Bab.12

Alvino dan Aliyah masih diam terpaku di posisi mereka, dengan tatapan yang masih saling beradu, tak lama Shela datang dan langsung menghampiri sang suami.

"Mas, kok kamu melihat Aliya seperti itu, apa kamu mengenalnya?" tanya Shela yang sudah berdiri di samping Alvino.

Alvino menoleh menatap sang istri dengan perasaan gugup, kenapa ada dasarnya dia adalah pria yang tidak bisa berbohong dan juga pria yang setia, tetapi saat hatinya sudah tersakiti ia memilih jalan yang ia anggap bisa menenangkan hatinya dan itu adalah bersama dengan Aliya.

Ia berpikir sejenak alasan apa yang harus ia berikan kepada sang istri agar semua terjaga dengan aman karena ia tidak mau sehingga tahu. "A-aku ... Dia ad--"

"Kebetulan saya magang di perusahaan Tuan Alvino, Nona. Saya juga tidak menyangka ternyata Tuan Alvino adalah suami Anda dan juga kakak dari Vina sepertinya saya kurang teliti."

mendengar ucapan Aliya, Shela lantas mendekat dan langsung merangkul Aliya. "Memangnya kenapa justru bagus kamu nanti bisa pulang bekerja dengan suami saya dan langsung mengajar Naya di rumah, wah ini benar-benar kebetulan yang sangat luar biasa ya."

Alvino hanya bisa terdiam seraya terus memandangi Aliya, ia tidak menyangka jika takdir membawa simpanannya itu ke dalam kehidupan pribadinya dan ia bisa melihat bahwa Aliya tidak sengaja masuk karena semua sudah digariskan oleh takdir.

"Jadi bagaimana Mas apa kamu setuju Naya diajari oleh Aliya? tanya Sheila tiba-tiba, hingga membuyarkan lamunan Alvino.

"Terserah kamu saja yang penting Naya suka dan tidak minta mengganti guru lagi." Arjuna melangkah pergi melewati Aliya begitu saja seolah mereka bukanlah seseorang yang saling mengenal.

Sementara Aliya masih menggerutuki dirinya dalam hati, ia sungguh tidak percaya kenapa ia tidak mencari tahu dulu sebelum memutuskan ia tidak bisa membatalkan karena tadi sudah berkata setuju kepada Shela.

A**lfina jelas-jelas nama mereka sudah sama Noah pun mengenal Tuan vino dengan sangat dekat, kenapa bisa aku ceroboh ini, batin Aliya.

"Aliya kenapa kamu bengong, ayo silakan duduk lagi kita mengobrol," ucap Shela seraya memenepuk pundak Aliya.

"Oh tidak, Nona. Saya harus pulang sekarang, saya permisi dulu kalau tidak ada halangan saya akan mulai besok sore."

"Baiklah saya akan menunggu kamu besok sore, kalau pun saya tidak ada di rumah, Naya pasti sudah pulang. Kalau ekarang dia masih berada di rumah neneknya jadi saya tidak bisa mengenalkannya kepada kamu."

"Tidak masalah, Nona. Saya akan berkenalan dengan Nona Naya besok, kalau begitu saya permisi pulang dulu saya banyak pekerjaan di rumah."

dengan langkah cepat Aliya segera melangkah pergi meninggalkan ruangan itu sementara Sheila menyusul sang suami yang masuk ke dalam kamar.

Saat Shela masuk ke dalam kamar ia bisa melihat Alvino sedang melepas pakaian kerjanya. "Tidak seperti biasanya, biasanya kamu sangat teliti dalam memilih orang untuk mengajar Naya."

"Kamu dengar sendiri dari dia kan, dia adalah satu-satunya mahasiswi yang akan magang di perusahaanku, dari seribu yang mendaftar hanya dua orang yang aku terima dan dua orang itu adalah Noah anak dari Om Ariel dan juga dia, itu sudah lebih dari cukup untuk menjelaskan bahwa dia pantas untuk mengejar Naya karena dia adalah salah satu mahasiswi terbaik fakultas xx."

Sheila menganggukkan kepalanya pertanda bahwa ia mengerti, iya menghampiri sang suami yang sedang bertelanjang dada dan hanya memakai handuk saja.

