Apa yang Dewi lakukan memang gila dan nekat. Bagaimana mungkin Ia memiliki keberanian sebesar itu?
Tanpa takut Ia duduk di pangkuan Wira dan membuka kaos yang dikenakannya. Ia bahkan menarik tangan Wira dan menaruhnya di buah sintal miliknya yang memang begitu ingin Wira sentuh sejak kejadian di motor waktu itu.
"Bisnis plus-plus?" tanya Wira yang mulai tidak konsentrasi. Adik kecilnya mulai terbangun karena dipancing hal yang menggoda iman seperti ini.
Wira hendak menurunkan tangannya namun Dewi menahannya. Tangan itu terus Wira tahan sekuat tenaga agar tidak terbuai godaan Dewi. Benar-benar Dewi membuat konsentrasi Wira terpecah. Antara ingin menyentuh dan menahan sekuat hati.
"Iya. Saya sadar apa yang saya lakukan saat ini sudah membuat saya jadi wanita murahan. Keadaan yang membuat saya jadi seperti ini. Oke, kita bahas bisnis ini lebih rinci lagi. Anggap saja Bapak membooking saya selama 200 kali dibayar di muka. Keuntungan yang Bapak dapat pertama adalah Bapak langsung dapat bonus keperawanan saya. Kedua, Bapak bisa pakai jasa saya sesuka hati Bapak. Kapanpun dan dimanapun. Jadi Bapak enggak perlu cari hiburan lagi di tempat seperti ini dengan cewek-cewek yang tidak jelas kesehatannya seperti apa karena terlalu sering berganti pasangan. Saya jamin kalau saya sehat dan menjaga kebersihan diri saya sendiri. Dan ketiga, bisnis ini hanya kita berdua yang tahu. Keluarga Bapak tak akan tahu, kalau Bapak pergi ke club terus pasti akan ketahuan nantinya bukan? Gimana? Menarik sekali bukan penawaran saya?"
Wira membuang pandangannya. Gadis di depannya sangat berbahaya dan nekat. Apapun demi uang akan Ia lakukan. Ia tak lagi Dewi yang polos, melainkan marketing bisnis plus-plus yang sudah handal dan pengalaman.
Merasa diacuhkan, Dewi kembali berbuat hal nekat. Ia membuka bra yang Ia kenakan. Membuat pucuk buah sintal miliknya kini terlihat dengan sangat jelas.
Wira tak bisa mengelak lagi. Kemanapun tatapannya pergi Dewi selalu mempertontonkan miliknya. Apa akibatnya? Adiknya yang semula malu-malu kini terbangun dengan sehat dan segar. Membuat celana yang dikenakannya semakin sempit saja terasa. Wira merasakan sendiri, bagian bawah Wira agak menyembul dan tepat di tempat Dewi mendudukinya.
Tangan Wira pun bergerak sesuai nurani lelakinya. Dikasih umpan mana mungkin Ia tak tergoda. Tangannya meraba pucuk buah sintal milik Dewi yang menantang ingin Ia cicipi.
Saat bibirnya hendak maju, Dewi menaruh jari telunjuknya di bibir Wira. "Bapak setuju dulu baru kita ke babak berikutnya!"
Wira tak lagi bisa berpikir jernih. Ia ingin mencicipi sajian lezat di depan matanya. Adiknya sudah tak sabar ingin dilepaskan sekarang juga.
Wira pun bimbang dengan keputusannya. Ia butuh sedikit lagi uang untuk membeli apartemen, hanya sedikit lagi. Namun Dewi membuatnya harus menggelontorkan uang hanya demi kenikmatan semata.
200 kali service. Itu termasuk murah. Ibaratnya paket all you can eat. Tak ada tempat yang menjual jasa murah dengan kualitas bagus dengan harga semurah yang Dewi tawarkan.
Wira mulai tergoda. Bayangan akan menembus dinding selaput milik perawan membuat adiknya semakin tak sabaran saja.
"Baiklah. Aku setuju. Bisnis plus-plus ini, mari kita lakukan!" kata Wira pada akhirnya. Menyerah demi menuruti keinginan adik kecilnya yang sudah meronta-ronta.
Dewi tersenyum senang. Wira kembali ingin mencicipi pucuk buah sintal milik Dewi namun Dewi kembali menahannya. "Transfer dulu. Dua ratus juta, baru aku percaya! Bapak sendiri yang mengajarkan saya tentang kehati-hatian bukan?"
Lagi-lagi hasrat Wira tertahan. Apapun akan Ia lakukan. Tak rela rasanya Ia kehilangan kesempatan ini.
"Aku transfer tapi tidak di sini! Kita pindah ke tempat lain!" putus Wira. Ia kesal karena sejak tadi gagal terus, lebih baik cari tempat yang bisa langsung eksekusi dan aman.
"Oke!" ujar Dewi. Ia lalu turun dari pangkuan Wira dan memunguti semua pakaiannya yang Ia lepas tadi.
Wira menunggu Dewi sampai selesai berpakaian lalu mengajaknya meninggalkan Club. Teman-teman Wira hanya melambaikan tangan melihat Wira sudah dapat gandengan. Banyak yang menatap iri pada Wira. Anak sang legenda itu berhasil membawa pulang gadis polos yang masih orisinil, mengalahkan yang lainnya.
