"Ghe.. ini Bagus..." Kata Jessica sambil membawa katalog, namun matanya terbelalak saat melihat Aldrich dengan pakaian safari hitam khas supir.
"Al...." Jessi memanggil Aldrich.
"Oh my God, apa lagi ini. Kenapa ada Tante Jessi juga." Batin Aldrich pasrah.
"Jess, kamu masih ingat Aldi, supirku dulu?" Ghea mengedipkan satu matanya pada Jessi.
"Supir? Aldi?" Tanya Jessi binggung.
Ghea mengangguk, sambil mengeratkan tangannya pada lengan Jessi.
Jessi mengangguk walaupun ia sendiri bingung
"Ayolah Tante Jessi, jangan mengacaukan ini." Batin Aldrich.
"Selamat siang Ibu Jessi." Sapa Aldrich pura pura.
Jessi hanya mengangguk kikuk.
"Tunggu, ada Tante Ghea dan Tante Jessi disini, apa Mama juga disini." Batin Aldrich lalu mengedarkan pandangannya.
"Maaf, saya permisi kedepan dulu. Senang bertemu dengan Anda." Ucap Aldrich sopan yang diangguki oleh Ghea dan Jessi.
Setelah Aldrich pergi, Alesha berbicara pada Ghea dan juga Jessi. "Ternyata Aldi pernah bekerja menjadi supir juga dengan Nyonya Ghea."
Ghea tersenyum. "Aldi bahkan bersahabat dengan putraku, mereka kuliah bersama." Jawab Ghea.
Alesha mengangguk. "Clara yang membawa Aldi kesini, katanya sedang membutuhkan pekerjaan. Saya tidak tau kalau Aldi ternyata pernah kuliah, karna yang menseleksi Aldi, Miss Ragil. Asisten kepercayaan saya." Ucap Alesha.
Ghea yang tidak ingin memperdalam kebohongannya pun hanya menanggapinya dengan tersenyum. Sementara Jessi masih terlihat bingung.
Setelah memilih model gaun dan mengukurnya, Ghea dan Jessi menunggu sang supir untuk menjemputnya. Kali ini mereka berdua memang tidak pergi bersama Stevi karna Stevi sedang menemani Fariz yang menghadiri acara makan siang, jamuan dari kliennya.
Ghea dan Jessi duduk di loby butik, sementara Clara tetap menemani.
"Siapa namamu, Nak." Tanya Ghea.
"Clara, Nyonya." Jawab Clara.
"Kamu teman Aldi? Sudah lama berteman dengannya?" Tanya Ghea dengan ramah.
"Kami bertemu di Bandung, saat itu, Aldi sedang mengantar Bos nya sebelum akhirnya Aldi bekerja disini." Jawab Clara.
Jessi hanya bisa menahan ucapannya, ia ingin bicara namun takut mengacaukan segalanya. Jessi bersyukur, Stevi tidak ikut bersamanya. Lambat laun Jessi menyadari bahwa Aldrich tengah menjalankan sebuah drama yang entah tujuannya apa.
Ponsel Jessi berdering dan Jessi mengangkatnya. Setelah panggilan terputus, Jessi berbicara pada Ghea.
"Ghe, kita naik taxi aja." Kata Jessi.
"Supirmu masih belum selesai?" Tanya Ghea.
"Masih di bengkel, dia lupa reservasi, jadinya antri." Jawab Jessi yang diangguki oleh Ghea.
Alesha menghampiri Ghea dan Jessi kembali setelah selesai mendampingi tamunya, melihat Jessi dan Ghea akan keluar, membuat Alesha segera bertanya. "Supirnya sudah menjemput?" Tanya Alesha sopan.
"Tidak Nona Alesha, kami akan naik taxi karna supir ku masih di bengkel." Jawab Jessi.
Alesha tersenyum. "Biar supir butik kami yang mengantar, bukankah Aldi pernah bekerja pada Nyonya Ghea? Jadi Aldi tau dimana rumah Nyonya kan?" Kata Alesha.
Ghea dan Jessi saling pandang kemudian Jessi mengangguk.
"Baiklah, terimakasih Nona Alesha. Saya sangat berkesan dengan butik Nona ini, pantas saja butik ini cepat berkembang padahal anda masih muda." Kata Jessi memuji.
Alesha tersenyum. Kemudian Alesha meminta Clara untuk memanggilkan Aldrich.
Awalnya Aldrich bingung, namun ia tidak bisa membantah. Pada akhirnya Aldrich mengantar Ghea dan Jessi untuk pulang.
Diperjalanan, suasana cukup hening, Ghea dan Jessi hanya saling melirik satu sama lain.
"Al..." Panggil Ghea pada akhirnya.
Aldrich mendessahh kasar. "Tan, jangan bilang Mama ya." Kata Aldrich pasrah.
"Apa wanita itu, Al? Kamu sedang mengejarnya?" Tanya Ghea lagi.
Aldrich mengangguk. "Al menyukai karakternya, Tan. Bolehkah Al mengejarnya?"
"Al, kenapa harus menyamar sebagai supir segala?" Tanya Jessi kali ini.
"Al tidak ingin salah lagi, Tante Jess. Al takut mengecewakan Mama dan Papa karna jatuh cinta pada wanita yang salah." Kata Aldrich.
