Bisnis Plus Plus

Bisnis Plus Plus

It's All About The Money

"Kamu mau pinjem duit dari saya? Buat apa?" tanya cowok tampan dengan tinggi 175 cm dan berat badan yang proporsional tersebut. Tubuh yang kekar dan berotot, yang menggoda siapapun untuk menyentuhnya.

Cowok tampan itu melihat karyawan di depannya dengan pandangan menyelidik. Ia seperti sedang memeriksa cewek lugu di depannya dari ujung kepala sampai ujung kaki.

"Saya janji, akan saya bayar Pak! Saya butuh untuk keluarga saya." ujar gadis cantik berpenampilan sederhana yang berusaha menyembunyikan rasa takut dibalik suaranya yang bergetar.

Cowok itu bukannya langsung menjawab dan mengiyakan permintaan cewek lugu di depannya. Ia malah asyik mempermainkan kegugupan cewek tersebut yang bisa Ia tangkap dari caranya memainkan kuku-kuku jari tangannya. Gadis polos itu terus menunduk tak berani menatap balik dirinya.

"Siapa nama kamu?" tanya cowok itu lagi. Jujur saja, terlalu banyak karyawan di cafe dan showroom yang Ia pimpin. Ia bahkan sampai lupa siapa saja nama-nama karyawan kecuali karyawan yang sudah lama dan suka menjilat di depan Mommy-nya yang berhati bak malaikat.

"Dewi, Pak. Dewi Puspitasari, nama lengkap saya." jawab cewek tersebut yang masih menunduk dan memainkan jari jemarinya.

Cowok tersebut lalu teringat saat Ia mendengar percakapan di toilet beberapa hari yang lalu. Kebetulan, toilet Cafe tidak dipisah antara laki-laki dan perempuan karena luas cafe yang tidak seberapa. Cowok tersebut sempat mendengar nama Dewi Puspitasari.

Rupanya, gadis yang dibicarakan oleh teman-temannya kini sedang berdiri dihadapannya. Gadis yang menurut teman-temannya adalah bukan teman yang baik karena sering sekali meminjam uang namun belum pernah sekalipun membayar balik.

Cowok tersebut memandang remeh gadis di hadapannya. Menganggap kalau kebiasaannya meminjam uang orang lain sudah mendarah daging. Sekarang, teman-temannya tak ada yang mau meminjamkan makanya Ia nekat meminjam uang pada atasannya sendiri.

Cowok itu merasa kagum dengan keberanian cewek polos di hadapannya. Di balik sikap polosnya ternyata tersimpan berbagai maksud dan tujuan. Salah satunya adalah uang.

"Berapa uang yang kamu butuhkan?" tanya cowok itu sambil tetap menatap wajah gadis di hadapannya.

Meski tatapannya tidak berbalas, cowok itu tetap saja memperhatikan cewek lugu yang terus memainkan kuku dan menundukkan wajahnya tersebut. Ada perasaan senang melihat ketakutan di wajah gadis polos itu. Dirinya merasa sekarang sudah seperti Bos saja, padahal Ia juga masih belajar memimpin cafe dan showroom milik kedua orang-tuanya.

"Du- dua ratus, Pak." jawab cewek itu dengan suara yang semakin gugup saja.

Cowok tersebut tersenyum. Ia merasa lucu, hanya karena uang sekecil itu cewek di depannya sampai ketakutan untuk meminjam. Tak masalah baginya, uang sekecil itu baginya hanya untuk sekali ngopi di warung kopi berlogo warna hijau langganannya.

Dikeluarkannya dompet miliknya yang berisi lumayan tebal tersebut. Diambilnya dua lembar uang berwarna merah dan diletakkan di atas meja. "Ambillah! Kamu nggak usah pinjam! Aku akan kasih untuk kamu!" ujar cowok tersebut dengan nada angkuh dan sombong. Ia merasa seperti mempunyai banyak uang saja karena ada yang meminjam uang padanya.

