Setelah Ujang pergi, Clara masuk kedalam perkarangan rumahnya, ia melihat ada sepatu kets pria yang bukan milik suaminya.
"Apa ada tamu, ya?" Tanya Clara dalam hatinya.
Clara membuka pintu namun ia melihat sosok Bisma tengah tertawa bersama Sammy. Saat pintu terbuka, Bisma dan Sammy menoleh bersamaan kearah Clara.
"Sudah pulang?" Tanya Bisma.
"Sudah, Mas." Jawab Clara. "Ada tamu rupanya." Kata Clara berbasa basi sambil tersenyum pada Sammy.
"Hai, Ra. Maaf bikin rumahmu berantakan." Kata Sammy
"Santai aja Kak Sammy, anggap saja rumah sendiri." Jawab Clara, "Maaf aku masuk dulu, mau istirahat." Ucap Clara pada akhirnya.
Sammy hanya mengangguk, Clara pun langsung masuk kekamarnya, ia sudah melihat ada gelas berisikan minuman dan cemilan seadanya dimeja tamu, sehingga ia tak perlu repot repot membuatkan Sammy minuman lagi.
Clara langsung membongkar pakaiannya, ia merapihkan kembali isi koper itu kedalam lemari, dan pakaian kotor ia taruh keranjang.
Clara merebahkan tubuhnya diatas tempat tidur. Ia ingin istirahat karna esok ia harus kembali bekerja. Namun niat itu ia urungkan saat melihat tempat tidur yang begitu berantakan, bahkan sepreinya saja tidak beraturan
Clara menghela nafas, ia mengambil seprei baru dan segera menggantinya. Rasa lelah yang ada semakin menjadi, ia benar benar lelah akan kondisi rumah dan kelakuan Bisma yang semakin seenaknya saja.
**
Aldrich bersiul menuruni anak tangga, pagi ini ia bersemangat untuk menyelesaikan pekerjaanya yang penting2 dan akan menyerahkannya pada Joni esok harinya.
"Anak Mama seneng banget, Kayak orang lagi jatuh cinta." Ledek Stevi.
Aldrich mencium pipi Stevi, lalu duduk bersebrangan dengan Stevi. "Al jatuh cinta, Ma." Ucapnya sambil menerawang.
Mata Stevi berbinar, "Siapa wanita itu, Al. Kenalkan pada Mama." Kata Stevi penuh harap.
"Nanti, Ma.. Masih tahap pendekatan dulu." Jawab Aldrich tersenyum.
Stevi berdecak. "Ck, kirain Mama sudah ada."
Aldrich melihat gemas pada Mama nya itu, Stevi memang slalu berharap mendapatkan seorang menantu, ia berekspektasi ingin membawa menantunya menghabiskan waktu di salon dan belanja bersama seperti Ghea dan Jessi pada Chelsea.
"Jangan salah pilih lagi." Sahut Fariz tiba tiba yang datang sambil menyodorkan dasi pada Stevi.
Stevi refleks berdiri dan memasangkan dasi dileher Fariz.
"Trimakasih sayang." Ucap Aldrich saat Stevi menepuk dadanya, lalu Fariz mengecup bibir Stevi singkat.
"Ck, kalian bisa gak sih jangan mesra mesraan didepan anak, kalo nanti Al sudah menikah, Al tidak mau anak Al tinggal disini dan melihat kemesuman kalian." Kata Aldrich kesal.
"Jombol ngenes nih." Ledek Fariz pada putranya.
"Ishh, kamu ya Al. Masa mau menyabotase cucu Mama. Pokonya kalo kamu punya anak, harus tinggal disini." Ucap Stevi.
"Sudah Ma, jangan diributkan hal seperti itu. Gimana mau punya anak, cewek aja belum punya." Ucap Fariz menyindir pada Aldrich.
"Ada Pap, cuma Al masih masih tahap pendekatan." Kata Aldrich yang tidak terima disebut Jomblo ngenes.
Fariz duduk dan meminum kopinya, lalu melirik kearah Aldrich. "Kayanya baru kemarin ada yang bilang, Al cinta Metha Pap." Lagi lagi Fariz meledek Aldrich dengan menirukan gaya bicara Aldrich pada saat itu.
"Pap, udah sih. Siapa tau Al memang sudah ada wanita lain." Stevi membela Putranya itu. "Iya kan, Al?" Tanya Stevi pada Aldrich.
"Mama memang paling mengerti Al. Trimakasih, Mama." Ucap Al lalu berdiri dari duduknya. "Al duluan, Pap." Aldrich mencium punggung tangan Fariz dan Stevi bergantian.
Aldrich keluar dan melihat Joni sudah standby di samping mobil, bersiap membukakan pintu untuk Aldrich.
Namun bukan Joni yang membukakan pintu, melainkan aldrich yang mulai menjalankan lagi perannya.
Diperjalanan, Aldrich menanyakan soal pekerjaannya nanti pada Joni.
