Bab.3

"Come on, liya. Kamu pasti bisa mencari jalan keluar." Ia melangkah menuju jendela besar yang ada di kamar itu, saat keluar menuju balkon, nyalinya seketika menciut tak kala mendapati mobil-mobil di bawah sana seperti semut yang sedang merangkak di jalan padat dan penuh polusi. "Ah kenapa tinggi sekali."

Klek..

Aliya menoleh kebelakang saat mendengar suara pintu terbuka. "Ah sial." Ia segera melangkah dengan cepat kembali masuk kedalam, pupus sudah harapannya, rasanya percuma mencari cara untuk kabur. Ia yakin orang yang akan segera muncul dari balik pintu itu adalah pria paruh baya dengan perut buncit dan kepala botak.

Pintu kamar itu mulai terbuka, rasanya Aliya tidak sanggup untuk melihat takdirnya yang akan segera mengambil alih mahkota yang sudah ia jaga seumur hidupnya. Matanya memicing tajam hingga akhirnya seorang pria masuk dan melangkah ke arahnya.

Tampan....

Satu kata itu tiba-tiba saja terlintas dalam pikiran Aliya. Karena pria yang melangkah sempoyongan kearahnya saat ini benar-benar jauh dari ekpektasi. Namun ia buru-buru menyingkirkan pikiran anehnya itu. Ah apa yang aku pikirkan, mau dia tampan atau apapun itu, dia tetap saja pria hidung belang. Bagaimana ini sepertinya sudah terlambat untuk kabur, batin Aliya.

Langkah Alvino berhenti tepat di hadapan Aliya. Ia menyunggingkan senyumnya saat melihat menampilan seksi yang langsung membangkitkan naluri lelakinya. "Kamu cantik dan sangat muda tapi kenapa kamu menjual diri? Ck, kenapa juga aku malah bertanya."

Kenapa tubuh ku kaku begini, apa yang harus aku lakukan sekarang, batin Aliya.

Dengan mata sayub dan langkah gontai, Alvino mendekati Aliya, meraih pinggang kecil itu dengan tangan kekarnya. Ia menyusuri bagian leher gadis muda yang nampak menegang karena sentuhannya. "Kamu harus melakukan tugas mu, sesuai dengan uang yang sudah aku keluarkan," bisik Alvino hingga membuat darah gadis muda itu berdesir hebat.

Alvino mendorong Aliya hingga jatuh terlentang di atas ranjang. Tanpa basa-basi ia membuka kemeja putih yang membalut tubuh atletisnya. Sudah begitu lama ia tidak merasakan hasrat sekuat ini pada wanita. Ia sampai lupa kapan terakhir kali dirinya begelut dan Shela.

"Tu-tuan saya mohon, lepa .... eemmm." Aliya tidak bisa melanjutkan ucapannya saat Alvino lebih cepat membekap mulutnya dengan ciuman panas dan penuh tuntutan. Bagai tidak ada ampun Alvino terus menggila hingga merobek kain tipis yang membalut tubuh indah Aliya. Ia menjelajahi bagian leher hingga dada sintal yang nampak sangat padat dan besar.

"Ahhh....emmm...tu-tuan..ahhh." Tanpa sadar Aliya meracau semakin gila karena sensasi yang ia rasakan di setiap sentuhan Alvino pada tubuhnya. Meski tubuhnya bereaksi tapi hatinya tak berkata sama, dari sudut mata tergambar jelas air mata yang mulai mengalir deras.

Alvino menghentikan aktivitasnya sejenak, menatap wajah Aliya yang semakin terlihat samar-samar dalam pandangannya. Matanya sudah di selimuti kabut hasrat terpendam yang ingin segera di tuntaskan, hingga ia tidak sadar jika gadis yang berada dalam kungkugannya tidak menginginkan hal ini. "Kamu membuat ku semakin bergairah, sayang Aku tau ini yang pertama untuk kamu maka ikuti saja permainan ku."

