"Ada apa ini sebenarnya?" Tanya Aldrich heran.
"Mamamu mendengarkan ocehan wanita itu ketika kartu kreditmu tidak bisa di pakai olehnya. Ia bersumpah akan mengusir Papap dan Mama jika sudah menjadi istrimu dan akan menjadikan Papap dan Mama gelandangan di jalan." Kata Fariz penuh penekanan.
"Itu bohong, Al. Mamamu yang sudah merendahkanku dan menyebutku tidak punya uang saat berbelanja tadi." Kata Metha membela diri.
Aldrich mengernyitkan dahinya, "Apa maksdumu ibu ibu sok sosialita yang mau kamu sumpal cabai satu kilo itu adalah mamaku, Tha?"
"Pria bodoh, untuk apa dia menceritakan detailnya hinga cabai satu kilo." Batin Metha.
"Tuh kan, kamu lihat sendiri kelakuan wanita ini." Kata Fariz dengan emosi.
"Tapi, Al. Mamamu yang memulainya duluan." Metha mencoba mempengaruhi Aldrich.
"Stop!!" Sahut Stevi.
"Al, Mama tidak merestuimu dengannya. Jika kamu masih tetap bersamanya, lebih baik kamu pilih Mama atau dia. Mama tidak masalah jika harus kehilangan seorang putra yang lebih memilih wanita lain." Kata Stevi dengan nada gemetar.
"Ma..." Lirih Aldrich.
"Pikirkanlah baik baik, Al. Jika kamu memilih wanita ini, maka kamu akan kehilangan Papap dan Mama. Kamu juga akan Papap coret dari hak waris utama. Silahkan pergi tanpa membawa fasilitas keluarga Dewantara." Ucap Fariz penuh penekanan.
Aldrich hanya diam membeku, demi apapun dia sangat mencintai Papap dan Mamanya, hanya saja, Aldrich juga menginginkan Metha dihidupnya.
"Aldrich antar Metha pulang dulu, Pap, Ma." Kata Aldrich lesu.
"Oh ya, silahkan." Jawab Stevi enteng.
"Dan Al, Apartement mu sudah Papap jual, dan barang barang dia sudah dibereskan oleh joni. Joni memindahkannya ke rumah kontrakan, dan Papap sudah membayar kontrakan itu untuk satu bulan. selanjutnya silahkan dia mencari tempatnya sendiri." Kata Fariz pada Aldrich, menunjuk Dia yang berarti adalah Metha.
Metha tampak geram namun ia hanya bisa mengepalkan tangannya.
"Joni akan mengantarkan wanita itu ketempat barunya." kata Fariz lagi.
"Al tetap akan mengantarnya, Pap." Kata Aldrich.
"Silahkan, tapi jika kamu masih bersamanya, maka keluarlah dari perusahaan ini." Kata Fariz lagi.
Aldrich tidak menjawab, ia segera menarik tangan Metha untuk keluar dari ruangan Fariz.
Joni mengantarkan Aldrich dan Metha ke tempat rumah kontrakan yang sudah disewa Fariz selama satu bulan. Metha menatap tak suka pada tempatnya, rumah kecil dilingkungan perumahan subsidi pemerintah yang belum sama sekali di renovasi.
"Al, aku tidak bisa tinggal disini." Kata Metha.
Aldrich hanya menghela nafasnya, sementara Joni hanya menyimak sebuah drama yang diperankan oleh Metha.
"Sabarlah, Tha. Aku akan meyakinkan orang tuaku dulu." Ucap Aldrich.
"Tidak bisakah kamu membawaku ke hotel saja, Al." Pinta Metha.
"Tidak bisa, Tha. Aku tidak pegang uang cash dan semua kartuku di blokir oleh Papap." Jawab Aldrich.
"Terus kamu bisa lakuin hal apa, Al?" Tanya Metha seolah meremehkan Aldrich.
"Aku akan menghubungimu nanti, Tha." Aldrich membalikan tubuhnya untuk meninggalkan Metha di rumah kontrakannya.
"Kamu hanya Pria bodoh tidak berguna, Al." Kata Metha.
Aldrich menghela nafasnya. "Kamu tidak bisa menerima kondisiku yang speerti ini, Tha?"
"Tentu saja tidak, mana mau aku hidup susah denganmu, jika kamu dicoret dari ahli waris lebih baik aku meninggalkanmu saja." Kata Metha.
Sebuah mobil berhenti tepat dibelakang mobil Aldrich. Joni tau siapa yang datang karna Joni tlah menyelidiki banyak hal tentang Metha.
"Dimas." Panggil Metha.
Dimas berjalan menghampiri Metha sambil melempar tatapan sinis pada Aldrich lalu mengecup bibir Metha sekilas.
Rupanya diam diam Metha menghubungi Dimas slama diperjalanan tadi, dan Metha minta Dimas menjemputnya.
"METHA!!" Bentak Aldrich.
"APA??" Balas Metha tak kalah membentak.
"Asal kamu tau, Al. Kamu bukanlah laki laki satu satunya dalam kehidupanku. Selama ini aku berselingkuh dengan menghamburkan uangmu bersama Dimas, Pria perkasa dan tidak sepertimu."
"Apa maksdumu, Tha?" Tanya Aldrich yang mulai geram.
"Kamu slalu menolakku jika aku merayumu, aku berfikir bahwa milikmu bermasalah, atau mungkin kamu seorang pecinta sesama terong." Jawab Metha merendahkan.
