Aliya nampak kagum dan terharu mendengar ucapan sahabatnya itu. Sepertinya di dunia ini hanya Noah yang bisa dipercaya dan bisa dia andalkan.
Untuk itulah ia merasa tidak enak jika membagi semua bebannya kepada Noah biarlah rahasia besar yang saat ini sedang ia jalani di simpannya sendiri tanpa Noah harus ikut campur di dalamnya.
Tanpa mereka sadari dari jarak beberapa meter dua orang pria sedang memperhatikan mereka dengan tetapan yang tidak senang. Siapa lagi kalau bukan Alvino dan Abian.
Abian memperhatikan ekspresi wajah Alvino saat ini, merasa jika atasan sekaligus sahabatnya itu sangat kesal melihat kedekatan Aliya dan Noah.
"Ehm, apa kita akan terus berdiri di sini? Tadi katanya mau makan soto mbak Jum," sahut Abian.
Alvino menoleh kearah sekertarisnya itu dengan ekspresi wajah yang tidak mengenakkan. "Menurutmu apakah pria dan wanita, yang katanya hanya teman, pantas saling berbagi makanan seperti itu di depan umum?"
Kalau aku jawab iya pasti dia akan semakin dongkol, batin Abian.
"Tentu saja tidak, Kenapa juga mereka harus bersikap seperti itu di muka umum seperti ini. Aku ragu Jika hubungan mereka itu hanya sekedar teman."
"Apa!"
Abian menutup mulutnya saat merasa bahwa ia salah bicara lagi.
**
Pukul setengah enam sore, Alia sudah sampai di kediaman Alvino. bertepatan saat ia hendak memencet bel pintu, Shela keluar dengan pakaian yang sangat elegan.
"Eh Aliya, akhirnya kamu datang juga. Kebetulan saya ada acara sebentar, Naya juga masih tidur. Kamu tunggu di dalam dulu ya, ada Bibi kok," ujar Shela.
"Oh begitu ... Nona, apa saya boleh numpang mandi di sini? Karena sepulang kerja saya langsung kemari agar tidak terlambat," pinta Aliya ragu-ragu.
"Tentu saja boleh, kamu tanya sama bibi saja ya, saya mau pergi nih udah terlambat, bye," ucap Shela lalu melangkah pergi meninggalkan Aliya.
Aliya memandangi kepergian Shela dengan tatapan bingung. Ia kembali merasa penasaran apa yang terjadi dalam hubungan pernikahan Alvino dan wanita cantik itu. Karena bagi Aliya Shela itu adalah wanita yang baik dan juga cantik, terus apa alasan Alvino menduakan sang istri.
Setelah beberapa saat tenggelam dalam pikirannya sendiri, Aliya melangkah masuk dalam rumah mewah itu. Sesampainya di dalamnya langsung disambut oleh seorang wanita paruh baya yang dikatakan Shela tadi.
"Selamat datang, Nona. Saya Bi Yanti. Nyonya Shela meminta saya untuk menemani Anda," ujar Bi Yanti.
"Oh terimakasih sekali, Bi. Kalau boleh tau, kamar mandi ada di mana ya? Saya sudah bawa baju ganti, dan mau menumpang mandi di sini," ucap Aliya.
"Oh kamar mandi, Anda bisa memakai kamar mandi yang ada di dapur, Nona. Di sana juga ada ruangan kosong yang bisa Anda pakai untuk berganti pakaian," ujar Bi Yanti.
"Baiklah, kalau begitu saya permisi dulu." Ayah melangkah pergi menuju tempat yang ditunjukkan oleh Bi Yanti.
setelah kepergian Aliya, Bi Yanti melangkah menuju pintu utama. bertepatan dengan itu Alvino datang langsung disambut dengan hormat oleh Bi Yanti.
"Selamat datang, Tuan. Nyonya menitipkan pesan, bahwa Nyonya akan pergi menghadari pesta temannya dan mungkin akan pulang larut."
Alvino seolah tidak mendengar ucapan Bi Yanti, ia malah mengedarkan pandangan ke sekeliling ruangan untuk mencari seorang wanita. "Guru les Naya sudah datang?"
"Sudah, Tuan. Nona Aliya sedang mandi di kamar mandi belakang," jawab Bi Yanti.
"Oh begitu ...Bi, apa bisa Bibi pergi membelikan saya mie instan yang biasa saya makan di warung yang ada di ujung komplek ini?"
"Tentu saja, Tuan."
Alvino menyerahkan beberapa lembar uang kepada pembantunya itu. Setelah kepergian Bi Yanti, ia pun melangkah cepat menuju bagian belakang rumahnya.
Sesampainya di belakang, ia tanpa ragu langsung masuk ke kamar mandi tempat, Aliya sedang mandi. Karena ia tahu kamar mandi itu handel pintunya rusak. Dan belum di perbaiki, jadi ia bisa dengan leluasa untuk masuk.
Aliya yang nampak polos tanpa busana terkejut saat melihat kedatangan Alvino. "Kenapa Anda ma--" Ia tidak bisa melanjutkan ucapannya karena Alvino mendorong tubuhnya hingga membentur dinding seraya membekap wajahnya dengan tangan.
Tatapan Alvino nampak sangat tajam hingga membuat Aliya tidak bisa berkutik. "Entah kenapa aku sangat kesal kepada mu sekarang." Tanpa menunda waktu, Alvino meraih tekuk leher Aliya dan langsung mendaratkan ciuman di bibir manis itu.
Di bawah guyuran shower, mereka merasakan panas di sekujur tubuh, karena lagi-lagi Alvino menjelma menjadi Albino karena rasa cemburunya. Alvino sudah tidak perduli dengan pakaiannya yang basah kuyup.
Ya, semua ini berawal saat ia melihat Aliya begitu dekat dengan Noah. Ia merasa kesal dan marah saat mainannya di rebut oleh pria lain. Alvino melepaskan tautan mereka, lalu menatap mata Aliya dengan lekat. "Dengar aku baik-baik. Selain aku, tidak ada satu pun pria yang boleh berbagi makanan apa lagi sentuhan dengan mu, mengerti!"
Bersambung 💕
Jangan lupa berikan dukungannya readers 😍
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 146 Episodes
Comments
Windha Winda
cemburu tandanya sdh ada bening cinta nih... ttp smngattt💪💪💪
2023-02-08
0
Massunamiyatha
hei tuan albino uler yg licik....sebelum kamu mengenal aliya, terlebih dahulu noah kenal
2023-01-21
0
Zahra Azumna
Ayah ??? Aliya
2022-11-15
0