Gadis itu melirik sekilas ke atas meja, gadis polos itu bukannya mengambil uang di atas meja melainkan menggelengkan kepalanya. Ia mengumpulkan keberaniannya lalu mengangkat kepalanya dan menatap cowok angkuh di depannya tersebut.

Mereka kini saling tatap. Cowok tampan itu bisa melihat wajah si gadis yang memang cantik meski tanpa riasan di baliknya. Cantik alami dan kulit yang seputih pualam.

"Maaf, Pak. Bukan dua ratus ribu yang saya pinjam, melainkan dua ratus juta rupiah." cewek tersebut menatap mata cowok sombong yang terlihat sangat terkejut tersebut.

Cowok itu merasa malu dan terkejut dalam waktu bersamaan. Ia sudah pamer kalau uang dua ratus ribu begitu kecil untuknya, namun ternyata kesombongannya sia-sia. Gadis polos di depannya bukan menginginkan dua ratus ribu rupiah melainkan dua ratus juta rupiah. Jumlah yang lumayan banyak juga bagi dirinya.

Cowok tersebut berusaha mengendalikan rasa keterkejutannya. Ia tak mau terlihat memalukan dihadapan anak buahnya tersebut. Ia harus jaga image karena Ia pimpinan di cafe ini. "Buat apa?"

"Untuk biaya pengobatan Bapak saya yang sekarang berada di rumah sakit dan harus dioperasi." jawab gadis polos itu dengan jujur.

Cowok tersebut melihat kejujuran di matanya. Namun, mengeluarkan uang dua ratus juta untuk orang yang tidak begitu Ia kenal adalah hal yang berat baginya. Bagaimana kalau gadis di depannya ini tidak bisa membayar?

"Kamu akan membayar saya dengan apa? Kamu saja masih karyawan kontrak di cafe ini. Mau berapa lama kamu bekerja untuk membayar semua hutang kamu pada saya?" cowok itu akhirnya memilih menjadi bos yang perhitungan pada anak buahnya.

Cewek itu terdiam. Ia yang semula berani menatap wajah Wira yang sombong, kini kembali menunduk malu. Apa yang bisa Ia berikan sebagai jaminan kalau dirinya tidak akan kabur dan tetap melunasi utang-utangnya? Potong gaji? Gaji bulanannya saja serba pas-pasan dan terkadang Ia harus puasa hanya agar gajinya cukup sampai akhir bulan.

"Kenapa diam saja? Sadar diri kalau kamu enggak bisa membayarnya nanti? Uang dua ratus juta itu bukan uang yang kecil. Uang segitu bisa untuk membeli sebuah rumah kontrakan kecil. Kamu meminjam uang dari saya tanpa ada jaminan. Bahkan, Bank saja yang punya uang jauh lebih banyak daripada saya meminta jaminan kepada para nasabah yang ingin meminjam. Apa yang bisa saya pegang dari diri kamu? Toh, kamu takkan lama kerja di sini kalau kamu banyak hutang pasti perusahaan manapun tak mau mempekerjakan kamu!" katanya dengan pedas.

Sudah menjadi turunan dalam keluarganya, laki-laki keluarga Wisesa memang terlahir memiliki mulut pedas. Tidak kaget kalau cewek di depannya kini meneteskan air mata karena mendengar perkataan pedas Wira.

Merasa tak tega melihat air mata gadis di depannya, Ia tergerak membantu tapi hanya satu juta saja. Ia akan anggap sedekah. Tak perlu diganti. Gratis.

Gadis itu menghapus air matanya. "Saya butuh uang itu, Pak! Bapak saya harus dioperasi secepatnya!" pinta gadis itu. Suaranya pelan namun sangat memelas meminta agar hati bosnya tergerak.

Wira mengeluarkan uang delapan ratus ribu lagi dari dalam dompetnya dan memberikan tepat satu juta pada gadis itu. "Ini! Ambillah! Tak usah kamu ganti!" katanya dengan perasaan tak tega.

