Uang Tip

Dewi merasa lelah semalaman bertempur dengan Wira. Tubuhnya butuh istirahat dan Ia ingin tidur yang lebih lama. Untunglah, Wira juga kelelahan. Mereka pun tertidur sambil berpelukan.

Meski hanya dianggap sebagai rekan bisnis plus-plus, Dewi sangat senang bisa tidur sambil memeluk bos gantengnya tersebut. Bahkan Dewi bisa menyentuh tubuhnya yang selama ini tertutup oleh pakaian-pakaian dengan harga mahal tersebut.

Mereka bangun sekitar pukul 08.00 pagi. Dewi yang bangun terlebih dahulu. Ia menatap Wira yang masih tertidur pulas bagaikan manekin di toko baju. Sangat tampan dan begitu sempurna.

Rasanya Dewi masih ingin mencium bosnya tersebut namun hal itu urung Ia lakukan. Ia merasa dirinya hanyalah seorang budak yang harus menuruti apa keinginan tuan mudanya. Ia urung mencium Wira.

Dewi belum mencintai Wira tentunya. Ia hanya tertarik secara fisik, tak beda jauh dengan apa yang Wira lakukan terhadapnya. Mereka sama sama tertarik hanya sebatas fisik saja. Tak ada perasaan di antara mereka berdua. Tak ada degupan jantung yang bertalu kencang saat mereka berdekatan seperti ini.

Dewi terus menatap bosnya sepuas dan selama mungkin. Mumpung bosnya sedang tertidur. Bahkan, adik kecil bosnya pun pagi-pagi sudah terbangun. Tak seperti bosnya yang masih tertidur lelap.

Dewi lalu memegang adik kecil bosnya yang sudah beberapa kali membuatnya mendesahkan nama Sang Bos dan membuatnya terbang ke langit ketujuh. Adik kecilnya itu bukan berukuran kecil tapi besar. Pantas saja tubuhnya remuk redam dan bagian intinya rasanya seperti mau copot.

Apa yang dilakukan Dewi tentu saja membangunkan Wira yang semula tertidur pulas. "Lo udah mulai nakal ya? Masih kurang semalaman kita bertempur?" Dewi kaget mendengar suara Wira. Ia pun melepaskan tangannya dari adik kecil tersebut.

"Ma-maaf, Pak. Saya..." Dewi bingung ingin beralasan apa. Mau berbohong pun tak mungkin karena Ia kedapatan sedang memegang adik kecil milik bosnya tersebut.

"Gue nggak marah kok! Malah gue senang. Akhirnya lo mulai agresif dan inisiatif. Tapi maaf, gue capek banget sekarang. Karena gue capek, jadi lo yang harus melayani gue! "

Dewi tak mengerti apa yang Wira katakan. Sejak semalam Ia hanya tiduran lalu miring ke kiri, miring ke kanan lalu berbalik badan sesuai reques Wira. Kini bosnya minta dilayani, apa yang harus dilakukan? Dewi bingung.

"Pasti lo nggak ngerti deh!" Wira pun lalu mengangkat tubuh Dewi dengan mudahnya dan membuatnya melakukan hal yang selama ini belum pernah Dewi lakukan. "Lo yang harus layanin gue sekarang!"

Dewi pun kembali tersulut gairahnya ketika adik kecil Wira mulai memasuki dirinya. Mereka lalu melakukan percintaan yang panas di pagi hari sampai akhirnya Wira menyerah.

Mereka pun kembali kelelahan. "Gila! Kalau kayak gini caranya, bisa cepat berakhir nih bisnis lo sama gue!" sebenarnya ini adalah pujian namun Dewi tak mengerti maksud perkataan Wira tersebut. Dewi hanya diam saja mengatur nafasnya.

"Nanti, kalau apartemen gue udah gue tempatin kita nggak perlu nyewa cottage kayak gini lagi. Buang-buang uang! Lebih baik uangnya buat lo jajan! Kita di apartemen gue aja!"

Dewi mencoba mencerna perkataan Wira. Buat dia jajan? Apakah maksudnya Wira akan memberikan Ia uang lagi?

Wira lalu pergi ke kamar mandi dan membersihkan dirinya. Awalnya, Dewi ingin ikut serta namun Wira menolak. "Gue mau mandi! Udah cukup ya kita bersenang-senangnya semalaman! Lutut gue masih lemas. Nanti aja kita cari jadwal bersenang-senang lagi."

Dewi pun menunggu Wira mandi. Setelah Wira keluar dari kamar mandi barulah Ia membersihkan dirinya. Dewi sudah memakai baju ganti, yakni kemeja tangan pendek dan celana jeans. Nampak di kamar sudah ada sarapan untuknya yang Wira pesankan. Ia pun makan dengan lahap karena jujur saja apa yang Ia lakukan bersama Wira semalam benar-benar menguras semua energinya. Dewi sangat lapar dan dia butuh banyak makan.

