BAB 7

Aldrich membawa Metha kedalam ruangannya. Metha berjalan angkuh melewati meja sekertaris Aldrich dengan wajah sombongnya.

"Rissa, dimana Papap dan Mama ku?" Tanya Aldrich pada sang sekertaris.

"Maaf Pak Aldrich, Pak Fariz dan Ibu Stevi tadi keluar untuk makan siang. Saya tidak tau kapan akan kembalinya." Jawab Rissa sopan.

Aldrich hanya mengangguk, "Bawakan minum untuk tamu ku." Titah Aldrich.

"Baik, Pak. Permisi." Rissa pun keluar dari ruangan Aldrich.

"Harusnya tadi kita makan siang juga diluar, Al. Aku kira orang tua mu menunggu kita, taunya malah aku yang harus menunggu mereka." Kesal Metha yang sepertinya mulai meninggi kembali.

"Sabar, Tha. Lagi pula itu baguskan, lebih baik kita yang menunggu dari pada Orang tua ku yang menunggu, itu akan jadi nilai plus dimata mamaku." Jawab Aldrich.

Metha sebenarnya ingin membalas ucapan Aldrich, namun ia menahannya. "Lihat saja jika nanti kita sudah menikah, Al. Aku akan menendang orang tuamu dari kehidupanmu." Batin Metha.

"Bagaimana Skripsimu, Tha?" Tanya Aldrich.

"Masih harus revisi lagi, Al." Jawab Metha cuek.

"Sudah sampai dimana?" Tanya Aldrich lagi.

"Masih di Bab satu."

Aldrich terkejut mendengarnya. "Berbulan bulan dan masih revisi di Bab satu, Tha? Kapan kamu akan lulus Tha? Kamu suka ikut bimbingan dosen gak sih?" Tanya Aldrich dengan nada heran.

"Al, bikin skripsi itu gak gampang." Jawab metha.

"Memang tidak gampang, Tha. Tapi setidaknya kamu berusaha dong, jangan main melulu. Kamu mau menikah denganku tidak sih?" Kesal Aldrich.

"Otak ku pas pas an Al, kamu tau itu kan?" Jawab Metha membela diri.

"Tidak ada otak yang pas pas an, Tha. Yang ada itu hanya rasa malas. Kamu harusnya tau, orang pintar saja akan kalah dengan orang yang mau berusaha." Ucap Aldrich.

Metha memutar malas bola matanya. "Jangan menceramahiku, Al. Harusnya kamu membantuku menyelesaikan skripsiku."

"Tidak, Tha. Kamu harus berusaha sendiri." Jawab Aldrich tegas.

Disebuah restoran, Stevi dan Fariz tengah makan siang dengan santainya.

"Wanita itu pasti akan memarahi putra kita karna kita membuatnya menunggu." Kata Fariz sambil menyesap minumannya.

Stevi memgerdikan bahunya, "Biar saja, aku akan buat kejutan pada dia, seenaknya bilang mau mengusir aku dan kamu menjadikan kita gelandangan jika sudah menikah dengan Aldrich." Jawab Stevi.

Stevi menceritakan semua kejadian saat dipusat perbelanjaan tadi, Fariz merasa geram mendengar apa yang Stevi ceritakan. Ia tidak terima dengan kelancangan wanita yang berstatus kekasih sang putra.

"Apartement sudah aku bereskan, barang barang wanita itupun sudah dibereskan oleh Joni." Kata Fariz.

Stevi mengangguk, "Kita jual saja apartement itu, Pap. Aku tidak sudi mempunyai aset yang sudah dipakai oleh wanita ular itu." Ucap Stevi.

Fariz mengangguk. "Kamu benar, sayang. Lebih baik kita jual saja, dan kita belikan lagi nanti saat Aldrich sudah menikah untuk jadi kado pernikahannya."

Sudah tiga jam lamanya Metha menunggu dua orang yang berstatus sebagai orang tua Aldrich, namun masih belum ada tanda tanda akan kehadirannya. Hal itu membuat Metha kehabisan kesabaran.

"Al, orang tua mu itu cuma mau ngerjain aku ya." kata Metha dengan nada kesal.

