Aldrich merapihkan dirinya didepan cermin, ia menyisir sambil bersiul, tak lupa ia menyemprotkan minyak wangi dipakaiannya.
Semalam, ia memaksakan diri keluar dari hotel untuk mencari pakaian casual dan sepatu kets. Tentunya hal itu menarik perhatian Joni, asisten pribadinya yang setia mengantarnya kapanpun dan dimanapun.
Aldrich memakai celana panjang berwarna khaki dan kaos putih juga sepatu kets, membuat tampilannya lebih keren. Sementara Joni, ia suruh memakai pakaian formal, agar tidak membuat Clara curiga.
Dan disinilah Aldrich kini berada, ia berada di resto hotel untuk sarapan sambil menunggu seorang wanita yang mengganggu pikirannya sedari kemarin.
Wajah Aldrich begitu bersinar layaknya pria yang baru saja mendapatkan lotre.
"Tuan muda, mau saya ambilkan sarapan?" Tanya Joni memecah sedikit khayalan Aldrich.
"Kau ini, Jon. Ganggu aku saja." Kesal Aldrich.
"Bersikaplah seperti seorang bos, dan berhenti memanggilku tuan muda atau kuturunkan jabatanmu menjadi staff umum."
Joni hanya nyengir sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal itu.
"Hi, Al." Sapa Clara menghampiri meja Aldrich.
Aldrich tersenyum, begitu terpesona dengan kenaturalan Clara, kemudian berdiri.
Mata Clara tertuju pada Joni seolah menelisik penampilannya. Dan hal itu terlihat oleh Aldrich.
"Ra, kenalkan. Ini Bosku." Ucap Aldrich tiba tiba yang membuat Joni tersedak karna menelan salivanya sendiri.
Uhukk.. Uhukkk
"Ternyata hal ini yang membuat Bos jadi labil." Batin Joni.
Clara mengangguk sebagai tanda hormat.
"Bos, ini teman saya, hari ini saya mau pergi sama teman saya." Ucap Aldrich pada Joni.
Joni mengerti maksud Bos nya itu.
"Oh iya, silahkan saja Al...."
"Aldi, Bos.. Bos ini kadang suka lupa sama nama saya." Kata Aldrich memotong panggilang Joni padanya.
"Al, kita cari sarapan diluar aja yuk, aku pengen makan kupat tahu singaparna, katanya dibandung banyak." Ajak Clara.
Aldrich mengangguk kemudian menghadap Joni.
"Bos, saya jalan dulu, ya. Kalau butuh sesuatu bisa telpon saya."
"Ah tidak, Aldi. Silahkan kamu memanfaatkan waktu liburmu disini." Ucap Joni pengertian dan tengah memainkan perannya juga.
"Bisa juga si Joni aku ajak akting dadakan." Batin Aldrich.
Tanpa menunda, Aldrich dan Clara meninggalkan hotel. Mereka tampak seperti pasangan kekasih.
"Baju kita kayak couple an." Kata Clara yang baru menyadari dirinya juga memakai baju berwarna putih dan celana berwarna Khaki juga sepatu kets.
"Eh iya ya." Jawab Aldrich sambil melihat Clara. "Sehati berarti." Ucapnya lagi.
Clara tersenyum, "Kita jalan kaki aja ya, mumpung masih pagi, kupat tahu yang aku maksud dekat koq dari sini." Katanya.
Aldrich menganggukan kepalanya. "Boleh."
Mereka berjalan sambil mengobrol, membicarakan pekerjaan masing masing namun lebih ke Clara karna Aldrich ingin mengenal Clara lebih jauh.
"Aku kira kamu designer." Ucap Aldrich.
"Tidak, aku bekerja di butik Erlasha dari masih jaman kuliah, asalnya magang jadi bagian keuangannya. Tapi pemiliknya sangat baik dan mau menarikku untuk tetap meneruskan bekerja disana, walaupun bukan di bagian keuangan." Jawab Clara.
Aldrich mengangguk. "Kenapa gak coba melamar pekerjaan keperusahaan besar?"
"Jaman sekarang sulit kalau tidak ada orang dalam, Al. Lagi pula pemilik butik sudah baik sekali denganku, aku sudah merasa nyaman dan aku ingin mengabdikan diriku disana."
Aldrich semakin tertarik dengan kepribadian Clara, namun dirinya bersikap hati hati agar Clara tetap nyaman bersamanya.
"Ada lowongan gak disana?" Tanya Aldrich.
"Untuk siapa?" Tanya Clara balik.
"Aku." jawabnya singkat.
"Bukannya kamu sudah bekerja?" Tanya Clara lagi.
Aldrich menarik nafasnya untuk segera mendapatkan idenya lagi, tentunya ide mengarang bebas agar tetap bisa bersama Clara.
"Hmm sebenarnya ini pekerjaan terakhirku. pulang dari sini, Bos ku mau liburan keliling dunia, jadi aku diberhentikan sementara." Aldrich menjeda ucapannya. " Karna itu untuk jaga jaga, aku cari kerjaan dari sekarang." Lanjutnya lagi.
Clara mengangguk. "Nanti aku tanyakan atasanku ya, smoga ada."
Mata Aldrich berbinar, ia sangat berharap bisa terus berhubungan dengan Clara.