Gadis itu sempat meragu antara mengambil uang itu atau tidak. Nominal yang Ia butuhkan masih kurang banyak. Ketika sedang galau, Ia tersadar saat Hp miliknya berbunyi. Diangkatnya panggilan masuk yang berasal dari adik laki-lakinya yang kini berada di rumah sakit.

"Kak, Bapak butuh dioperasi secepatnya! Dokter bilang kalau terlambat dioperasi, Bapak bisa cacat selamanya!" lapor adiknya Bahri. Di belakang Bahri terdengar suara tangis Ibunya yang membuat air matanya mulai mengalir deras.

"Ya Allah... Kemana lagi aku harus mencari uang untuk pengobatan Bapak?" batin Dewi.

"Kata dokternya Kakak bisa bayar DP dulu lima juta rupiah, nanti Kakak bisa melunasi biaya operasinya. Yang penting Kakak datang dulu! Aku tak bisa menandatanganinya, menunggu Kakak datang!" desak Bahri lagi.

"Kakak akan kesana sekarang! Tunggu Kakak!" ujar gadis itu dengan suara bergetar dan air mata yang terus menangis.

Gadis itu menutup panggilannya dan hendak pamit untuk pergi ke rumah sakit.

"Biar saya antar! Kasih tau saja dimana rumah sakitnya!" kata Wira yang kini diliputi rasa iba di hatinya.

****

...Ini Visualisasi Wira...

Yuk langsung like, komen, add favorit dan Vote tentunya ya 🤩🤩🤩😍😍😍

Terpopuler

Comments

dyul

dyul

waw.... anak duda nakal Gareng beud..... 🤣🤣🤣

2024-03-24

0

NovNov

NovNov

bule banget, coba yg agak iteman dikit Thor, biar sesuai dengan namanya yg agak2 javanese