Aldrich yang masih mengerjakan pekerjaanya terpaksa menundanya. Baru saja ia akan berkata namun pintu ruangan diketuk oleh Rissa.

"Ada apa, Ris." Tanya Aldrich saat membolehkan Rissa masuk kedalam ruangannya.

"Maaf Pak Al, saya menyampaikan pesan dari Pak Fariz. Anda dan tamu anda ditunggu oleh Pak Fariz diruangannya." Kata Rissa yang diangguki oleh Aldrich.

Aldrich berdiri dan merapihkan jasnya. "Bersiaplah, sayang. Kita keruangan Papap." Kata Aldrich.

Metha berdiri dengan begitu semangat, ia merapihkan rambut dan pakaiannya. "Apa Papap mu masih aktif diperusahaan, Al?" Tanya Metha.

"Ya, dia Presdir, jabatan tertinggi diperusahaan." Kata Aldrich.

"Bukankah jawaban tertinggi itu CEO?" Tanya Metha lagi.

"Tidak, Presdir adalah pemegang tertinggi perusahaan. CEO itu hanya jabatan, Papap bisa kapan saja menggantiku dengan yang lain yang lebih berkompetent." Jawab Aldrich.

"Tapi kan kamu pewaris tunggal DW grup, Al." Kata Metha penuh selidik.

"Iya, tapi bersyarat, Tha. Jika aku sudah menikah, dan melahirkan keturunan, maka aku dengan resmi mewarisi semuanya. Tapi aku tidak ingin terburu buru. Karna jabatan sebagai Presdir itu tanggung jawabnya besar. Aku merasa belum mampu saja." Jawab Aldrich berharap mendapat dukungan dari Metha.

"Ck, payah kamu. Masa gitu aja gak mampu." Cibir Metha.

Aldrich hanya menghela nafas, sikap Metha jauh diluar ekspektasinya. Aldrich berharap mendapatkan semangat dan motivasi dari kekasihnya, malah mendapatkan cibiran yang membuatnya semakin down.

Aldrich membawa masuk Metha kedalam ruangan Fariz, Metha dengan elegan berjalan mengekori Aldrich.

"Pap.. Ini Metha kekasihku." Ucap Aldrich yang hanya melihat keberadaan Fariz diruangan itu..

Fariz hanya melirik kemudian memilih acuh, Metha melihatnya, ia sebenarnya kesal, namun ia mencoba meredamnya.

Tiba tiba Stevi muncul dari balik pintu. "Diakah wanita yang kamu cintai, Al?" Tanya Stevi.

Metha menoleh kesumber suara, seseorang yang baru saja keluar dari ruangan pribadi didalam ruangan presdir. Metha membolakan kedua matanya saat ia mengenali wanita paruh baya yang masih cantik diusianya yang sudah tidak lagi muda itu.

Jelas saja Metha masih mengingatnya, bukankah Metha akan menyumpal mulut Stevi dengan cabai satu kilo jika bertemu dengannya lagi. Oh Tuhan, sepertinya ini hari kesialan Metha.

Metha membeku dan tidak dapat berkata, jelas ia takut jika Stevi mendengar percakapannya bersama Lisa saat dikasir tadi, yang akan mengusir kedua orang tua Aldrich dan menjadikannya gelandangan.

"Ma, ini Metha." kata Aldrich memecah ketegangan.

Sementara Fariz masih asik dengan pekerjaannya, memeriksa berkas yang menumpuk di mejanya, Fariz memilih acuh tidak ikut campur dengan apa yang akan istrinya perbuat.

"Al, dia Mama mu?" Bisik Metha.

"Iya, Tha. Dia mamaku. Bersikaplah baik. Hanya dia yang akan didengar oleh Papapku." Jawab Aldrich.

Metha mulai memerankan perannya, "Halo tante." Sapa Metha mengulurkan tangannya.

"Halo, Nona." Jawab Stevi tanpa membalas uluran tangannya.

"Namanya Metha, Ma." Sahut Aldrich. Ia mulai merasa khawatir sang Mama tidak menyukai Metha.

