Carmen menggandeng lengan Wira selama berada di Mall. Mereka terlihat lebih seperti sepasang kekasih. Tak ada yang tahu kalau Carmen dan Wira adalah kakak beradik.
Wira adalah perpaduan wajah Agas dan Tari, sementara Carmen ibaratnya titisan Tari. Mirip sekali bak pinang dibelah dua.
Banyak pasang mata yang menatap iri melihat dua anak muda berparas rupawan sedang bergandengan tangan. Carmen sengaja menggandeng Wira. Ia tak mau Abangnya digoda oleh cewek lain.
"Dek, boleh lepas sebentar enggak tangannya? Abang jadi enggak bisa tebar pesona nih!" protes Wira.
"Enggak! Pokoknya Abang enggak boleh jauh-jauh dari Carmen! Awas aja Carmen ditinggalin kayak waktu itu! Ngeliat cewek cantik lupa sama adik sendiri!" tolak Carmen.
Wira pasrah terus digandeng Carmen selama berada di Mall. Adik kesayangannya itu mengajak Wira keluar masuk toko dan belum membeli sama sekali. Wira sudah mengancam hanya akan mentraktir satu barang dan tak boleh lebih dari lima juta.
"Bang, naikkin dong! Masa sih cuma lima juta? Aku kan mau beli sepatu sama tas! Abang pelit ih!" protes Carmen.
"Abang enggak punya uang, Dek. Abang aja enggak jadi beli apartemen!" ujar Wira.
"Kemarin kata Abang cuma tinggal seratus juta aja! Masa sih sekarang enggak punya uang?!"
Wira menghela nafasnya. "Itu kemarin, Dek. Abang ada keperluan mendadak. Sekarang jadi kurang 300 juta lagi. Kamu bujuk Abi dong! Bilang, kasihan Abang pengen punya apartemen! Nanti kalau berhasil Abang traktir deh!"
"Iya nanti Adek bantuin! Abang janji ya traktir Adek?! Adek mau beli tas yang tadi. Cuma sepuluh juta aja. Abang mau beliin kan?"
"Iya. Abang beliin kalau Adek bisa bujuk Abi!" janji Wira.
"Asyik! Abang tenang aja! Aku akan bantuin!"
Wira tersenyum senang, kalau Carmen sudah turun tangan, kemungkinan berhasilnya sangat besar. Abi paling luluh kalau Carmen yang meminta.
Wira kembali menemani Carmen keluar masuk toko ketika Ia tak sengaja bertemu dengan Dewi.
Dewi memutuskan untuk ke salon. Ia ingin luluran dan memanjakan dirinya sepulang bekerja. Ia mengubah potongan rambutnya, memakai poni agar terlihat lebih segar. Ia luluran, spa, creambath dan ratus. Ia memakai uang yang Ia sisihkan untuk menyenangkan dirinya sendiri.
Saat keluar dari salon, Dewi melihat seseorang yang Ia kenal. Seseorang yang sudah merenggut kesuciannya dan melakukan bisnis plus plus dengannya sedang berjalan sambil menggandeng cewek cantik dengan mesra.
Hati Dewi tiba-tiba merasa sakit. Ia merasa dirinya tak berarti sama sekali di mata Wira. Apalagi cewek yang menggandeng tangannya juga cantik.
Wira juga sama, Ia melihat Dewi dan merasa rekan bisnis plus-plusnya terlihat berbeda. Lebih segar dan cantik. Wira lalu ijin pada Carmen hendak ke toilet.
Wira lalu mencari keberadaan Dewi. Ia melihat Dewi dan menyusulnya. Wira lalu menarik Dewi dan mengajaknya ke dekat tangga darurat.
"Pak Wira?!" Dewi tentu saja sangat terkejut. Sedang jalan sendirian tiba-tiba ditarik ke arah tangga darurat.
"Lo habis ngapain?" tanya Wira.
"Habis... dari salon!" jawab Dewi dengan jujur.
"Oh..." Wira melihat penampilan Dewi yang berbeda. Mau memuji cantik, rasa gengsi begitu menguasai. "Jangan lupa besok! Gue jemput di depan halte dekat cafe. Jangan sampai ada yang melihat! Inget, ini rahasia kita berdua!"
Dewi mengangguk dengan patuh. Ia ingin menanyakan siapa cewek yang menggandeng tangan Wira namun takut. Siapa dia? Apa hak-nya bertanya pada Wira?
"Bagus! Gue cabut dulu!" Wira pun meninggalkan Dewi dan kembali ke toko menemui Carmen.