"Sampai kapan?" Tanya Ghea. "Al, jangan pernah memulai suatu hubungan dengan kebohongan, karna satu kali kamu berbohong, maka kamu akan berbohong lagi untuk menutupi kebohongan sebelumnya. Dan akan terus begitu." Ghea menjeda kalimatnya. "Percaya deh sama Tante, saat kamu kembali ke butik, pasti Clara maupun Nona Alesha akan menanyaimu, dan kamu pasti akan berbohong kembali."
"Iya, Tan. Aldrich janji hanya akan sebentar lagi, sampai aldrich yakin dengan perasaan Aldrich." Jawab Aldrich.
"Al... Tidak semua wanita silau akan harta, ada yang begitu menghargai apa itu rasa nyaman dan aman didekat prianya. Tidak melulu soal harta." Sambung Jessi.
"Al hanya trauma, Tante Jess." Jawab Aldrich. "Al ingin mencari wanita seperti Mama Stevi yang menerima Papap apa adanya. Menyayangi Papap sampai tua." Kata Aldrich lagi.
"Papapmu belum tua, Al. Bahkan dia masih bisa membuat Mamamu kelelahan setiap malam." Kata Jessi asal, lalu Ghea menyonggol lengan Jessi agar tidak berbicara lebih terutama soal urusan ranjang mengingat Aldrich belum menikah.
"Sudah sudah." Kata Ghea menengahi. "Tante harap, kamu menyelesaikan drama mu ini, Al. Bagaimanapun kebohongan itu tidak akan membawa keberkahan dalam hidupmu." Ucap Ghea bijak.
Aldrich hanya bisa diam, apa yang dikatakan Ghea memang benar. Diantara Stevi, Jessi dan Ghea memang Ghea lah yang paling bijaksana, mungkin karna Ghea bersuamikan seorang Dosen sehingga membuat Ghea lebih berpikir rasional.
Didepan rumah, Chelsea sudah menunggu Mami dan Mama mertuanya itu pulang.
Aldrich enggan untuk turun, namun Chelsea menghampiri mobilnya.
"Mama dan Mami diantar siapa?" Tanya Chelsea sambil sedikit menunduk melihat sang supir.
"Ketuk aja kacanya." Jawab Jessi mengerlingkan matanya.
Aldrich dengan malas menekan tombol power window yang menurunkan kaca jendelanya.
"Al..!!" Seru Chelsea. Lalu Chelsea meneliti pakaian Al dengan menggunakan pakaian Safari hitamnya. "Apa Om Fariz dan Tante Stevi sudah bangkrut, sehingga kamu menjadi supir?" Tanya Chelsea. "Atau kamu diusir sama Om Fariz dan jadi gembel lalu melamar menjadi supir?" Chelsea bertanya dengan hal yang tak masuk akal.
Aldrich memutar malas bola matanya.
"Masuklah dulu, Al. Kita bicara didalam." Ajak Ghea. "Jangan khawatir, Tante yang akan bilang pada Nona Alesha."
Aldrich yang sangat menghormati Ghea pun akhirnya turun.
"Al beritahu aku, kamu kenapa bisa menjadi supir?" Tanya Chelsea penasaran.
"Jangan berisik Ci." Kata Aldrich.
"Ishhh." Chelsea mendecak kesal.
Dirumah Ghea, akhirnya Aldrich menceritakan tujuannya mengapa ia rela menjadi supir. demi mengejar seorang wanita yang ia sendiri tak menyebutkan namanya meskipun Ghea dan Jessi sudah tau siapa nama wanita itu.
"Kamu ini konyol sekali, Al." Chelsea mentoyor kepala Aldrich.
"Ishhh Checii Gak sopann!!" Kesal Aldrich.
"Chelsea, Al. Chelsea." Kata Chelsea.
"Ck, mentang mentang sekarang istri dosen, sampai nama aja harus menggunakan EYD." Cibir Aldrich.
*(EYD\=Ejaan Yang Disempurnakan).
"Dari pada kamu, bersikap konyol seperti itu." Kata Chelsea.
"Namanya juga jatuh cinta, Chel. Kamu aja sewaktu SMP bertingkah konyol demi mendapatkan perhatian Kak Zayn. Sampai marah sama aku karna merusak lukisanmu dulu yang mau kamu kasih untuk kado Kak Zayn." Balas Aldrich.
"Wajarlah begitu, aku saat itu masih labil, masih umur lima belas tahun. Lah kamu? umurmu sudah dua puluh lima tahun Al. Bertingkah seperti abege, konyol sekali." Ledek Chelsea.
"Biarin. Namanya juga orang jatuh cinta!!" Jawab Aldrich.
"Jatuh cintanya telat." Chelsea tertawa, "Gak sabar nunggu Davan pulang, pasti dia ngakak banget tau kekonyolan kamu, Al." Kata Chelsea.
Sementara itu Ghea dan Jessi hanya menggeleng gelengkan kepalanya melihat tingkah laku dua sahabat didepan matanya.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 148 Episodes
Comments
manda_
lanjut thor semangat buat up lagi ya ditunggu thor clara tuh sahabat nya clesi al
2022-06-11
2
Umaymay Sifa
semangat kakak💪💪
2022-06-11
1