"Mas, apa malam ini kamu akan menginap di perusahaanmu lagi?"

"Ya tentu saja. aku sudah bilang aku tidak mau lagi menyentuhmu karena kamu sudah bermain cinta dengan laki-laki lain, itu membuatku sangat jijik, mengerti."

Mendengar ucapan Alvino shelaa hanya menghela nafas pelan seraya menyandarkan tubuhnya dinding kamar. "Aku mengerti kamu hanya bertahan untuk Naya tapi aku tidak tahu harus menjawab apa jika Naya bertanya kamu ke mana sehingga tidak bisa sarapan pagi bersamanya."

"Katakan saja yang bisa kamu katakan, semua kesalahan ini adalah kamu yang memulai, aku sudah berusaha menerima kamu sebagai istriku sejak lama bahkan aku memaksa kamu untuk bisa hamil dan melahirkan Naya, tetapi kamu masih saja mengecewakanku maka tanggung semuanya hingga aku mengatakan semua sudah, selesai."

Alvino melangkah melewati Shela namun Shela kembali meraih tangannya hingga membuat langkahnya terhenti. "Mas, apa mungkin kamu mempunyai wanita lain di luar sana hingga kamu tidak mau menginap di rumah?"

Alvino melepaskan genggaman tangan Shela dari lengannya. "Kalau iya kenapa? Kamu bisa bersenang-senang dengan pria lain kenapa aku tidak bisa."

Shela nampak tidak percaya bahwa tebakannya benar, karena selama ini ia tahu Alvino adalah pria yang sangat setia dan perhatian tetapi karena dirinya hidup Alvino benar-benar hancur. "Aku mengaku kalau aku salah, aku juga tidak melarang kamu untuk berhubungan dengan wanita lain, tetapi seperti yang kamu bilang jangan sampai kamu terlihat sedang berduaan dengan wanita lain di hadapan umum karena kita belum resmi bercerai."

"Ck, kamu pikir aku orang yang bodoh, sebaiknya kamu jangan khawatirkan aku dan urusi urusanmu sendiri."

"Siapa dia, Mas. Siapa wanita yang kamu jadikan pelarian dan apakah kamu ... mencintainya?"

Ucapan Shela, malah membuat Alvino semakin bertambah kesal karena sudah bertahun-tahun mereka bersama, Shela masih saja tidak bisa membaca karakter dirinya.

Meskipun hubungan mereka adalah sebuah perjodohan tetapi Alvino berusaha menerima Shela sebagai istrinya dan menutup hatinya untuk wanita lain jika pun sekarang ia mendua itu karena batas pelampiasan dan juga bentuk kekecewaannya kepada Shela.

"Siapapun dia, bagaimanapun perasaanku padanya apa pedulimu? Kamu bahkan tidak pernah berpikir saat menghancurkan pernikahan kita lalu apa sekarang masih penting memikirkan perasaanku."

Tak ingin terus berdebat dengan sang istri, Alvino segera melangkah menuju kamar mandi. Sementara Shela lagi-lagi membaringkan tubuhnya yang terasa lemas saat selesai berdebat dengan Alvino.

**

Pukul 07.00 malam Aliya merasa perutnya keroncongan, namun saat membuka kulkas ia tidak menemukan apapun yang bisa ia makan.

"Belum magang saja aku sudah lupa belanja seperti ini, apa lagi nanti kalau aku magang sambil mengajar les ... aakkk, rasanya aku frustasi karena memikirkan kejadian tadi. Bagaimana bisa aku masuk ke sarang albino ... bukannya di peraturan tertulis bahwa aku tidak boleh ikut campur dengan urusan rumah tangganya, jangan-jangan aku akan kena denda. Tapi aku kan tidak sengaja, aku juga tidak tahu kalau itu rumahnya ... ah, sudahlah lebih baik sekarang aku minimarket yang ada di depan apartemen untuk membeli beberapa bahan makanan dan mie instan."

alias segera kembali masuk ke dalam kamar untuk mengambil jaket dan dompetnya setelah siap dia keluar kembali dan berjalan menuju pintu utama.