Saat tidak mendapatkan jawaban apapun. Alvino yang semakin menggila, ia membuka lebar-lebar paha Aliya dan menenggelamkan wajahnya di depan surga dunia yang selalu ia rindukan.

Lu*matan, hi*sapan terdengar begitu jelas di telinga Aliya. "Ahhh...ahhh...emmm, tu-tuan ja-jangan." suara lirih Aliya malah membuat Alvino semakin tidak sabar untuk sampai ke intinya.

Alvino mengakhiri aktivitasnya, ia megusap bibirnya yang sudah basah karena cairan kenikmatan dari hasil permainannya di bawah sana. "Aku akan memuaskan kamu, sayang." Ia mengarahkan senjatanya ke tempat yang tadi ia jelajahi dengan mulutnya.

Aliya mengigit bibir bawahnya saat hentakkan demi hentakkan mulai menerobos pertahanan yang ia jaga selama ini. "Tu-tuan, tolong hentikan."

Penderitaan Aliya semakin besar saat Alvino mendorong pusakanya sekuat tenaga, memberi hentakkan yang luar biasa hingga akhirnya-- "Argghhh!" eragan keduanya menggema di sekeliling ruangan. Alvino tersenyum menyeringai saat melihat darah segar membasahi pusakanya.

Ternyata begini rasanya seorang wanita perawan, batin Alvino.

"Tu-tuan, stop! Saya mohon, ini sakit." Aliya tak bisa membendung air matanya saat hal yang paling suci kini telah di koyak oleh orang asing yang menilainya dengan uang.

Alvino yang masih dalam pengaruh alkohol tidak memperdulikan tangis Aliya. Pria gagah dan perkasa itu menciumi seluruh wajah Aliya yang basah karena air mata. "I'm sorry honey." Ia menggerakkan pusakanya secara perlahan agar Aliya terbiasa.

"Sssttt...tu-tuan." Aliya desis saat mesakan perih dan kenikmatan yang bercampur menjadi satu. ia lagi-lagi mengigit bibir bawahnya.

Alvino memejamkan matanya seraya terus bergerak perlahan. Ia bisa merasakan sensasi berbeda dari seorang darah perawan yang ia dambakan selama ini, ia merasa seperti meledak-ledak.

"Uhhh...ahhh." eluhan kecil kembali terdengar dari mulut Aliya, hingga membuat Alvino menghentak semakin kuat dan cepat, membuat Aliya semakin memekik nikmat.

"Arggghhhh!" mereka mengeluarkan suara itu secara bersamaan saat mencapai pelepasan yang sebenarnya. Alvino menjatuhkan tubuhnya di atas tubuh Aliya. Sementara Aliya kembali menangis tanpa suara, satu-satunya hal yang paling berharga kini telah menghilang dari raganya, ia bukan lagi wanita sempurna karena ulah sang hot Daddy.

...**...

Menjelang pagi, Aliya tebangun dari tidurnya. Ia mencoba bangkit meski rasa perih mulia terasa di bagian intinya. Ia melangkah menuju kamar mandi untuk membersihkan diri, ia jijik namun apa daya semua terjadi begitu saja. Setelah ini ia sudah bisa menebak jika hari-harinya akan di habiskan di atas ranjang dengan pria berbeda-beda. Menangis pun sudah tidak ada guna.

Lama ia berada di kamar mandi. Saat keluar, ia mendapati Alvino tengah berdiri di ambang pintu kamar dengan dua orang pria bertubuh kekar yang tidak asing bagi Aliya. Mereka yang malam tadi membawaku kan, apa mereka akan menjemput ku, batin Aliya.

"Kami datang untuk membawa wanita itu kembali. Waktu anda bermain dengan dia sudah habis," ucap salah satu pria bertubuh kekar itu kepada Alvino.

Melihat keberadaan Aliya, dua orang itu tidak lagi menunggu jawaban Alvino. Mereka masuk dan manarik Aliya keluar dari ruangan itu. "Saya mohon lepaskan saya, saya tidak mau kembali ke tempat madam."