Mereka pun berjalan menelusuri jalanan kota Bandung, hingga mereka tiba untuk mencicipi salah satu kuliner yang ada di wishlist Clara, Kupat tahu singaparna yang banyak bertebaran dikota Bandung. Makanan berupa lontong, toge rebus, potongan tahu dan disiram bumbu kacang lalu diberi kerupuk hampir meyerupai ketoprak khas jakarta, hanya saja bedanya tidak memakai bihun dan juga dari bumbu kacang yang dimasak dengan bumbu bumbu sehingga lebih terasa manis gurih.
"Kamu tau aja tempat kuliner enak disini, Ra." Kata Aldrich.
"Karna semalam aku sempat searching dulu, Al."
Aldrich tersenyum, setelah menghabiskan sarapannya, mereka melanjutkan perjalanannya, beberapa kali Clara meminta Aldrich untuk memfotonya di berbagai sudut kota bandung.
"Foto berdua yuk, Al. Untuk kenang kenangan." Kata Clara.
Aldrich mengiyakan ajakan Clara. "Nanti kirimin ke aku ya fotonya." Ucap Aldrich, menurutnya hal ini adalah kesempatan baik untuk saling bertukar nomor ponsel dengan Clara.
Saat akan menyebrang jalan, Aldrich meraih tangan Clara, membuat Clara sedikit terkesiap. "Dia baik sekali." Batin Clara.
Tidak terasa sudah tengah hari saat mereka memutuskan duduk santai dikawasan alun alun kota bandung. Aldrich memberikan minuman dingin untuk Clara yang sedang asik memakan cilok jajanan khas Bandung.
Saat itu mereka saling bertukar ponsel. Namun Clara mengernyitkan dahinya kala melihat ponsel milik Aldrich.
"Ponselmu bagus, Al." Kata Clara.
Aldrich membeku saat ia menyadari bahwa ia merubah segalanya tapi tidak dengan ponselnya yang berharga fantastis untuk seorang supir.
"Ah iya, ini hadiah dari bosku. Dia membelikan ponsel untuk ibunya, namun ibunya tidak mau ponsel ini, jadi diberikan padaku." Kata Aldrich berbohong.
"Oh tuhan, berkali kali aku membohongi Clara. Berhong sekali dan slanjutnya berbohong lagi untuk menutupi kebohongan sebelumnya." Batin Aldrich.
"Royal sekali ya Bos mu." Kata Clara.
Aldrich mengangguk. "Tapi rencananya mau aku jual, karna aku butuh uang untuk mengontrak tempat tinggal. Dan untuk menopang hidupku sebelum menemukan pekerjaan."
"Memang slama ini kamu tinggal dimana?"
"Dirumah bos, Ra. Aku harus standby dua puluh empat jam." Jawab Aldrich lagi.
Clara mengangguk anggukan kepalanya, "Smoga nanti ditempat kerjaku ada lowongan untukmu." Ucapnya tulus.
***
Tiga hari sudah Clara berada di Bandung, dan hari ini Clara bersama Ragil akan kembali ke Jakarta.
"Semalam pulang jam berapa, Ra?" Tanya Ragil saat mereka menunggu mobil yang menjemput mereka di depan loby hotel.
"Jam delapan juga udah dihotel, Miss." Jawab Clara.
"Temenmu ganteng juga." Ragil menggoda Clara, seketika membuat Clara langsung menoleh kearah Ragil.
"Miss lihat temenku?" Tanya Clara.
Ragil mengangguk, "Lihat pas kalian mau pergi kemarin."
"Cuma teman koq Miss, gak sengaja kenal. Oh ya, dia juga butuh kerjaan, Miss. Sekarang kerjaanya sebagai supir bos gitu." Ucap Clara.
"Lah suruh aja kerja di Butik Erlasha, ujang mau ditarik Miss Alesha buat jadi supir pribadi dirumahnya, anter jemput anak anaknya sekolah. Supir Butik kosong nih." Kata Ragil.
"Jadi Pak Ujang mau berhenti dari butik?" Tanya Clara.
Ragil mengangguk, "Hari ini tugas dia terakhir anter kita ke Bandung, besok udah kosong. Miss Alesha nyuruh eike nyari, tapi eike belum sempet."
"Pas banget kalo begitu, Miss. Aku suruh Aldi siapin lamarannya ya." Kata Clara.
"Ga usah ribet, Ra..CV biodata aja sama foto copy KTP dan SIM."
Clara mengangguk, "Iya Miss, nanti aku sampaikan. Kalo rejeki gak kemana ya, Miss."
"Iya, rejeki tuh kayak jodoh, gak akan kemana." Ragil mengerlingkan satu matanya pada Clara. "Mungkin dia jodohmu." Ucap Ragil dengan nada iseng.
"Eh.." kata Clara dengan wajah bingungnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 148 Episodes
Comments
Yus Warkop
🤣🤣🤣🤣🤣
2025-02-12
0
reza indrayana
makin Seru nichh....👍🏻👍👍🏻💙💙💛💙💙🫰🏻🫰🏻😘😘😘😘
2024-06-27
1
Ita rahmawati
ada ada aja si aldrick 🤦♀️🤦♀️🤣🤣
2024-02-01
2