Satu tahun sudah pernikahan yang dijalani oleh Clara dan Bisma, namun hingga detik ini pun, Bisma masih belum menunaikan kewajibannya.
Clara mulai jengah ketika ditanyai keturunan oleh ibu mertuanya, namun Clara tidak berani bercerita kepada mertuanya itu.
Clara yang sebatang kara hanya mampu memendamnya seorang diri. Sejak tantenya membawa Kakeknya pergi berobat ke Singapura, Clara sudah tidak pernah lagi berhubungan lagi dengan sang Kakek. Terlebih Tantenya merupakan anak dari istri ke dua kakeknya, seolah engga menjalin tali persaudaraan dengan Clara.
"Ra, coba kamu kedokter kandungan, Ibu punya rekomendasi dokter kandungan, namanya dokter Pras atau dokter Regan. Sudah banyak yang berhasil program kehamilan di dokter itu." Kata Intan yang tidak sabar ingin mempunyai cucu.
"Iya Ma, nanti aku masih sibuk." Jawab Clara.
"Kamu sibuk terus sih, Ra. Jadi susah punya keturunan, apa kamu gak takut jika Bisma nanti berselingkuh?" Ucap Intan dengan kesal.
"Ibu.. Jangan bilang begitu sama Clara." Kata Rissa, Kakak Bisma yang sudah menjanda akibat ditinggal selingkuh oleh mantan suaminya dulu.
Intan kini berubah, semenjak Clara tak kunjung hamil, tidak ada lagi kasih sayang pada Clara. Namun Rissa slalu membela adik iparnya itu, pengalaman pahit diselingkuhi oleh suaminya dulu, dan disalahkan oleh mertuanya membuat Rissa menjadi penguat mental bagi Clara.
"Ra, kamu yang sabar ya. Jangan dimasukan hati apa kata Ibu. Yang penting kamu harus tetap sehat, hati maupun pikiranmu." Kata Rissa bijak setelah Intan meninggalkan mereka berdua.
"Iya Mbak Rissa, makasih ya." Jawab Clara tersenyum.
Bisma yang mendengar sang Ibu menekan Clara untuk hamil hanya bersikap acuh, ia tidak memperdulikan sikap ibunya pada istrinya itu.
Tiba di irumah, Bisma baru saja menutup ponselnya, yang ternyata pemilik rumah yang baru saja menelponnya.
"Ra, tolong bayar kontrakan rumah ini untuk satu tahun kedepan. Aku sedang tidak pegang uang." Kata Bisma.
Clara terkejut mendengarnya. "Lho, Mas. Masa kamu tidak ada uang?" Tanya Clara bingung.
"Ya mau gimana lagi, Ra. Uangku kan setiap bulan ditransfer ke kamu." Jawab Bisma enteng.
"Mas, kerjaanmu manager, dan yang kamu kasih ke aku hanya uang kebutuhan dapur, bahkan untuk keperluanku saja aku membeli pakai uangku sendiri." Ucap Clara.
"Kamu terlalu boros, Ra." Tuduh Bisma.
"Boros dari mana, Mas? Kamu kasih ke aku cuma satu setengah juta setiap bulan, dan itu aku bayarkan untuk listrik, air, iuran sampah, gas dan sisanya kebutuhan dapur. Sama sekali aku tidak memakai uang darimu. Bahkan sering aku menutupi kekurangan dengan uangku." Jelas Clara panjang lebar.
Brakkk
Bisma menggebrak meja.
"Aku tidak ada uang, jika kamu tidak membayar kontrakan rumah ini, maka aku akan membawamu pindah kerumah ibu."
Clara pun terpancing emosinya, "Lebih baik aku minta cerai dari pada kamu membawaku pindah kerumah Ibu. Berkunjung setiap minggu saja, ibumu slalu mencecarku soal anak, apa lagi jika tinggal satu atap."
Bisma menatap sengit Clara.
Clara pun membalas tatapan Bisma tak kalah sengit. "Harusnya aku bilang sama Ibu, soal aku yang tidak kunjung hamil karna anaknya yang tidak pernah memberikan nafkan batin padaku." Clara meninggalkan Bisma begitu saja.
Clara duduk disisi tempat tidur. Ia cukup lelah dengan rumah tangganya. Menurut Clara, rumah tangganya sudah tidak sehat. Clara tidak pernah diberi nafkan batin, dan nafkah lahirpun hanya seolah menitipkan uang yang harus ia kelola, sangat jauh dengan jumlah yang ia butuhkan. Kini ia dibebani lagi dengan harus membayar kontakan rumah untuk satu tahun kedepan. Bahkan tabungannya saja tidak sampai untuk membayar kontrakan satu tahun penuh.