"Jon, selain membukakan pintu untuk majikannya, apa lagi tugas seorang supir?" Tanya Aldrich yang masih mengemudikan mobilnya dibalik setir, sementara Joni duduk manis dibelakang.
"Kenapa tidak tanya Aji saja, Bos?" Jawab Joni yang membalikan pertanyaan. Aji adalah supir keluarga Dewantara.
"Tanya kamu juga sama aja kan?" Aldrich mulai ketus.
"Tidak ada supir yang berbicara kerus pada majikannya, Bos." Jawab Joni sekenanya.
Aldrich menghela nafas. "Kita hanya latihan saja, Jon. Kamu masih asistenku, kecuali jika moodku tidak baik akan aku turunkan kamu menjadi staff umum." Ucap Aldrich.
Joni salah tingkah, ia menggaruk tengkuknya. "Maaf bos."
"Jadi apa tugas supir selain membukakan pintu mobil untuk majikannya?" Tanya Aldrich lagi.
"Menyetir, Bos." jawab Joni.
Aldrich menatap tajam Joni dari kaca spion dalam, membuat Joni menegang. "Maksud saya, menyetir Bos, supir juga bertugas menjaga kebersihan mobil, mencuci dan mengelapnya, memastikan mobil dalam keadaan wangi dan bersih." jawab joni
"Seberat itu?" Tanya Aldrich. Ia diam beberapa saat seolah memikirkan seuatu,
"Tidak masalah, aku bisa membawa mobil ke tempat pencucian mobil." Jawab Aldrich enteng.
Joni hanya menggeleng gelengkan kepalanya saja saat melihat tingkah konyol bos nya tersebut.
**
Clara menerima sebuah pesan dari teman lamanya, yakni Chelsea.
Chelsea yang sudah hampir dua tahun menikah dengan Zayn namun belum memiliki momongan membuatnya jenuh, terlebih saat ini Chelsea berhenti mengajar di sekolah swasta karna ingin mengurangi aktifitasnya agar cepat mendapatkan momongan.
"Chel.." Panggil Clara saat mereka bertemu disatu kafe.
Chelsea berdiri dan menyambut Clara, mereka berpelukan sesaat, "Kangen." Ucap Clara.
Setelah mereka memesan makanan, mereka mulai berbincang tentang kehidupannya masing masing.
"Aku kira kamu udah hamil, Ra." Kata Chelsea.
Clara tersenyum. "Sepertinya aku belum diijinkan untuk hamil, Chel. Mungkin saja aku hamil berbarengan dengan kamu."
Chelsea tertawa, "Boleh juga tuh."
"Tapi mertuamu baik, Chel? Pernah menekan soal anak?" Tanya Clara penasaran.
Chelsea menggelengkan kepalanya. "Tidak sama sekali, malah Mamiku sendiri yang sering mendesakku untuk cepat hamil, katanya biar suamiku gak selingkuh." Chelsea berubah menjadi murung.
"Pak Zayn baik, mana mungkin ia selingkuh." Kata Clara untuk menghibur Chelsea.
"Aku juga selalu berfikir seperti itu, Ra. Tapi kita tidak bisa menyepelekan masalah didalam rumah tangga, bisa jadi karna hal yang terjadi padaku, membuat Kak Zayn jenuh sama aku." Ucap Chelsea.
Clara memegang tangan Chelsea. "Apa hatimu merasakan seperti itu?" Tanya Clara.
Chelsea menggelangkan kepalanya, "Tidak, tapi hatiku slalu saja takut akan hal seperti itu."
Clara menghela nafas, ia menarik tangannya untuk menopang dagunya. "Ternyata berumah tangga itu butuh kesabaran ekstra ya, Chel. Tidak slalu sesuai dengan ekspektasi."
Chelsea pun ikut menopang dagunya, "Ya, kata Kak Zayn, tidak semua yang kita inginkan dapat kita raih selama hidup di dunia ini, Ra."
Chelsea melihat ada guratan kesedihan diwajah Clara, ia menyadari bahhwa jika Clara pun sepertinya tengah menyimpan beban juga.
"Ra, are you okay?" Tanya Chelsea.
Clara menatap wajah Chelsea. Ia ingin menceritakan sesuatu dan keganjalan yang tengah ia rasakan, namun ia takut melewati batas.
Namun Clara butuh seseorang untuk mencurahkan isi hatinya, hatinya yang sudah lama sesak karna menahan beban dihatinya.
"Ra... Panggil Chelsea kesekian kalinya.
"Ah iya Chel, maafkan aku. Aku melamun." Ucap Clara.
"Ceritakanlah padaku, Ra. agar bebanmu sedikit berkurang, dan bisa membantu meringankan hatimu." Ucap Chelsea tulus.
"Chel.. Apa jika aku menceritakan rentang suamiku, itu sama dengan menceritakan aib rumah tanggaku?" Tanya Clara kemudian.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 148 Episodes
Comments
Yus Warkop
lanjut
2025-02-12
0
Masyitah Agus
lanjut kk
2022-10-17
2
manda_
lanjut thor semangat buat up lagi ya ditunggu thor aku suka
2022-06-07
2