"Ya, Mama Tau itu, Al. Hanya saja Mama malas menyebutkan namanya."

"Ma..." Panggil Aldrich dengan nada sedikit tinggi.

"Dimana sopan santumu, Al. Mengapa memanggil Mamamu dengan nada tinggi." Fariz menaruh pulpennya dengan sedikit kasar, lalu menghampiri Stevi dan meraih pinggangnya.

"Pap, tapi Mama...."

"Cukup, Al. Wajar Mama seperti itu. Ia hanya tidak suka pada wanita yang kamu bawa." Kata Fariz menegaskan.

"Pap, Al membawanya kesini juga karna permintaan Papap, kan." Kata Aldrich membela diri.

"Ya, agar kamu tau wanita seperti apa yang kamu pacari itu." Balas Fariz.

"Maksud Papap apa?" Aldrich sungguh tak mengerti dengan sikap kedua orang tuanya itu.

"Orang tua mana yang mau menerima menantu seperti itu, belum menikah denganmu saja sudah mau menjadikan kami gelandangan. Bagaimana jika nanti sudah menikah denganmu." Kata Fariz yang membuat Aldrich semakin bingung.

Sedangkan Metha sudah menelan salivanya kasar. Ternyata apa yang ditakutkannya benar terjadi, Stevi mendengarnya.

"Al, Mamamu hanya ingin memfitnahku." Metha mulai menjalankan dramanya.

"Ada apa ini sebenarnya?" Tanya Aldrich heran.

***

Terpopuler

Comments

Sweet Girl

Sweet Girl

Siapa Luuuu parasit metamorfosa....???

2024-04-20

2

itanungcik

itanungcik

siap siap metha kena tendang

2022-07-05

2

manda_

manda_

lanjut thor semangat buat up lagi hempaskan calonya al yang gak tau diri

2022-06-04

1

lihat semua
Episodes
1 BAB 1
2 BAB 2
3 BAB 3
4 BAB 4
5 BAB 5
6 BAB 6
7 BAB 7
8 BAB 8
9 BAB 9
10 BAB 10
11 BAB 11
12 BAB 12
13 BAB 13
14 BAB 14
15 BAB 15
16 BAB 16
17 BAB 17
18 BAB 18
19 BAB 19
20 BAB 20
21 BAB 21
22 BAB 22
23 BAB 23
24 BAB 24
25 BAB 25
26 BAB 26
27 BAB 27
28 BAB 28
29 BAB 29
30 BAB 30
31 BAB 31
32 BAB 32
33 BAB 33
34 BAB 34
35 BAB 35
36 BAB 36
37 BAB 37
38 BAB 38
39 BAB 39
40 BAB 40
41 BAB 41
42 BAB 42
43 BAB 43
44 BAB 44
45 BAB 45
46 BAB 46
47 BAB 47
48 BAB 48
49 BAB 49
50 BAB 50
51 BAB 51
52 BAB 52
53 BAB 53
54 BAB 54
55 BAB 55
56 BAB 56
57 BAB 57
58 BAB 58
59 BAB 59
60 BAB 60
61 BAB 61
62 BAB 62
63 BAB 63
64 BAB 64
65 BAB 65
66 BAB 66
67 BAB 67
68 BAB 68
69 BAB 69
70 BAB 70
71 BAB 71
72 BAB 72
73 BAB 73
74 BAB 74
75 BAB 75
76 BAB 76
77 BAB 77
78 BAB 78
79 BAB 79
80 BAB 80
81 BAB 81
82 BAB 82
83 BAB 83
84 BAB 84
85 BAB 85
86 BAB 86
87 BAB 87
88 BAB 88
89 BAB 89
90 BAB 90
91 BAB 91
92 BAB 92
93 BAB 93
94 BAB 94
95 BAB 95
96 BAB 96
97 BAB 97
98 BAB 98
99 BAB 99
100 BAB 100
101 BAB 101
102 BAB 102
103 BAB 103
104 BAB 104
105 BAB 105
106 BAB 106
107 BAB 107
108 BAB 108
109 BAB 109
110 BAB 110
111 BAB 111
112 BAB 112
113 BAB 113
114 BAB 114
115 BAB 115
116 BAB 116
117 BAB 117
118 BAB 118
119 BAB 119
120 BAB 120
121 BAB 121
122 BAB 122
123 BAB 123
124 BAB 124
125 BAB 125
126 BAB 126
127 BAB 127
128 BAB 128
129 BAB 129
130 BAB 130
131 BAB 131
132 BONCHAP 1
133 BONCHAP 2
134 BONCHAP 3
135 BONCHAP 4
136 BONCHAP 5
137 BONCHAP 6
138 BONCHAP 7
139 BONCHAP 8
140 BONCHAP 9
141 BONCHAP 10
142 BONCHAP 11
143 BONCHAP 12
144 BONCHAP 13
145 BONCHAP 14
146 BONCHAP 15
147 PENGUMUMAN DAN TERIMAKASIH.
148 TERLUKA KARENA PERPISAHAN
Episodes

