"Aaah sakit sekali." Aliya meringis kesakitan saat terbangun di pagi hari, bagaian bawah tubuhnya terasa begitu nyeri karena kelakuan Alvino malam tadi.
Perlahan kepalanya menoleh ke sisi kiri ranjang, namun Alvino sudah tidak ada di sana. "Di pergi pagi-pagi sekali. Baguslah, jadi aku tidak perlu menyiapkan makanan untuknya."
Aliya bangkit dari posisinya dan langsung berjalan dengan langkah pelan menuju kamar mandi. Ia tidak henti-hentinya mengumpat dalam hati jika mengingat melakuan Alvino malam tadi.
Sebenarnya dia manusia atau titisan Hulk, semua gaya dia pakai, kenapa tidak gaya bebas atau gaya kupu-kupu saja sekalian, batin Aliya.
~
Pukul delapan pagi, Aliya melambaikan tangannya saat melihat mobil Noah mendekat. Ya, pagi ini ia dan sahabatnya itu akan pergi ke perusahaan tempat mereka magang.
"Kenapa menunggu di sini? Aku bisa menjemput kamu di rumah ayah tiri mu," ucap Noah saat Aliya sudah masuk kedalam mobil dan duduk di sampingnya.
"Sepertinya aku belum memberitahu mu kalau aku sekarang sudah tidak tinggal dengan Ayah tiri ku, dia mengusir ku dan aku berharap tidak lagi bertemu dengannya," ujar Aliya seraya memasang sabuk pengamannya.
"Hah! Kok kamu baru cerita? ... Jadi sekarang kamu tinggal di mana, dengan siapa dan kamu punya uang atau tidak," ucap Noah yang nampak begitu khwatir dengan Aliya.
"Jangan khwatikan aku, aku bisa mengurus diri ku sendiri, kamu tau aku ini wanita yang kuat kan," ucap Aliya yang berusaha untuk terlihat kuat dan tidak mengeluh meski sebenarnya hatinya menjerit bahwa kehidupan yang ia jalani tidak lah mudah.
"Kamu selalu saja seperti ini, kalau kamu kesusahan kamu harus ingat bahwa ada aku yang bisa membantu kamu, kita ini sudah bersahabat sejak lama, jangan sembunyikan apapun dari ku," ujar Noah yang nampak sangat serius kali ini.
Sahabat? Ya kita memang hanya akan berada di titik itu sampai kapan pun. Maafkan aku, karena tidak bisa menceritakan semua yang aku jalani sekarang, batin Aliya.
"Hey kok malah bengong, kamu mengerti kan apa yang aku katakan tadi," sahut Noah membuyarkan lamunan Aliya.
"Iya paham, ayo jalan nanti telat. Aku penasaran sebenarnya kita mau magang di mana sih, kamu malah pake rahasia-rahasia segala," ujar Aliya.
"Iya bawel!" Noah menghidupkan mesin mobilnya dan langsung tancap gas meninggalkan tempat itu.
~
Sementara itu di tempat berbeda, di sebuah unit apartment. Shella sedang berdiri di balkon kamar seraya memandangi gedung pencakar langit yang menjulang tinggi, mendengar suara hiruk pikuk jalan raya di bawah sana yang nampak begitu sesak.
"Kamu kenapa termenung di sini, sayang." Seorang lelaki memeluk Shella dari belakang seraya menciumi pundaknya beberapa kali.
"Sampai kapan kita seperti ini, Mas. Pagi tadi saja aku pamit kepada anak dan mertua ku dengan alasan yang sama. Mas Vino juga sepertinya sudah tidak perduli dengan hubungan kami. Dia tidak lagi pernah tidur di rumah.
"Aku mengerti perasaan kamu, sayang. Aku mengerti posisi kalian, untuk menjaga perasaan Naya. Seperti yang sudah suami kamu katakan, kita tunggu saja sampai Naya selesai operasi jantung, barulah nanti kalian bisa bercerai."
Shella mengubah posisinya menghadap san kekasih. "Terimakasih, Mas Diki. Kamu memang sangat pengertian. Aku sangat mencintaimu dan ingin bersama kamu selamanya."
"I love you to honey. Bisakah kita mulai sekarang, l miss you so much. Sudah lama aku tidak mendengar suara indah yang keluar dari mulut sayang." Diki mulai menelusuri bagian leher hingga ke wajah Shela. hingga membuat wanita itu memejamkan matanya.
"Oh sh*it, kamu memang luar biasa."
Diki menggedong tubuh Shela masuk ke kamar. Lagi dan lagi mereka begelut panas di atas ranjang. Tanpa jemu, karena cinta terlarang mereka yang sudah menggebu-gebu.
