucap seorang pelayan kepada wanita itu.
"Benarkah baiklah terima kasih, kamu boleh pergi."
pelayan itu menunduk hormat lalu melangkah pergi.
"Aliya kamu tunggu sebentar ya, suami saya pulang."
"Baik, Nona."
Wanita itu beranjak dari tempat duduknya lalu melangkah pergi menuju pintu utama. Sesampainya di pintu utama, ia tersenyum tipis saat melihat kedatangan suaminya, suasana nampak begitu hening antara sepasang suami istri yang berbeda dari suami istri kebanyakan.
"Mas, guru les baru Naya sudah datang, apa kamu mau menemuinya?"
"Tentu saja aku harus menemuinya karena aku tidak percaya dengan pilihanmu." pria itu melangkah melewati sang istri begitu saja.
**S**ekarang dia benar-benar berubah dan itu semua adalah kesalahanku tapi mau bagaimana lagi kami memang tidak saling mencintai sejak awal, ah sudahlah aku juga lelah menghadapinya, batin wanita itu lalu melangkah pergi mengikuti sang suami.
Saat pria itu melangkah menuju ruang tamu, ia bisa melihat seorang wanita tengah duduk di ruang tamu rumahnya, namun ia tidak bisa melihatnya dengan jelas karena wanita itu duduk sambil membelakanginya. Ia pun segera melangkah untuk menghampiri wanita itu.
Mendengar suara langkah kaki mendekat Aliya pun segera beranjak dari tempat duduknya lalu berbalik melihat ke belakang, namun betapa terkejutnya ia saat melihat sosok laki-laki yang begitu tidak asing.
Begitu juga dengan laki-laki itu yang nampak sangat kaget hingga membulatkan matanya dia tidak menyangka jika wanita yang akan mengajari anaknya adalah Aliya. Ya, pria itu adalah Alvino Briadson.
"Kamu!" seru Alvino dengan tangan yang menunjuk lurus kearah Aliyah.
Sial kenapa aku malah masuk ke sarang Albino, batin Aliya
Entah siapa sekarang yang memberi kejutan. Tetapi pertemuan mereka benar-benar tidak di rencanakan. Semesta sudah mengatur semuanya sesuai keadaan hingga membuat seorang gadis asing masuk semakin dalam ke kehidupan rumah tangga seseorang yang di ujung tanduk perpisahan.
Bersambung 💖
Author mau merekomendasikan novel lagi nih.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 146 Episodes
Comments
Novie Yanti
nasib nasib.. ya aliya🥲
2024-01-20
0
Nurjannah Jannah
🤔🤔🤔🤔🤔
2023-01-16
0
Nabila hasir
wah wah kenyang tanpa makan deh kayaknya aliyah .
ketmu alvino pagi sore malam.
dah kayak minum obat😛😛😛
2022-12-13
0