2023-10-23

0

Abie Mas

Abie Mas

bos yg baik hati

2023-09-04

0

lihat semua
Episodes
1 It's All About The Money
2 Ngebut
3 Ruangan Kelas Tiga
4 Anak Abi dan Mommy yang Baik
5 Si Keras Kepala
6 Penolakan Wira
7 Bisnis Plus Plus
8 Perjanjian Enak-Enak
9 Kamar Kecil yang Menjadi Saksi
10 Pengorbanan yang Tidak Sia-sia
11 Serangan di Waktu Malam
12 Zaky
13 Bahri
14 Go Home
15 Keluarga Agastya Wisesa
16 Me and My Little Sister
17 Cottage Pinggir Pantai-1
18 Cottage Pinggir Pantai-2
19 Uang Tip
20 Senyum Keluarga
21 Tersulut Gairah
22 Apartemen Baru
23 Detektif Bahri Part 1
24 Detektif Bahri Part 2
25 Detektif Bahri Part 3
26 Detektif Bahri Part 4
27 Scraft Pemberian Abi
28 Pernikahan Dadakan
29 Hari Pertama Menikah
30 Kejujuran Wira
31 Lelaki Baik
32 Bertemu Tanpa Sengaja
33 Kekesalan Wira
34 Tugas Seorang Istri
35 Khilaf di Pagi Hari
36 Rumah Kontrakkan
37 Tak Berkutik
38 Mie Instan
39 Tergoda
40 Suamiku Berbeda
41 Kacang Rebus dan Susu Jahe
42 Ibukota di Malam Hari
43 Uang Jajan
44 Kebahagiaan Kecil Untuk Keluarga
45 Rindu Hiruk Pikuk
46 CCTV
47 Dijemput Mobil Sedan
48 Bertemu di IndoJuni
49 Ibu Penyuka Kangkung dan Ibu Penyuka Kembung
50 Berkunjung ke Kontrakkan Dewi
51 Mencuci Bersama
52 Pulang Ke Apartemen
53 Kunjungan Dadakan
54 Fitnah
55 Sarapan Nasi Uduk di Bandung
56 Curahan Hati Dewi
57 Rasa Curiga Tari
58 Kekecewaan Tari
59 Ratna
60 Tujuan Kedatangan Mommy Tari-1
61 Tujuan Kedatangan Mommy Tari-2
62 Tujuan Kedatangan Mommy Tari-3
63 Membebaskan Bahri-1
64 Membebaskan Bahri-2
65 Ancaman Tari
66 Sepertiga Malam Dewi
67 Sebuah Kata Sayang
68 Air Mata Seorang Agas
69 Perdebatan Agas dan Tari
70 Menahan Sabar
71 Kemarahan Agas
72 Ajakan Sholat
73 Berbicara dari Hati ke Hati
74 Berbicara dari Hati ke Hati-2
75 Bertemu Orangtua Dewi-1
76 Bertemu Orangtua Dewi-2
77 Bertemu Orangtua Dewi-3
78 Musyawarah-1
79 Musyawarah-2
80 Rumah Mertua
81 Mengenal Mommy
82 Pengamatan Carmen
83 Imamku
84 Bukan Mau Nyulik
85 Ensiklopedia
86 Praktek Ensiklopedia
87 Menjalankan Tugas Istri
88 Pecel Ayam Super Pedas
89 Pindah ke Ruko
90 Nasi Goreng Pedas
91 Adu Jotos
92 Sidang di Pos Kamling
93 Penyelesaian Pertikaian
94 Malam Pertama di Ruko
95 Tek tek tek
96 Pesannya Tersampaikan dengan Baik
97 Persiapan Selametan
98 Selametan
99 Punggung yang Selalu Melindungi
100 Pembukaan Bisnis
101 Terima Kasih
102 Hadiah
103 Ketiduran di Motor
104 Mengadu Pada Abi-1
105 Mengadu pada Abi-2
106 Presentasi-1
107 Presentasi-2
108 Meyakinkan Investor-1
109 Meyakinkan Investor-2
110 Permintaan Wira pada Dewi-1
111 Permintaan Wira pada Dewi-2
112 Hari Terakhir Bekerja
113 Tugas Dadakan
114 LDM-1
115 LDM-2
116 LDM-3
117 LDM-4
118 LDM-5
119 LDM-6
120 Periksa ke Dokter
121 Menyampaikan Berita
122 Nasehat Mommy Tari
123 Masih Marah
124 Jalan ke Mall
125 Back to Jakarta
126 Budak Cinta
127 Mobil Baru
128 Belajar dari Mommy
129 Kulineran di Taman
130 Morning Sick
131 Kado
132 Hot Sugar Daddy
133 Si Pekerja Keras
134 Surprise Party
135 Happy Birthday Bangor!
136 Kumpul Keluarga
137 Kado
138 Membangun Bisnis
139 Dilakukan dengan Cinta
140 Gelombang
141 Tangisan Seorang Wirata Agastya
142 Saling Menguatkan
143 Bisnis Plus Plus yang Sukses
144 Waktu Berdua
145 Warkop I'm In Love
146 Truth or Dare
147 I Love You
148 Hampir Tamat
149 The End
Episodes