Malam hari sesuai janji, Carmen membantu Wira membujuk Abinya agar membelikan Wira apartemen. Carmen menggunakan momen makan malam bersama mereka agar Mommynya juga bisa membantu kalau Abi menolak.
"Kasihan Abang, Bi. Beliin aja sih apartemennya. Masa Abang udah kayak security aja tidurnya di cafe seorang diri! Biar Abang mandiri, Bi!" bujuk Carmen.
"Yaudah dia suruh pulang ke rumah aja! Kenapa harus nginep di cafe terus? Nyiksa diri aja!" ketus Abi.
"Abi enggak kasihan sama Abang? Abang kerja sampai malam dan merapihkan laporan cafe dan showroom loh, Bi. Itu tandanya Abang memang serius bekerja. Anggap aja Abi kasih bonus sama Abang! Biar Abang makin semangat lagi kerjanya!" Carmen kalau sudah membujuk Abinya memang paling jago.
"Beliin aja sih, Bi. Toh Abi hanya nambahin dari uang yang sudah ditabung Wira. Enggak terlalu banyak juga yang harus Abi keluarkan!" Tari membantu Carmen membujuk suaminya. "Kurang berapa sih Bang?" tanya Tari pada Wira.
Carmen hendak bicara, namun Wira menjawab lebih dulu. "Empat ratus juta, Bi. Enggak banyak kan?!"
Mata Carmen membulat tak percaya. Baru saja tadi siang Abangnya bilang kurang tiga ratus eh sekarang malah bilang empat ratus. Pintar sekali Abangnya mencari untung.
"Tuh, Bi! Belikan saja! Toh Wira sudah nabung lebih dari setengah harganya." bujuk Tari lagi.
"Empat ratus juta bukan jumlah sedikit loh, My!" protes Abi.
"Bi, ayolah! Masa sih bos showroom enggak punya uang sebanyak itu? Carmen lihat tadi IHSG lagi hijau. Pasti Abi cuan gede kan?" perkataan Carmen membuat Abi Agas tak bisa mengelak lagi. Ia memang untung lumayan hari ini.
Tari dan Carmen kompak menatap Agas dengan tatapan penuh memohon. Tatapan yang membuat Agas tak tega. "Baiklah! Abi tambahin empat ratus! Kamu yang urus proses jual belinya sendiri!"
"Yess!" Wira berseru kegirangan. Akhirnya keinginannya untuk memiliki apartemen dapat terwujud. Dengan demikian Ia bisa sepuasnya menyuruh Dewi datang kapanpun Ia ingin dilayani! "Makasih ya, Bi! Abi memang selain tampan juga sangat baik hati. Hati Abi seluas samudera. Baiknya enggak ketulungan! Abi memang paling the best!"
Wira mengacungkan kedua jempolnya pada Agas. Membuat Abinya merasa berbangga hati.
"Nah gitu dong! Biar Abi dan Wira akur!" sindir Tari.
"Tapi ingat ya, apartemen itu jangan kamu pakai untuk berbuat mesum! Bisa sial empat puluh rumah kalau kamu pakai apartemen itu untuk berbuat mesum!" ancam Agas.
"Iya, Bi! Iya. Wira akan menggunakannya untuk berbisnis!" Wira tersenyum senang. Tak sadar kalau perkataannya malah membuat Abinya penasaran.
"Bisnis? Bisnis apa? Memang kamu mau buat bisnis?" tanya Abi.
Senyum di wajah Wira menghilang. "Mampus gue keceplosan!" batin Wira.
"Em.... Itu... Maksud Wira, di apartemen itu Wira akan merancang bisnis yang akan Wira buat nantinya. Tempat baru, ide baru juga Bi. Abi tenang aja deh! Enggak akan menyesal Abi beliin Wira apartemen deh!"
"Iya... Iya... Sudah kita makan dulu! Mommy sudah buatkan makan malam! Jarang-jarang kita bisa makan bersama kayak hari ini!"
Keluarga yang saling menyayangi meski sering saling ejek dan beda argumen itu pun makan bersama. Penuh kehangatan dan kegembiraan.
Berbeda dengan gadis yang tadi habis perawatan di salon. Waktu seakan cepat berlalu. Besok Ia harus melaksanakan kewajibannya. Hutang harus dibayar!
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 149 Episodes
Comments
Marlina Palembang
bisnis plus plus maksudnya si Wira bi
2023-02-28
0
𝓢𝓮𝓷𝓳𝓪 𝓜𝓪𝓵𝓪𝓶
wahh abii knapa dikasihh padahal wira mau anu2 😅😅😅
2023-01-24
0
susi 2020
😍😍😍
2022-12-25
0