Jam 10.00 pagi Wira mengajak Dewi pulang. Mereka pun check out dan wira mengantar Dewi sampai ke halte dekat cafe. Dewi harus bekerja hari ini. Untunglah waktunya masih cukup.

Sebelum turun, Wira mengambil beberapa lembar uang Rp100.000 dari dompetnya. "Ambillah! Buatlah lo jajan!"

Dewi sempat ragu menerimanya. Kalau seperti ini, Ia merasa dirinya seperti perempuan murahan yang dibayar karena uang. Memang sih bisnis plus-plus diantara mereka sudah membuktikan betapa murahan dirinya. Namun menerima uang seperti ini membuat Ia semakin terlihat murahan lagi.

"Gue ngasih ini buat lo beli baju dan ke salon! Lo juga bisa pakai buat traktir keluarga lo makan! Jangan mikir macem-macem! Anggap aja ini sebagai tip dari gue. Toh, apa yang kita lakukan berdua juga bukan perbuatan yang benar! Terima aja duit ini." kata Wira seakan tahu apa yang Dewi pikirkan.

Dewi pun menerima uang yang Wira berikan. Ia lalu diturunkan di halte tempat kemarin mereka bertemu. Wira lalu tancap gas dan pulang ke rumah Mommynya. Dia sangat ngantuk dan lelah. Ia memutuskan untuk tidur seharian untuk mengembalikan seluruh tenaganya yang terbuang akibat perbuatan menyenangkannya semalaman ini.

Sementara itu, Bahri yang sejak semalam sangat khawatir karena kakak perempuannya tak pulang ke rumah. Dewi memang sudah pamit tidak pulang karena beralasan akan menginap di tempat temannya. Bapak dan Ibu mereka tidak menaruh curiga, namun Bahri curiga. Sejak kakaknya mendapatkan uang dengan mudah sejak itulah rasa curiga dalam diri Bahri mulai timbul.

Kecurigaan Bahri semakin bertambah saat Ia bertanya ke salah seorang karyawan di cafe mengenai sahabat kakaknya tersebut. Mereka bilang, Dewi tak punya teman dekat di cafe. Nggak ada yang sangat dekat dengan Dewi. Alasannya apalagi kalau bukan takut Dewi meminjam uang kepada mereka

Bahri pun curiga dan bertanya-tanya kemana kakaknya menginap semalam dan tidak pulang ke rumah? Ia lalu menunggu tak jauh dari halte tempat Dewi diturunkan oleh Wira setelah tau kalau Dewi hari ini masuk shift dua.

Kecurigaan Bahri pun terjawab. Ia melihat dengan mata kepalanya sendiri kakaknya turun dari sebuah mobil yang dikendarai oleh seorang cowok tampan dan kaya raya. Bahri pun mulai meragukan dari mana kakaknya mendapat uang untuk biaya berobat dan Rumah Sakit Bapaknya serta melunasi hutang-hutang yang mereka miliki. Jawabannya hanya satu, kakaknya sudah melakukan perbuatan yang dilarang oleh agama.

Bahri lalu mulai menghubungi handphone milik kakaknya tersebut. Sambil berjalan menuju cafe, kakaknya mengangkat panggilan dari Bahri. "Kenapa Dek?"

"Kakak masuk jam berapa hari ini? Biar aku jemput! Aku kan libur! Jadi Kakak hemat ongkos nanti!" kata Bahri beralasan.

"Masuk shift 2, Dek. Ya udah kalau kamu mau jemput boleh kok! Nanti Kakak traktir makan bakso. Sekalian beliin Bapak dan Ibu. Kamu mau kan?"

****

Terpopuler

Comments

dyul

dyul

Bahri.... kk mu ngelakuin itu terpaksa, siapa juga hari gini yg mau ngasih gratisan, pipis aja bayar

2024-03-24

0

anonim

anonim

Bahri memergoki Dewi turun dari mobil bersama cowok tampan...gawat Wi...adikmu curiga

2023-12-15

0

Nur Lela

Nur Lela

Bahri terlalu munafik.