"Ah banyak ngomong kamu, kamu harus ikut kami karena ada konsumen yang menginginkan pelayanan kamu hari ini," sahut salah seorang pria itu.

Secara tidak sengaja, Alvino menangakap tatapan mata Aliya saat melewatinya. Ia bisa melihat jika wanita muda itu seolah meminta tolong padanya, sebenarnya ia juga belum rela jika semua berakhir begitu saja. "Berhenti!"

Dua orang pria yang menarik Aliya menghentikan langkah mereka saat mendengar suara Alvino. "Ada apa lagi, Tuan?"

Alvino melangkah perlahan, hingga berada di hadapan Aliya. Di tatapnya gadis itu sebentar kemudian beralih kepada dua pria yang menunggu jawaban darinya. "Aku akan membayar penuh untuk wanita ini, jadi lepaskan tangan kalian darinya."

Aliya yang tadi tertunduk lemas, kini mendongakkan kepalanya menatap Alvino. Apa maksudnya semua ini, batin Aliya.

Bersambung 💕

Jangan lupa dukungannya ya readers. Jika suka dengan ceritanya jangan lupa tambahkan ke favorit ya. Terimakasih.

Terpopuler

Comments

Arin

Arin

kasian bngt nsib kmu Aliya...semoga nanti itunya alvino bisa bngunya klo liat kmu,trs alvino nyerein istriny dan jadiin kmu istri amiin??

2022-09-24

1

Een Mely Santi

Een Mely Santi

kasian bngt nasib Aliya karena PPh tiri mu yg bejad dan ke egoisanv2 org suami istri km yg jd korban y

2022-08-07

2

Sriyanti Anjar

Sriyanti Anjar

y

2022-08-06

1

lihat semua
Episodes
1 Bab.1
2 Bab.2
3 Bab.3
4 Bab.4
5 Bab.5
6 Bab.6
7 Bab.7
8 Bab.8
9 Bab.9
10 Bab.10
11 Bab.11
12 Bab.12
13 Bab.13
14 Bab.14
15 Bab.15
16 Bab.16
17 Bab.17
18 Bab.18
19 Bab.19
20 Bab.20
21 Bab.21
22 Bab.22
23 Bab.23
24 Bab.24
25 Bab.25
26 Bab.26
27 Bab.27
28 Bab.28
29 Bab.29
30 Bab.30
31 Bab.31
32 Bab.32
33 Bab.33
34 Bab.34
35 Bab.35
36 Bab.36
37 Bab.37
38 Bab.38
39 Bab.39
40 Bab.40
41 Bab.41
42 Bab.42
43 Bab.43
44 Bab.44
45 Bab.45
46 Bab.46
47 Bab.47
48 Bab.48
49 Bab.49
50 Bab.50
51 Bab.51
52 Bab.52
53 Bab.53
54 Bab.54
55 Bab.55
56 Bab.56
57 Bab.57
58 Bab.58
59 Bab.59
60 Bab.60
61 Bab.61
62 Bab.62
63 Bab.63
64 Bab.64
65 Bab.65
66 Bab.66
67 Bab.67
68 Bab.68
69 Bab.69
70 Bab.70
71 Bab.71
72 Bab.72
73 Bab.73
74 Bab.74
75 Bab.75
76 Bab.76
77 Bab.77
78 Bab.78
79 Bab.79
80 Bab.80
81 Bab.81
82 Bab.82
83 Bab.83
84 Bab.84
85 Bab.85
86 Bab.86
87 Bab.87
88 Bab.88
89 Bab.89
90 Bab.90
91 Bab.91
92 Bab.92
93 Bab.93
94 Bab.94
95 Bab.95
96 Bab.96
97 Bab.97
98 Bab.98
99 Bab.99
100 Bab.100
101 Bab.101
102 Bab.102
103 Bab.103
104 Bab.104
105 Bab.105
106 Bab.106
107 Bab.107
108 Bab.108
109 Bab.109
110 Bab.110
111 Bab.111
112 Bab.112
113 Bab.113
114 Bab.114
115 Bab.115
116 Bab.116
117 Bab.117
118 Bab.118
119 Bab.119
120 Bab.120
121 Bab.121
122 Bab.122
123 Bab.123
124 Bab.124
125 Bab.125
126 Bab.126
127 Bab.127
128 Bab.128
129 Bab.129
130 Bab.130
131 Bab.131
132 Bab.132
133 Bab.133
134 Bab.134
135 Bab.135
136 Bab.136
137 Bab.137
138 Bab.138
139 Bab.139
140 Bab.140
141 Bab.141
142 Bab.142
143 Bab.143
144 Pengumuman
145 After One Night Mistake
146 Pelayan Dokter Amnesia
Episodes

