"Lepaskan aku!" pekik seorang gadis kepada dua orang bertubuh kekar yang sedang memegangi kedua lengannya. Ia menoleh kearah sang ayah yang sedang berdiri di ambang pintu. "Ayah, tolong aku!"
Saat tangis gadis itu kian pecah, sang ayah bahkan tak bergerak dari tempatnya berdiri. Ya, ayah mana yang tega menjual anaknya sendiri, tetapi ceritanya akan berbeda jika dia adalah seorang, Ayah tiri. "Ikutilah mereka, Ibu kamu sudah tiada. Setidaknya kamu harus berguna dan tidak menyusahkan ku lagi."
Tubuh gadis itu melemah seketika. Ia tidak pernah merasakan kasih sayang seorang ayah sejak lahir apa lagi mengharapkanya dari sosok pria penjudi, pemabuk yang bergelar ayah sambung tetapi tidak pernah menyayangi Aliya.
"Cepat bawa dia masuk kedalam mobil, ada yang memesannya malam ini!" seru seorang pria berkepala plontos dari dalam mobil.
Gadis itu kian panik ia mencoba melepaskan diri namun tubuh ringkihnya tidak berdaya meski segala upaya telah ia coba. "Ayah! Aku mohon selamat kan aku." Ia meronta namun sang ayah tidak bergeming dan malah berbalik masuk dan menutup pintu rapat-rapat.
...**...
Alvino melangkahkan kakinya masuk kedalam sebuah club malam di pusat kota Jakarta pusat. Para wanita-wanita malam mulai memanggil dan menempel padanya, namun ia tidak bergeming dan terus melangkah untuk mencari keberadaan Abian.
"Vino!" seru Abian seraya mengangkat sebelah tangannya. Saat ini ia sedang duduk di sebuah kursi bar dengan di temani segelas cocktail buatan bartender di bar tersebut.
Alvino melangkahkan kakinya menghapiri Abian. Club tersebut bukanlah club malam biasa, tempat itu khusus untuk kalangan-kalangan atas yang berdompet tebal. Seperti para pejabat dan anak konglomerat.
Maka tidak heran jika kedatangan Alvino saat ini menjadi pusat perhatian semua orang yang ada di tempat itu. Siapa yang tidak kenal dengan sosok Alvino Wilson, anak laki-laki satu-satunya dari Alfaro Wilson, pemilik kerajaan bisnis yang sudah di akui dunia sebagai salah satu perusahaan konstruksi terbesar bernama WB grup.
Alvino duduk di salah satu kursi bar tepat di sebelah Abian. Ia langsung memesan minuman bahkan sebelum sahabatnya itu menawarkan. Ya, alkohol bukanlah teman akrabnya, namun kali ini ia membutuhkan minuman haram itu.
Abian menoleh dan memperhatikan cara minum sang sahabat yang tidak seperti biasanya. "Vin, apa tidak sebaiknya kamu lepaskan Shela. Aku tahu kalian menikah hanya karena hubungan antara keluarga Wilson dan Alexander, tapi kalau seperti ini terus, bukan kamu saja yang tersiksa tapi dia juga.
Alvino meletakkan gelas kecil itu di atas meja setelah menghabiskan isinya, di tatapnya Abian yang saat ini sedang menunggu tanggapan darinya. "Aku membuat dia hamil dan Naya terlahir, itu adalah bukti kalau aku belajar menerima dia, tapi dia tidak pernah mencoba untuk menerima ku."
Di tuangnya lagi minuman itu dan di habiskan dalam satu kali tegukan. "Aku menyerah untuk mendapatkan hatinya, tapi untuk bercerai ... aku belum siap. Naya membutuhkan kami. Dia sakit dan tidak boleh mengetahui kenyataan bahwa hubungan kedua orang tuanya sudah retak sejak lama."
"Astaga, Vin. Berat ini berat, aku tidak tahu harus berkata apa lagi ... masalah gadis perawan yang kamu minta, malam ini dia akan siap melayani kamu." Abian menepuk pundak sahabatnya itu beberapa kali. "Aku tahu kamu meminta gadis yang masih perawan karena di malam pertama kamu dulu, Shela sudah tidak suci lagi kan?"
"Fucking ****! Jangan bahas dia lagi, aku benar-benar muak. Malam ini aku akan bersenang-senang, melepaskan semua yang sudah aku tahan selama ini." Ia kembali meneguk minumannya yang tersisa di dalam botol hingga tidak tersisa satu tetes pun.
...**...