2023-02-13

0

lihat semua
Episodes
1 It's All About The Money
2 Ngebut
3 Ruangan Kelas Tiga
4 Anak Abi dan Mommy yang Baik
5 Si Keras Kepala
6 Penolakan Wira
7 Bisnis Plus Plus
8 Perjanjian Enak-Enak
9 Kamar Kecil yang Menjadi Saksi
10 Pengorbanan yang Tidak Sia-sia
11 Serangan di Waktu Malam
12 Zaky
13 Bahri
14 Go Home
15 Keluarga Agastya Wisesa
16 Me and My Little Sister
17 Cottage Pinggir Pantai-1
18 Cottage Pinggir Pantai-2
19 Uang Tip
20 Senyum Keluarga
21 Tersulut Gairah
22 Apartemen Baru
23 Detektif Bahri Part 1
24 Detektif Bahri Part 2
25 Detektif Bahri Part 3
26 Detektif Bahri Part 4
27 Scraft Pemberian Abi
28 Pernikahan Dadakan
29 Hari Pertama Menikah
30 Kejujuran Wira
31 Lelaki Baik
32 Bertemu Tanpa Sengaja
33 Kekesalan Wira
34 Tugas Seorang Istri
35 Khilaf di Pagi Hari
36 Rumah Kontrakkan
37 Tak Berkutik
38 Mie Instan
39 Tergoda
40 Suamiku Berbeda
41 Kacang Rebus dan Susu Jahe
42 Ibukota di Malam Hari
43 Uang Jajan
44 Kebahagiaan Kecil Untuk Keluarga
45 Rindu Hiruk Pikuk
46 CCTV
47 Dijemput Mobil Sedan
48 Bertemu di IndoJuni
49 Ibu Penyuka Kangkung dan Ibu Penyuka Kembung
50 Berkunjung ke Kontrakkan Dewi
51 Mencuci Bersama
52 Pulang Ke Apartemen
53 Kunjungan Dadakan
54 Fitnah
55 Sarapan Nasi Uduk di Bandung
56 Curahan Hati Dewi
57 Rasa Curiga Tari
58 Kekecewaan Tari
59 Ratna
60 Tujuan Kedatangan Mommy Tari-1
61 Tujuan Kedatangan Mommy Tari-2
62 Tujuan Kedatangan Mommy Tari-3
63 Membebaskan Bahri-1
64 Membebaskan Bahri-2
65 Ancaman Tari
66 Sepertiga Malam Dewi
67 Sebuah Kata Sayang
68 Air Mata Seorang Agas
69 Perdebatan Agas dan Tari
70 Menahan Sabar
71 Kemarahan Agas
72 Ajakan Sholat
73 Berbicara dari Hati ke Hati
74 Berbicara dari Hati ke Hati-2
75 Bertemu Orangtua Dewi-1
76 Bertemu Orangtua Dewi-2
77 Bertemu Orangtua Dewi-3
78 Musyawarah-1
79 Musyawarah-2
80 Rumah Mertua
81 Mengenal Mommy
82 Pengamatan Carmen
83 Imamku
84 Bukan Mau Nyulik
85 Ensiklopedia
86 Praktek Ensiklopedia
87 Menjalankan Tugas Istri
88 Pecel Ayam Super Pedas
89 Pindah ke Ruko
90 Nasi Goreng Pedas
91 Adu Jotos
92 Sidang di Pos Kamling
93 Penyelesaian Pertikaian
94 Malam Pertama di Ruko
95 Tek tek tek
96 Pesannya Tersampaikan dengan Baik
97 Persiapan Selametan
98 Selametan
99 Punggung yang Selalu Melindungi
100 Pembukaan Bisnis
101 Terima Kasih
102 Hadiah
103 Ketiduran di Motor
104 Mengadu Pada Abi-1
105 Mengadu pada Abi-2
106 Presentasi-1
107 Presentasi-2
108 Meyakinkan Investor-1
109 Meyakinkan Investor-2
110 Permintaan Wira pada Dewi-1
111 Permintaan Wira pada Dewi-2
112 Hari Terakhir Bekerja
113 Tugas Dadakan
114 LDM-1
115 LDM-2
116 LDM-3
117 LDM-4
118 LDM-5
119 LDM-6
120 Periksa ke Dokter
121 Menyampaikan Berita
122 Nasehat Mommy Tari
123 Masih Marah
124 Jalan ke Mall
125 Back to Jakarta
126 Budak Cinta
127 Mobil Baru
128 Belajar dari Mommy
129 Kulineran di Taman
130 Morning Sick
131 Kado
132 Hot Sugar Daddy
133 Si Pekerja Keras
134 Surprise Party
135 Happy Birthday Bangor!
136 Kumpul Keluarga
137 Kado
138 Membangun Bisnis
139 Dilakukan dengan Cinta
140 Gelombang
141 Tangisan Seorang Wirata Agastya
142 Saling Menguatkan
143 Bisnis Plus Plus yang Sukses
144 Waktu Berdua
145 Warkop I'm In Love
146 Truth or Dare
147 I Love You
148 Hampir Tamat
149 The End
Episodes