Updated 146 Episodes

1
Bab.1
2
Bab.2
3
Bab.3
4
Bab.4
5
Bab.5
6
Bab.6
7
Bab.7
8
Bab.8
9
Bab.9
10
Bab.10
11
Bab.11
12
Bab.12
13
Bab.13
14
Bab.14
15
Bab.15
16
Bab.16
17
Bab.17
18
Bab.18
19
Bab.19
20
Bab.20
21
Bab.21
22
Bab.22
23
Bab.23
24
Bab.24
25
Bab.25
26
Bab.26
27
Bab.27
28
Bab.28
29
Bab.29
30
Bab.30
31
Bab.31
32
Bab.32
33
Bab.33
34
Bab.34
35
Bab.35
36
Bab.36
37
Bab.37
38
Bab.38
39
Bab.39
40
Bab.40
41
Bab.41
42
Bab.42
43
Bab.43
44
Bab.44
45
Bab.45
46
Bab.46
47
Bab.47
48
Bab.48
49
Bab.49
50
Bab.50
51
Bab.51
52
Bab.52
53
Bab.53
54
Bab.54
55
Bab.55
56
Bab.56
57
Bab.57
58
Bab.58
59
Bab.59
60
Bab.60
61
Bab.61
62
Bab.62
63
Bab.63
64
Bab.64
65
Bab.65
66
Bab.66
67
Bab.67
68
Bab.68
69
Bab.69
70
Bab.70
71
Bab.71
72
Bab.72
73
Bab.73
74
Bab.74
75
Bab.75
76
Bab.76
77
Bab.77
78
Bab.78
79
Bab.79
80
Bab.80
81
Bab.81
82
Bab.82
83
Bab.83
84
Bab.84
85
Bab.85
86
Bab.86
87
Bab.87
88
Bab.88
89
Bab.89
90
Bab.90
91
Bab.91
92
Bab.92
93
Bab.93
94
Bab.94
95
Bab.95
96
Bab.96
97
Bab.97
98
Bab.98
99
Bab.99
100
Bab.100
101
Bab.101
102
Bab.102
103
Bab.103
104
Bab.104
105
Bab.105
106
Bab.106
107
Bab.107
108
Bab.108
109
Bab.109
110
Bab.110
111
Bab.111
112
Bab.112
113
Bab.113
114
Bab.114
115
Bab.115
116
Bab.116
117
Bab.117
118
Bab.118
119
Bab.119
120
Bab.120
121
Bab.121
122
Bab.122
123
Bab.123
124
Bab.124
125
Bab.125
126
Bab.126
127
Bab.127
128
Bab.128
129
Bab.129
130
Bab.130
131
Bab.131
132
Bab.132
133
Bab.133
134
Bab.134
135
Bab.135
136
Bab.136
137
Bab.137
138
Bab.138
139
Bab.139
140
Bab.140
141
Bab.141
142
Bab.142
143
Bab.143
144
Pengumuman
145
After One Night Mistake
146
Pelayan Dokter Amnesia

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!