Aliya tengah berganti pakaian dan juga menyisir rambutnya di sebuah ruangan kosong yang di sediakan untuknya. Ia menatap nanar ke arah cermin besar yang ada di sana seraya terus membayangkan bagaimana ekspresi wajah Alvino di kamar mandi tadi.
Dari yang ia lihat, Alvino seolah memberikan sebuah peringatan kepadanya dan menegaskan bahwa ia adalah milik Alvino seutuhnya. Aliya juga merasa jika sikap pria itu sudah seperti kekasih yang cemburu karena pasangannya dekat dengan pria lain.
Tak ingin terus larut dalam pikirannya sendiri, Aliya segera menyelesaikan aktivitasnya lalu beranjak pergi dari ruangan itu. Sesampainya di ruang keluarga, ia bisa melihat gadis kecil bisa bernama Naya sedang duduk bersama seorang pelayan.
Aliya pun segera melangkah menghampiri gadis kecil itu dan langsung duduk di hadapannya. "Selamat malam, Naya."
Gadis kecil itu terlihat takut dan membunyikan wajahnya di balik punggung sang pelayan. Naya adalah sosok anak kecil yang istimewa karena sejak lahir ia didiagnosa penyakit bawaan yang membuat ia tidak pernah bergaul dengan anak-anak seusianya.
Saat Naya sampai di usia, di mana seharusnya ia sudah bersekolah di taman kanak-kanak, namun karena ketidakpercayaan dirinya Alvino akhirnya memutuskan agar Sang Putri belajar dengan cara homeschooling saja.
"Naya, ini namanya Kak Aliya, Kak Aliya ini yang akan Naya mulai sekarang," ucap seorang pelayan yang mencoba untuk memberi pengertian kepada gadis kecil itu.
"Why should there be a new teacher again, I don't like it (kenapa harus ada guru baru lagi, aku tidak suka)" Naya terus menyembunyikan wajahnya di balik punggung sang pelayan.
Akhirnya Aliya mengerti jika Naya itu benar-benar anak yang susah untuk didekati. tentu saja ia tidak akan menyerah dan akan terus mencoba. karena yang ia lihat Naya sebenarnya adalah anak yang baik namun hanya kekurangan kasih sayang saja.
"Naya, can we be friends? I have a present as a form of our introduction, do you want it? (Naya, apakah kita bisa berteman? Aku punya hadiah sebagai bentuk perkenalan kita, apa kamu mau?)" Aliya menyodorkan sebuah coklat berbentuk hati kepada Naya.
Gadis kecil itu melirik coklat yang ada di tangan Aliya. awalnya gadis kecil itu nampak ragu, akhirnya ia mulai bergerak mendekati Aliya. "Naya butuh teman, tapi apa Kakak bisa setiap hari menemani ku bermain?"
"Emm ... Kakak akan datang setiap malam. untuk menemani kamu bermain dan juga belajar, apakah kamu mau menerima coklat ini?" Aliyah kembali menyodorkan coklat di tangannya agar lebih dekat dengan Naya.
Perlahan tangan kecil itu bergerak dan langsung meraih coklat yang ada di tangan Aliya. "Oke, Aku akan mencoba tapi jika Kakak membosankan jangan salahkan aku jika Kakak akan dipecat oleh Mommy."
"Its okey, kalau begitu kamu mau belajar di mana?"
Naya hanya tersenyum lalu meraih tangan Aliya dan langsung menariknya ke suatu tempat yang Aliya juga tidak tahu di mana. Pelayan yang tadi menemani Ayah hanya bisa tersenyum sepertinya ini pertanda baik dan kedepannya sang majikan tidak perlu khawatirkan guru les lagi untuk Naya.
Sesaat setelah kepergian Naya dan Aliya. Alvino turun dengan pakaian santai, tidak seperti biasanya ia akan langsung pergi dari rumah setelah selesai makan malam, tapi kali ini ia tetap tinggal karena sang pemuas hasrat sedang berada di sarangnya.
"Kemana Naya dan juga guru les itu?" tanya Alvino kepada seorang pelayan yang tadi ia lihat sedang menemani putrinya.
"Oh nona Naya tadi sepertinya ke taman belakang sama dengan Nona Aliya," jawab sang pelayan.
Tanpa menunda waktu Alvino pun segera melangkah menuju taman belakang rumahnya. Tidak butuh waktu lama untuk ia sampai di sana, ia menghentikan langkahnya ketika melihat keakraban yang langsung terjalin antara Alialya dan Naya.
Hal yang jarang sekali ia temukan saat Naya bersama dengan guru les yang lain. rasanya sudah begitu lama ia tidak melihat putrinya begitu bersemangat untuk belajar.
"Daddy!" seru Naya, yang langsung meninggalkan tempatnya berhambur memeluk sang Daddy.
"Are you happy?" tanya Alvino saat sang putri sudah melepaskan pelukannya.
"So happy, Daddy. ternyata kak Aliya lumayan juga, belajarnya jadi tidak membosankan," jawab Aliya dengan antusias.
"Kalau begitu, ayo Daddy temani kamu belajar." Alvino menggendong sang Putri menghampiri Aliya yang saat ini terlihat sedang memandanginya dari kejauhan.
Alvino tahu jika wanita yang sekarang berstatus sebagai guru anaknya dan juga simpanannya itu masih terkejut karena kejadian di toilet sore tadi.
Sesampainya di hadapan Aliya. Alvino langsung duduk berhadapan dengan wanita itu.
"Kak Aliya, ini Daddy Naya. Ganteng kan?" tanya Naya dengan polosnya.
"A-apa ... oh ia tentu saja, Naya saja cantik sekali. Kalau begitu kita lanjutkan belajarnya ya." Aliya berusaha menghindari tatapan Alvino kepadanya. Namun tiba-tiba saja ia merasakan dari bawah meja tangannya digenggam oleh seseorang.
Bersambung 💖
Author mau merekomendasikan novel keren nih, yuk mampir.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 146 Episodes
Comments
xie yue
#
2023-06-01
0
Kartini Widyaningsih
duh duh jadi panas dingn kan😝😝😝
2022-09-17
0
Ririn Nursisminingsih
semoga alya dan alvino nikah and bucin
2022-09-17
0