Updated 149 Episodes

1
It's All About The Money
2
Ngebut
3
Ruangan Kelas Tiga
4
Anak Abi dan Mommy yang Baik
5
Si Keras Kepala
6
Penolakan Wira
7
Bisnis Plus Plus
8
Perjanjian Enak-Enak
9
Kamar Kecil yang Menjadi Saksi
10
Pengorbanan yang Tidak Sia-sia
11
Serangan di Waktu Malam
12
Zaky
13
Bahri
14
Go Home
15
Keluarga Agastya Wisesa
16
Me and My Little Sister
17
Cottage Pinggir Pantai-1
18
Cottage Pinggir Pantai-2
19
Uang Tip
20
Senyum Keluarga
21
Tersulut Gairah
22
Apartemen Baru
23
Detektif Bahri Part 1
24
Detektif Bahri Part 2
25
Detektif Bahri Part 3
26
Detektif Bahri Part 4
27
Scraft Pemberian Abi
28
Pernikahan Dadakan
29
Hari Pertama Menikah
30
Kejujuran Wira
31
Lelaki Baik
32
Bertemu Tanpa Sengaja
33
Kekesalan Wira
34
Tugas Seorang Istri
35
Khilaf di Pagi Hari
36
Rumah Kontrakkan
37
Tak Berkutik
38
Mie Instan
39
Tergoda
40
Suamiku Berbeda
41
Kacang Rebus dan Susu Jahe
42
Ibukota di Malam Hari
43
Uang Jajan
44
Kebahagiaan Kecil Untuk Keluarga
45
Rindu Hiruk Pikuk
46
CCTV
47
Dijemput Mobil Sedan
48
Bertemu di IndoJuni
49
Ibu Penyuka Kangkung dan Ibu Penyuka Kembung
50
Berkunjung ke Kontrakkan Dewi
51
Mencuci Bersama
52
Pulang Ke Apartemen
53
Kunjungan Dadakan
54
Fitnah
55
Sarapan Nasi Uduk di Bandung
56
Curahan Hati Dewi
57
Rasa Curiga Tari
58
Kekecewaan Tari
59
Ratna
60
Tujuan Kedatangan Mommy Tari-1
61
Tujuan Kedatangan Mommy Tari-2
62
Tujuan Kedatangan Mommy Tari-3
63
Membebaskan Bahri-1
64
Membebaskan Bahri-2
65
Ancaman Tari
66
Sepertiga Malam Dewi
67
Sebuah Kata Sayang
68
Air Mata Seorang Agas
69
Perdebatan Agas dan Tari
70
Menahan Sabar
71
Kemarahan Agas
72
Ajakan Sholat
73
Berbicara dari Hati ke Hati
74
Berbicara dari Hati ke Hati-2
75
Bertemu Orangtua Dewi-1
76
Bertemu Orangtua Dewi-2
77
Bertemu Orangtua Dewi-3
78
Musyawarah-1
79
Musyawarah-2
80
Rumah Mertua
81
Mengenal Mommy
82
Pengamatan Carmen
83
Imamku
84
Bukan Mau Nyulik
85
Ensiklopedia
86
Praktek Ensiklopedia
87
Menjalankan Tugas Istri
88
Pecel Ayam Super Pedas
89
Pindah ke Ruko
90
Nasi Goreng Pedas
91
Adu Jotos
92
Sidang di Pos Kamling
93
Penyelesaian Pertikaian
94
Malam Pertama di Ruko
95
Tek tek tek
96
Pesannya Tersampaikan dengan Baik
97
Persiapan Selametan
98
Selametan
99
Punggung yang Selalu Melindungi
100
Pembukaan Bisnis
101
Terima Kasih
102
Hadiah
103
Ketiduran di Motor
104
Mengadu Pada Abi-1
105
Mengadu pada Abi-2
106
Presentasi-1
107
Presentasi-2
108
Meyakinkan Investor-1
109
Meyakinkan Investor-2
110
Permintaan Wira pada Dewi-1
111
Permintaan Wira pada Dewi-2
112
Hari Terakhir Bekerja
113
Tugas Dadakan
114
LDM-1
115
LDM-2
116
LDM-3
117
LDM-4
118
LDM-5
119
LDM-6
120
Periksa ke Dokter
121
Menyampaikan Berita
122
Nasehat Mommy Tari
123
Masih Marah
124
Jalan ke Mall
125
Back to Jakarta
126
Budak Cinta
127
Mobil Baru
128
Belajar dari Mommy
129
Kulineran di Taman
130
Morning Sick
131
Kado
132
Hot Sugar Daddy
133
Si Pekerja Keras
134
Surprise Party
135
Happy Birthday Bangor!
136
Kumpul Keluarga
137
Kado
138
Membangun Bisnis
139
Dilakukan dengan Cinta
140
Gelombang
141
Tangisan Seorang Wirata Agastya
142
Saling Menguatkan
143
Bisnis Plus Plus yang Sukses
144
Waktu Berdua
145
Warkop I'm In Love
146
Truth or Dare
147
I Love You
148
Hampir Tamat
149
The End

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!