"Madam, ini gadis yang kemarin saya ceritakan namanya Aliya," ucap pria berkepala plontos itu kepada seorang wanita paruh baya dengan dandanan mencolok.
"Tolong lepaskan saya, Nyonya. Saya berjanji akan melunasi hutang-hutang ayah saya secepatnya, saya janji." Aliya menangis sesenggukan di batas akhir keputusasaannya, meski tidak mungkin namun ia tetap berharap akan terlepas dari penderitaan ini.
Madam tidak menggubrisnya ucapan Aliya. Ia tersenyum puas saat mendapatkan barang yang sesuai dengan uang yang ia keluarkan. "Wah, sesuai dengan yang kamu katakan. Dia cantik, badannya mulus, putih dan langsing. Bawa dia masuk, dia harus bersiap-siap untuk seseorang yang telah membayar mahal untuk merasakan keperawanannya."
"Nyonya! Saya mohon lepaskan saya!" pekik Aliya lagi.
Madam mencengkram dagu Aliya dengan sebelah tangannya. Di tatapnya gadis itu dengan tajam. "Ingat ini baik-baik, kalau kamu membuat kekacauan hingga aku rugi, kamu akan berakhir mati dan mayat kamu akan di buang ke jurang, mengerti!"
Aliya tidak bisa lagi mengeluarkan suara, sekujur tubuhnya bergetar hebat karena rasa takut yang mendera. Hancur sudah masa depannya, padahal tahun ini adalah ia akan segera lulus di salah satu universitas swasta di Jakarta.
~
Dua jam berlalu....
Di sebuah ruangan khusus yang bisa di sebut ruang make up. Aliya sudah sangat cantik dengan setelan gaun seksi dan rambut tertata rapi. Seorang wanita yang lebih tua darinya sibuk membuat tampilannya semakin sempurna.
"Mulai hari ini kamu harus membiasakan diri, aku juga dulu di jual seperti kamu. Tapi sekarang aku menikmatinya. Kamu hanya perlu pasang badan, terlentang di atas ranjang, keluarkan de*sahan manja yang membuat para bos itu puas maka tugas kamu selesai."
Aliya yang sejak tadi tertegun mendongakkan kepalanya untuk melihat wanita yang berdiri di hadapannya. "Apa setiap hari aku akan terus seperti ini, melayani pria hidung belang?"
"Tentu saja, hidup ini kejam, say. Kalau kamu tidak punya uang, maka gunakanlah tubuh kamu untuk menghasilkan uang. Realistis saja, kita ini butuh uang untuk segala hal."
Aliya kembali terdiam, tertunduk dan menghela napas panjang. Kenapa hidupku menjadi seperti ini. Apa aku harus pasrah dan menerima kenyataan, tapi aku bukanlah wanita malam dan tidak ingin menjadi bagian dari mereka, batin Aliya.
"Ambil ini," sahut wanita itu seraya menyodorkan sebuah botol kecil kepada Aliya.
"Apa ini?" tanya Aliya yang seraya memegang botol itu.
"Kalau tidak ingin hancur sebaiknya kamu rutin mengkonsumsinya. Jaga diri kamu, jangan sampai hamil anak buaya," ucap wanita itu lalu beranjak pergi meninggalkan Aliya sendiri.
...**...
"Tuan, gadis itu sudah siap," bisik seorang pria kepada Abian.
"Baiklah, kami akan segera kesana." Abian melangkah menghampiri Alvino yang masih duduk di kursi bar. "Vin, gadis itu sudah siap, dia sekarang ada di hotel sebelah, ini kunci kamarnya." Ia menyerahkan sebuah benda persegi seperti kartu kredit kepada sahabatnya itu.
Alvino meletakkan gelas kecil itu lalu beranjak dari tempat duduknya. Tanpa mengatakan apapun, ia meraih kartu itu dari tangan Abian kemudian melangkah pergi meninggalkan club malam yang semakin malam semakin riuh dengan dentuman musik remix dari sang istri dist jokey.
Dengan langkah lunglai ia terus menyusuri jalan menuju takdir yang tengah menantinya. Entah apa yang akan terjadi setelah ini, namun yang pasti kali ini ia akan menuruti kata hatinya tanpa memikirkan apa yang memenuhi logikanya.
Bersambung 💓
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 146 Episodes
Comments
killer psycho 😈
waduhh
2023-01-13
0
adekku
pertemuan yang memilukan
2022-09-13
0
Bzaa
berusaha saling melepas kan dan melupakan.. karena sejatinya cinta dan bahagia itu tidak bs dipaksakan..
2022-08-14
0