Updated 148 Episodes

1
BAB 1
2
BAB 2
3
BAB 3
4
BAB 4
5
BAB 5
6
BAB 6
7
BAB 7
8
BAB 8
9
BAB 9
10
BAB 10
11
BAB 11
12
BAB 12
13
BAB 13
14
BAB 14
15
BAB 15
16
BAB 16
17
BAB 17
18
BAB 18
19
BAB 19
20
BAB 20
21
BAB 21
22
BAB 22
23
BAB 23
24
BAB 24
25
BAB 25
26
BAB 26
27
BAB 27
28
BAB 28
29
BAB 29
30
BAB 30
31
BAB 31
32
BAB 32
33
BAB 33
34
BAB 34
35
BAB 35
36
BAB 36
37
BAB 37
38
BAB 38
39
BAB 39
40
BAB 40
41
BAB 41
42
BAB 42
43
BAB 43
44
BAB 44
45
BAB 45
46
BAB 46
47
BAB 47
48
BAB 48
49
BAB 49
50
BAB 50
51
BAB 51
52
BAB 52
53
BAB 53
54
BAB 54
55
BAB 55
56
BAB 56
57
BAB 57
58
BAB 58
59
BAB 59
60
BAB 60
61
BAB 61
62
BAB 62
63
BAB 63
64
BAB 64
65
BAB 65
66
BAB 66
67
BAB 67
68
BAB 68
69
BAB 69
70
BAB 70
71
BAB 71
72
BAB 72
73
BAB 73
74
BAB 74
75
BAB 75
76
BAB 76
77
BAB 77
78
BAB 78
79
BAB 79
80
BAB 80
81
BAB 81
82
BAB 82
83
BAB 83
84
BAB 84
85
BAB 85
86
BAB 86
87
BAB 87
88
BAB 88
89
BAB 89
90
BAB 90
91
BAB 91
92
BAB 92
93
BAB 93
94
BAB 94
95
BAB 95
96
BAB 96
97
BAB 97
98
BAB 98
99
BAB 99
100
BAB 100
101
BAB 101
102
BAB 102
103
BAB 103
104
BAB 104
105
BAB 105
106
BAB 106
107
BAB 107
108
BAB 108
109
BAB 109
110
BAB 110
111
BAB 111
112
BAB 112
113
BAB 113
114
BAB 114
115
BAB 115
116
BAB 116
117
BAB 117
118
BAB 118
119
BAB 119
120
BAB 120
121
BAB 121
122
BAB 122
123
BAB 123
124
BAB 124
125
BAB 125
126
BAB 126
127
BAB 127
128
BAB 128
129
BAB 129
130
BAB 130
131
BAB 131
132
BONCHAP 1
133
BONCHAP 2
134
BONCHAP 3
135
BONCHAP 4
136
BONCHAP 5
137
BONCHAP 6
138
BONCHAP 7
139
BONCHAP 8
140
BONCHAP 9
141
BONCHAP 10
142
BONCHAP 11
143
BONCHAP 12
144
BONCHAP 13
145
BONCHAP 14
146
BONCHAP 15
147
PENGUMUMAN DAN TERIMAKASIH.
148
TERLUKA KARENA PERPISAHAN

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!