Klek.

Saat pintu terbuka lagi-lagi ia membulatkan mata ketika melihat sosok pria tinggi yang berdiri di hadapannya.

"Anda sudah datang sepertinya ini belum pukul sembilan malam?" tanya Aliya sambil melihat jam di tangannya.

"Aku sedang frustasi dan tidak bisa tinggal lama di rumah, kamu sendiri mau ke mana dengan baju jelek itu."

"Ck, apa bisa Anda tidak menghina pakaian saya. Sekarang saya mau pergi ke minimarket untuk membeli makanan tolong minggir."

"Kalau begitu aku ikut," sahut Alvino tiba-tiba.

"Hah, untuk apa anda ikut yang ada nanti saya repot belum lagi kalau ada yang mengenali kita, yang rugi juga Anda nanti."

"Aku tidak meminta izin mu, aku akan tetap pergi, lagi pula kamu tidak usah khawatir kita bisa memakai masker untuk menutupi sebagian wajah kita, ambillah di dalam laci yang ada di meja ruang tv di sana banyak masker."

Aliya hanya bisa mendengus kesal lalu berbalik kembali masuk ke dalam untuk mengambil masker. Setelah mengambil dua masker untuk ia dan Alvino ia pun kembali menghampiri Alvino yang menunggu di ambang pintu utama.

"Ini maskernya ... Anda benar-benar kekanak-kanakan sekali, seperti anak kecil yang merengek ingin ikut ibunya pergi berbelanja. Anda sebenarnya mau apa? Beli es krim atau mau beli permen biar saya belikan tidak usah ikut."

Alvino tersenyum menyeringai saat mendengar pertanyaan Aliya perlahan ia kah dan wajahnya di telinga Aliya. "Aku mau membeli ko*dom."

Aliya langsung membulatkan matanya saat mendengar bisikan Alvino, wajahnya pun nampak bersemu merah.

Bersambung 💖

Author mau merekomendasikan novel lagi nih, guys.

Terpopuler

Comments

Nabila hasir

Nabila hasir

hehhehh
ke supermarket beli kon*om.😛😛

2022-12-13

0

PeQueena

PeQueena

typo

2022-10-14

0

Sriyanti Anjar

Sriyanti Anjar

k..m

2022-08-06

1

lihat semua
Episodes
1 Bab.1
2 Bab.2
3 Bab.3
4 Bab.4
5 Bab.5
6 Bab.6
7 Bab.7
8 Bab.8
9 Bab.9
10 Bab.10
11 Bab.11
12 Bab.12
13 Bab.13
14 Bab.14
15 Bab.15
16 Bab.16
17 Bab.17
18 Bab.18
19 Bab.19
20 Bab.20
21 Bab.21
22 Bab.22
23 Bab.23
24 Bab.24
25 Bab.25
26 Bab.26
27 Bab.27
28 Bab.28
29 Bab.29
30 Bab.30
31 Bab.31
32 Bab.32
33 Bab.33
34 Bab.34
35 Bab.35
36 Bab.36
37 Bab.37
38 Bab.38
39 Bab.39
40 Bab.40
41 Bab.41
42 Bab.42
43 Bab.43
44 Bab.44
45 Bab.45
46 Bab.46
47 Bab.47
48 Bab.48
49 Bab.49
50 Bab.50
51 Bab.51
52 Bab.52
53 Bab.53
54 Bab.54
55 Bab.55
56 Bab.56
57 Bab.57
58 Bab.58
59 Bab.59
60 Bab.60
61 Bab.61
62 Bab.62
63 Bab.63
64 Bab.64
65 Bab.65
66 Bab.66
67 Bab.67
68 Bab.68
69 Bab.69
70 Bab.70
71 Bab.71
72 Bab.72
73 Bab.73
74 Bab.74
75 Bab.75
76 Bab.76
77 Bab.77
78 Bab.78
79 Bab.79
80 Bab.80
81 Bab.81
82 Bab.82
83 Bab.83
84 Bab.84
85 Bab.85
86 Bab.86
87 Bab.87
88 Bab.88
89 Bab.89
90 Bab.90
91 Bab.91
92 Bab.92
93 Bab.93
94 Bab.94
95 Bab.95
96 Bab.96
97 Bab.97
98 Bab.98
99 Bab.99
100 Bab.100
101 Bab.101
102 Bab.102
103 Bab.103
104 Bab.104
105 Bab.105
106 Bab.106
107 Bab.107
108 Bab.108
109 Bab.109
110 Bab.110
111 Bab.111
112 Bab.112
113 Bab.113
114 Bab.114
115 Bab.115
116 Bab.116
117 Bab.117
118 Bab.118
119 Bab.119
120 Bab.120
121 Bab.121
122 Bab.122
123 Bab.123
124 Bab.124
125 Bab.125
126 Bab.126
127 Bab.127
128 Bab.128
129 Bab.129
130 Bab.130
131 Bab.131
132 Bab.132
133 Bab.133
134 Bab.134
135 Bab.135
136 Bab.136
137 Bab.137
138 Bab.138
139 Bab.139
140 Bab.140
141 Bab.141
142 Bab.142
143 Bab.143
144 Pengumuman
145 After One Night Mistake
146 Pelayan Dokter Amnesia
Episodes