Wira lalu mengemudikan mobilnya menuju Tarbi Cafe pertama yang didirikan oleh Mommy dan Abinya. Cafe sudah tutup sejak tadi. Security dengan sigap membukakan pintu dan tak banyak bertanya dengan siapa lagi majikannya membawa teman tidur.
Wira masuk ke dalam cafe diikuti dengan Dewi. Dikuncinya pintu cafe dan Ia mulai mematikan seluruh CCTV yang ada di cafe. Hal itulah yang Wira lakukan agar kedua orang tuanya tak ada yang tahu bagaimana kelakuannya di luar. Cukup Wira anak baik dan soleh yang mereka tahu.
Wira mengeluarkan sebuah kertas dan meminta Dewi duduk di salah satu meja. Ia pun mulai menulis surat perjanjian di antara mereka berdua.
...Surat Perjanjian Bisnis Plus Plus...
Saya yang bertanda-tangan dibawah ini:
Nama : Dewi Puspitasari
Alamat : Kampung Gang Sempit Rt 05 Rw 03 No. 10 Jakarta
Usia : 20 tahun
Selanjutnya bertindak sebagai pihak pertama.
Saya yang bertanda-tangan dibawah ini!:
Nama: Wirata Agastya
Alamat: Komplek Borjuis Blok K4 No. Y4 Jakarta
Usia: 21 tahun
Selanjutnya bertindak sebagai pihak kedua.
Pihak pertama akan memberikan service kepada pihak kedua kapan pun pihak kedua inginkan. Pihak kedua akan membayar kompensasi 200 kali service setara nomin Rp 200.000.000,- yang dikeluarkan oleh pihak pertama. Bisnis plus plus ini akan dirahasiakan dari semua pihak. Jika pihak pertama tak bisa memenuhi kewajibannya maka akan mendapat sanksi yakni penambahan service 2x lipat.
Selama masa bisnis plus plus, pihak pertama dilarang berhubungan dengan lelaki manapun. Harus menjaga kebersihan diri dan siap kapan pun pihak kedua ingin diservice.
Dengan ini kedua belah pihak akan menyetujui isi perjanjian ini.
(Tanda tangan pihak pertama dan kedua)
"Bagaimana? Kamu setuju?" tanya Wira. Isi perjanjian mereka sederhana yang penting ada perjanjian di antara mereka.
Tanpa banyak kata, Dewi menandatanganinya. "Setuju."
"Lo enggak baca dulu? Kalo gue curang gimana?" malah Wira yang menyuruh Dewi membaca hingga teliti.
"Enggak perlu, Pak. Saya lebih butuh uang daripada ketelitian." jawab Dewi dengan penuh keyakinan.
Wira mengambil kertas perjanjian yang sudah Dewi tanda tangani. Kini gantian dirinya yang menandatanganinya. "Mandilah dahulu! Gue akan mentransfer uang ke rekening lo sekarang. Tulis nomor rekeningnya dan akan gue kirim dalam beberapa kali transfer."
Dewi tersenyum senang. Ia cepat-cepat menuliskan nomor rekeningnya di atas kertas lalu segera mandi seperti yang Wira perintahkan.
Wira memberikan sebuah handuk bersih untuknya. Dewi membawa masuk ke dalam kamar mandi dan diam terpaku setelah menutup pintu kamar mandi.
Sebentar lagi kesuciannya akan hilang. Sebutir air mata kembali meleleh di pipinya. "Ini keputusanmu, Dew. Jangan menyesalinya! Setidaknya Pak Wira yang akan mengambil kesucianmu, bukan om-om senang yang mesum seperti tadi." kata Dewi membesarkan hatinya sendiri.
"Maafin hamba-Mu ini ya Allah... Hanya ini jalan keluar atas masalah hamba. Semua karena Engkau yang begitu kejam menguji keimananku. Kau berikan aku kemiskinan dan kemalangan terhadap keluargaku. Engkau juga yang membuat namaku tercoreng dan tak ada yang mau meminjamkanku uang. Maka jangan salahkan aku kalau mengambil jalan nekat dan melakukan segalanya demi uang. Aku akan tobat, tapi nanti. Aku janji. Biarkan aku melunasi dulu hutang-hutangku." batin Dewi menyalahkan Sang Penciptanya sendiri.
Dewi dikejutkan oleh suara ketukan di pintu kamar mandi. "Jangan lama-lama! Uang udah gue transfer, kini tugas lo memenuhi kewajiban lo sama gue!"
"Iya, Pak."
Dewi pun cepat-cepat membersihkan tubuhnya. Memakai sabun dan shampo yang ada di dalam kamar mandi yang kini ada di dalam kamar. Cafe sudah direnov untuk kesekian kalinya. Semua demi kenyamanan Wira. Tanpa orangtuanya sadari, justru ini dimanfaatkan oleh Wira dalam melaksanakan bisnis plus plus miliknya.
****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 149 Episodes
Comments
aryuu
kenyataannya didunia nyata pun sering terjadi yg seperti ini...
2025-02-06
0
anonim
wuuuaaahhhh teryata buah jatuh tidak jauh dari pohonnya.
Wira nackal kek abi si dunack
2023-12-15
0
Alivaaaa
astoge bisnis plus plus pun tersepakati 🤭🙈🤣🤣🤣🤣
2023-06-12
1