Updated 149 Episodes

1
It's All About The Money
2
Ngebut
3
Ruangan Kelas Tiga
4
Anak Abi dan Mommy yang Baik
5
Si Keras Kepala
6
Penolakan Wira
7
Bisnis Plus Plus
8
Perjanjian Enak-Enak
9
Kamar Kecil yang Menjadi Saksi
10
Pengorbanan yang Tidak Sia-sia
11
Serangan di Waktu Malam
12
Zaky
13
Bahri
14
Go Home
15
Keluarga Agastya Wisesa
16
Me and My Little Sister
17
Cottage Pinggir Pantai-1
18
Cottage Pinggir Pantai-2
19
Uang Tip
20
Senyum Keluarga
21
Tersulut Gairah
22
Apartemen Baru
23
Detektif Bahri Part 1
24
Detektif Bahri Part 2
25
Detektif Bahri Part 3
26
Detektif Bahri Part 4
27
Scraft Pemberian Abi
28
Pernikahan Dadakan
29
Hari Pertama Menikah
30
Kejujuran Wira
31
Lelaki Baik
32
Bertemu Tanpa Sengaja
33
Kekesalan Wira
34
Tugas Seorang Istri
35
Khilaf di Pagi Hari
36
Rumah Kontrakkan
37
Tak Berkutik
38
Mie Instan
39
Tergoda
40
Suamiku Berbeda
41
Kacang Rebus dan Susu Jahe
42
Ibukota di Malam Hari
43
Uang Jajan
44
Kebahagiaan Kecil Untuk Keluarga
45
Rindu Hiruk Pikuk
46
CCTV
47
Dijemput Mobil Sedan
48
Bertemu di IndoJuni
49
Ibu Penyuka Kangkung dan Ibu Penyuka Kembung
50
Berkunjung ke Kontrakkan Dewi
51
Mencuci Bersama
52
Pulang Ke Apartemen
53
Kunjungan Dadakan
54
Fitnah
55
Sarapan Nasi Uduk di Bandung
56
Curahan Hati Dewi
57
Rasa Curiga Tari
58
Kekecewaan Tari
59
Ratna
60
Tujuan Kedatangan Mommy Tari-1
61
Tujuan Kedatangan Mommy Tari-2
62
Tujuan Kedatangan Mommy Tari-3
63
Membebaskan Bahri-1
64
Membebaskan Bahri-2
65
Ancaman Tari
66
Sepertiga Malam Dewi
67
Sebuah Kata Sayang
68
Air Mata Seorang Agas
69
Perdebatan Agas dan Tari
70
Menahan Sabar
71
Kemarahan Agas
72
Ajakan Sholat
73
Berbicara dari Hati ke Hati
74
Berbicara dari Hati ke Hati-2
75
Bertemu Orangtua Dewi-1
76
Bertemu Orangtua Dewi-2
77
Bertemu Orangtua Dewi-3
78
Musyawarah-1
79
Musyawarah-2
80
Rumah Mertua
81
Mengenal Mommy
82
Pengamatan Carmen
83
Imamku
84
Bukan Mau Nyulik
85
Ensiklopedia
86
Praktek Ensiklopedia
87
Menjalankan Tugas Istri
88
Pecel Ayam Super Pedas
89
Pindah ke Ruko
90
Nasi Goreng Pedas
91
Adu Jotos
92
Sidang di Pos Kamling
93
Penyelesaian Pertikaian
94
Malam Pertama di Ruko
95
Tek tek tek
96
Pesannya Tersampaikan dengan Baik
97
Persiapan Selametan
98
Selametan
99
Punggung yang Selalu Melindungi
100
Pembukaan Bisnis
101
Terima Kasih
102
Hadiah
103
Ketiduran di Motor
104
Mengadu Pada Abi-1
105
Mengadu pada Abi-2
106
Presentasi-1
107
Presentasi-2
108
Meyakinkan Investor-1
109
Meyakinkan Investor-2
110
Permintaan Wira pada Dewi-1
111
Permintaan Wira pada Dewi-2
112
Hari Terakhir Bekerja
113
Tugas Dadakan
114
LDM-1
115
LDM-2
116
LDM-3
117
LDM-4
118
LDM-5
119
LDM-6
120
Periksa ke Dokter
121
Menyampaikan Berita
122
Nasehat Mommy Tari
123
Masih Marah
124
Jalan ke Mall
125
Back to Jakarta
126
Budak Cinta
127
Mobil Baru
128
Belajar dari Mommy
129
Kulineran di Taman
130
Morning Sick
131
Kado
132
Hot Sugar Daddy
133
Si Pekerja Keras
134
Surprise Party
135
Happy Birthday Bangor!
136
Kumpul Keluarga
137
Kado
138
Membangun Bisnis
139
Dilakukan dengan Cinta
140
Gelombang
141
Tangisan Seorang Wirata Agastya
142
Saling Menguatkan
143
Bisnis Plus Plus yang Sukses
144
Waktu Berdua
145
Warkop I'm In Love
146
Truth or Dare
147
I Love You
148
Hampir Tamat
149
The End

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!