Updated 146 Episodes

1
Bab.1
2
Bab.2
3
Bab.3
4
Bab.4
5
Bab.5
6
Bab.6
7
Bab.7
8
Bab.8
9
Bab.9
10
Bab.10
11
Bab.11
12
Bab.12
13
Bab.13
14
Bab.14
15
Bab.15
16
Bab.16
17
Bab.17
18
Bab.18
19
Bab.19
20
Bab.20
21
Bab.21
22
Bab.22
23
Bab.23
24
Bab.24
25
Bab.25
26
Bab.26
27
Bab.27
28
Bab.28
29
Bab.29
30
Bab.30
31
Bab.31
32
Bab.32
33
Bab.33
34
Bab.34
35
Bab.35
36
Bab.36
37
Bab.37
38
Bab.38
39
Bab.39
40
Bab.40
41
Bab.41
42
Bab.42
43
Bab.43
44
Bab.44
45
Bab.45
46
Bab.46
47
Bab.47
48
Bab.48
49
Bab.49
50
Bab.50
51
Bab.51
52
Bab.52
53
Bab.53
54
Bab.54
55
Bab.55
56
Bab.56
57
Bab.57
58
Bab.58
59
Bab.59
60
Bab.60
61
Bab.61
62
Bab.62
63
Bab.63
64
Bab.64
65
Bab.65
66
Bab.66
67
Bab.67
68
Bab.68
69
Bab.69
70
Bab.70
71
Bab.71
72
Bab.72
73
Bab.73
74
Bab.74
75
Bab.75
76
Bab.76
77
Bab.77
78
Bab.78
79
Bab.79
80
Bab.80
81
Bab.81
82
Bab.82
83
Bab.83
84
Bab.84
85
Bab.85
86
Bab.86
87
Bab.87
88
Bab.88
89
Bab.89
90
Bab.90
91
Bab.91
92
Bab.92
93
Bab.93
94
Bab.94
95
Bab.95
96
Bab.96
97
Bab.97
98
Bab.98
99
Bab.99
100
Bab.100
101
Bab.101
102
Bab.102
103
Bab.103
104
Bab.104
105
Bab.105
106
Bab.106
107
Bab.107
108
Bab.108
109
Bab.109
110
Bab.110
111
Bab.111
112
Bab.112
113
Bab.113
114
Bab.114
115
Bab.115
116
Bab.116
117
Bab.117
118
Bab.118
119
Bab.119
120
Bab.120
121
Bab.121
122
Bab.122
123
Bab.123
124
Bab.124
125
Bab.125
126
Bab.126
127
Bab.127
128
Bab.128
129
Bab.129
130
Bab.130
131
Bab.131
132
Bab.132
133
Bab.133
134
Bab.134
135
Bab.135
136
Bab.136
137
Bab.137
138
Bab.138
139
Bab.139
140
Bab.140
141
Bab.141
142
Bab.142
143
Bab.143
144
Pengumuman
145
After One Night Mistake
146
Pelayan Dokter Amnesia

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!