Aldrich tak habis pikir dengan jawaban Metha, padahal dirinya hanya menghormati dan menghargai kehormatan Metha, namun tidak disangka, ternyata Metha adalah wanita yang paling menjijikan.
Aldrich pergi tanpa berkata sepatah katapun ternyata benar apa kata orang tuanya, jika Metha bukanlah wanita baik baik. Selama ini Aldrich diperdaya oleh Metha, dimanfaatkan dan hanya dibodohi saja.
Joni membukakan pintu mobil untuk anak bos nya itu, ia merasa tidak tega dengan apa yang dialami oleh Aldrich.
"Tuan muda." Panggil Joni.
"Aku bodoh, Jon." Lirih Aldrich.
"Tidak tuan. Bukan Tuan yang bodoh, memang wanita itu yang tidak bersyukur." Jawab Joni dari balik kemudinya. Joni merasa prihatin dengan nasib anak bosnya itu. Beberapa kali Ia memperhatikan Aldrich dari spion.
Aldrich menghela nafasnya kasar, jika ada Davan, sudah pasti ia akan mengadu padanya. Namun kini Davan berada di negri Paman Sam, adanya perbedaan waktu membuat mereka sulit untuk berkomunikasi.
Chelsea, sempat terpikir oleh Aldrich mendatangi Chelsea, namun posisi Chelsea yang sudah menikah meski dengan sepupunya sendiri membuat Aldrich merasa tak enak.
"Tuan muda, apa kita akan pulang?" Tanya Joni memecah keheningan.
"Ya.. Antarkan aku pulang. Aku mau kemana lagi, Jon." Kata Aldrich tidak bersemangat.
Joni mengantarkan Aldrich pulang kerumah Dewantara. Disana Stevi menunggunya dengan cemas.
"Al..." Panggil Stevi.
Aldrich menatap wajah Stevi yang terlihat cemas.
"Mama belum tidur?" Tanya Aldrich.
"Mama menunggumu." Jawab Stevi dengan senyum dipaksakan, mencoba menutupi rasa kekhawatirannya.
"Ma, Al mau makan." Kata Aldrich.
"Kamu belum makan?" Tanya Stevi yang mulai menggandeng lengan Aldrich.
"Belum dari tadi siang, Ma." Jawab Aldrich.
"Baiklah, Mama akan buatkan makanan untukmu."
Aldrich duduk dikursi meja bar sambil melihat Stevi yang menyiapkan bahan bahan makanan.
"Mama membuat apa?" Tanya Aldrich.
"Fettucini carbonara, mau? Atau Mama masakin yang lain?" Tanya Stevi.
"Itu saja, Ma. Mama kan tau aku pecinta pasta." Jawab Aldrich.
Stevi tersenyum, namun Stevi tidak bisa menyembunyikan air matanya.
"Ahh pasti ini karna bawang bombay yang Mama iris." Ucap Stevi sambil mendongakkan wajahnya sambil mengibaskan tangannya didepan matanya, berharap air mat itu tidak meluncur ke pipi mulusnya.
Aldrich tau Mamanya sedang tidak baik baik saja, sedari kecil Aldrich memang dekat dengan sang ibu, karna Fariz banyak tersita waktunya diperusahaan peninggalan almarhum kakeknya, membuat Aldrich hanya dekat dengan Stevi saja.
Aldrich tak dapat menahan diri, ia memeluk sang Mama dari belakang, melingkarkan tangannya di dada sang ibu.
"Maafkan, Al, Ma." Kata Aldrich.
Stevi membalikan tubuhnya dan masuk kedalam pelukan sang anak, "Maafkan Mama jika Mama egois, Al. Mama hanya sakit hati saat mendengar wanita itu akan menjadikan Mama dan Papap menjadi gelandangan."
Aldrich semakin mengeratkan pelukannya, "Al memang bodoh, Ma. Maafkan Al."
"Jangan menangis, Ma. Maafkan Al. Al berjanji akan mengikuti kemauan Mama."
"Mama hanya ingin kamu mendapatkan wanita yang baik, Al. Karna menikah itu tandanya kamu memiliki pasangan seumur hidup. Mama ingin kamu bersama pasangan yang benar benar mencintaimu tanpa embel embel Dewantara dihidupmu." Stevi masih saja menangis didalam pelukan Aldrich.
Aldrich mengusap lembut penuh kasih sayang kepala sang Mama, "Iya, Ma.. Al akan dapatkan wanita yang melihat Al apa adanya."
Seketika Aldrich mengingat perkataan Davan, "Jangan bersikap bodoh, cinta boleh, tapi kamu harus tetap gunakan akal sehatmu, Al."
***
Bab selanjutnya, kita ceritakan kisah rumah tangga Clara dulu ya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 148 Episodes
Comments
ollyooliver🍌🥒🍆
paling malas baca novel yg pria utamanya bodoh sekali..harus ya, dikasih liat dlu gimana watak asli pasangannya? bukannkah dengan cara menilai sendii, dari mulai metha yang matre dan lain" sdh bisa membuat seorang pria ragu? sekalipun pria itu mencintai wanitanya..perlu logika sebegaimana digambarkan sebgai CEO😌
2024-12-31
0
Sarah Yuniani
wanita gila
2024-09-09
1
Whi Tut
lebay
2024-07-03
1