~
Di depan gedung BW group. Aliya dan Noah diam terpaku sejenak seraya memandangi gedung pencakar langit itu. Takjub, adalah satu kata yang memenuhi pikiran Aliya saat ini.
"Waw, kita akan magang di sini?" Aliya terperangah saat melihat gedung pencakar langit yang ada di hadapannya.
"Gimana, keren kan? Dulu ayahku bekerja di sini, tapi sekarang Ayah sudah punya perusahaan sendiri yang bekerja sama dengan perusahaan ini," ujar Noah yang nampak begitu bangga.
Aliya terseyum lalu menoleh kearah Noah. "Keluarga kalian memang luar biasa. Tidak sia-sia aku punya teman crazy rich seperti mu. Huft, aku ingin sekali suatu saat nanti punya perusahaan seperti ini."
Sementara Noah malah memasang wajah cemberutnya. "Hey ucapan mu terdengar seperti sedang memanfaatkan ku, aku juga berharap bisa memimpin perusahaan ku sendiri. Apa mimpi kita ini terlalu tinggi?"
"Tidak juga. Kita harus mempunyai mimpi, meski untuk mencapainya mungkin tidak akan mudah." Aliya bendecak saat mendengar ucapan sendiri. Bagaimana tidak, satu harapan yang tersisa dalam hidupnya, ia rela mengorbankan perasaan dan tubuhnya sendiri.
"Ayo kita masuk, kamu pasti akan terpesona dengan CEO perusahaan ini, dia sangat tampan loh."
"Haha, apa lebih ganteng dari David Beckham atau mungkin Rintik Roshan?"
Aliya mengikuti langkah Noah memasuki gedung pencakar langit itu dengan riang gembira. Ia tidak sadar jika sebentar lagi akan mendapatkan kejutan besar.
~
"Selamat pagi, Pak. Kami dari universitas X. hari ini kami sudah ada janji bertemu dengan CEO BW grup," ucap Noah kepada seorang staf HRD yang ia temui.
"Oh kalian, Noah dan Aliya ya?"
"Benar, Pak. Kami akan mulai magang tiga hari lagi," sahut Aliya.
"Kalian sangat beruntung, karena dari ribuan mahasiswa, hanya kalian berdua yang di terima. Kalau begitu kalian ikuti saya sekarang, beliau pastu sudah menunggu."
Aliya dan Noah kembali melangkah mengikuti pria paruh baya itu. Hingga akhirnya mereka sampai disebuah ruangan yang bertuliskan ruangan CEO.
Pria paruh baya itu mengetuk pintu, hingga terdengar suara seruan dari dalam.
Klek.
Pintu ruangan itu terbuka. Aliya nampak kaget saat melihat Abian berada di ruangan itu.
Apa dia bekerja di sini, tapi bukanya dia sekertarisnya Tuan Albino kuning, batin Aliya.
"Selamat pagi seketaris Abian. Saya membawa dua mahasiswa yang akan magang di perusahaan ini, kalau boleh tahu, di mana Tuan Alvino?" tanya pria paruh baya itu kepada Abian.
Alvino? Jangan-jangan perusahaan ini ....
"Wah akhirnya kelian datang juga."
Bulu kuduk Aliya tiba-tiba saja berdiri saat mendengar suara yang begitu tidak asing di telinganya. Perlahan ia menoleh kearah sumber suara dan ia lihat adalah--
"Aaakkkk!" pekik Aliya dengan mata membulat, rasanya jantungnya akan segera melompat dari rongga dada saat mengetahui fakta bahwa CEO dari perusahaan tempatnya magang adalah, Alvino Wilson.
Noah dan pria paruh baya itu nampak terkejut mendengar suara pekikan Aliya, sementara Abian dan Alvino tentu saja biasa saja.
Ingatan Aliya pun kembali berputar saat ia menandatangani perjanjian yang jelas-jelas tertera nama lengkap Alvino di sana, ia juga mengingat saat Abian memberikan kartu nama Alvino yang berlogo kan perusahaan BW grup.
Ternyata ini kejutan yang dia bilang malam tadi, batin Aliya yang merasa begitu resah.
Bersambung 💓
Jangan lupa dukungannya ya kakak semuanya.
Author mau merekomendasikan novel lagi nih.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 146 Episodes
Comments
Nabila hasir
alvino jadi albino kuning.heheheeh
aliya aliya ngerubah rubah nama orang 😄😄😛😛
2022-12-13
1
Erlinda
duh Alya jgn lebay dong ,biasa napa..
2022-10-04
0
Sriyanti Anjar
yah
2022-08-06
0