Sejak semalam, Bisma memilih keluar dari rumah, ia memilih untuk tidur dirumah orang tuanya. Clara pun hanya bisa menghela nafas. Sungguh ia benar benar merasa lelah dan jenuh, semakin kesini sikap Bisma sangat kekanak kanakan
**
"Ra..." Panggil Ragil.
"Eh iya, Miss.." Clara merapihkan pakaiannya lalu berdiri.
"Kamu kenapa bengong? Eike perhatikan sedari tadi kamu bengong terus." Tanya Ragil.
"Maaf, Miss.. Aku hanya lagi ada masalah." Jawab Clara kemudian duduk kembali.
"Ada apa? Barangkali aku bisa bantu."
Clara menghela nafas. "Miss, aku butuh uang dua puluh juta untuk bayar kontrakan rumah, kalau misal aku bilang ke Miss Alesha, dikasih pinjam gak ya?" Tanya Clara dengan tak bersemangat.
"Loh, emang lakimu kemana, Ra? Koq kamu yang pontang panting cari uang kontrakan rumah?" Tanya Ragil heran.
"Dia lagi gak pegang uang, Miss." Jawab Clara.
Ragil menghela nafas, ia tidak berani ikut campur urusan rumah tangga Clara, meski ia sangat gatal ingin mengorek masalah Clara.
"Miss Alesha hari ini tidak masuk, tapi kalau kamu butuh cepat, aku bisa pinjamkan uang pribadiku dulu." Kata Ragil.
Clara menggelengkan kepalanya. "Tidak usah Miss, aku coba ke Miss Alesha dulu. Kalau tidak bisa juga baru aku pinjam uang Miss Ragil." Jawab Clara.
Sebenarnya Ragil tidak menyukai Bisma, sewaktu datang kepernikahan Clara dan Bisma, Bisma menatap Ragil dengan tatapan yang Ragil sendiri pun tau apa arti tatapan itu, karna tatapan itu sudah terbiasa didunianya. Namun Ragil enggan memberitahu Clara, karna Ragil pikir, mungkin hanya kebetulan saja Bisma menatapnya seperti itu.
**
Clara merebahkan tubuhnya di tempat tidur, lagi lagi ia mendapatkan telpon dari pemilik rumah. Bisma tanpa berpikir bagaimana perasaan Clara malah memberikan nomor ponsel Clara pada pemilik rumah.
Clara pun meminta keringanan satu minggu kedepan untuk membayarnya, beruntung pemilik rumah sangat baik dan mau mengerti.
"Mas, mengapa kamu memberikan nomor ponselku pada pemilik rumah?" Tanya Clara saat Bisma bersiap untuk tidur.
"Ya karna kamu juga menempati rumah ini, masa iya aku harus kasih nomor ponsel Ibu." Jawab Bisma tanpa rasa bersalah.
"Aku tidak ada uang, Mas."
"Ya cari kek pinjaman, kamu kan bisa pinjam ke tempat kamu bekerja." Jawab Bisma tak berperasaan.
"Kamu juga bisa kan Mas pinjam ke perusahaanmu." Clara membalikan ucapan Bisma.
"Tidak bisa, aku masih mempunyai tunggakan hutang, bekas pernikahan kita dan sewa rumah ini tahun lalu."
Clara mengernyitkan dahinya. "Jadi semuanya hutang, Mas?"
"Ya kamu kira dari mana lagi? Semua kan aku yang menanggung, Kakek mu saja tidak mengeluarkan uang sepeserpun." Bisma menarik nafas dan menghembuskannya kasar, "Tahun ini gantian kamu yang membayar uang kontrakan rumah." Lalu Bisma menarik selimut dan tidur tanpa rasa bersalah.
Sementara Clara hanya menghela nafas, sungguh ia lelah menghadapi sikap Bisma.
Rumah tangga yang tidak sehat, dan kini sikap Bisma yang kekanak kanakan, belum lagi sikap ibu mertuanya yang menginginkan seorang cucu dan terus menyalahkan Clara yang tidak subur karna ikutan sibuk bekerja.
Terkadang Clara berpikir ingin menyudahi rumah tangganya dengan Bisma, namun ia mengurungkan niat itu hingga ia bisa berkomunikasi dengan sang Kakek yang tlah dibawa pergi oleh tantenya itu.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 148 Episodes
Comments
Sweet Girl
Miss Ragil satu circle sama Bisma.
2024-04-20
4
manda_
udah klara tinggalin aja si bisma tuh dia gak suka perempuan dia suka sama terong 😂😂😂🤣🤣🤣
2022-06-06
5
ma" athif 😊
pisah aj ra dari pada tekanan batin udah dari mertua eeh di tambah suaminya
2022-06-05
1